SHEAR STRENGHT OF SOIL, BEARING CAPACITY AND FOUNDATION

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

TINJAUAN PUSTAKA Pola Keruntuhan Akibat Pondasi Dangkal di Tanah Datar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

REKAYASA PONDASI 1. Pondasi adalah bagian terendah dari struktur bangunan yang meneruskan beban bangunan ketanah atau batuan yang ada dibawahnya.

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH KONSISTENSI TANAH LEMPUNG TERHADAP STABILITAS FONDASI MENERUS BERDASARKAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN ABSTRAK

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

Minggu 1 : Pengantar pondasi Minggu 2 : Eksplorasi tanah Minggu 3 : Parameter pendukung pondasi Minggu 4 : Tipe keruntuhan Minggu 5 : Daya dukung

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

BABI PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini telah memasuki era Pembangunan Jangka Panjang

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

INFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 ( ) Desain Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls) di Tanah Rawa Pada Proyek Jalan

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH PONDASI DANGKAL DENGAN BEBERAPA METODE

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

struktur pondasi. Berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB 1 PENDAHULUAN. menghiraukan kualitas konstruksi atau kualitas pondasi nya.

BAB II DESKRIPSI KOMPETENSI MATA KULIAH

PENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

BAB II TI JAUA PUSTAKA

TINJAUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA TANAH BERLAPIS BERDASARKAN HASIL UJI PENETRASI STANDAR (SPT)

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

STUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM ABSTRAK

Pondasi yang mendukung bebannya secara langsung, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang dan pondasi rakit.

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT

PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPIS DAN JARAK ANTARLAPIS VERTIKAL GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

BAB III DAYA DUKUNG TANAH

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG BOR PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT (STUDI KASUS)

MODUL 5 DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENURUNAN TANAH PASIR TERHADAP LUASAN PONDASI BERBENTUK PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI ENAM

2/25/2017. Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi (K.Nakazawa).

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

Analisa Kestabilan Lereng Metode Spencer

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN PERKUATAN ANYAMAN BAMBU DAN GRID BAMBU DENGAN BANTUAN PROGRAM PLAXIS

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

PENGARUH REMBESAN DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KERUNTUHAN LERENG

9/14/2016. Jaringan Aliran

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

Mekanika Tanah I Norma Puspita, ST. MT.

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KAPASITAS LATERAL PONDASI TIANG UJUNG BEBAS DENGAN VARIASI DIAMETER DAN JARAK BEBAN SAMPAI MUKA TANAH PADA TANAH PASIR DI LABORATORIUM

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PARAMETER PERENCANAAN STONE COLUMN UNTUK PERBAIKAN BEARING CAPACITY DAN SETTLEMENT PADA TANAH LEMPUNG

PERANCANGAN PERKUATAN LONGSORAN BADAN JALAN PADA RUAS JALAN SUMEDANG-CIJELAG KM MENGGUNAKAN TIANG BOR TUGAS AKHIR. Oleh :

Kajian Daya Dukung Pondasi Abutment Jembatan Bawas Kabupaten Kubu Raya Andy Mahendra*,

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. HR Subrantas Km 12 Pekanbaru Riau 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

DESAIN PONDASI TELAPAK DAN EVALUASI PENURUNAN PONDASI

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI

Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Jurusan Geologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran

ANALISA PENGARUH BERAT ISI PASIR TERHADAP DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL BERBENTUK SEGITIGA

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

PENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

STUDI PENGARUH JARAK ANTAR TIANG PADA KAPASITAS DUKUNG KELOMPOK TIANG PANCANG (UJI LAPANGAN) ABSTRAK

PENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE ABSTRAK

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

PENGARUH KONDISI BATAS TEPI TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL MENERUS PADA TANAH LEMPUNG ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DI BAWAH PONDASI DANGKAL

KAJIAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR PADA TANAH BERBATU KERAS DI JEMBATAN TAYAN. Abstrak

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI JACK PILE MENGGUNAKAN DATA N-SPT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG U-CITY di JL. BRIGJEND KATAMSO MEDAN

KUAT GESER TANAH YULVI ZAIKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAK.TEKNIK UNIV. BRAWIJAYA

Kuat Geser Tanah. Mengapa mempelajari kekuatan tanah? Shear Strength of Soils. Dr.Eng. Agus Setyo Muntohar, S.T., M.Eng.Sc.

