KAJIAN PENGGUNAAN PASIR GUNUNG DONGGALA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN SIRTU MALANGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010

KAJIAN PEMANFAATAN SIRTU BUMELA SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010

TINJAUAN MATERIAL LOKAL QUARRY INENGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI ATAS MENURUT SPESIFIKASI BINA MARGA 2010 REVISI 3

PEMANFAATAN MATERIAL LOKAL QUARRY LONGALO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI ATAS JALAN RAYA

KAJIAN PENGGUNAAN TRAS LOMPOTOO SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM, 2007 DAN 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN SIFAT-SIFAT AGREGAT UNTUK CAMPURAN ASPAL PANAS

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

Uji Kelayakan Agregat Dari Desa Galela Kabupaten Halmahera Utara Untuk Bahan Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN BATUGAMPING KEPRUS SEBAGAI CAMPURAN AGREGAT PADA LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB III METODE PENELITIAN

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP DAYA DUKUNG BASE A

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PEDOMAN. Penggunaan tailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

MENINGKATKAN NILAI STRUKTUR LAPIS PONDASI PERKERASAN JALAN LAMA DENGAN METODE CEMENT TREATED RECYCLED BASE (STUDI KASUS RING ROAD MUARA TEWEH)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

BAB V PENUTUP JULIE-CVL 11

PENGUJIAN MATERIAL TANAH GUNUNG DESA LASOSO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN TIMBUNAN PILIHAN PADA PERKERASAN JALAN

Spesifikasi lapis fondasi agregat dan campuran beraspal panas menggunakan batukarang kristalin

Kriteria Agregat Berdasarkan PUBI Construction s Materials Technology

PERENCANAAN CAMPURAN HRS-WC MENGGUNAKAN AGREGAT DAUR ULANG DARI SAMPEL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

PENGGUNAAN PECAHAN GENTENG SEBAGAI AGREGAT UNTUK LAPIS FONDASI PERKERASAN LENTUR

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

Brian Rivaldo Purba Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

KINERJA LABORATORIUM LAPIS PONDASI DAN PONDASI BAWAH DENGAN PASIR LAUT SEBAGAI MATERIAL PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUSNYA TESIS MAGISTER

ANALISIS PROPERTIS MATERIAL SUNGAI BODRI KAB. KENDAL SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON Abdul Hakim 8

PENGARUH PENAMBAHAN POTONGAN BAN BERSERAT NILON TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keywords: granular soil, subbase course, k v, CBR. Kata Kunci: tanah granuler, subbase course, nilai k v, CBR

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. Jalan Palembang - Indralaya dibangun disepanjang tanah rawa yang secara

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

Selamat Datang. Tak kenal maka tak sayang Sudah kenal maka tambah sayang

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

Transkripsi:

KAJIAN PENGGUNAAN PASIR GUNUNG DONGGALA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA Fadly Achmad Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, Telp. 0435821125 HP. 085256948950 fadly_achmad30@yahoo.com Fakih Husnan Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo Ririn K. Abudi Alumni Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo Abstract Road infrastructure development in Gorontalo Province needs many aggregate. This province having many natural materials stock, such as, mountain sand. Nowadays Donggala Mountain sand used only for building foundation embankment by local people. This research used fine aggregates is sand of Donggala Mountain and coarse aggregates of Bone River. The testing materials consist of water content test, specific gravity and absorption test, grain size test, Atterberg limit test, clay lump test, and abrasion test. Based on, proportion of Donggala Mountain sand and Bone River gravel was used, namely 30% : 70%, given CBR unsoaked is 69%, but value of CBR soaked is 28%. These Donggala Mountain sand could be used as subbase coarse materials in dry condition, whereas used wet condition is not eligible. Keywords : Donggala Mountain Sand, Base Coarse, CBR, General Specification 2010. Abstrak Pembangunan infrastruktur jalan di Provinsi Gorontalo terus digiatkan. Jumlah agregat yang dibutuhkan dalam pembangunan konstruksi jalan raya amatlah besar. Di Gorontalo terdapat beberapa sumber material yang digunakan sebagai bahan timbunan maupun bahan lapis pondasi jalan raya. Selama ini pasir gunung Donggala belum dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat sebagai alternatif material lapis pondasi bawah jalan raya. Penelitian ini menggunakan pasir gunung Donggala dikombinasikan dengan kerikil sungai Bone Kota Gorontalo. Pengujian terdiri dari: pengujian kadar air, pengujian berat jenis dan penyerapan, pengujian gradasi, pengujian batasbatas Atterberg, gumpalan lempung, dan abrasi. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan campuran pasir gunung Donggala dan kerikil sungai Bone adalah 30% : 70% yang memenuhi spesifikasi Bina Marga 2010. Pengujian CBR pada kondisi unsoaked memberikan hasil 69%, sementara untuk kondisi soaked adalah 28%. Penelitian ini merekomendasikan penggunakan CBR unsoaked. PENDAHULUAN Provinsi Gorontalo adalah salah satu provinsi yang baru dibentuk pada tahun 2000. Pembangunan infrastruktur jalan yang akan mendukung distribusi barang dan jasa diberbagai sektor terus digiatkan. Jumlah agregat yang dibutuhkan dalam pembangunan konstruksi jalan raya amatlah besar. Untuk mengatasi kesulitan mendapatkan material yang memiliki sifat fisik agregat yang memenuhi syarat sebagai lapis pondasi jalan raya, dapat digunakan bahan baku alamiah yang tersedia yang memiliki sifat fisik yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Di Gorontalo terdapat beberapa sumber material yang

