EVOLUSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Oleh. Soni Nopembri. Saya begitu terkesan semenjak mendapatkan buku ini, karena buku ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Deni Diki Hardiansyah, 2014

2015 PENGARUH MODEL DIRECT INSTRUCTION DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

LAPORAN PENELITIAN PERBANDINGAN PENERAPAN GAYA MENGAJAR MOSSTON DAN MODEL PEMBELAJARAN METZLER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP. Agi Ginanjar STKIP NU Indramayu

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

IMPLEMENTASI MODEL INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Oleh: TITE JULIANTINE (FPOK-UPI) Desember, 2009

MODEL PEMBELAJRAN DIRECT TEACHING DAN SPORT EDUCATION MODEL. Y. Touvan Juni Samodra

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Fokus Pada Pendekatan Taktik

2015 PENGARUH SPORT EDUCATION MODEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS MK DASAR-DASAR PENJAS

TINJAUAN ALTERNATIF KONSEP MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) DI SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SILABUS MATA KULIAH BOLAVOLI. OLEH: Drs. YUNYUN YUDIANA, M.Pd

Dian Pujianto, Bayu Insanistyo dan Syafrial Universitas Bengkulu, Jl. W.R. Supratman, Kandang Limun, Kota Bengkulu

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERCIRIKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Oleh: Bambang Subali, UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Endi Rustandi, 2013

ANALISIS STRATEGI UNTUK PEMBELAJARAN PAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

IV. Rancangan Kegiatan Pembelajaran :

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI SOSIAL DAN INTERPERSONAL ANAK DALAM PENDIDIKAN JASMANI. Oleh: Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

II.TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Probing Prompting. pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah

PARADIKMA BARU PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY Kaligesing, 24 Maret 2007

DAFTAR PUSTAKA (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, Depdikbud

SILABUS PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. STRATEGI PEMBELAJARAN

Kata kunci: Sistem, pemecahan masalah

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Aksara, Jakarta.

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING HUBUNGANNYA DENGAN EVALUASI PEMBELAJARAN. Oleh: Hasnawati (Staf Pengajar FBS Universitas Negeri Yogyakarta)

PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PENDIDIKAN JASMANI. By: TITE JULIANTINE (FPOK-UPI) July, 2009

Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

BAB III PENILAIAN A. Benar-Salah. Petunjuk:

2015 PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA

SILABI MATA KULIAH. A. Identitas Mata Kuliah. Nama Mata Kuliah : Bermain Kode Mata Kuliah : PNJ 203. Program Studi : PJKR Prasyarat : -

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

Hakikat Belajar : Hakikat Mengajar : Hasil Belajar : Karakter Karakter dibangun, bukan diajarkan Karakter Kurikulum berbasis Karakter

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SILABUS PERKULIAHAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN TAKTIS

MODEL PEMBELAJARAN ATLETIK DITINJAU DARI PERSPEKTIF PEDAGOGIK PENJAS (ATHLETIC LEARNING MODEL SEE FROM PEDAGOGI PERSPEKTIVE)

melakukan segala aktivitasnya untuk memenuhi

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Ely Yuliawan (Universitas Jambi) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan pengembangan dalam kepribadian maupun pengetahuan. maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN INOVATIF DALAM MATA PELAJARAN SAINS (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

RUANG LINGKUP DAN KAJIAN PEDAGOGI OLAHRAGA. OLEH: B. ABDULJABAR, Dr.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu diantara masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai tema. Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti

LAPORAN PENELITIAN I-MHERE HIBAH PENELITIAN I-MHERE TAHUN 2010

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa

II. SILABUS MATA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada, 1999), hlm.

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TGT (TEAMS GAME TOURNAMENT) TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLAVOLI

SILABUS. : Perencanaan Pembelajaran IPS. Kode : SKS : Teori : 2 Praktik : 1 Semester : 3 Mata Kuliah Prasyarat : : Supardi, M.Pd.

Oleh : Iman Santoso Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FPBS IKIP Yogyakarta

USUL PENELITIAN PROYEK PGSM

II. SILABUS MATA KULIAH

DEFINISI PENDEKATAN, METODE, STRATEGI, TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

OLAHRAGA DAN BENCANA. (Kontribusi Olahraga dalam Pemulihan Pasca Bencana)

BAB II PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATANNYA. Oleh: Wawan Danasasmita

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Bahan Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jig Saw. Oleh : Tiwan, MT.