Transkripsi:

SHEAR STRENGHT OF SOIL, BEARING CAPACITY AND FOUNDATION Oleh : Taufik Dwi Laksono Abstract Loading mechanism continued by a foundation is vertical burden and laboring momen at foundation, is mostly arrested by energy support the (bearing capacity) foundation land; ground of at foundation base, and burden level off most arrested by resistance shift the ( sliding resistance) from foundation base. Foundation function is to continue the superstructure burden to geology surface without abysmal of the land;ground pressure ability. Hence for desain of peaceful foundation have to consider the security to failure shift the land;ground and energy Capacities support the land;ground to avoid the happening of abundant degradation. In chosening foundation to be used at one particular work, require to be paid attention to by whether that foundation suited for circumstance in field or not, things required to become the consideration is circumstance of land;ground of foundation and boundaries of effect of structure for (superstrukture) of like condition burden, nature of dynamic of building for and other. Keyword: Foundation, energy support, shift land;ground. I. PENDAHULUAN Tanah mempunyai sifat untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan gesernya apabila mendapat tekanan. Apabila beban yang bekerja pada tanah pondasi telah melampaui daya dukung batasnya, dan tegangan geser yang ditimbulkan di dalam tanah pondasi melampaui ketahanan geser tanah pondasi maka akan berakibat keruntuhan geser dari tanah pondasi. Pembangunan suatu konstruksi baik itu jembatan, bangunan gedung, jalan dan lainnya sangat dipengaruhi tanah yang akan digunakan. Manakala tanah tersebut sudah baik dan mampu untuk menahan semua beban yang akan bekerja padanya maka tanah tersebut siap untuk digunakan, akan tetapi apabila tanah tidak baik dan tidak mampu menahan beban diatasnya maka perlu dilakukan suatu perbaikan-perbaikan kepada tanah tersebut. II. SHEAR STRENGHT OF SOIL (KEKUATAN GESER TANAH) Menurut John N Cernica dalam buku Geotechnical Engineering: Foundation Design, kekuatan geser tanah sangat tergantung dengan 3 (tiga) komponen dasar berikut ini : 1. Tahanan geser antara butiran tanah 2. Kohesi pada permukaan butiran tanah Shear Streght of Soil, Bearing Capacity and Fondation 10

3. Ikatan antar partikel butiran tanah yang dapat mencegah terjadinya deformasi Bukanlah hal yang mudah untuk memberikan gambaran tentang pengaruh ketiga komponen diatas terhadap kekuatan geser tanah. Hal ini dikarenakan ketiga komponen tersebut baik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kekuatan geser tanah, belum lagi ketidakhomogenitas dan keseragaman dari karakteristik tanah tersebut. Sebagai contoh adanya kandungan air dalam tanah, besarnya tekanan air pori, pergerakan air bawah tanah dan sebagainya. Pada umumnya kekuatan geser tanah dipandang sebagai hambatan terhadap deformasi yang terjadi disebabkan oleh pemindahan geser partikel butiran tanah sepanjang permukaan tanah. Hal ini berarti bahwa kekuatan geser tanah tidak hanya dipandang semata-mata dalam kaitannya dengan kemampuan untuk menahan tekanan puncak, tetapi harus dipandang dalam kontek perubahan bentuk yang boleh dicapainya. Kazuto Nakazawa dalam bukunya Soil Mechanics and Foundation Engineering memberikan sedikit gambaran tentang perhitungan kekuatan geser tanah : Φ τ τ teg. τ f τ geser (1) ε regangan (2) τ τ f Φ c (3) σ Dari gambar dapat terlihat bahwa bila gaya geser bekerja pada permukaan dimana bekerja pula tegangan normal, seperti terlihat pada gambar 1, maka harga τ akan membesar akibat deformasi hingga mencapai harga batas seperti terlihat pada gambar 2, bila harga batas yang diperoleh ini digambarkan dengan σ yang berbeda-beda, 11 Teodolita Vol. 7, No.2., Desember 2006: 10-16

maka diperoleh suatu garis lurus yang memperlihatkan karakteristik kekuatan dari tanah seperti terlihat pada gambar 3. Dari keterangan diatas, maka kekuatan geser tanah dapat dihitung dengan rumus : τ f =c+ σ tanφ dimana, τ f = kekuatan geser tanah c = kohesi tanah yang sebenarnya σ = Tegangan normal yang bekerja Rumus diatas dipergunakan untuk keadaan tekanan total, yaitu tekanan air pori ditambah tekanan efektif. Adapun tekanan air pori adalah tekanan yang dipikul oleh air pori, sedangkan tekanan efektif adalah tekanan yang bekerja pada butir-butir tanah. Sering kali tanah dibagi dalam tanah yang kohesif dan tanah yang tidak kohesif. Bilamana tanah berada dalam keadaan tidak jenuh, meskipun tanah itu tidak kohesif, maka sifat kohesi itu kadang-kadang dapat terlihat sebagai tegangan permukaan dari air yang terdapat dalam pori-pori. Jadi, kekuatan geser tanah berubah-ubah sesuai dengan jenis dan kondisi tanah itu. Pada tanah yang kohesif, permeabilitas air adalah sangat kecil sehingga air pori sulit disingkirkan. Dengan demikian maka pada jenis tanah kohesif, diperlukan waktu yang lama untuk mencapai keadaan sampai beban luar yang bekerja itu bekerja sepenuhnya sebagai tegangan efektif. Sebagai contoh adalah pembuatan tanggul untuk pembangunan jalan atau tanggul sungai, maka perlu diperhitungkan bahwa pembuatan tanggul itu akan mengakibatkan peningkatan tekanan total lapisan lempung di bawah. Tetapi yang segera meningkat pada pembuatan tanggul itu adalah tekanan air pori dan tidak akan mengakibatkan peningkatan tegangan geser. Tegangan geser nanti meningkat setelah tegangan efektif mulai meningkat sewaktu tekanan air pori itu menurun. Adapun rumus Kekuatan geser tanahnya menjadi : τ f =c + σ tanφ dengan : σ = σ u, u adalah tegangan air pori Kegunaan nilai kekuatan geser tanah antara lain diperlukan untuk menghitung daya dukung tanah atau untuk menghitung tekanan tanah yang bekerja pada tembok penahan tanah III. BEARING CAPACITY (KAPASITAS DAYA DUKUNG) Shear Streght of Soil, Bearing Capacity and Fondation 12

Kapasitas daya dukung menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya. Karenanya, dapat dikatakan bahwa kapasitas daya dukung ditentukan oleh sifat tanah dan dimensi pondasi yang digunakan. Braja M. Das dalam bukunya Principles of Foundation Engineering menyatakan Kemampuan tanah untuk menahan gaya geser tanah disebut kapasitas daya dukung ultimit (qu). Dalam mendesain suatu pondasi dipergunakan kapasitas daya dukung yang diizinkan atau allowable bearing capacity (qa). Yang mana qa diperoleh dengan membagi kapasitas daya dukung ultimit dengan faktor aman atau qa = qu/f. Besarnya kapasitas daya dukung yang digunakan untuk mendesain pondasi erat hubungannya dengan besar kecilnya deformasi tanah dan efeknya terhadap bangunan bagian atas. Karenanya, dalam merencanakan pondasi selalu terkait dengan 2(dua) hal, yaitu : 1. Memilih kapasitas daya dukung yang relevan dengan batasan penurunan (pondasi aman), dan 2. Minimnya dana yang dikeluarkan (faktor ekonomi selalu menjadi bagian dalam pengambilan keputusan, karena biasanya kendala keterbatasan dana menjadi penghambat yang paling sering terjadi) Seringkali beban pondasi langsung diteruskan ke permukaan tanah, kecuali untuk tanah yang memiliki kualitas yang buruk, perlu dilakukan perbaikan agar memiliki kapasitas daya dukung yang memadai sehingga bangunan yang berada diatasnya aman. Banyak penyelidikan telah dilakukan beberapa abad lampau mengenai kapasitas daya dukung, seperti oleh Prandtl, Terzaghi, Taylor, Meyerhof, Vesic, Hanson dan masih banyak lagi. Hitungan kapasitas daya dukung harus selalu mempertimbangkan sifat-sifat permeabilitas tanah. Untuk tanah yang berpermeabilitas rendah, analisis kapasitas daya dukung dalam keadaan kritis terjadi pada kondisi jangka pendek atau segera sesudah selesai pelaksanaan, untuk itu perhitungan kapasitas daya dukung didasarkan pada kondisi tak terdrainasi (undrained) dengan menggunakan parameter-parameter tegangan total (c dan Φ). Sedangkan untuk tanah yang berpermeabilitas tinggi atau sangat lolos air, karena air dapat terdrainasi segera sesudah penerapan bebannya, maka didasarkan pada kondisi terdrainasi (drained) yaitu dipakai parameter-parameter tegangan efektif ( c dan Φ ). 13 Teodolita Vol. 7, No.2., Desember 2006: 10-16

