PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metoda-metoda yang digunakan dalam

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA. From : BAB 5 (MKJI) JALAN PERKOTAAN

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi

BAB V ANALISIS DATA 5.1 ANALISIS AWAL TANPA PENANGANAN

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II KERANGKA TEORITIS. NO.: 011/T/Bt/1995 Jalur Pejalan Kaki yang terdiri dari :

BAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

TUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LOKASI PINTU TOL SLIPI TERHADAP KINERJA JALAN S. PARMAN

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISA ANTRIAN KENDARAAN AKIBAT KEMACETAN PASAR DI KECAMATAN BLEGA -BANGKALAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Jalan Raya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

PENGARUH PENYEMPITAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (Studi Kasus pada Ruas Jalan Kota Demak-Kudus Road, Km. 5) (1)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

BAB III METODA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

ANALISA KINERJA RUAS JALAN MANADO BYPASS TAHAP I DI KOTA MANADO

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT TREM DI JALAN RAYA DARMO SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan)

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

ANALISA KINERJA JALAN MARGONDA RAYA KOTA DEPOK Endang Susilowati Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PENILAIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN MENURUT PM 96/2015 DAN KM 14/2006

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

ANALISIS BUNDARAN PADA SIMPANG EMPAT JALAN A. YANI KM 36 DI BANJARBARU. Rosehan Anwar 1)

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T) Sylvia Indriany 1, Wandhi Wijaya 2 1 Jurusan TeknikSipilUniversitasMercuBuana, Jl. Meruya Selatan Kembangan,Jakarta Barat Email:syllfa@yahoo.com 2 Jurusan TeknikSipilUniversitasMercuBuana, Jl. Meruya Selatan Kembangan,Jakarta Barat Email:wandiwijaya17@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan akan sarana transportasi bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya merupakan kebutuhan pokok yang wajib terpenuhi. Seiring pertumbuhan lalu lintas yang semakin meningkat dan tidak diimbangi dengan pertumbuhan ruas jalan yang ada menyebabkan masalah kemacetan di ruas maupun simpang. Kemacetan juga terjadi pada pertemuan jalan kereta api dengan jalan raya. Hal ini tidak dapat dihindari dengan semakin banyaknya perlintasan sebidang dan peningkatan penumpang KA sehinggaterjadi penambahan frekuensi perjalanan KA yang dibarengi dengan pembangunan double track. Kondisi tersebut terjadi pula pada perlintasan KA di stasiun Citayam, Depok, sehingga dapat diperkirakan kemacetan yang akan terjadi pada 10 tahun mendatang semakin parah. Untuk itu penelitian ini akan melihat kondisi Level of Service jalan eksisting(tipe 2/2UD)serta menganalisis antrian yang terjadi pada pintu perlintasan. Selain itu juga mengkaji kebutuhan akan adanya perubahan jenis perlintasan menjadi tidak sebidang berupa underpass. Selanjutnya akan dapat diketahui perubahan kinerja jalan yang direncanakan sampai dengan tahun 2022. Dari hasil survey di lapangan dan analisis dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 didapat hasil sebagai berikut : Level of Service () jalan eksisting saat ini adalah C-F dan pada tahun 2022 antara E - F. Pelebaran geometrik jalan tidak banyak berarti karena Level of Service pada tahun 2022 masih antara D F. Pada analisa antrian yang terjadi pada perlintasan KA dengan kondisi eksisting menghasilkan antrian tak terhitung/ tak dapat diprediksi sehingga bila frekuensi perjalanan KA ditingkatkan maka antrian akan semakin panjang yang berarti kemacetan akan semakin parah pada ruas jalan Citayam. Dengan demikian perlu adanya pemikiran untuk perlintasan tidak sebidang yang diikuti oleh perubahan geometrik jalan dari tipe 2/2UD menjadi 4/2 UD dan 4/2 D (Underpass). Level of Service hasil analisis pada tahun 2022 antara B C. Sebagai jalan alternatif yang dapat dipakai untuk mengurangi kemacetan adalah melewati jalan Mesjid Al Hidayah Desa Bojong Pondok Terong sampai dengan Jalan Raya Cipayung dengan beberapa penyesuaian geometric jalan. Kata kunci : Level of Service (), Antrian,perlintasan KA, geometrik jalan, Underpass,tipe jalan 1. PENDAHULUAN Kebutuhan alat transportasi bagi penduduk kota Jakarta dan penyangganya sudah merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. Karena dengans emakin mahalnya tempat tinggal di pusat kota, maka menyebabkan perkembangan kota beralih ke daerah-daerah suburban. Dengan kondisi tersebut, maka jarak yang harus ditempuh oleh para pekerja untuk sampai di tempat kerja semakin jauh,sehingga diperlukan alat transportasi yang cepat dan nyaman. Dengan kondisi angkutan umum yang belum memadai dari sisi kapasitas maupun kenyamanan, maka angkutan pribadi menjadi pilihan bagi mereka yang mulai meningkat strata ekonominya. Akibatnya kemacetan yang sering terjadi di DKI Jakarta dan kota penyangganya tidak hanya terjadi pada ruas jalan dan simpang, melainkan juga pada perpotongan atau pertemuan antara perlintasan kereta api dan jalan raya. Salah satu solusi yang dapat diterapkan guna menghindari kemacetan yang terjadi pada perpotongan antara perlintasan kereta api dan jalan raya adalah dibangunnya suatu persimpangan yang tidak sebidang sehingga tidak terjadi antrian pada saat kereta api lewat. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 T - 139

