2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2 Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Seleksi Pegawai. Lembaga Penegak Hukum. Promosi.

2015, No Negara tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2014 tentan

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-01/M.

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 34 TAHUN 2015 NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia N

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

- 3 - Pasal Jabatan

2017, No Meningat : 1. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2 Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembar

No.1610, 2014 KEMENTAN. Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 No

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6); 2. Peraturan Pemeri

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Uraian Jabatan. Penyusunan. Pedoman

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.426, 2015 KEMENKUMHAM. Jabatan. Kelas Jabatan. Perubahan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 170 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN INTELIJEN NEGARA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.723, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Arsiparis. Pedoman.

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang A

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2 Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pember

2015, No Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T

2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan

BUPATI POLEWALI MANDAR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

2 Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerint

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemb

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 ten

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pamong Belajar. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

Transkripsi:

No.788, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Karier Pegawai. Manajemen. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG MANAJEMEN KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kualitas, objektivitas pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai pada Kementerian Pertahanan secara profesional dan proporsional dalam dan dari jabatan, kenaikan pangkat, serta pendidikan, diperlukan manajemen karier pegawai di lingkungan Kementerian Pertahanan; b. bahwa manajemen karier pegawai di lingkungan Kementerian Pertahanan berperan dalam pembinaan karier pegawai untuk memberikan pertimbangan kepada pejabat kepegawaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang Manajemen Karier Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertahanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentangpengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5120); 5. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pembinaan Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1259); 6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan Instansi Pusat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 477); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG MANAJEMEN KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Manajemen Karier adalah proses pengelolaan karier pegawai yang meliputi kegiatan perencanaan karier, pengembangan karier, penetapan karier, dan manajemen bakat istimewa. 2. Karier adalah perjalanan jenjang jabatan dan atau kepangkatan seorang Pegawai yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi.

3 3. Kementerian Pertahanan yang selanjutnya disebut Kemhan adalah Kementerian Negara yang membidangi urusan pertahanan dalam pemerintahan. 4. Pegawai Kemhan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ditugaskan di Kemhan. 5. Pegawai Negeri Sipil Kemhan adalah PNS yang bekerja di lingkungan Kemhan, Mabes TNI, dan Angkatan yang pembinaannya merupakan kewenangan Menhan. 6. Jabatan adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, dan wewenang seorang pegawai dalam memimpin suatu satuan organisasi negara. 7. Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai dalam memimpin suatu satuan organisasi negara. 8. Jabatan Fungsional Umum adalah kedudukan yang bersifat pelayanan administratif (supporting) dan terdapat di setiap unit organisasi Kementerian Pertahanan. 9. Organisasi adalah Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker atau Sub Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Subsatker di lingkungan Kementerian Pertahanan. 10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan. 11. Prestasi pegawai adalah hasil yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan jangka waktu tertentu yang meliputi standar, target dan sasaran kerja. BAB II MANAJEMEN KARIER PEGAWAI Pasal 2 Manajemen Karier Pegawai bertujuan mengidentifikasi potensi karier pegawai serta menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan kompetensi masing-masing pegawai. Pasal 3 Manajemen karier pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. profesionalisme yaitu proses pengelolaan karier pegawai didasarkan pada sikap mental dan komitmen dari individu dan organisasi untuk menghasilkan pegawai yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan jabatan; b. terbuka dan transparan yaitu proses dan informasi pengembangan karier dapat diketahui dan memberikan peluang kepada seluruh pegawai untuk rotasi maupun promosi Jabatan secara internal maupun lintas instansi;