digunakan sebagai bahan timbunan maupun bahan lapis pondasi jalan raya. Materialmaterial ini setiap tahunnya dieksploitasi secara besarbesaran guna memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur tersebut. Eksploitasi yang begitu besar akan menyebabkan deposit material di Provinsi Gorontalo akan semakin berkurang. Jika tidak ada upaya mencari sumbersumber material alternatif, dikhawatirkan ke depan daerah ini harus mendatangkan materialmaterial tersebut dari daerah lain yang tentunya membutuhkan biaya yang relatif tinggi. Selama ini pengambilan material yang dilakukan hanya terfokus pada Sungai Pilolalenga, Alopohu, Molintogupo, Botumoito, dan Randangan. Sementara banyak lokasilokasi lainnya yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai sumber alternatif material jalan raya, seperti gunung Donggala. Selama ini pasir gunung Donggala belum dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat sebagai alternatif material lapis pondasi bawah jalan raya. Untuk memberikan kontribusi terhadap cadangan sumber material alternatif di Provinsi Gorontalo, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai pemanfaatan material alam gunung Donggala, Kota Gorontalo. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai penggunaan pasir gunung Donggala sebagai agregat halus pada lapis pondasi bawah jalan raya selama ini belum pernah dilakukan, tetapi penelitianpenelitian mengenai sumber material baru sudah dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan Yahya (2010) tentang potensi sirtu Tapadaa, hasilnya merekomendasikan bahwa sirtu Tapadaa dapat digunakan sebagai material perkerasan jalan raya. Namun, material ini hanya dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi bawah. Laboratorium Teknik Sipil UNG (2010) melakukan penelitian mengenai penggunaan sirtu Sungai Pilolalenga dan Sungai Molintogupo, hasilnya menunjukkan bahwa material yang berasal dari kedua sungai tersebut dapat digunakan sebagai material jalan raya. Bahkan agregatnya selama ini digunakan pada campuran beraspal. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa banyak sumber material alternatif di Provinsi Gorontalo yang dapat digunakan sebagai bahan material perkerasan jalan raya. Lapis Pondasi Bawah Lapis pondasi bawah (subbase course) terdiri dari agregat kasar dan agregat halus dengan atau tanpa clay. Menurut Hardiyatmo (2010), maksud penggunaan lapis pondasi bawah adalah untuk membentuk lapisan perkerasan yang relatif cukup tebal tapi dengan biaya yang lebih murah. Umumnya penentuan persyaratan kepadatan dan kadar air ditentukan dari hasilhasil uji laboratorium atau lapangan. Fungsi dari lapis pondasi bawah adalah : 1. Sebagai bagian dari struktur perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban kendaraan. 2. Untuk efisiensi penggunaan material agar lapisanlapisan yang lain dapat dikurangi tebalnya, sehingga menghemat biaya. 3. Untuk mencegah material tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi atas. 4. Sebagai lapisan pertama, agar pelaksanaan pembangunan jalan berjalan lancar. Lapis pondasi bawah yang diletakkan di atas tanah dasar yang lunak, berguna untuk menutup tanah dasar tersebut agar mempunyai kapasitas dukung yang cukup.

Persyaratan Bahan (Spesifikasi Umum, 2010) Agregat kasar (tertahan pada saringan 4,75 mm) harus terdiri atas partikel yang keras dan awet. Agregat halus (lolos saringan 4,75 mm) harus terdiri atas partikel material dengan atau tanpa clay. Agregat untuk lapis pondasi harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahanbahan lain yang tidak dikehendaki, harus memenuhi ketentuan gradasi yang diberikan dalam Tabel 1dan memenuhi sifatsifat yang diberikan dalam Tabel 2. Daya Tahan Agregat Daya tahan agregat merupakan ketahanan agregat terhadap adanya penurunan mutu akibat proses mekanis dan kimiawi. Agregat dapat mengalami degradasi, yaitu perubahan gradasi akibat pecahnya butirbutir agregat. Kehancuran agregat dapat disebabkan oleh proses mekanis, seperti gayagaya yang terjadi selama proses pelaksanaan perkerasan jalan penimbunan, penghamparan, pemadatan, pelayanan terhadap lalu lintas dan proses kimiawi seperti pengaruh kelembaban, kepanasan dan perubahan suhu sepanjang hari. Daya tahan agregat terhadap beban mekanis diperiksa dengan melakukan uji abrasi dengan alat Los Angeles Machine (Sukirman, 2010). Tabel 1. Gradasi Lapis Pondasi Kelas B (Spesifikasi Umum, 2010) Ukuran saringan ASTM (mm) % lolos 2 50 100 1½ 37,5 8895 1 25,0 7085 3/8 9,50 3065 No. 4 4,75 2555 No. 10 2,00 1540 No. 40 0,425 820 No. 200 0,075 28 Tabel 2. Sifatsifat Lapis Pondasi Kelas B (Spesifikasi Umum, 2010) Sifatsifat Nilai Abrasi dari agregat kasar 0 40% Indeks plastis 0 10 Batas cair 0 35 CBR Min. 60% Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Datadata utama yang diperlukan adalah data hasil pengujian di laboratorium. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo. Bahan yang digunakan adalah pasir gunung Donggala dikombinasikan dengan kerikil sungai Bone Kota Gorontalo.

Program Kerja Program kerja penelitian mencakup seluruh tahapan proses penelitian mulai dari persiapan bahan/material sampai dengan pengujian sifatsifat keteknikan material seperti ditampilkan pada Gambar 1. Penelitian pendahuluan yaitu dengan menguji sifatsifat fisik agregat baik itu agregat kasar berupa kerikil maupun agregat halus berupa pasir. Kedua material ini selanjutnya digabungkan dengan prosentase tertentu mulai dari 5% pasir (ps) : 95% kerikil (kr), 5% ps : 95 kr, 10% ps : 90% kr, 15% ps : 85% kr, s/d 50% ps : 50 kr. Dari gabungan kedua material ini, kemudian dilakukan pengujian analisa saringan untuk mendapatkan gradasi yang sesuai spesifikasi. Setelah didapatkan gradasi dengan komposisi tertentu, dilanjutkan uji pemadatan untuk memperoleh nilai kepadatan maksimum ( dmax ) dan kadar air optimum (w opt ). Selanjutnya dilakukan pengujian CBR pada w opt dengan 3 variasi jumlah tumbukan untuk masingmasing prosentase. Setelah mendapatkan hasil pengujian, kemudian dipilih nilai CBR yang memenuhi kriteria spesifikasi umum, 2010. Survey lokasi Tidak Pasir Gunung Donggala Persiapan bahan Variasi benda uji 5% pasir (ps) : 95% kerikil (kr), 10% ps : 90% kr, 15% ps : 85% kr, s/d 50% ps : 50 kr Pengujian analisa saringan Ya Kerikil Sungai Bone Pengujian pendahuluan Pemeriksaan kadar air. Pemeriksaan batasbatas Atterberg. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan. Pemeriksaan gumpalan lempung. Abrasi. Pengujian utama Pemadatan (variasi kadar air) CBR (soaked dan unsoaked) Pembahasan Uji dengan Spesifikasi Umum, 2010 Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Bagan Alir Penelitian.

PEMBAHASAN Sifatsifat Fisik Agregat Hasil penelitian laboratorium mengenai sifatsifat fisik agregat ditampilkan dalam Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Hasil Pengujian Sifatsifat Fisik Agregat No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi 1. Kadar air % 6,69 2. Berat jenis Agregat kasar (kerikil Bone) Agregat halus (pasir Donggala) 3. Penyerapan Agregat kasar (kerikil Bone) Agregat halus (pasir Donggala) 2,60 2,51 1,25 2,04 4. Abrasi % 31,97 0 40 5. Batasbatas Atterberg Liquid Limit (LL) Plastic Limit (PL) Plastic Index (PI) 15,51 12,78 2,73 0 25 0 10 Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil pengujian sifatsifat fisik agregat masuk dalam spesifikasi umum 2010. Gradasi Gabungan Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran agregat. Untuk menentukan nilai gradasi diperlukan nilai analisa saringan dari prosentase berat butiran yang tertinggal atau lolos dari suatu susunan ayakan sesuai dengan ukuran yang disyaratkan. Dari beberapa komposisi yang dilakukan, diperoleh komposisi pasir Donggala dan kerikil Bone 30% : 70% yang memenuhi kriteria gradasi kelas B. Agregat untuk lapis pondasi kelas B ini memiliki ukuran maksimum 2. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 2 di bawah ini. Tabel 4. Hasil Pengujian Gradasi Gabungan Ukuran Saringan Prosentase butiran lolos (%) ASTM (mm) Hasil Uji Spesifikasi 2 50 100 100 1½ 37,5 94,33 88 95 1 25,0 78,01 70 85 3/8 9,50 45,63 30 65 No.4 4,75 31,33 25 55 No.10 2,00 16,25 15 40 No.40 0,425 8,57 8 20 No.200 0,075 2,18 2 8