Hal demikian juga terjadi di sekitar stasiun Citayam, yang merupakan perbatasan kota Depok dengan kabupaten Bogor. Kondisi lalu lintas pada sekitar perlintasan kereta api dan jalan Raya Citayam ini sangat buruk, karena banyak sekali titik-titik kemacetan yang ditemukan. Pada lokasi tersebut memiliki lebar ruas jalan hanya sekitar 5-6 meter dan dirasakan tidak sesuai dengan volume yang melewati jalan tersebut. Hal tersebut juga diperburuk dengan adanya pasar Citayam yang berdekatan dengan stasiun kereta api. Pada sepanjang jalan Raya Citayam juga ditemukan saluran irigasi sehingga menyulitkan bila lokasi jalan tersebut diperlebar. Maka dari itu, pemilihan pembangunaan simpang tak sebidangini sangat cocok diterapkan agar dapat menyelesaikan kemacetan di perpotongan antara perlintasan kereta api dengan jalan raya tersebut. 2. TUJUAN PENELITIAN Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh adanya perlintasan kereta api terhadap kondisi lalu lintas jalan raya Citayam. Secara lebih detail tujuannya adalah: 1. Menentukan kinerja eksisting jalan raya Citayam dan 10 tahun mendatang 2. Menganalisis antrian pada perlintasan kereta api 3. Menentukan kinerja jalan dan kecukupan standar geometrik jalan dengan adanya underpass 4. Membandingkan kinerja jalan sebelum dan sesudah adanya underpass 3. KONDISI WILAYAH STUDI Untuk memperjelas permasalahan dan memudahkan dalam menganalisa data, karena panjangnya jalan raya Citayam, maka sebagai batasan lokasi studi adalah sebagai berikut : 1. Jalan desa Bojong Pondok Terong sampai dengan stasiun Citayam ± 1420 meter. 2. Stasiun Citayam pintu perlintasan KA. 3. Pintu perlintasan KA sampai dengan persimpangan jalan Raya Cipayung (± 350 meter) ke arah Cibinong. 4. Pintu perlintasan KA sampai dengan persimpangan jalan Raya Cipayung (± 350 meter) ke arah Sawangan. Gambar 1. Petadan Kondisi Ruas Jalan Raya Citayam Selanjutnya tata guna lahan di lokasi studi(sekitar stasiun Citayam) adalah perumahan padat penduduk serta pasar dengan lebar jalan 5-6 meter. Dengan aktifitas sisi jalan yang tinggi maka kemacetan akibat pasar dan perlintasan kereta api menjadi pemandangan sehari hari. Sebaliknya pada jalan raya Cipayung yang sejajar dengan jalan raya Citayam, kondisi tata guna lahan adalah perumahan yang baru berkembang sehingga masih banyak lahan kosong. Dengan demikian aktifitas lalu lintas juga tidak sepadat pada jalan raya Citayam. Beberapa ilustrasi dapat dilihat pada gambar 1. T - 140 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