4 c. objektif yaitu proses pengelolaan karier didasarkan pada potensi, kompetensi, dan prestasi kerja yang dimiliki oleh pegawai tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi; d. adil yaitu proses pengelolaan karier harus memberikan kesempatan yang sama kepada pegawai sesuai dengan potensi, kompetensi, dan prestasi kerja; dan e. kompetitif yaitu manajemen karier pegawai memfasilitasi pegawai untuk siap bersaing secara sehat demi memajukan organisasi dan meningkatkan kompetensi individu. Pasal 4 Manajemen Karier Pegawai terbagi dalam beberapa kegiatan sebagai berikut: a. perencanaan karier; b. pengembangan karier; c. penetapan karier; dan d. manajemen bakat istimewa. BAB III PERENCANAAN KARIER Bagian Kesatu Umum Pasal 5 (1) Perencanaan Karier merupakan tahap awal dalam manajemen karier pegawai. (2) Perencanaan Karier sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh a. organisasi; b. individu pegawai; dan c. Pejabat Kepegawaian dan Individu Pegawai. Bagian Kedua Perencanaan Karier oleh Organisasi Pasal 6 (1) Perencanaan karier oleh organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf a meliputi: a. rencana kebutuhan pegawai; b. profil kompetensi jabatan; c. peta pengembangan (alur) karier; dan d. mekanisme penilaian kinerja pegawai. (2) Rencana kebutuhan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan dalam rangka memetakan jumlah pegawai yang dibutuhkan sesuai dengan profil jabatan untuk mengisi kekosongan/formasi jabatan pada setiap satuan organisasi. (3) Profil kompetensi jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kegiatan dalam rangka menyusun uraian atau ikhtisar jabatan beserta kompetensi teknis dan kompetensi perilaku yang

5 dibutuhkan di setiap jabatan untuk mengetahui kriteria pegawai yang sesuai di tiap-tiap jabatan. (4) Peta pengembangan (alur) karier sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan kegiatan dalam rangka menyiapkan gambaran yang berisi berbagai nama jabatan beserta alur-alur yang menghubung- kan satu jabatan dengan jabatan yang lain secara linear/dalam koridor kompetensi yang sama agar pegawai dapat mengerti dan merancang masa depan kariernya. (5) Mekanisme penilaian kinerja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan kegiatan dalam rangka menetapkan mekanisme penilaian kinerja pegawai, antara lain metode Assessment Center, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), serta mekanisme penilaian yang objektif, dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Bagian Ketiga Perencanaan Karier oleh Individu Pegawai Pasal 7 (1) Perencanaan karier oleh individu pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf b meliputi: a. evaluasi potensi, kompetensi, dan minat; b. mengarahkan alternatif karier; dan c. menyusun tujuan karier. (2) Evaluasi potensi, kompetensi, dan minat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan dimana pegawai diminta untuk mengidentifikasi hal-hal positif antara lain potensi, kekuatan, keahlian, minat dan hal-hal negatif antara lain kekurangan, kelemahan, ketidaktertarikan pegawai terkait dengan pekerjaan. (3) Mengarahkan/memilih alternatif karier sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kegiatan dimana pegawai diminta untuk membuat alternatif jabatan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. (4) Menyusun tujuan karier sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan kegiatan dimana pegawai diminta untuk menentukan posisi jabatan yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu hingga akhir jabatan. Bagian Keempat Perencanaan Karier Oleh Pejabat Kepegawaian dan Individu Pegawai Pasal 8 (1) Perencanaan karier oleh pejabat kepegawaian dan individu pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf c meliputi: a. dialog atau konsultasi; b. penilaian potensi dan kinerja pegawai; dan c. bimbingan dan konseling.

6 (2) Dialog dan Konsultasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan dimana organisasi yang diwakili oleh Pejabat Kepegawaian bersama individu pegawai melakukan diskusi atau konsultasi mengenai potensi diri dan masa depan karier pegawai. (3) Penilaian Potensi dan Kinerja Pegawai sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kegiatan dimana organisasi yang diwakili oleh Pejabat Kepegawaian melakukan penilaian kinerja (performance appraisal) terhadap individu pegawai untuk mendapatkan profil potensi dan kompetensi pegawai dengan menggunakan metode Employee Potential Mapping dan Assessment Center. (4) Bimbingan dan Konseling sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan kegiatan dimana organisasi yang diwakili oleh Pejabat Kepegawaian memberikan bimbingan dan konseling karier kepada individu pegawai untuk membicarakan alternatif karier, menyusun tujuan karir jangka pendek dan jangka panjang, serta langkah-langkah yang harus dilakukan individu pegawai agar tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien. BAB IV PENGEMBANGAN KARIER Pasal 9 Pengembangan karier merupakan proses pelaksanaan atau implementasi peningkatan kemampuan pribadi yang dilakukan oleh individu pegawai atau organisasi yang diwakili oleh Pejabat Kepegawaian dalam rangka upaya untuk mencapai perencanaan karier yang telah dibuat. Pasal 10 (1) Individu pegawai dan atau organisasi yang diwakili oleh Pejabat Kepegawaian merencanakan aktivitas pengembangan karier dalam rangka menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan karier. (2) Pengembangan karier pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, dilakukan melalui 2 (dua) cara, sebagai berikut: a. pendidikan dan latihan; dan b. non pendidikan dan latihan. (3) Pendidikan dan latihan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan hak dan kewajiban individu pegawai untuk mengembangkan karier sesuai dengan peraturan perundangundangan. (4) Non pendidikan dan latihan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) huruf b Pejabat Kepegawaian mewadahi pengembangan karier setiap individu pegawai melalui cara selain pendidikan dan pelatihan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (5) Pengembangan karier sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, bagi pegawai berprestasi sesuai dengan penilaian pimpinan, SKP, dan hasil