GAGASAN DAN KONSEP DASAR TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) Oleh: Saryono dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan

UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN PEER TEACHING DALAM PEMBELAJARAN TENNIS

DESKRIPSI MATA KULIAH KURIKULUM PENJAS. Oleh. Dra. Hj. Mimin Karmini Dian Budiana, M.Pd. Ahmad Hamidi, S.Pd.

Belajar dan Pembelajaran Fisika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Petunjuk bagi Calon Penulis Jurnal Pendidikan dan Pengajaran

GAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Oleh; Aris Fajar Pambudi* (dosen POR FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Djamarah dan Zain (1996, hlm. 7) bahwa guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

STRATEGI IMPLEMENTASI NILAI PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DIKAJI DARI PERSPEKTIF LPTK

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi

PERKEMBANGAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MEMAHAMI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 (THE UNDERSTANDING OF MODEL OF TEACHING IN CURRICULUM 2013)

Transkripsi:

Judul buku Penulis Penerbit : Instructional Models for Physical Education : Michael W. Metzler : Allyn & Bacon A Pearson Education Company Needham Heights, Massachusetts 02194 Cetakan : 2000 Tebal : xxviii + 388 halaman EVOLUSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Oleh. Soni Nopembri Saya begitu terkesan semenjak mendapatkan buku ini, karena buku ini menyediakan penuntun yang praktis bagi para guru pendidikan jasmani untuk mengembangkan pembelajarannya dalam bentuk model-model. Saya pun terus mencoba mendalami istimewanya buku ini hingga penuh coretan dan cover-nya yang semakin rusak, karena banyak dibolak-balik. Kesan pertama yang muncul dari judul buku ini telah membawa angan saya pada kata inilah kunci perbaikan pembelajaran pendidikan jasmani di Indonesia. Angan itu mungkin terlalu

imajinatif dan jauh, meskipun buku ini sebenarnya sudah ditulis sekitar tahun 1999. Evolusi pembelajaran pendidikan jasmani yang saya ambil sebagai judul resensi ini karena Metzler (penulis) menekankan dalam kata pengantarnya dan juga pada bab I halaman 10-14 telah terjadi peralihan pembelajaran pendidikan jasmani dari metode ke model (from method to models). Kita ketahui bersama bahwa pada tahun 1960-an, Musska Mosston telah mengembangkan spektrum gaya mengajar (teaching style) yang terkenal itu. Sampai sekitar awal tahun 1980- an, spektrum gaya mengajar dari Mosston masih dipandang sebagai metode pembelajaran efektif sebagai sebuah konstelasi tindakan dan keputusan yang menuntun para siswa untuk mengembangkan tingkat belajarnya. Metzler berpendapat bahwa inilah waktu terbaik untuk menkonseptualisasikan kembali bagaimana kita mengajarkan aktivitas jasmani pada para siswa. Istilah model yang digunakan oleh Metzler dalam bukunya didasari oleh munculnya buku Models of Teaching (1972) dari Bruce Joyce dan Marsha Weil. Model memiliki cakupan yang lebih luas dan holistik dalam pembelajaran dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran metode, strategi, gaya, dan keterampilan. Kaitannya dengan metode dan model, Metzler juga menjelaskan pengertian kedua istilah itu berdasarkan buku acuannya. Mengambil definisi dari Joyce dan Weil dijelaskan bahwa model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola-pola yang dapat digunakan untuk menajamkan kurikulum (kajian pembelajaran jangka panjang), untuk mendesain materi-materi pembelajaran dan untuk penuntun pembelajaran di kelas dan tempat lain. Sedangkan metode,

strategi, atau gaya secara khusus digunakan untuk satu atau aktivitas dan hasil belajar jangka pendek, dan kemudian diberikan lagi metode, strategi, dan gaya yang lain (hal.12). Terungkap pula bahwa model dirancang dan digunakan untuk seluruh unit pembelajaran dan terdiri atas fungsi perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian pada unit tersebut. Menurut Metzler, ada dua asumsi yang mendasari buku ini. Pertama, pembelajaran akan sangat efektif ketika terjadi diantara kerangka kerja koheren yang diselenggarakan oleh guru dan dikomunikasikan pada siswa. Kedua, guru harus memahami dasar-dasar untuk pembelajaran berbasis model dalam usaha memilih model terbaik untuk mencapai tujuan yang diharapkan, sesuai dengan perkembangan kesiapan siswa, dan mengatur lingkungan belajar. Kedua asumsi itulah yang menjadikan buku ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama berbicara mengenai dasar-dasar untuk pembelajaran berbasis model dalam pendidikan jasmani. Bagian kedua menjelaskan tujuh (7) model pembelajaran untuk pendidikan jasmani. Bagian pertama buku ini terdiri atas 6 bab yang mendasari kajian secara teoritis dan empiris tentang model pembelajaran pendidikan. ungkapan telah terjadinya evolusi dalam pembelajaran pendidikan jasmani ditulis dalam bab 1. Pada bab 2, penulis mengadopsi tujuh pengetahuan mengajar dari Shulman sebagai dasar pembelajaran berbasis model dalam pendidikan jasmani. Pada babbab berikutnya di jelaskan tentang strategi manajerial dan instruksional dalam pembelajaran pendidikan jasmani, keterampilan-keterampilan mengajar yang efectif untuk pembelajaran berbasis model, perencanaan untuk pembelajaran yang

efektif dalam pendidikan jasmani, dan komponen-komponen serta dimensidimensi model pembelajaran. Bagian kedua buku ini menjelaskan tentang tujuh model pembelajaran untuk pendidikan jasmani yang tersusun secara apik dengan penjelasan yang runtut dan praktis. Ketujuh model pembelajaran tersebut adalah Direct Instruction, Personalized System for Instruction (PSI), Cooperative Learning, Sport Education Model (SEM), Peer Teaching Model, Inquiry Teaching, dan Tactical Games Model (TGM). Ketujuh model tersebut dijelaskan secara runtun mulai dari gambaran umum, dasar-dasar model (teori, rasional, asumsi, domain pembelajaran, dan lain-lain), ciri-ciri model, kebutuhan keahlian guru dan kontekstual, benchmarks pengajaran dan belajar dari model, penilaian belajar dalam model tersebut, dan beberapa cara pemilihan dan modifikasi model untuk pendidikan jasmani. Selain itu pula, pada setiap model diberikan pula contoh unit dan pelajaran. Kita juga dapat mencari buku-buku yang berhubungan dengan model tersebut dalam Suggested Readings. Sebagai contoh, penulis mengadopsi secara langsung Sport Education Model (SEM) yang dikembangkan oleh Daryl Siedentop. Mengutip pendapat Siedentop, penulis mengemukakan bahwa Sport Education Model memiliki implikasi yang kuat untuk kurikulum dan pembelajaran, sehingga menunjukkan dua fungsi model. Implikasi kurikulum yang paling menonjol adalah bahwa olahraga menjadi pusat pengaturan untuk program pendidikan jasmani: segala sesuatu tentang mengajar dan belajar diselesaikan dalam konteks bentuk olahraga yang sesuai dengan perkembangan. Sedangkan, sebagai sebuah model

pembelajaran, tujuannya dapat dicapai dengan baik melalui kombinasi pembelajaran langsung, kerjasama kelompok kecil, dan peer teaching yang dirancang dengan pendekatan komprehensif untuk pembelajaran dan pengajaran olahraga. Itulah sekilas beberapa kalimat yang dijadikan penulis sebagai bagian dari penawaran model sport education dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Buku ini mengajak pembacanya terutama para guru pendidikan jasmani untuk mengubah pemikiran dan beralih dari penggunaan metode yang hanya digunakan pada bagian-bagian pembelajaran ke penggunaan model yang lebih luas dan menyeluruh. Keruntunan isi buku ini memberikan pedoman yang jelas agar pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani tidak menjadi salah kaprah. Tujuh model yang ditawarkan dalam buku ini merupakan hasil pemilihan dan penyeleksian yang disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran pendidikan jasmani. Mungkin inilah waktunya kita secara perlahan mempelajari serta mendalami model-model pembelajaran pendidikan jasmani untuk pengembangan pendidikan jasmani di Indonesia.