4. METODA PENELITIAN 5. DATA DAN ANALISIS Geometrik Jalan Tabel 1. Hasil Survey Geometrik Jalan Keterangan Data Jalan Raya Citayam pada lokasi survey Jalan Raya Citayam pada lokasi (POS 1) survey (POS 2) a. Tipe Jalan 2/2 UD 2/2 UD b. Panjang Segmen Jalan ± 4,5 km ± 2,5 km c. Lebar Jalur ± 5,6 m ± 5,2 m d. Lebar Bahu / Trotoar Sisi kiri = ± 2 m (tidak diperkeras) Sisi kiri = ± 2 m (tidak Sisi kanan = ± 0,5 m (tidak diperkeras) Sisi kanan = ± 0,5 m (tidak e. Tipe Alinyemen Datar Datar f. Marka Jalan Tidak ada Tidak ada g. Rambu Lalu Lintas Tidak Ada Tidak Ada h. Jenis Perkerasan Flexiable Pavement (FP) Flexiable Pavement (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 T - 141

i. Gambar Penampang Melintang Sumber : hasil survey Keterangan Data a. Tipe Jalan b. Panjang Segmen Jalan c. Lebar Jalur d. Lebar Bahu / Trotoar e. Tipe Alinyemen f. Marka Jalan g. Rambu Lalu Lintas h. Jenis Perkerasan Tabel 2. Hasil Survey Geometrik Jalan Jalan Raya Citayam pada lokasi survey Jalan Raya Citayam pada lokasi survey (POS 3) (POS 4) 2/2 UD 2/2 UD ± 400 m ± 4 km ± 6 m ± 6 m Sisi kiri = ± 0,5 m (kerb) Sisi kiri = ± 0,5 m (tidak diperkeras) Sisi kanan = ± 0,5 m (kerb) Sisi kanan = ± 1 m (tidak diperkeras) Datar Datar Tidak ada Tidak ada Tidak Ada Tidak Ada Flexible Pavement Flexible Pavement i. Gambar Penampang Melintang Sumber : hasil survey Lalu Lintas Berdasar survey kecepatan lalu lintas pada jam puncak pada tiap-tiap ruas jalan secara lengkap didapat bahwa kecepatan rata-rata dibawah 30 m dengan hasil terkecil pada pos 3 yaitu sekitar pasar citayam yang sepanjang hari kurang dari 20. POS 1 Waktu Arah 1 06.30-07.30 18,01 11.00-12.00 17,38 17.15-18.15 14,06 POS 3 Waktu Arah 1 06.30-07.30 16,98 11.00-12.00 18,51 17.00 18.00 14,63 Penilaian Kinerja Jalan Pada penilaian kinerja jalan, rasio arus kinerja segmen jalan. Keterangaan Volume jam puncak (smp/jam) Kapasitas jalan (smp/jam) Tabel 3. Hasil Survey Pada Jam Puncak POS 2 Arah 2 Waktu Arah 1 20,50 06.30-07.30 26,34 20,17 11.45-12.45 23,73 19,08 17.00 18.00 24,45 POS 4 Arah 2 Waktu Arah 1 Km/jam 18,48 06.30-07.30 23,18 13,71 11.15-12.15 23,81 15,63 17.00 18.00 22,04 terhadap kapasitas digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat Tabel 4. Hasil Kinerja Ruas Jalan Tahun 2011 POS 1 POS 2 POS 3 Pagi Siang Sore 1481,8 991,95 1297,75 1653,5 990,65 1125,25 1116,95 1025,5 980,25 Pagi 1799 1487 1850 Siang 2045 1690 1968 Jl. Arah 2 17,49 28,99 23,44 Arah 2 22,97 23,35 