SUSTAINABLE CONSUMPTION AND PRODUCTION (SCP) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
GREEN BUSINESS: Konsep dan Arah Kebijakan. Endah Murniningtyas DeputiBidanng SDA-LH Kementerian PPN/Bappenas

Pelaksanaan RAN/RAD-GRK: Sebagai Pedoman Mewujudkan Pembangunan Rendah Karbon

Pelaksanaan RAN/RAD-GRK: Sebagai Pedoman Mewujudkan Pembangunan Berkualitas

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

KEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

INTEGRASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GRK KE DALAM PEMBANGUNAN

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA

SUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS

PELAKSANAAN RPJMN BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DAN DUKUNGAN RISET

PENGELOLAAN SDALH DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENGUKURAN KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN UNTUK RPJMN PENDEKATAN DUKUNGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

Versi 27 Februari 2017

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

STANDAR INDUSTRI HIJAU

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

Jakarta, 5 Desember Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013

Knowledge Management Forum April

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

KAJIAN EFEKTIFITAS PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU MENDUKUNG PEMBANGUNAN KOTA

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

PELAKSANAAN KOMITMEN INDONESIA DALAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No Bogor

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

Implementasi SDGs di Tingkat Global dan Keterkaitannya dengan Isu Kekayaan Intelektual

Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang

TABEL 5.1 RENCANA PEMBIAYAAN PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP JAWA BARAT

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

PB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP

-2- Instrumen ekonomi penting dikembangkan karena memperkuat sistem yang bersifat mengatur (regulatory). Pendekatan ini menekankan adanya keuntungan e

Sambutan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas selaku Ketua Majelis Wali Amanat ICCTF dalam

Visi Indonesia Pembangun- an Manusiaa Ekonomi. Infrastruktur. Kelautan. Transportasi dan Konektivitas. Pertanian. Pariwisata. dan.

Pembangunan Kehutanan

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI MEA

RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL, GREEN ECONOMY DAN RAN GRK. Makalah disampaikan pada Rapat Kerja Internal DNPI Jakarta, 13 Mei 2011

PENERAPAN WATER AND WASTE WATER MANAGEMEN UNTUK MEWUJUDKAN GREEN CITY

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

KETAHANAN PANGAN DAN PERUBAHAN IKLIM ENDAH MURNNINGTYAS DEPUTI SDA DAN LH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PENDANAAN PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan

LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

BADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PENGANTAR. Jakarta, Juli Deputi Bidang SDA dan LH Endah Murniningtyas

Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya merupakan perairan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT

Pelestarian Ekosistem Sumatera dan Energi Terbarukan (Kebijakan Uni Eropa dan Peraturan Nasional)

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

GREEN TRANSPORTATION

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)

SISTEM PENANDAAN ANGGARAN (BUDGET TAGGING) PERUBAHAN IKLIM

TIPE INSTRUMEN EKONOMI, KELEBIHAN & KEKURANGAN

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

BAB III METODE PENELITIAN

KONSULTASI DAERAH PENYUSUNAN RENCANA AKSI NASIONAL ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (RAN-API)

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN. Oleh: YUSUF HILMI ADISENDJAJA Jurusan Pendidikan Biologi-FPMIPA-UPI PENDAHULUAN

TUGAS ORGANIZATION & MANAGEMENT Topik : Ethics & Responsibility

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SRI HAYATI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

Pelaksanaan Pengentasan Kelaparan serta Konsumsi & Produksi Berkelanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisis 3 Dimensi Sustainable yang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur

Holiday Resort, Senggigi-Lombok, 22 Mei 2017

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

Transkripsi:

SUSTAINABLE CONSUMPTION AND PRODUCTION (SCP) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Disampaikan dalam Rapat Kerja KADIN Indonesia Pekanbaru, 16-17 September 2013 1

OUTLINE I. PENDAHULUAN II. SCP DAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL III.KERJASAMA PEMERINTAH DAN KADIN DALAM SCP 2

I. PENDAHULUAN 3

MENGAPA PERLU SAAT INI? 1. Indonesia sudah menganut pembangunan berkelanjutan: a. Misi pembangunan jangka panjang b. Pengarusutamaan di dalam pembangunan jangka menengah c. Berbagai kegiatan dilakukan parsial dan terpisah-pisah 2. Pendekatan lebih sistematis: a. Pembangunan berkelanjutan dijabarkan secara konkrit tahap dan milestone b. Keterkaitan tiap tahap dan kriteria/karaketristik/ukuran untuk mengetahui kemajuan tahp demi tahap 3. Sejalan dengan: a. Pertumbuhan penduduk b. Perlunya pemenuhan kesejahteraan: produksi-konsumsi dan pertumbuhan ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan 4

