BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I. Pendahuluan. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah yang telah memberikan andil besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN TABUNGAN DI BANK BNI SYARIAH KCP DIPONEGORO SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Motivasi Nasabah Menggunakan Produk Tabungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL. penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Akad Tabungan Mud}a<rabah (MDA) Berjangka

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

Bab 2 Telaah Pustaka

BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN LAYANAN SYARIAH (OFFICE CHANNELING) PADA BTN UNIT USAHA SYARIAH (UUS)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, dengan mengacu atas rumusan masalah penelitian. Maka

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG PENJAMINAN SIMPANAN NASABAH BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

Transkripsi:

81 BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS A. Analisis Penerapan Akad Mudharabah Terhadap Produk Penghimpunan Dana Di BSM Kudus 1. Analisis Penerapan Akad Mudharabah Pada Produk Tabungan Sebagaimana telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya, bahwa produk dana simpanan merupakan dana pihak ketiga atau dana masyarakat yang dititipkan dan disimpan oleh bank, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dulu kepada bank dengan media penarikan tertentu. Sebagaimana karakter simpanan yang ada pada perbankan lainnya, dana simpanan pada perbankan syariah mampu dimanfaatkan oleh bank untuk kegiatan operasional bank. Dengan demikian dapat dianalisis bahwa karakteristik dari produk ini, motif utama nasabah adalah simpanan atau titipan bukan investasi yang dapat ditarik sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan oleh bank. Dengan karakter yang demikian, maka prinsip yang digunakan dalam produk ini adalah prinsip mudharabah. Konsekuensi dari penggunaan prinsip mudharabah ini adalah sistem bagi hasil dari bank untuk nasabah. Namun nasabah mendapat bagi hasil yang diperjanjikan di awal akad. Di antara produk yang menggunakan

82 prinsip ini adalah produk tabungan mudharabah sebagai salah satu sumber pendanaaan bagi operasional bank. Secara umum yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat lain yang dapat dipersamakan dengan itu. Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan sesuai dengan syariah. Dalam hal ini Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan Fatwa bahwa tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadiah. BSM Kudus merupakan salah satu motor penggerak produk yang berdasarkan prinsip syariah telah mampu memberikan layanan yang baik bagi masyarakat. Selain itu produk tabungan yang ada di BSM Kudus sebagai sarana investasi yang murni sesuai syariah yang memungkinkan nasabah melakukan penyetoran dan penarikan tunai dengan sangat mudah dan juga memperoleh bagi hasil yang menarik berdasarkan prinsip atau akad mudharabah. Perbedaan utama dengan sistem tabungan konvensioal terletak pada sistem perhitungan laba yang dalam tabungan konvensional menggunakan perhitungan bunga yang tidak sesuai dengan nilai-nilai syariah Islam. Dalam penerapan semua produk tabungan yang ada di BSM Kudus ini pihak bank menggunakn akad mudharabah muthlaqah. Berdasarkan analisis dari peneliti bahwa dengan adanya penerapan

83 akad mudharabah pada produk tabungan ini dikarenakan antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) sama sama mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah. Selain itu dengan menabung di BSM Kudus ini relatif lebih aman dan dana juga tersedia setiap saat dan dapat juga mengambil BSM Investa Cendekia yang bermanfaat untuk membantu perencanaan program investasi nasabah khususnya perencanaan pendidikan kepada putera puterinya dan keikutsertaan Asuransi secara otomatis, tanpa pemeriksaan kesehatan. Dari kreteria tabungan mudharabah diatas maka dalam hal ini DSN memberikan Fatwa Dewan Syari ah Nasional Nomor 02/DSN- MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000 tentang ketentuan Tabungan Mudharabah tercantum dalam al-qur an Surat Annisa : 29 yang artinya Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesame dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu. Oleh karena itu dalam fatwa ini DSN hanya memperbolehkan dua jenis tabungan yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip mudarabah dan wadi ah. Dalil-dalil yang disampaikan dalam fatwa tentang tabungan mencakup kutipan-kutipan dari ayat Al-Qur an dan

84 Hadis, serta alasan menurut akal pikiran. Dalil akal pikiran bagi fatwa tentang tabungan pihak dinyatakan oleh para ulama bahwa perlu adanya kerjasama antara pihak yang kelebihan dana tetapi tidak bisa memproduktifkan dengan pihak yang kekurangan dan tetapi mempunyai kemampuan dalam memproduktifkannya. Dari beberapa keterangan diatas maka penulis dapat menganalisis bahwa dengan adanya produk-produk yang ditawarkan oleh BSM Kudus sangat bermanfaat bagi pihak nasabah dan pihak bank, karena di BSM Kudus ini semua produk yang ditawarkan berdasarkan kepastian sesuai akad yang telah disepakati. Selain itu Ditinjau dari perspektif Islam, hal ini juga tidak bertentangan dengan syariat Islam karena prinsip yang diterapkan didalam produk ini sesuai dengan prinsip syariah Islam yang panarapannya menggunakan prinsip bagi hasil yang dihasilkan dari produk yang halal. 2. Analisis Penerapan Akad Mudharabah Pada Produk Deposito Selain tabungan mudharabah yang juga termasuk produk bank dalam bidang Penghimpunan Dana (founding) adalah Deposito. Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.