23,51 Raya Cipayung POS 4 1130,05 1003,6 1076,9 2065 2346 T - 142 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Sumber : hasil perhitungan Sore 1860 1538 1968 2206 Pagi 0,82 1,11 0,60 0,55 Siang 0,49 0,59 0,52 0,43 Sore 0,70 0,73 0,50 0,49 Pagi D NA C C Siang C C C B Sore C C C C Dengan angka pertumbuhan kendaraan 8% per tahun dan angka pertumbuhan penduduk di kota Depok mencapai 4,86 % per tahun, maka untuk kinerja ruas jalan tahun 2012 dengan asumsi kapasitas sama dengan tahun 2011 Tabel 5.Kondisi Jalan Eksisting Tahun 2012 Jl. Raya Cipayung Keterangaan POS 1 POS 2 POS 3 POS 4 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Volume jam Pagi 1600,34 1785,78 1206,31 1220,45 puncak Siang 1071,31 1069,90 1107,54 1083,89 (smp/jam) Sore 1401,57 1215,27 1058,67 1163,05 Kapasitas Pagi 1799 1487 1850 2065 jalan Siang 2045 1690 1968 2346 (smp/jam) Sore 1860 1538 1968 2206 Derajat Kejenuhan Operasional (V LV ) () Survey () Pagi 0,89 1,20 0,65 0,59 Siang 0,52 0,63 0,56 0,46 Sore 0,75 0,79 0,54 0,53 Pagi E F C C Siang C C C C Sore D D C C Pagi 25 NA 25 32 Siang 30 26 24 34 Sore 27 25 25 33 Pagi 18,01 20,50 26,34 17,49 16,98 18,48 23,18 22,97 Siang 17,38 20,17 23,73 28,99 18,51 13,71 23,81 23,35 Sore 14,06 19,08 24,45 23,44 14,63 15,63 22,04 23,51 Sumber : hasil rekapitulasi perhitungan Analisis Antrian Pada Perlintasan Analisis antrian pada perlintasan ini dilakukan guna mengetahui seberapa besar antrian yang terjadi pada pintu perlintasan kereta api yang berpotongan dengan jalan yang diteliti yaitu jalan Raya Citayam.Untuk menentukan tingkat kedatangan,survey dilakukan pada kedatangan kendaraan yang ingin menuju perlintasan KA, dengan posisi titik surveyor ± 60 meter sebelum pintu perlintasan (arah 1) dan ± 100 meter sebelum pintu perlintasan (arah 2). Sedangkan tingkat pelayanan dihitung dari jumlah kendaraan yang sudah melewati pintu perlintasan KA pada waktu tertentu. Hasil analisis dapat dilihat dari ρ > 1, maka pada lokasi tersebut terjadi antrian sepanjang hari dengan headway kereta api rata-rata 5 menit. Tabel 6. Hasil Perhitungan Antrian Pada Perlintasan Jam Puncak Keterangaan Arah 1 Arah 2 Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Kedatangan rata-rata λ (kend/jam) 927 937 1217 1508 1009 896 Pelayanan rata-rata µ (kend/jam) 852 816 969 1305 951 886 Intensitas lalu lintas (ρ) 1,088 1,148 1,256 1,156 1,061 1,011 Sumber : hasil perhitungan Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 T - 143

