Oleh : Rani Angreani Walangitan

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

mengalami keracunan pestisida yang menyebabkan kematian antara orang. Di Indonesia diperkirakan terjadi kasus keracunan setiap

Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Lama Kontak, Masa Kerja, Tata Cara, Keterpaparan Pestisida

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

Keywords: Pecticides, Cholinesterase, Poisoning, Risk Factor

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PESTISIDA, PENDIDIKAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI BAWANG MERAH

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

SUMMARY NURLAILA GAIB NIM :

THE BEHAVIOR IN USING OF PESTICIDES ON RICE FARMERS AT RJ VILLAGE BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. sistem pertanian di Indonesia. Pestisida digunakan untuk mengurangi

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI BAWANG MERAH DI DESA KEDUNGUTER KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Kadar Cholinesterase Darah, Petani Penyemprot Pestisida Padi Sawah

ANALISIS KADAR CHOLINESTERASE DARAH PADA PETANI PENYEMPROT PESTISIDA TANAMAN HORTIKULTURA DI PERKEBUNAN WAWO MATANI KOTA TOMOHON

ABSTRACT. Keywords: Cholinesterase, Pesticide Poisoning, Horticulture Farmers

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

STUDI PREVALENSI KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA MENDONGAN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki wilayah perkebunan kelapa sawit yang cukup luas.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

Kejadian Keracunan Pestisida Pada Istri Petani Bawang Merah di Desa Kedunguter Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PAPARAN PESTISIDA PADA PEKERJA CHEMIS (PENYEMPROTAN)

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

Keperpustakaan : 29 ( ) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida

Hubungan Pajanan Pestisida dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan peningkatan

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida merupakan salah satu teknologi pengendalian organisme

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

Diana Mayasari Gambaran Perilaku Kerja Aman pada Petani Hortikultura di Desa Gisting Atas

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama. Food

PENGARUH PENYULUHAN PESTISIDA TERHADAP PENGETAHUAN DAN HIGIENE PERSONAL PETANI PENYEMPROT PADI DI DESA PONDOK NGUTER SUKOHARJO

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

Suparjan Petasule NIM Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang optimal yang setinggi-tingginya sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Desi Putri Utami; Onny Setiani; Hanan Lanang Dangiran; Yusniar Hanani Darundiati

ARTIKEL. OLEH: AFNI ROICHATUL MUFIDAH a001 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT SOCCA NARESTRI PRADIPTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PAPARAN PESTISIDA TERHADAP KADAR CHOLINESTERASE PADA PETANI PENYEMPROT TEMBAKAU DI DESA KARANGJATI, KABUPATEN NGAWI

LAMA PAJANAN ORGANOFOSFAT TERHADAP PENURUNAN AKTIVITAS ENZIM KOLINESTERASE DALAM DARAH PETANI SAYURAN

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Transkripsi:

Artikel Article : Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Pestisida Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Keracunan Pestisida Pada Petani Sayur Di Kelurahan Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon : Relationship Between Knowledge Level About Pesticide And Use Personal Protective Equipment With Pesticide Poisoning In Vegetable Growers Village Rurukan One of Tomohon Oleh : Rani Angreani Walangitan 091511041 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2013