85 Adapun yang dimaksud dengan Deposito Syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Dengan adanya keterangan sebelumnya maka dapat dianalisis bahwa produk deposito mudharabah ini samahalnya dengan produk tabungan mudharabah, akan tetapi dalam deposito mudharabah ini, Bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank Syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga. Dengan demikian, Bank Syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai wali amanah (trustee), yakni harus bertindak hati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, Bank Syariah juga bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar aturan syariah.

86 Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Bank Syariah akan membagikan hasil keuntungan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi bukan akibat kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi adalah miss management (salah urus), maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut. Selain itu produk deposito di BSM Kudus ini penerapanya menggunakan akad mudharabah muthlaqah. Dan dari keterangan pada bab sebelumnya dapat dianalisis bahwasanya dengan deposito mudharabah yang ada di BSM Kudus ini dapat memberikan fasilitas dana aman dan terjamin, sesuai penjaminan pemerintah, mendapatkan bagi hasil yang kompetitif dan dapat dijadikan jaminan dana talangan atau pembiayaan untuk deposito BSM. Hal ini sudah nampak jelas bahwa dalam penerapan akad mudharabah di BSM Kudus sudah sesuai dengan nilai ajaran agama Islam dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah mengeluarkan peraturan dan batasan-batasan dalam pengoprasian Bank Syariah.

87 B. Analisis Dampak Penerapan Akad Mudharabah Pada Produk Penghimpunan Dana Di BSM Kudus Setelah mengamati dampak positif pada penerapan akad mudharabah terhadap produk penghimpunan dana di BSM Kudus, adanya perkembangan jumlah investasi mudharabah yang meningkat setiap tahunya, adanya perkembangan jumlah nasabah mudharabah yang meningkat setiap tahunya, serta adanya perkembangan kenaikan nominal mudharabah yang meningkat setiap tahunya. Dari keterangan dalam bab sebelumnya sudah nampak jelas bahwa dalam menerapkan akad mudharabah pada produk penghimpunan dana BSM Kudus sudah menerapkanya sesuai dengan prinsip syari ah. Karena dengan adanya penerapan dari prinsip syari ah ini yang dapat memberikan akad mudharabah pada produk penghimpunan dananya meningkat setiap tahunya. Dengan adanya keterangan tersebut maka dapat dianalisis bahwasanya BSM Kudus ini memang bank yang benar-benar beroperasi sesuai dengan ketentuan syari ah Islam, dan dampak positif itu ada karena adanya kepastian dalam menerapkan produk perbankan yang sesuai dengan ketentuan fatwa dari DSN serta adanya Undang-Undang tentang perbankan syari ah yang berlaku. Selain itu adanya mutu dan kualitas pelayanan BSM Kudus yang selalu meningkat yang menjadi salah satu faktor utama barkembangnya BSM Kudus hingga saat ini.

88 Selain dampak positif dampak negatif juga tidak dapat dihindari diantaranya Kurang efektifnya dual banking sistem yang dapat membuat dana dari bank syari ah dapat tercampur dengan dana di bank konvensional. Selain itu Adanya kekawatiran penyalahgunaan di perbankan syari ah yang masih melakukan praktek riba. Dengan keterangan tersebut maka dapat dianalisis bahwa dampak negatif itu ada karena Bank Syari ah Mandiri adalah bagian dari Bank Mandiri yang memungkinkan masih adanya ketercampuran antara produk dari Bank Syari ah Mandiri dengan produk dari Bank Mandiri sendiri. B. Analisis Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Penerapan Akad Mudharabah Terhadap Perkembangan Produk Penghimpunan Dana Di BSM Kudus 1. Analisis Faktor-Faktor Pendukung Setelah mengamati faktor-faktor pendukung yang ada, peneliti menilai bahwa faktor-faktor tersebut memang sangat penting keberadaanya. Adanya prinsip syari ah Islam yang dijadikan acuan di BSM Kudus untuk menerapkan sistem bagi hasil pada semua produknya terutama pada produk penghimpunan dananya merupakan nilai plus tersendiri. Karena tidak akan ada artinya Bank Syariah Mandiri ini jika pengoperasian dananya masih menyimpang dari prinsip dan ajaran syariah Islam. Adanya sarana prasarana dalam perusahaan yang cukup lengkap dengan mobilitasnya BSM yang memiliki fasilitas office

89 chanelling dengan Bank Mandiri yang melakukan kontrol khusus kepada pihak BSM guna memenuhi keinginan nasabah yang menginginkan pelayanan syari ah. Dan kelengkapan sarana prasarana tersebut juga sangat mempengarui keberhasilan perusahaan. Selain itu Sebagai bank syari ah terbesar dengan jaringan terluas ditanah air BSM memiliki 256 outlet yang tersebar di 24 provinsi di indonesia. BSM memiliki layanan perbankan yang real time dan online disemua outlet dan juga dengan adanya publikasi media yang terdapat dimedia massa, dimana pada saat media mengupas tentang perbankan syari ah pihak BSM selalu ikut dilibatkan. Hal tersebut juga sangat penting karena dengan adanya publikasi media maka BSM Kudus akan lebih mudah dikenal dikalangan masyarakat. Dengan demikian peneliti dapat menganalisis bahwa dengan adanya faktor religiusitas, sarana prasarana serta fasilitas yang ada di BSM ini sangat berperan penting terhadap perkembangan BSM Kudus. 2. Analisis Faktor-Faktor Penghambat Selain adanya faktor-faktor yang mendukung dalam penerapan prinsip syari ah Islam yang dijadikan acuan di BSM untuk menerapkan sistem bagi hasil, ada juga faktor-faktor yang menghambat. Dari faktor-faktor penghambat yang ada hendaknya tidak dijadikan penghalang dalam menerapka prinsip syari ah di BSM Kudus tersebut.

90 Kurang adanya pengetahuan dari masyarakat tentang keberadaan BSM, serta Tingkat efektivitas keterlibatan masyarakat muslim dalam bank syari ah tergantung pada pola pikir masyarakat muslim itu sendiri yang masih meragukan penerapan prinsip syariah merupakan hal yang dapat dimaklumi, karena masyarakat sudah terbiasa dengan adanya prinsip yang ada di bank konvensional. Masih adanya sistem nilai dan tradisi masyarakat desa yang masih puas menyimpan uang dibawah bantal juga termasuk hal yang perlu diperhatikan khusus. Karena keberhasilan dari penerapan prinsip syariah pada BSM Kudus ini tergantung dari pola pikir masyarakat. Dengan demikian peneliti dapat menganalisis bahwa dengan adanya kultur budaya masyarakat yang masih gemar menyimpan uang dibawah bantal, bertambahnya pesaing, minimnya SDM di perbankan syari ah, serta minimnya pengetahuan masyarakat tentang keberadaan bank syari ah. Untuk itu BSM Kudus masih harus memberikan pendidikan ketrampilan agar masyarakat lebih mudah memahami adanya prinsip syari ah yang ada di BSM Kudus tersebut. Selain itu BSM harus melihat dari faktor penghambat untuk dijadikan acuan kedepan agar BSM lebih bisa semaksimal mungkin untuk melayani kebutuhan masyarakat. 3. Analisis Perkembangan Produk Penghimpunan Dana di BSM Kudus Perkembangan penerapan produk penghimpunan dana di BSM Kudus cukup menggembirakan ini disebabkan karena jumlah nasabah

91 dari investasi mudharabah dan nominalnya produk penghimpunan dana selalu bertambah setiap tahunya. Mulai dari tahun berdirinya sampai sekarang BSM Kudus sudah dapat menunjukkan prestasinya. Dilihat dari tabel pada bab sebelumnya bahwa jumlah nasabah dan produk penghimpunan dana mudharabah BSM Kudus mengalami perkembangan setiap tahunya. Pada tahun 2009 jumlah nasabah meningkat hingga lebih dari 50% dan ini merupakan perkembangan terbesar di BSM Kudus. Hingga saat ini jumlah nasabah dari produk penghimpunan dana mudharabah mencapai 6301 orang nasabah. Dari keterangan diatas dapat dianalisis bahwasanya perkembangan jumlah nasabah itu ada dikarenakan BSM Kudus merupakan Bank Umum Syari ah pertama di Kudus yang menggunakan produk yang sesuai dengan syari ah Islam. Begitu pula dengan perkembangan produk penghimpunan dana mudharabah BSM Kudus mengalami perkembangan setiap tahunya. Perkembangan terbesar pada tahun 2009 jumlah Jumlah nominal penghimpunan dana mudharabah menjadi 41 milyar lebih. Dari tabel 1 dan 2 dapat dianalisis bahwa presentase jumlah nasabah dan nominal dari produk penghimpunan dana meningkat setiap tahunya akan tetapi jumlah tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah masyarakat Kudus yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang masih banyak menggunakan jasa perbankan konvensional.

92 Dengan keterangan diatas peneliti hanya bisa menambah masukan kepada pihak BSM Kudus agar bisa menjaga kestabilan dan meningkatkan kualitas pada BSM Kudus supaya bisa selalu meningkatkan manajemen promosi ke daerah terpencil sekalipun yang ada di Kudus. Karena diawal tahun 2010 ini BSM mulai mendapat pesaing dari Bank Umum Syari ah yang mulai beroperasi dikota Kudus.