Prediksi Kinerja Jalan Dengan Kondisi Eksisting tahun 2022 Pada analisis tingkat pelayanan jalan pada tahun 2022 dipergunakan variabel prediksi volume lalu lintas serta prediksi kapasitas jalan. Hasil dari prediksi volume lalu lintas dan prediksi dari kapasitas jalan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 7. Prediksi kinerja jalan pada tahun 2022 Jalan Raya Citayam (POS 1) Jalan Raya Citayam (POS 2) Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore 1,85 1,09 1,56 F F F 2,49 1,31 1,64 F F F Jalan Raya Citayam (POS 3) Jalan Raya Cipayung (POS 4) Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore 1,35 1,17 1,12 F F F 1,23 0,96 1,09 F E F Sumber : hasil perhitungaan Keterangan Arus Bebas (LV) () Derajat Kejenuhan Operasional (FV LV ) () Sumber : hasil analisis Tabel 8.Hasil Operasional Tahun 2022 POS 1 POS 2 POS 3 Jl. Raya Cipayung 37,5 35 33 41 Pagi 1,85 2,49 1,35 1,23 Siang 1,09 1,31 1,17 0,96 Sore 1,56 1,64 1,12 1,09 Pagi NA NA NA NA Siang NA NA NA 25 Sore NA NA NA NA Alternatif Penyelesaian Masalah Jika melihat kondisi geometrik eksisiting maka kinerja jalan pada tahun 2022 diprediksi hampir semua ruas jalan dengan kondisi F dan kecepatan tak terhitung, kondisi ini diperburuk dengan adanya antrian yang terjadi pada pertemuan antara ruas jalan raya dengan pintu perlintasan kereta api. Sehingga diperlukan solusi untuk memperbaiki kinerja jalan tersebut dan mengurangi panjangnya antrian pada pertemuan jalan raya dengan pintu perlintasan kereta api. Melihat keadaan wilayah sekitar yakni pemukiman yang padat, adanya pasar tradisional, merupakan jalur utama Kota Depok Bogor ke Jakarta dan peningkatan pelayanan pengguna KA (perkecil headway) maka diperlukan simpang tidak sebidang dititik lokasi pertemuan antara jalan Raya Citayam dengan jalan Kereta Api. Dengan rencana tersebut diperlukan adanya penyesuaian geometrik jalan sehingga keberadaan perlintasan tidak sebidang dapat memperbaiki kinerja jalan secara signifikan. Perbaikan yang dilakukan sebagai berikut : Pelebaran Lajur Standar 3,5 meter (type 2/2 UD) Keterangan Arus Bebas (LV) () Derajat Kejenuhan Operasional (V LV ) () Sumber : hasil dari grafik MKJI 1997 Tabel 9.Hasil Prediksi Kinerja Jalan dengan Alternatif 1 POS 1 POS 2 POS 3 Jl. Raya Cipayung 43,5 43,5 41 45 Pagi 1,37 1,53 0,97 1,05 Siang 0,81 0,81 0,83 0,82 Sore 1,16 1,01 0,80 0,93 Pagi NA NA 25 NA Siang 32 32 30 33 Sore NA NA 31 28 T - 144 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Perubahan Type Jalan dari 2/2UD menjadi 4/2 D dan 4/2 UD Keterangan Tabel 10. Hasil Prediksi Kinerja Jalan dengan Alternatif 2 POS 3 (arah POS 1 POS 2 1) POS 3 (arah 2) Jl. Raya Cipayung Arus Bebas (LV) () 54 54 56,5 56,5 56 Derajat Kejenuhan Operasional (V LV ) () Sumber : hasil dari grafik MKJI 1997 Pagi 0,60 0,67 0,57 0,34 0,53 Siang 0,38 0,38 0,36 0,37 0,44 Sore 0,52 0,45 0,37 0,4 0,48 Pagi 47 45 51 55 50 Siang 53 53 54 53,5 52,5 Sore 49 51 53,5 53 52 POS 3 mewakili kinerja jalan pada perlintasan tak sebidang(underpass) sehingga dapat dilihat bahwa secara keseluruhan Q/C < 0,75 atau berada pada rentang B C. Jadi, dapat disimpulkan jika dengan kondisi penyesuaian geometrik yang telah direncanakan untuk kinerja jalan pada tahun 2022 diprediksi lebih baik atau Q/C dibawah 0,75. Sehingga perencanaan geometrik yang dirancang bersamaaan dengan perlintasan tidak sebidang diharapkan dapat memperbaiki kinerja jalan 10 tahun kedepan. 