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Pestisida Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Keracunan Pestisida Pada Petani Sayur Di Kelurahan Rurukan Satu Kota Tomohon Rani A. Walangitan, Paul A. T Kawatu, Mariska Pitoi ABSTRACT Perkembangan sektor pertanian memberikan dampak yang sangat besar bagi lingkungan yaitu dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Peningkatan sektor pertanian memerlukan berbagai sarana yang mendukung yaitu alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah pestisida. Indonesia sebagai negara berkembang dan agraris, dimana sebagian besar penduduk bermata pencaharian sektor pertanian, tak bisa lepas dari penggunaan pestisida Keracunan pestisida merupakan dampak yang ditimbulkan oleh pemaparan pestisida yang berlebihan, biasanya terjadi pada petani penyemprot hama. Masuknya pestisida ke dalam tubuh manusia dapat melalui beberapa jalur yaitu melalui hidung, mulut, dan kulit. Tindakan petani dalam mengadopsi pestisida tepat guna dipengaruhi oleh tingkat pengetahuaannya tentang pestisida. Selain itu penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat penggunaan pestisida juga penting karena sangat berisiko terhadap terjadinya keracunan pestisida. Gejala keracunan pestisida biasanya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan aktivitas kolinesterase di dalam darah. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang pestisida dan penggunaan Alat Pelindung Diri dengan keracunan pestisida pada petani sayur di Kelurahan Rurukan Satu Kota tomohon. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Petani di Kelurahan Rurukan I di Kota Tomohon yaitu 573 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling yaitu sebanyak 35 orang petani yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang 17 orang atau 48,6% sedangkan yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang pestisida 18 orang atau 51,4% dan Penggunaan APD yang tidak sesuai berjumlah 11 orang atau 31,4% sedangkan penggunaan APD yang sesuai berjumlah 24 orang atau 68,6%. hasil pemeriksaan kolinesterase dalam darah sebagian besar petani sayur (71,4%) atau 25orang tidak mengalami keracunan atau normal dan 10 orang (28,6%) mengalami keracunan. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher's Exact dengan α = (0,05) menunjukkan adanya Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pestisida dengan keracunan pestisida pada petani sayur (ρ = 0,146), penggunaan Alat Pelindung Diri dengan keracunan pestisida pada petani sayur (ρ = 0,447 ). Kata Kunci: Keracunan Pestisida, Tingkat Pengetahuan, Penggunaan APD The development of the agricultural sector provides a huge impact on the environment that can improve the quality of human life by rising incomes. Increased agricultural sector requires various means of supporting the agricultural tools, fertilizers, chemicals are included in it is a pesticide. Indonesia as a developing country and agriculture, where most of the population of livelihood is agriculture, can not be separated from the use of pesticides Pesticide poisoning is an impact caused by excessive exposure to pesticides, usually occurs in farmers spraying pests. The entry of pesticides into the human body through multiple pathways that can be through the nose, mouth, and skin. Farmers in adopting measures appropriate pesticide pengetahuaannya influenced by the level of pesticides. In addition to the use of Personal Protective Equipment (PPE) when pesticide use is also important because it is very risky to the occurrence of pesticide poisoning. Pesticide poisoning can usually be determined by examination of cholinesterase activity in the blood. To determine the relationship of the level of knowledge about pesticides and the use of Personal Protective Equipment by pesticide poisoning in the vegetable farmers in Sub Rurukan One Tomohon. This study is a cross sectional analytic study. The population in this study were all farmers in the village Rurukan I in Tomohon is 573 people. The samples were taken by purposive sampling as many as 35 farmers who meet the inclusion and exclusion criteria. The results showed that most of the respondents have less knowledge 17 people or 48.6% while having good knowledge about pesticides 18 people or 51.4% and the use of PPE does not fit a total of 11 people or 31.4% while the use of PPE appropriate amount to 24 people or 68.6%. blood cholinesterase test results in most of the vegetable farmers (71.4%) or 25orang not poisoned or normal and 10 men (28.6%) were poisoned. Based on the results of statistical tests using Fisher's Exact test with α = (0.05) suggests the existence There is no relationship between the level of knowledge of pesticide poisoning with pesticides in vegetable farmer (ρ = 0.146), use of Personal Protective Equipment by pesticide poisoning in the vegetable farmers ( ρ = 0.447). Keywords: Pesticide Poisoning, level of knowledge, use of Personal Protective Equipment