MENGAPA PERLU SAAT INI? 4. Limbah kegiatan manusia sudah melebihi daya serap, daya pelihara alam 5. Sumberdaya tidak terbarukan semakin relatif sedikit dibanding dengan kebutuhan, sejalan dengan berkembangnya populasi manusia dan pemenuhan konsumsi mereka. 6. Daya dukung alam sudah sulit memenuhi kebutuhan hidup dan konsumsi yang terus meningkat kuantitas dan kualitas ruang/alam serta ketersediaan sumberdaya terbarukan terbatas. Pola pemenuhan kebutuhan (produksi dan konsumsi) yang berkelanjutan 5

SEJALAN DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BERBAGAI NEGARA 1. Negara-negara sudah menerapkan berbagai kontrol kualitas lingkungan 2. Menjaga dan memelihara keanekaragaman hayati aset kehidupan saat ini dan masa depan Bentuk: a. Pengendalian limbah pencemar b. Pengendalian perubahan iklim: mitigasi dan adaptasi c. Pemanfaatan teknologi: efisien sumberdaya dan minimum limbah d. Pola hidup lebih ramah lingkungan. 6

RESPON BISNIS MELAKUKAN KARENA DIATUR Mematuhi peraturan seoptimal mungkin May not do if more free rider or violators TANGGUNG JAWAB TERHADAP LINGKUNGAN DAN ALAM Melakukan sebagai tanggung jawab terhadap sosial dan alam Memanfaatkan perilaku sebagai trade mark, peluang untuk berdaya saing 7

Pengertian SCP : 1. Pemanfaatan penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik. 2. Meminimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, material beracun, dan emisi tidak membahayakan kebutuhan generasi selanjutnya. 8

II. SCP DAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL 9

Posisi SCP dalam Pembangunan Berkelanjutan PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PILAR SOSIAL 1. Pemerataan 2. Kesehatan 3. Pendidikan 4. Keamanan 5. Perumahan 6. Kependudukan MDG PILAR EKONOMI 1. Struktur Ekonomi 2. Pola Konsumsi dan Produksi Ekonomi Hijau PILAR LINGKUNGAN 1. Atmosfir 2. Tanah 3. Pesisir dan Laut 4. Air Bersih 5. Keanekaragam an Hayati Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati PILAR TATA KELOLA 1. Kerangka Kelembagaan 2. Kapasitas Tata Kelola Kelemahan 1: aspek lingkungan belum berkembang seperti pilar sosial dan Kelemahan 2: valuasi aspek ekonomi ukuran dan lingkungan dan internalisasi indikator ke dalam pilar ekonomi dan Framework for Construction of Sustainable Development Indicators, September, 2001 sosial 10

Indonesia telah melakukan mainstreaming pembangunan berkelanjutan ke dalam perencanaan pembangunan 1. Pembangunan berkelanjutan telah ada dalam Misi RPJPN 2005-2025 yaitu Indonesia Asri dan Lestari. 2. Mainstreaming MDG sudah dilakukan dalam RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2005-2009. 3. Dalam RPJMN 2010-2014: a. Pembangunan berkelanjutan telah menjadi program mainstreaming prinsip berkelanjutan harus telah dianut dalam setiap program. b. Perubahan iklim telah menjadi program lintas bidang setiap bidang/sektor terkait, memiliki kegiatan yang terkait dengan perubahan iklim (ini merupakan cikal bakal RAN GRK). KEGIATAN KONKRIT DI LAPANGAN...? 11

Peraturan Perundangan terkait dengan SCP No 1 2 3 SCP CYCLE Sustainable resource management Design for sustainability D4S Cleaner production & resource efficiency UU 5/1990 Biodiversity and Ecosystem UU 32/2009 Environment Management LAWS UU 7/2004 Water Resources UU 18/2008 Waste Management UU 30/2007 Energy UU 22/2009 Transportation Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö 4 Sustainable transport - - Ö - - Ö 5 Eco-labelling & certification - Ö - Ö Ö Ö 6 Sustainable procurement - Ö - Ö Ö - 7 Sustainable marketing Ö Ö Ö Ö Ö - 8 Sustainable lifestyles Ö Ö Ö Ö Ö Ö 9 Waste management - Ö Ö Ö Ö Ö 12

Tahapan Pembangunan Berkelanjutan Penurunan emisi GRK (pembangunan rendah karbon) Sustainable Consumption & Production (SCP) Ekonomi hijau...pembangunan berkelanjutan Penurunan polusi air dan lahan Resource efficiency Sustainable production Sustainable consumption SCP Struktur ekonomi Adaptasi Perubahan Iklim Green procurement Green standard Green financing Green banking Green jobs 1. Perpres 61/2011 tentang RAN-GRK 2. Perpres 71/2011 tentang Inventarisasi Penurunan Emisi 1. KLH meluncurkan 10 Y Framework of SCP 2. Kerangka akan diisi dengan berbagai inisiatif K/L yang menjadi komponennya 1. Instrumen Fiskal untuk Ekonomi Hijau 2. Pricing Issue ROADMAP GREEN BUSINESS 13

III. KERJASAMA PEMERINTAH DAN KADIN DALAM SCP 14

PENTING 1. RPJMN 2015-2019 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SECARA KONKRIT DIDEFINISIKAN DI SETIAP BIDANG/SEKTOR 2. PENERAPAN SECARA SISTEMATIS DAN KONKRIT 3. UKURAN KEMAJUAN REFLEKSI NYATA DARI AGENDA PEMBANGUNAN PASKA 2015 SDG 15

TIPE GREEN BUSINESS productions Responsible waste management (1) Bisnis jasa lingkungan (3) Membayar jasa lingkungan dan ekosistem yang digunakan (2) Bisnis berbasis sumberdaya kehati (4) HOLISTIC APPROACH (5) 16

GREEN BUSINESS 1: Responsible waste management 1. Menerapkan recycle menarik bungkus/kemasan ke dalam perusahaan dan mengelolanya 2. Memperpanjang rantai penggunaan bahan dan menerapkan ragam utilisasi bahan 3. Mengelola limbah dan mengeluarkan/ membuang setelah memenuhi tingkat keamanan menjaga pencemaran lahan, air, udara. 17

GREEN BUSINESS 2: Membayar jasa lingkungan dan ekosistem yang digunakan 1. Memelihara kemampuan lingkungan untuk menghasilkan sumberdaya berkelanjutan a. Perusahaan air mineral memelihara hutan di tempat menambang air?... Untuk menjaga supply dan akses air masyarakat sekitar (dan downstream) b. Reklamasi perusahaan tambang mengembalikan fungsi lingkungan 18

1. Eco-tourism GREEN BUSINESS 3: Bisnis Jasa Lingkungan 2. Waste management: biofertilizer, bioenergy GREEN BUSINESS 4: Bisnis berbasis sumberdaya kehati Industri pemanfaatan keanekaragaman hayati: 1. Jamu 2. Obat2an herbal 3. Kosmetik alam 4. Pengembangan materi baru dari biodiversity 19

Holistic approach (5) Menerapkan: pro-growth, pro job, pro poor dan pro environment ( Profit, People and Planet) di segala aspek (business and linkages, manajemen kantor dan karyawan) 1. Bisnis/usaha: a. Green resources; b. Green partners; c. Green profit (pajak); d. Sustainable waste (R3); e. Hak karyawan dan masyarakat sekitar. 2. Management: a. Tata kelola kantor: bahan ramah lingkungan, efisien bahan, energi dan air dan limbah kantor b. Perilaku karyawan: di dalam dan diluar kantor (limbah, efisiensi sumberdaya/bahan, bahan ramah lingkungan, R3) 3. Humas-people oriented: CSR green campaign, green SR activities, capacity building, business link CSR 20

Komponen dan Strategi Pendekatan SCP Indonesia Sustainable Consumption and Production PRODUKSI: 1. Pertanian 2. Energi dan Pertambangan 3. Industri 4. Transportasi 5. Jasa: keuangan; pariwisata, lingkungan, expertise KONSUMSI: 1. Rumah Tangga 2. Korporasi (B,M,K,SK) 3. Living: City, Style/living Law-regulations: Procurement, Standar, sertifikasi, label SDM: kapasitas yg diperlukan untuk penerapan Iptek: Green technologi dan knowledge Iinformasi dan Data: Komunikasi, Informasi dan Database/indikator 21

PENDEKATAN SEKTOR/BIDANG USAHA PERTANIAN KEHUTANAN PERIKANAN PENGO- LAHAN 1,2,3 PERTAM- BAGAN ENERGI MANUFACTUR ING 1, 2, 3 KONSTRUKSI B U S I N E S S P R O C E S S PACKING INPUTS PROCURE MENT PROSES PRODUKS I...??? ISPO SVLK EFISIEN SI ENERGI Green building ASOSIASI BERPERAN DALAM MENDEFINISIKAN BUSINESS PROCESS DAN KRITERIA DI MASING-MASING BIDANG USAHA 22

APA YANG PERLU KITA LAKUKAN BERSAMA PEMERINTAH 1. Menyusun kerangka untuk sistem SCP 2. Menyepakati kriteria untuk kasifikasi 3. Kerjasama Pengembangan dengan Kadin untuk memfasilitasi (kapasitas, insentif/disinsentif dll) 4. Penerapan kriteria yang disepakati dan sistem monitoring (self compliance) 5. Regulasi 6. Conformity dengan sistem global KADIN 1. Bersama asosiasi mengidentifikasi business process dan kriteria 2. Kriteria digunakan sebagai dasar untuk klasifikasi green productions 3. Mengidentifikasi fasilitasi dan dukungan yang diperlukan 4. Menciptakan sistem self compliance 5. Masukan untuk standard - regulasi 23

TERIMA KASIH www.bappenas.go.id sdalh@bappenas.go.id 24