6. KESIMPULAN Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pelayanan jalan untuk masing-masing ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung yang diamati pada kondisi geometrik jalan eksisting didominasi C atau Q/C 0,75. 2. Hasil kecepatan survey langsung dilapangan yang dilakukan tahun 2012 pada ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung dengan kondisi geometrik jalan eksisting didapat kecepatan sekitar 13 26. 3. Menyikapi pertumbuhan kendaraan dikota Depok ± 8% pertahun maka, diperkirakan kondisi ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung untuk tahun 2022 dengan tidak adanya perubahan kondisi geometrik, tingkat pelayanan jalan menjadi F atau Q/C 1 (rentang nilai). 4. Dengan kondisi eksisting ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung kecepatan rata-rata paadaa tahun 2022 menjadi sangat kecil sampai tak terhingga. 5. Pada perhitungan antrian dengan headway 5 menit, intensitas lalu lintas (ρ) sepanjaang hari > 1 karena λ > µ. Sehingga mengakibatkan antrian yang panjang dan waktu dalam antrian/ system tidak dapat diprediksi. Hal ini akan menambah kemacetan pada ruas jaalan Citayam, sehingga diperlukan adanya perbaikan kinerja pintu perlintasan untuk menghindari antrian yang semakin panjang. 6. Sebagai bahan pertimbangan untuk alternative penyelesaian masalah kemacetan dan mendukung pembuatan perlintasan tidak sebidang direncanakan sebagai berikut : a. Dengan pelebaran lajur menjadi 3,5 m perlajur dengan type jalan 2/2 UD Didapat Tingkat pelayanan jalan pada tahun 2022 untuk masing-masing ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung antara D - F atau Q/C 0,75 dengan kecepatan rata-rata tak terprediksi hingga 2. b. Perubahan type jalan menjadi 4/2 D dan 4/2 UD dengan lebar lajur 3,5 m Didapat Tingkat pelayanan jalan pada tahun 2022 untuk masing-masing ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung antara B - C dengan kecepaataan rata-rata 45 55. 7. Melihat kondisi lalu lintas dengan fungsi jalan maka pembangunan perlintasan tidak sebidang pada ruas jalan Raya Citayam merupakan kebutuhaan yang mendesak. 8. Sebagai jalan alternative yang akan digunakan pada masa pembangunan perlintasan tidak sebidang (jalur jalan Raya Citayam) melalui jalan Desa Bojong Pondok Terong yang terdapat jalur angkot memotong ke Jalan Raya Cipayung dengan Level of Service () antara B C. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 T - 145

DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik(2010)Kota Depok dalam angka, Jawa Barat Highway Capacity Manual(1994) special report 209 Jendral Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, (1990), Tata Cara Pelaksanaan Survey dan Perhitungan Lalu-lintas Cara manual. No. 016/T/BNKT/1990. Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum,(1997)Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta. May, A.D, (1990), Traffic Flow Fundamentals, Prentice Hall International Inc, New Jersey, USA. Sylvia(2011)Studi Kebutuhan Perlintasan Tak Sebidang pada Jalan Raya Citayam,Laporan Penelitian Universitas Mercu Buana,Jakarta Wandi Wijaya, Sylvia(2012)Studi kebutuhan Underpass pada Perpotongan jalan KA dengan jalan Raya,Tugas Akhir, Universitas Mercu Buana,Jakarta Yupiter Indrajaya, Bambang Riyanto, Das at Widodo, Pengaruh penyempitan jalan terhadap karakteristik lalu lintas(studi kasus ruas jalan kota Demak Kudus road,km.5),undip Semarang, T - 146 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013