PENDAHULUAN Perkembangan sektor pertanian memberikan dampak yang sangat besar bagi lingkungan yaitu dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Peningkatan sektor pertanian memerlukan berbagai sarana yang mendukung yaitu alat-alat pertanian, pupuk, bahanbahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah pestisida (Afriyanto, 2008). Indonesia sebagai negara berkembang dan agraris, dimana sebagian besar penduduk bermata pencaharian sektor pertanian, tak bisa lepas dari penggunaan pestisida (Sutarga, 2012). Semakin meningkatnya penggunaaan pestisida dalam pertanian maka akan semakin meningkatnya keracunan akibat pestisida pada pekerja di bidang pertanian (Syayuti, 2008). Menurut data dari Organisasi kesehatan Dunia (WHO) dan Program Lingkungan Persatuan Bangsa-bangsa (UNEP) (Sukmawati, 2000) bahwa 1-5 juta kasus keracunan pestisida terjadi pada pekerja di sektor pertanian. Kelurahan Rurukan Satu merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Kota Tomohon, dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani yaitu 573 orang dengan jumlah penduduk 1.256 jiwa, 353 kepala keluarga. Daerah tersebut merupakan salah satu daerah penghasil sayur-sayuran yang menggunakan pestisida untuk menjaga tanaman dari serangan hama. Berdasarkan observasi di Kelurahan Rurukan Satuk ada beberapa petani menggunakan APD belum lengkap pada saat penyemprotan dan keracunan pestisida belum dipantau sehingga perlu pemantauan dini dan penemuan penderita secara aktif. Berdasarkan data yang diambil di Puskesmas Rurukan bulan Januari- Februari 2013 keluhan masyarakat yang datang berobat dengan gangguan kesehatan seperti sakit kepala 159 orang, nyeri otot 57 orang, gejala dan tanda umum lain termasuk mual, muntah, pusing 109 orang, yang diduga ada hubungannya dengan keracunan. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. Pengambilan data dan pengukuran dilaksanakan pada bulan April Juni 2013. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Petani di Kelurahan Rurukan I di Kota Tomohon yaitu 573 orang dan diambil 35 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data yang dipakai yaitu data primer yang dalam penelitian ini diperoleh dengan wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung maupun tidak langsung. Data tingkat pengetahuan tentang pestisida dan penggunaan APD (APD) yang diperoleh secara langsung melalui responden dengan menggunakan kuesioner. Data variabel bebas dan variabel terikat ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan dideskripsikan melalui data presentasenya. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini digunakan adalah Uji chi-square pada CI 95% dan α=0,05 yang di analisis dengan menggunakan statistical proogram for social science (SPSS) versi 20. HASIL Tabel 1. Nilai Mean, Median, Max, Min Tingkat Pengetahuan tentang Pestisida dan Penggunaan APD Univariat Mean Median max min Tingkat Pengetahuan 12,97 9,00 35 1 Penggunaan APD 19,29 19,00 28 9 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat pengetahuan adalah 12,97 dan 19,29 penggunaan APD. Untuk nilai tengah tingkat pengetahuan 9,00 dan 19,00 penggunaan APD. Tabel 2. Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pestisida dengan keracunan pestisida Pemeriksaan kolinesterase darah Tingkat Pengetahuan Keracunan Normal Total n % n % n % ρ Kurang 7 20,0 10 28,6 17 48,6 Baik 3 8,6 15 42,9 18 51,4 0,146 Total 10 28,6 25 71,4 35 100,0 Pengujian hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pestisida dengan keracunan pestisida pada petani sayur digunakan uji chi-square namun diketahui dari perhitungan terdapat expected count

< 5 maka dari itu digunakan uji Fisher's Exact dan didapatkan hasil seperti tabel 8, dimana didapatkan hasil ρ = 0,146 atau ρ > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan keracunan pestisida. Tabel 3. Hubungan antara penggunaan APD dengan keracunan pestisida Pemeriksaan kolinesterase darah Penggunaan APD Keracunan Normal Total n % N % n % Tidak Sesuai 2 5,7 9 25,7 11 31,4 Sesuai 8 22,9 16 45,7 24 68,6 Total 10 28,6 25 71,4 35 100,0 ρ 0,447 Pengujian hubungan antara penggunaan APD dengan keracunan pestisida pada petani sayur digunakan uji chi-square namun diketahui dari uji tersebut terdapat expected count < 5 maka dari itu digunakan uji Fisher's Exact dan didapatkan hasil seperti tabel 9, dimana didapatkan hasil ρ = 0,447 atau ρ > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan APD dengan keracunan pestisida. PEMBAHASAN Tingkat pengetahuan tentang pestisida merupakan salah satu faktor dalam tubuh (internal) yang berpengaruh terhadap kejadian keracunan pestisida. Namun pada kenyataannya dalam penelitian ini tingkat pengetahuan tentang pestisida pada petani sayur di kelurahan Rurukan Satu tidak ada hubungan dimana persentase tingkat pengetahuan yang kurang 88,6% atau 31 orang yang diantaranya 25,7% atau 9 orang mengalami keracunan sedangkan 62,9% atau 22 orang tidak mengalami keracunan atau normal. Sesuai dengan teori Lawrance Green yang mengatakan bahwa pengetahuan tidak berkaitan langsung dengan status kesehatan, akan tetapi harus melalui sikap atau praktek (Prijanto, 2009). Dari 35 responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang berjumlah 16 orang atau 45,7%, dikarenakan tidak adanya penyuluhan tentang pestisida dan bahaya jika masuk ke dalam tubuh. Menyadari bahwa pestisida adalah racun dan mengingat pengetahuan masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya mengenai pestisida terbatas, maka penyuluhan tentang pestisida perlu diadakan (Rustia, 2010). Selain penggunaan APD yang merupakan salah satu faktor di luar tubuh (eksternal) yang berpengaruh terhadap keracunan pestisida, ada juga faktor lain yaitu temperatur dimana jika suhu lingkungan tinggi akan mempermudah penyerapan pestisida ke dalam tubuh melalui kulit. Jika dikaitkan dengan suhu lingkungan atau udara di Kelurahan Rurukan Satu sangat dimungkinkan untuk kurang terjadinya keracunan pestisida dan sebagian besar petani sayur di Kelurahan Rurukan Satu memperhatikan arah angin pada waktu menyemprot. Tindakan penyemprotan pada arah angin harus diperhatikan oleh penyemprot saat melakukan penyemprotan. Penyemprotan yang baik bila searah dengan arah angin dengan kecepatan tidak boleh melebihi 750 m per menit. Petani pada saat menyemprot yang melawan arah angin akan mempunyai risiko lebih besar bila dibanding dengan petani yang saat menyemprot tanaman searah dengan arah angin (Afriyanto, 2008). Faktor lain yang menyebabkan tidak adanya hubungan antara APD dengan keracunan pestisida yaitu petani tidak melakukan kegiatan penyemprotan secara terus menerus, dimana dalam seminggu melakukan kegiatan penyemprotan hanya satu kali. Semakin sering melakukan penyemprotan, maka semakan tinggi pula risiko keracunannya. Penyemprotan sebaiknya dilakukan sesuai dengan ketentuan. Waktu yang dianjurkan untuk melakukan kontak dengan pestisida maksimal dua kali dalam seminggu (Rozi,2010). Frekuensi Penyemprotan, Jumlah jenis pestisida yang digunakan, jumlah jenis pestisida yang digunakan dalam waktu penyemprotan akan menimbulkan efek keracunan lebih besar bila dibanding dengan pengunaan satu jenis pestisida karena daya racun atau konsentrasi pestisida akan semakin kuat sehingga memberikan efek samping yang semakin besar (Afriyanto, 2008). KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian maka didapat kesimpulkan bahwa: tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pestisida dengan keracunan pestisida pada petani sayur di kelurahan Rurukan Satu Kecamatan

Tomohon Timur Kota Tomohon (ρ = 0,146), tidak ada hubungan antara penggunaan Alat Pelindung Diri dengan keracunan pestisida pada petani sayur di kelurahan Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon (ρ = 0,447 ). SARAN 1. Melakukan penyuluhan untuk meningkatan pengetahuan tentang pestisida dan penggunaan alat pelindung diri dengan metode bimbingan dan konseling, pemberian brosur, leaflet, dan informasi lainnya. 2. Petani sayur yang mengalami keracunan pestisida kategori ringan diperlukan waktu pemulihan atau istirahat selama satu minggu dan perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan sehingga dapat diketahui tindak lanjutnya. 3. Perlu diupayakan pemantauan penderita secara aktif dan pengawasan keracunan pestisida oleh instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian. DAFTAR PUSTAKA Afriyanto. 2008. Kajian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Cabe Di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Kesehatan lingkungan UNDIP. Online(eprints.undip.ac.id/16405/1/AFRIYA NTO.pdf) Diakses pada 07 Maret 2013 Anies. 2008. Penyakit Akibat Kerja. Berbagai Penyakit Akibat Lingkungan Kerja dan Upaya Penanggulangannya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Harrianto, R. 2008. Buku ajar kesehatan kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta Prijanto, T. 2009. Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Keluarga Petani Hortikultura Di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang Rozi, F. 2010. Faktor Risiko Penggunaan APD, Masa Kerja, Lama Paparan, dan Status gizi dengan Keracunan Akut Penggunaan Pestisida pada Petani di Desa Ponorogan Kecamatan Loakulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Skripsi. Marindah: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarmansa Soemirat, J. 2005. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sukmawati, E. 2000. Hubungan Karakteristik Dan Praktek Pengelolaan Pestisida Petani Penyemprot Hama Dengan Tingkat Keracunan Pestisida (Studi Pada Petani Tembakau Di Desa Tegalrejo Kec. Ngadirejo, Kab, Temanggung). Skripsi. Semarang: FKM UNDIP. Online (eprints.undip.ac.id/8656/) Diakses pada 07 Maret 2013 Suma mur, P. K. 1998. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung Surtaga, I. 2012. Preventing Effect of the Pesticide in Farming Society at Buahan Village, Kintamani, Bangli. Bagian Epidemiologi PS IKM Universitas Udayana Syayuti, M. 2008. Perbedaan Kadar Kolinesterase Darah Petani Penyemprot Pembibitan Kelapa Sawit Dengan Petugas Gudang Pestisida Di Pt Tls Batanghari. Skripsi. Semarang: Fkm UNDIP. Online (eprints.undip.ac.id/6863/1/3380.pdf) Diakses pada 07 Maret 2013 Thirtawati. 2002. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani Dalam Penggunaan Pestisida (Kasus Petani Sayuran di Desa Sindangjaya, kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Bogor: Fakultas Pertanian IPB