BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ukuran dasar kebijakan sudah ada dalam bentuk modul pelatihan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh pemahaman dan penafsiran

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

KINERJA PROGRAM KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN KLATEN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap permasalahan keluarga berencana. Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NK KBS) menjadi visi

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

BAB IV PENUTUP. 1. Ketentuan Hukum dan Pelaksanaan Kelas Ibu hamil di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN.

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) dengan kelahiran per tahun. Peningkatan jumlah

DETERMINAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2011

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Terpadu Puskesmas (SP2TP) ditetapkan melalui Surat Keputusan MENKES/SK/II/1981.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Susunan peraturan peran BPM dalam pemberian KIE sebagai., Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi semua orang agar terwujud derajat kesehatan. masyarakat yang optimal merupakan tujuan pembanguan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

TEORI PERILAKU PERTEMUAN 4 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas.2013:169). sampai bulan November jumlah K1 33, K4 33, Persalinan Nakes 33, dari

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS DALU SEPULUH KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Negeri di Kabupaten Aceh Selatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1)

Green menganalisis perilaku manusia dari kesehatan. Kesehatan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan menurun. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

I. PENDAHULUAN. peranan dalam peningkatan kesejahteraan manusia. Dalam lingkup kesehatan

II. TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

Alat bantu yang berfungsi ganda!

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). sejahtera. Sejalan dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 85 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

INTERVIEW GUIDE PANDUAN WAWANCARA DETERMINAN FAKTOR TERJADINYA KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA PASANGAN MENIKAH

DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

DAFTAR PERTANYAAN PEMANDU WAWANCARA DENGAN KETUA IBI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB IV PENUTUP. wilayah kerjanya. Sejak didirikan tahun 1976, Puskesmas ini bernama. Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Semarang Timur, berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mencapai target MDGs (Millennium Development Goals), termasuk negara

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Implementasi kebijakan program keluarga berencana dalam penggunaan alat

DAFTAR PERTANYAAN. Lampiran 1 ANALISIS IMPLEMENTASI KEPMENKES NOMOR 128 TAHUN 2004 DALAM PEMANTAUAN KEGIATAN DAN PELAPORAN KIA

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan. Alma lucyati

MERANCANG PROGRAM PROMOSI KESEHATAN BERBASIS TEORI S A P 5 PRECEDE/PROCEED MODEL

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

Efektivitas Media Ada 3 ukuran yang digunakan untuk menilai penggunaan media dalam kegiatan kampanye, yaitu: Reach: jumlah orang yg dapat dijangkau me

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam menunjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. health coverage di tahun Universal health coverage berarti setiap warga di

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB IV METODE PENELITIAN. Pengumpulan data diperoleh di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

I. PENDAHULUAN. kecenderungan semakin menurun, angkatan kerja yang bekerja pada sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai implementasi kebijakan

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN WAWANCARA IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mendiami Pulau Jawa (Sulistyawati, 2011). dengan menggunakan alat kontrasepsi (Kemenkes, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Ukuran dasar kebijakan sudah ada dalam bentuk modul pelatihan dan lembar balik ABPK. Tujuan kebijakan dalam program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB sudah tepat yaitu untuk menurunkan angka kejadian drop out dan meningkatkan cakupan peserta KB, namun dalam pelaksanaannya terdapat hambatan dalam hal pendistribusian modul dan lembar balik ABPK. 2. Sumber daya dalam pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dalam hal jumlah bidan yang berkompeten melaksanakan konseling dengan ABPK masih kurang. Masih terdapat beberapa kekurangan dalam pemerataan lembar balik ABPK bagi setiap bidan dan ketersediaan dana bagi pengadaan ABPK. 3. Komunikasi dalam pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB sudah efektif, selama ini bidan pelaksana mendapatkan sosialisasi mengenai pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dari bidan koordinator KIA KB Puskesmas, IBI, DKK dan Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten dan juga melalui pelatihan ABPK yang dilaksanakan oleh Badan Diklat Provinsi. 4. Karakteristik badan pelaksana pada pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dalam hal persiapan tidak ada yang bersifat khusus, hanya perlu persiapan sumber daya 94

95 manusia dalam hal ini bidan yang kompeten dan lembar balik ABPK yang layak digunakan. Dalam tahap pelaksanaan, bidan masih kurang optimal dalam menggunakan ABPK sebagai alat bantu serta kurang optimal dalam menggunakan teknik SATU TUJU selama konseling KB. 5. Disposisi/ sikap pelaksana dalam pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB positif, pelaksanaan program sudah sesuai dengan ketentuan yang ada namun kurang optimal, akan tetapi tidak menurunkan keyakinan dari bidan sebagai pelaksana bahwa dengan adanya program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dapat menurunkan angka kejadian drop out peserta KB dan meningkatkan cakupan peserta KB. B. Implikasi 1. Implikasi teoritis Pelaksanaan kebijakan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dipengaruhi oleh beberapa variabel meliputi ukuran dasar dan tujuan kebijakan, sumber daya, komunikasi antar organisasi terkiat, karakteristik badan pelaksana, disposisi/sikap pelaksana, dan lingkungan sosial, ekonomi, politik. Upaya penurunan angka kejadian drop out peserta KB dan peningkatan cakupan peserta KB memerlukan kerjasama banyak pihak, karena bukan merupakan tanggung jawab tenaga kesehatan saja.

96 Green ( 1991) mengungkapkan model pendekatan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan dengan kerangka Precede Proceed. Terdapat 3 hal dalam precede yang digunakan pada fase diagnosis masalah, menetapkan prioritas masalah dan diagnosis program, yaitu faktor predisposisi, pendukung dan pendorong. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya, faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau saranasarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya dan faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini menyimpulkan masih terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam pelaksanaan Program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB, dalam hal ukuran dasar kebijakan, pendistribusian modul belum merata dan modul yang ada saat ini belum tercantum sasaran, tujuan dan indikator pencapaian dari Program konseling dengan menggunakan ABPK. Pada faktor sumber daya, masih kurangnya tenaga kesehatan/ bidan yang berkompeten (sudah terlatih ABPK) dan belum seluruh tempat pelayanan KB mempunyai lembar balik ABPK. Dalam faktor karakteristik badan pelaksana, bidan kurang optimal dalam menggunakan ABPK dan teknik SATU TUJU dalam konseling.

97 Upaya memperbaiki kinerja program ini perlu memperhatikan kendala yang menjadi penghambat keberhasilan program. 3. Implikasi Metodologi Penelitian ini hanya melihat dari faktor pelayanan kesehatan saja dalam upaya penurunan angka kejadian drop out peserta KB, sehingga faktor lain di luar pelayanan kesehatan yang dapat mempengaruhi peningkatan kejadian drop out peserta KB tidak terkaji. C. Saran Ada beberapa saran untuk pelaksanaan program konseling dalam pelayanan KB, yaitu: 1. Dinas Kesehatan Kabupaten a. Menentukan target dan pedoman pelaksanaan secara tertulis untuk program konseling dalam pelayanan KB. b. Melakukan pemerataan sumber daya, baik pemerataan bidan yang berkompeten dengan bekerja sama dengan badan diklat untuk mengadakan pelatihan ABPK, dan pemerataan ABPK bagi semua tempat pelayanan KB. 2. Puskesmas Ada komitmen dari Kepala Puskesmas, bidan koordinator KIA dan KB dan bidan pelaksana untuk mengusulkan pengadaan ABPK bagi bidan

98 serta melakukan pertemuan khusus yang digunakan sebagai evaluasi pelaksanaan program konseling dalam pelayanan KB. 3. Bidan Mempunyai kemauan dan komitmen yang tinggi untuk mempelajari dan menggunakan ABPK dalam setiap konseling KB yang dilaksanakan. 4. Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang program konseling dalam pelayanan KB dengan metode yang berbeda.