Berat volume kering (gr/cm 3 ) Persen Lolos (%) The 16 th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, 1 3 Nov 2013 100 90 80 Batas Atas Spesifikasi Umum, 2010 Batas Bawah Spesifikasi Umum, 2010 Hasil Pengujian 70 60 50 40 30 20 10 0 100 1 0,01 Ukuran Butiran (mm) Gambar 2. Grafik Gradasi Gabungan. Gambar 2 menunjukkan gradasi gabungan dari kedua agregat ini cenderung kasar. Hal ini bisa dilihat pada ukuran saringan 2,00 mm sampai 0,075 mm yang berimpit dengan batas bawah dari spesifikasi. California Bearing Ratio (CBR) Pengujian CBR dilakukan dengan dua cara yaitu tidak direndam (unsoaked) dan terendam (soaked) masingmasing dengan variasi jumlah tumbukan. Hasil pengujian CBR unsoaked dapat dilihat pada Gambar 3 dan CBR soaeked dapat dilihat pada Gambar 4. 1,90 1,85 1,80 1,75 1,70 10 x 35 x 65 x 0 20 40 60 80 Nilai CBR (%) 1,65 1,60 Gambar 3. Hasil Pengujian CBR Unsoaked.

Berat volume kering (gr/cm 3 ) The 16 th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, 1 3 Nov 2013 Gambar 3 menunjukkan hasil pengujian CBR unsoaked sebesar 69%. Hasil ini memenuhi spesifikasi umum, 2010. 2,00 1,95 1,90 1,85 1,80 10 x 35 x 65 x 0 20 40 60 80 Nilai CBR (%) 1,75 1,70 Gambar 4. Hasil Pengujian CBR Soaked. Gambar 4 menunjukkan hasil pengujian CBR soaked sebesar 28%. Hasil ini tidak memenuhi spesifikasi umum, 2010. Selengkapnya hasil pengujian CBR ditampilkan dalam Tabel 5. Tabel 5. Hasil Pengujian CBR No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi 1. Pemadatan modified γ d maksimum Kadar air optimum 2. CBR laboratorium Unsoaked CBR Soaked CBR gr/cm 3 % % % 1,85 9,00 69 28 min. 60 Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian CBR pada kondisi unsoaked memberikan hasil 69%, sementara untuk kondisi soaked adalah 28%. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sifatsifat fisik pasir Donggala memenuhi spesifikasi umum 2010. 2. Perbandingan campuran pasir gunung Donggala dan kerikil sungai Bone adalah 30% : 70%. 3. Pengujian CBR pada kondisi unsoaked memberikan hasil 69%, sementara untuk kondisi soaked adalah 28%. Penelitian ini merekomendasikan penggunakan CBR unsoaked.

DAFTAR PUSTAKA Abudi, R. K., Achmad, F., dan Husnan, F., 2011, Kombinasi Pasir Gunung Quarry Donggala dan Kerikil Sungai Bone sebagai Bahan Lapis Pondasi Bawah Jalan Raya, Tugas Akhir D3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo (tidak dipublikasikan). Achmad, F., 2010, Tinjauan Sifatsifat Agregat untuk Campuran Aspal Panas (studi kasus beberapa quarry di Provinsi Gorontalo), Jurnal Sainstek Vol. 5, No. 1, Maret 2010, FMIPAUNG, hal. 3649. Hardiyatmo, H. C., 2010, Pemeliharaan Jalan Raya, Perkerasan, Drainase, Longsoran, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Kementrian Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga, 2010, Spesifikasi Umum. Laboratorium Teknik Sipil UNG, 2010, Laporan JMF PT. Sinar Karya Cahaya, PT. Cahaya Mandiri Persada, PT. Jayakarya Permai Utama (tidak dipublikasikan), Gorontalo. Sukirman, S., 2010, Beton Aspal Campuran Panas, Bandung. Yahya, T., 2010, Kajian Penggunaan Sirtu Tapadaa sebagai Lapis Pondasi Jalan Raya, Tugas Akhir D3 Universitas Negeri Gorontalo (tidak dipublikasikan).