Dengan perhitungan : c = 2/3 c dan Φ = arc tg(2/3tg Φ) John N. Cernica dalam bukunya Geotechnical Engineering: foundation Design menyatakan kegagalan daya dukung atau keruntuhan pondasi pada umumnya disebabkan oleh kegagalan tanah dalam mendukung pondasi yang salah satunya disebabkan karena pergeseran. Terdapat 3(tiga) kategori keruntuhan yang terjadi yaitu: 1. General Shear Failure (keruntuhan umum) Keruntuhan umum ini biasanya disebabkan oleh kepadatan tanah yang relatif rendah, bidang slip yang terjadi di dasar pondasi diteruskan ke permukaan tanah sehingga hambatan geser bekerja secara penuh sepanjang permukaan tanah 2. Local Shear Failure (keruntuhan lokal) Keruntuhan lokal ini diteruskan dari dasar pondasi ke seluruh sisi-sisi yang berhubungan dengan dasar pondasi itu. Hambatan geser bekerja secara penuh hanya sebatas pada bagian permukaan yang runtuh 3. Punching Shear Failure (keruntuhan tumbukan) Kondisi ini umumnya terjadi pada tanah lepas dan sangat padat, keruntuhan ini tidaklah mudah untuk dideteksi, secara umum, keruntuhan yang terjadi disekitar pondasi adalah keruntuhan vertikal, keruntuhan horisontal hanya sebagian-sebagian. IV. FOUNDATION (PONDASI) John N. Cernica dalam bukunya Geotechnical Engineering: foundation Design menyatakan bahwa pada umumnya struktur yang didukung oleh tanah, baik itu bangunan, jembatan dan lainnya dibedakan menjadi 2(dua) bagian yaitu superstructure atau bangunan bagian atas dan bagian yang menghubungkan bangunan bagian atas dengan tanah yang sering disebut dengan Pondasi Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang menahan bangunan diatasnya dan meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang ada dibawahnya. Fungsi pondasi adalah untuk meneruskan beban bangunan bagian atas kepada permukaan lapisan tanah tanpa melampaui kemampuan tekanan tanah tersebut. Karenanya untuk mendesain pondasi yang aman harus mempertimbangkan keamanan terhadap : 1. Kegagalan geser tanah dan Shear Streght of Soil, Bearing Capacity and Fondation 14

2. Kapasitas daya dukung tanah untuk menghindari terjadinya penurunan yang berlebihan Dalam memilih pondasi yang akan digunakan pada suatu pekerjaan, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk keadaan di lapangan atau tidak, hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan adalah : a. Keadaan tanah pondasi b. Batasan-batasan akibat struktur diatasnya (superstructure) seperti kondisi beban, sifat dinamis bangunan atas dan lainnya Menurut Kazuto Nakazawa dalam bukunya Soil Mechanics and Foundation Engineering, Keadaan tanah pondasi merupakan keadaan yang paling penting untuk diketahui, karenanya jenis-jenis pondasi yang sesuai dengan keadaan tanah pondasi yang bersangkutan dapat dilihat sebagai berikut : 1. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter dibawah permukaan tanah, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak (Spread Foundation) 2. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang atau pondasi tiang apung (Floating Pile Foundation) 3. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan tanah, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi kaison terbuka dan kaison tekanan 4. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah permukaan tanah, maka pondasi yang digunakan adalah kaison terbuka, tiang baja atau tiang yang dicor di tempat 5. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 meter di bawah permukaan tanah, maka yang paling baik digunakan adalah tiang baja dan tiang beton yang dicor di tempat Pada prinsipnya mekanisme pembebanan yang diteruskan pondasi adalah beban vertikal dan momen yang bekerja pada pondasi, sebagian besar ditahan oleh daya dukung (bearing capacity) tanah pondasi pada dasar pondasi, dan beban mendatar sebagian besar ditahan oleh hambatan geser (sliding resistance) dari dasar pondasi 15 Teodolita Vol. 7, No.2., Desember 2006: 10-16

DAFTAR PUSTAKA Braja M. Das, 1990, Principles Of Foundation Engineering, PWS- KENT Publishing Company, Boston John N. Cernica, 1995, Geotechnical Engineering: foundation Design, John Wiley & Sons, New York Kazuto Nakazawa, 2005, Soil Mechanics and Foundation Engineering Shear Streght of Soil, Bearing Capacity and Fondation 16