7 Assessment Center maka jabatan dan kepangkatan dapat mendahului dari pegawai lain sesuai dengan pola pembinaan karier secara regular. BAB V PENETAPAN KARIER Pasal 11 Penetapan karier merupakan ketetapan organisasi terhadap jabatan individu pegawai yang ditandatangani oleh pejabat berwenang dan bersifat mengikat. Pasal 12 Penetapan karier sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 terdiri dari 3 (tiga) bagian sebagai berikut: a. mutasi; b. promosi; dan c. demosi. Pasal 13 Mutasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a merupakan perpindahan jabatan dari satu jabatan ke jabatan lain terdiri atas: a. perpindahan jabatan vertikal merupakan perpindahan jabatan dari jabatan yang lebih rendah ke jabatan yang lebih tinggi; b. Perpindahan jabatan horizontal merupakan perpindahan jabatan pada golongan jabatan yang sama; dan c. perpindahan jabatan diagonal merupakan perpindahan jabatan dari jabatan struktural ke fungsional maupun sebaliknya. Pasal 14 (1) Promosi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 huruf b merupakan bentuk apresiasi terhadap individu pegawai yang memiliki kinerja di atas standar organisasi dan berperilaku sangat baik. (2) Promosi dilakukan dalam rangka: a. pengisian formasi; dan b. optimalisasi tugas. Pasal 15 (1) Demosi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 huruf c merupakan tindakan penurunan jabatan dengan pangkat tetap, pembebasan dari jabatan atau penurunan pangkat dalam rangka pembinaan pegawai. (2) Demosi dilakukan karena: a. nilai kinerja rendah, b. pelanggaran disiplin tingkat berat, c. atas permintaan sendiri, d. tidak tersedia formasi jabatan setara, dan e. adanya validasi organisasi. (3) Demosi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 huruf c bagi prajurit TNI di lingkungan Kemhan diatur sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

8 BAB VI MANAJEMEN BAKAT ISTIMEWA Pasal 16 (1) Manajemen bakat istimewa merupakan proses pengelolaan karier pegawai terhadap pegawai dengan potensi dan kompetensi jauh di atas rata-rata (superior) serta menunjukkan prestasi dan kinerja yang sangat baik. (2) Manajemen bakat istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan memberikan kesempatan percepatan karier pada pegawai dengan bakat istimewa sampai tahap tertentu dan dapat dilanjutkan apabila evaluasi kinerja terhadap pegawai tersebut dinilai sangat baik untuk promosi selanjutnya. (3) Manajemen bakat istimewa bagi pegawai apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. lulusan Universitas di dalam negeri terakreditasi A atau Universitas di luar negeri terakreditasi setara A, dengan predikat cum laude; b. kategori potensi IQ superior; c. melebihi standar kompetensi berdasarkan hasil Assessment Center; d. mendapatkan penilaian kinerja yang sangat baik dari atasan, rekan sekerja, dan bawahan; dan e. mengikuti kursus berbasis kompetensi secara berkala dan dinyatakan lulus dengan nilai sangat baik. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua ketentuan tentang Pembinaan Personel Pegawai Kemhan yang ada dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini. Pasal 18 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

9 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Maret 2015 MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, RYAMIZARD RYACUDU Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY