P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Riverside Resort Hotel di Cijulang, Kabupaten Pangandaran 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PERDAHULUAB. dilihat dari jumlah.wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia tiap tahunnya tidak kurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Hotel Resort Pantai Wedi Ombo Gunung Kidul dengan pendekatan arsitektur tropis.

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

LATAR BELAKANG MASALAH

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

jalan tembus dari Pangandaran ke Cipatujah di kabupaten Tasiknialaya yang dapat

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

fauna, gua masegit sela (disepanjang Pulau Nusakambangan) dan suasana alam yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Fasilitas Out Bound Pengembangan Obyek Wisata Suban

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

RESOR PANTAI WEDI OMBO DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penekanan Desain pada Arsitektur Hemat Energi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

pulau Sumbawa. Lombok baru beberapa tahun saja mencuat sebagai daerah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Deskripsi

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

I BAB I PENDAHULUAN JUDUL

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman penuh tamasya sekarang ini, banyak warga Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

HOTEL RESOR BERKONSEP BUTIK DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata (UU No.9 Tahun 1990 pasal 1). Sektor wisata merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa dan juga telah menjadi industri terbesar di dunia. Indonesia menaruh harapan pada sektor wisata yang mampu menggantikan peranan migas. Harapan ini sangat beralasan, karena Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar, baik dari segi alam dan sosial budaya. Promosi sektor wisata Indonesia dilakukan dalam program Visit Indonesia Year. Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) program Visit Indonesia Year dari tahun ke tahun dinilai mampu menggerakkan setiap daerah untuk semakin bergairah membangun pariwisata wilayahnya, sehingga sukses mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) untuk berkunjung ke Indonesia, tercatat jumlah kunjungan 6,4 juta wisman pada 2008 dengan jumlah devisa mencapai 7,5 juta dolar AS. Tabel 1.1. Jumlah Kedatangan (kiri) dan Rata-rata Lama Tinggal(kanan) Wisatawan Mancanegara ke Indonesia 2002-2008 TAHUN TOTAL TAHUN TOTAL 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 5033400 4467021 5321165 5002101 4871351 5505759 6234497 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 9.79 9.69 9.47 9.05 9.09 9.02 8.58 Sumber data: Departemen Budaya dan Priwisata, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (Statistics Indonesia) P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-1

Dari data Tabel 1.1 dapat dilihat kenaikkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang berwisata ke Indonesia dari tahun ke tahun, hal tersebut harus didukung dengan penyediaan fasilitas dan sarana yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan salah satunya adalah sarana akomodasi hotel. Hal ini dapat menjadi sebuah peluang untuk melakukan bisnis usaha wisata, selain menguntungkan para investor juga dapat mempengaruhi peningkatan lama tinggal wisatawan mancanegara pada suatu obyek wisata. Namun menurunnya lama tinggal wisatawan mancanegara di Indonesia menjadi tugas setiap daerah untuk lebih mengembangkan sektor pariwisata dan dan fasilitas dan sarana penunjang di wilayah masing-masing. A. Pariwisata Kabupaten Ciamis Jawa Barat Budaya dan alam yang dimiliki, Jawa Barat menawarkan berbagai daya tarik wisata. Obyek wisata Jawa Barat beraneka ragam, dilihat dari daya tarik wisata maupun fasilitas penunjang yang didukung jaringan transportasi yang terus berkembang sehingga mempermudah akses dan kenyamanan dalam berwisata. Daya tarik wisata Jawa Barat terdiri dari daya tarik yang bersifat berwujud, seperti daya tarik wisata gunung, laut, pantai, sungai dan museum. Juga yang bersifat tidak terwujud, seperti sejarah, seni, budaya masyarakat tradisional, maupun events (peristiwa pariwisata). Obyek-obyek wisata alam di Jawa Barat, yaitu Gunung Tangkuban Perahu, Kebun Raya Bogor, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Danau Kawah Putih Gunung Patuha, juga beberapa pantai yang indah seperti Pantai Pelabuhan Ratu dan Pantai Pangandaran. Kabupaten Ciamis terletak di ujung Selatan bagian timur Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi pariwisata dengan jenis yang beraneka ragam. Di wilayah selatan terdapat obyek-obyek wisata unggulan, antara lain obyek wisata alam Pantai Pangandaran, Batu Karas, Batu Hiu, Cukang Taneuh (green canyon), Tirtawinaya juga obyek wisata budaya yaitu Karang Kamulyan dan Situ Lengkong. P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-2

Pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis terbesar diperoleh dari sektor pariwisata disamping potensi-potensi lainnya yang dimiliki oleh Kabupaten Ciamis. Dari Tabel 1.2 dapat dilihat objek wisata Pantai Pangandaran memiliki tingkat arus wisatawan dan pendapatan yang paling tinggi dibandingkan obyekobyek wisata lainnya di Kabupaten Ciamis. Oleh karena itu objek wisata Pantai Pangandaran menjadi obyek wisata unggulan di Kabupaten Ciamis. Tabel 1.2. Daftar Jumlah Arus Kunjungan dan Pendapatan Wisata Tahun 2009. JUMLAH OBJEK WISATA PENDAPATAN WISATAWAN 1. PANGANDARAN 591,004 Rp. 1.388.938.900,00 2.BATU HIU 48,674 Rp. 122.999.000,00 3.BATU KARAS 55,048 Rp. 59.647.975,00 4.KARANG KAMULYAN 21,521 Rp. 26.092.300,00 5.CUKANG TANEUH 58,685 Rp. 136.503.500,00 6.TIRTAWINAYA 13,004 Rp. 26.304.700,00 7. SITULENGKONG 326,246 Rp. 280.358.960,00 Sumber data: Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis Dapat dikatakan bahwa Pantai Pangandaran adalah kawasan wisata pantai yang paling terkenal di Jawa Barat, terkenalnya pantai Pangandaran ini ditunjang antara lain oleh panoramanya yang indah, pantainya yang lebar dan landai yang dihiasi dengan perahu nelayan berwarna-warni, masyarakatnya yang ramah, akomodasi yang lengkap dan murah, hidangan lautnya yang lezat, taman nasionalnya dan dapat melihat terbit dan tenggelamnya matahari dari satu tempat yang sama. Pangandaran memiliki pantai yang berpasir hitam, dan karena ombaknya yang besar serta arusnya yang kuat terkadang sangat berbahaya untuk berenang, namun demikian tempat ini merupakan tempat yang menarik untuk dijelajahi. Jika ingin berenang dengan aman terdapat bagian pantai yang memiliki ombak yang lebih tenang. P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-3

Gambar 1.1. Objek Wisata Pantai Pangandaran Sumber data: http://id.wikipedia.org/wiki/berkas:locator_kabupaten_ciamis..png. 01-02- 2010. B. Fasilitas dan Sarana di Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran Enam komponen pariwisata adalah atraksi dan aktivitas yang menarik, akomodasi, fasilitas inap wisatawan serta sarana pendukung, fasilitas dan pelayanan lain, fasilitas pelayanan transport, infrastruktur kota dan pelayanan institusional. Inskeep (1991) dalam Vera Vardhani (2000). Kawasan obyek wisata Pantai Pangandaran memiliki fasilitas dan saranaa wisata yang sudah tersedia. Untuk tempat penginapan yaitu 1 hotel berbintang, 92 hotel kelas melati, dan losmen dan pondok wisata dengan jumlah 71 penginapan. Fasilitas obyek wisata lainnya pun tersedia, diantaranya adalah rumah makan, pasar wisata (pasar ikan dan pasar seni), tempat parkir, tempat ibadat, sarana telekomunikasi dan taman. Bila dilihat sekilas, bermacam-macam fasilitas dan sarana tersebut terlihat lengkap. Namun, setelah bencana gempa dan tsunami terjadi penurunan jumlah fasilitas dan sarana wisata. Bencana gempa dan tsunami pada Tahun 2006 di kawasan obyek wisata Pantai Pangandaran berdampak langsung terhadap pengembangan pariwisata. Hal tersebut ditandai dengan menurunnya P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-4

jumlah kunjungan wisata hingga 70%. Pada Tahun 2004 jumlah kunungan wisatawan (Winus dan Wisman) tercatat 971.574 orang, kemudian semakin menurun dengan Tahun 2007 sebanyak 257.244orang dan meningkat kembali pada Tahun 2008 sebanyak 470.450 orang dan pada Tahun 2009 sebanyak 591004 orang. Gambar 1.2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Kawasan Pantai Pangandaran, 2010. Sumber data: BPSK Ciamis Penurunan jumlah fasilitas dan sarana wisata di kawasan obyek wisata Pantai Pangandaran menjadi sebuah masalah, terutama pada saat hari raya dan perayaan Tahun Baru kesan semrawut timbul karena wisatawan yang meningkat jumlahnya. Banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan karena banyak penginapan tidak memiliki lahan parkir yang mencukupi. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi wisatawan tidak nyaman berlama-lama di Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran. Usaha rekonstruksi dan pengembangan Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran sampai saat ini masih dilakukan dengan dukungan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Ciamis, serta pihak-pihak lain seperti Lembaga Dunia (United Nation World Tourism Organization, Javaa Recontruction Fund/ JRF) dan lain-lain. Pengembangan bidang kepariwisataan ini memiliki visi mengembangkan kawasan wisata pantai Ciamis yang memiliki fasilitas pendukung wisata yang lengkap, mandiri, dan P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-5

terintegrasi. Tujuannya antara lain adalah meningkatkan lama tinggal kunjungan wisata dengan memaksimalkan fasilitas dan sarana pariwisata, menciptakan varian wisata baru dan menambah pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis. Oleh pihak konsultan Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran telah memiliki sebuah master plan yang mengatur penataan tata ruang fasilitas dan sarana wisata. Gambar 1.3. Ilustrasi Rencana Pengembangan Pusat Utama Wisata Kawasan Pangandaran 2008-2023 Sumber data: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis Keterangan: : Zona Desa Wisata dan Single-Unit Hotel (bungalow/villa) : Zona Hotel Skala Menengah Besar : Zona Pantai Semi-Privat : Zona Rekreasi Non-Air (mini golf, jogging, playground) : Zona Rekreasi Air (berenang, memancing dan volley pantai) : Zona Hutan Pantai dan Restoran Terbuka : Zona Desa Karya (penginapan, home stay) : Zona Pasar Karya : Zona Pelayanan Publik (rumah sakit, akademi & penelitian) : Zona Komersial Terbatas P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-6

: Zona Administrasi dan servis (kantor polisi, kantor admin) : Zona Transportasi (terminal,stasiun,pergudangan) Dari penataan zona pengembangan Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran memiliki beraneka ragam kegiatan wisata. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis berinisiatif membangun sebuah sarana akomodasi resort hotel bintang tiga yang akan memenuhi kebutuhan pengunjung untuk beristirahat dan memanjakan diri setelah menikmati bermacam-macam kegiatan wisata. Dengan letak tapak di zona hotel skala menengah besar yang terencana di Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran. 1.1.2. Latar Belakang Permasalahan Pangandaran Beach Resort Hotel sebagai nama untuk sebuah fasilitas inap wisatawan di kawasan obyek wisata Pangandaran yang mempunyai pengertian sebagai berikut: a. Pangandaran: terkait dengan nama pantai di kawasan tersebut. b. Beach : terkait dengan letak akomodasi c. Resort : terkait dengan kegiatan wisata. d. Hotel : terkait dengan akomodasi penginapan. Pangandaran Beach Resort Hotel ini merupakan akomodasi penginapan yang mengutamakan potensi alam dan pantai sebagai daya tariknya dan juga tempat beristirahat yang menawarkan kenyamanan bagi pengunjungnya, untuk itu dibutuhkan suasana yang tenang dan rekreatif. Suasana tenang disuguhkan dari penataan ruang, menjaga privasi setiap pengunjung dan suara deburan ombak memiliki karakter bunyi yang khas sehingga menimbulkan suasana yang berbeda dan mampu menenangkan pikiran. Suasana yang rekreatif disuguhkan dari beragamnya fasilitas di dalam Pangandaran Beach Resort Hotel, sehingga setiap pengunjung tidak merasa bosan. P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-7

Perancangan dan perencanaan suatu bangunan akan lebih baik jika memiliki ciri khas dari suatu daerah setempat sehingga selain dapat memberikan suasana berbeda bagi wisatawan juga dapat melestarikan arsitektur tradisional daerah tersebut. Kawasan wisata Pantai Pangandaran terletak di Jawa Barat yang tidak lain merupakan tanah Sunda, maka Pangandaran Beach Resort Hotel menggunakan pendekatan Arsitektur Sunda. Penggunaan material alam yang merupakan ciri khas Arsitektur Sunda, contohnya bambu, kayu, batu bata dan sebagainya. Juga konsep tata ruang dan hirarki ruang dari konsep Arsitektur Sunda menjadi pendekatan perancangan. Pantai Pangandaran memiliki iklim tropis basah. Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan. Kenyamanan dapat dihadirkan melalui kenyamanan termal, akustik atau audial dan visual. Kenyamanan termal didapatkan dari bukaan atau ventilasi yang ditampilkan pada rumah tradisional Sunda dalam penerapan penghawaan alami, selain itu dinding bangunan dibuat tebal dengan material yang mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin) seperti bata merah. Untuk menciptakan suasana yang nyaman untuk beristirahat diperlukan suasana yang menenangkan, damai dan tenang dengan meminimalkan kebisingan dari ruang-ruang yang berdekatan dan dari sumber gangguan eksternal (seperti jalan lalu lintas). Maka penataan ruang dan material yang baik diaplikasikan untuk menghasilkan kenyamanan audial di Pangandaran Beach Resort Hotel. Kenyamanan visual terdapat tapak yang menghadap ke Pantai Pangandaran yang merupakan view utama, juga membuat view buatan dalam bangunan agar seluruh bagian Pangandaran Beach Resort Hotel memiliki view yang baik. P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-8

1.2. Rumusan Masalah Bagaimana wujud rancangan Pangandaran Beach Resort Hotel di Kawasan Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis dengan pendekatan Arsitektur Tradisional Sunda melalui penataan ruang dan tampilan bangunan? 1.3. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Mewujudkan rancangan Pangandaran Beach Resort Hotel yang rekreatif dan nyaman bagi penghuninya dan diwadahi dalam suatu wujud rancangan karakter Arsitektur Sunda. b. Sasaran Pendekatan perancangan dengan kondisi alam sekitar, yaitu pantai. Pendekatan rancangan pada karakter Arsitektur Sunda, dilakukan pada penataan zona ruang, bahan bangunan, warna dan lain sebagainya. Pendekatan Pangandaran Beach Resort Hotel dengan lokasi yang terkait dengan kenyamanan bagi penghuninya. Kenyamanan termal, akustik atau audial dan visual. Pengadaan fasilitas-fasilitas yang ada dapat memenuhi kebutuhan pengunjung. 1.4. Lingkup Studi Pembahasan dibatasi pada masalah dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur yaitu pada pola perencanaan arsitektur, pendekatan perilaku dalam arsitektur serta pembahasan mengenai konsep sebuah akomodasi penginapan wisatawan di kawasan wisata Pantai Pangandaran melalui pendekatan karakter Arisektur Sunda pada penataan ruang dan tampilan bangunan. P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-9

1.5. Metoda Studi Menggunakan metoda pengumpulan dan menganalisa data. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung di lokasi, studi literatur tentang beach resort hotel dan pengambilan data dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata, BAPPEDA, serta Dinas Ciptakarya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis. Menganalisa data untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul, dikaitkan dengan fungsi, persyaratan dan peraturan yang ada dengan pendekatan karakter Arsitektur Sunda. Cara ini digunakan sebagai pedoman dalam menyelesaikan permasalahan pada Pangandaran Beach Resort Hotel. 1.6. Kerangka Pemikiran P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-10

1.7. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pengadaan proyek, latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup bahasan, lingkup studi, metodologi studi serta sistematika pembahasan. BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG RESORT HOTEL Berisi tentang pengertian pariwisata, unsur dalam pariwisata, pengertian, klasifikasi dan karakteristik hotel. BAB III. PANGANDARAN BEACH RESORT HOTEL Berisi tentang tinjauan umum Kabupaten Ciamis, kondisi umum Pantai Pangandaran, penentuan lokasi untuk dan gambaran Pangandaran Beach Resort Hotel. BAB IV. TINJAUAN TENTANG KARAKTER ARSITEKTUR SUNDA Berisi tentang karakter Arisitektur Tradisional Sunda yang dan nuansa nyaman yang dibutuhkan dalam Pangandaran Beach Resort Hotel melalui kenyamanan termal, akustik atau audial dan visual. BAB V. ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Analisis pelaku dan kegiatan, analisis besaran ruang, analisis konsep bangunan, analisis struktur dan utilitas. Analisis permasalahan yang diangkat dari pendekatan konsep yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk arstektural perencanaan dan perancangan Pangandaran Beach Resort Hotel. BAB VI. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep perancangan dan perancangan Pangandaran Beach Resort Hotel berdasarkan pendekatan penerapan konsep dan hasil analisis. P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N I-11