SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : SARI DEWI MINTARDJA J

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara optimal dan baik. Makanan yang baik bagi bayi baru. eksklusif banyak terdapat kendala (Pudjiadi, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam tumbuh kembang, karena terbukti memiliki manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0 6 bulan adalah ASI. Keunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Status gizi menjadi indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak.

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

1

ARIS SETYADI J

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keemasan sekaligus dikatakan periode kritis pada anak. Dikatakan periode keemasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RETNO DEWI NOVIYANTI J

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BAYI DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA MANGGUNG SUKOREJO MUSUK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Makanan utama bayi adalah air susu ibu (ASI) sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting.

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. faltering yaitu membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. sehat dan berkembang dengan baik (Kemenkes, 2010). sebagai makanan dan minuman utama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JUNGKE KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun Oleh : SARI DEWI MINTARDJA J 210050006 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah buah hati yang senantiasa didambakan setiap pasangan. Memiliki anak yang sehat dan tumbuh optimal merupakan tujuan orang tua dimanapun. Masa bayi antara usia 0-12 bulan, merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena itu, masa ini merupakan kesempatan yang baik bagi orang tua untuk mengupayakan tumbuh kembang anak secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mencapai hal tersebut adalah melalui pola asuh makan yang baik (Mutiara & Ruslianti, 2007). Tubuh anak membutuhkan zat gizi yang sesuai untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Asupan zat gizi yang baik dapat diupayakan dengan memberikan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan (Mutiara & Ruslianti, 2007). Setelah itu, periode pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan pada bayi sampai usia 24 bulan, sehingga MP-ASI diberikan tepat waktu pada usia 6-12 bulan, karena pada usia tersebut merupakan waktu yang sangat rawan terjadi malnutrisi (Suhardjo, 1999). Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, terutama pada bulan-bulan pertama hidupnya. ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan penyediaan energi yang diperlukan (Pudjiadi,

2001). ASI juga mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia ataupun susu hewan, seperti susu sapi, susu kerbau, dan lain-lainnya. Air Susu Ibu sangat menguntungkan ditinjau dari berbagai segi, baik segi gizi, kesehatan, ekonomi, maupun sosiopsikologis. Bayi yang tidak dapat cukup ASI akan terganggu pertumbuhan dan kesehatannya ( Suhardjo, 1999). Bayi yang mendapatkan ASI paling sedikit 6 bulan, lebih sedikit mengalami kematian semasa bayi dan lebih sedikit mengalami sakit seperti infeksi, diare serta alergi pernafasan, karena ASI tersebut mengandung immunoglobulin yang resisten terhadap kuman patogen. Selain itu, ASI juga meningkatkan kesehatan bayi sepanjang hidupnya (Smith & Tully, 2001). Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Bayi tidak memerlukan air tambahan atau susu formula, selama ibu mengikuti prisnsip demand feeding yaitu menyusui sesering dan selama yang bayi inginkan. Pemberian minuman tambahan (susu formula, air glukosa, dll) hanya akan mengurangi nafsu minum si bayi, dan juga dapat berakibat berkurangnya suplai ASI kecuali ada justifikasi medis dari dokter untuk pemberian minuman tambahan (Picciano, 2001). Bayi-bayi yang mendapat tambahan makanan pada umur yang dini, mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi daripada bayi-bayi yang 100% mendapat air susu ibu dan karena itu mudah mendapat hiperosmolitas dehidrasi. Negara maju di Eropa ataupun Amerika, dianjurkan pemberian makanan tambahan mulai umur 4-6 bulan. Makanan padat telah dianggap

sebagai penyebab kegemukan pada bayi-bayi jika diberikan terlalu dini (Suhardjo, 1999). Kecenderungan ibu-ibu lebih pendek periode memberikan ASI-nya sering di jumpai di negara sedang berkembang, dan selanjutnya menggunakan makanan tambahan pengganti ASI. Penghentian menyusui di Indonesia didasarkan pada alasan-alasan antara lain hamil lagi, anak cukup umur mendapat makanan biasa, payudara sakit, air susu tidak keluar, lingkungan sosial budaya, ibu bekerja, pengaruh iklan makanan pengganti ASI, dan sebagainya. Kelurahan Jungke terdiri dari 4 desa, yaitu desa Mandungan, desa Padangan, desa Jungke, dan desa Bibis. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, didapatkan data yang diambil peneliti di kelurahan Jungke pada enam bulan terakhir tepatnya pada bulan Mei terdapat jumlah bayi usia 0-6 bulan adalah sejumlah 36 bayi. Dengan perincian desa Mandungan terdapat 9 bayi, desa Padangan terdapat 9 bayi, desa Jungke terdapat 6 bayi, dan terakhir desa Bibis dengan jumlah 12 bayi. Berdasarkan observasi dan wawancara langsung yang dilakukan peneliti pada 3 orang ibu-ibu, peneliti masih menemukan ibu-ibu yang memberikan makanan selain ASI pada bayi mereka yang masih berusia antara 1,5-2 bulan, dengan alasan karena bekerja sehingga tidak bisa menyusui anaknya selama 24 jam, karena air susu tidak keluar, dan agar anak mereka bertambah berat badannya. Padahal, kebiasaan masyarakat setempat menyusui bayi mereka harus sampai dua tahun. Tetapi,

masih saja ditemukan ibu-ibu yang sudah memberikan makanan selain ASI pada bayi mereka yang masih berusia dibawah enam bulan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, serta menyadari pentingnya pemberian ASI ekslusif dan pemberian makanan tambahan untuk bayi pada umur yang tepat, maka peneliti tertarik untuk mengambil fenomena tersebut untuk diteliti lebih lanjut. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP- ASI) pada bayi usia 0-6 bulan di kelurahan Jungke, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan UmumMengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia 0-6 bulan di kelurahan Jungke, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi tingkat pendidikan ibu mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan. b. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan.

c. Untuk mengidentifikasi status pekerjaan ibu mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan. d. Untuk mengidentifikasi tingkat pendapatan ibu mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan. e. Untuk mengidentifikasi sikap ibu mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Kader a. Sebagai masukan bagi kader Posyandu untuk memberikan informasi tentang pentingnya makanan pendamping untuk bayi pada umur yang tepat. b. Sebagai acuan atau arahan untuk mensosialisasikan pemberian ASI secara eksklusif dan pemberian makanan tambahan mulai umur 6 bulan. 2. Bagi Ibu-Ibu Untuk memberikan masukan yang bermanfaat sehingga menambah pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan pemberian makanan tambahan yang tepat pada bayi usia 0-6 bulan. 3. Bagi Peneliti Untuk menambah khasanah pengetahuan tentang pentingnya pemberian makanan tambahan pada usia bayi yang tepat serta pentingnya pemberian

ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan dan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang makanan pendamping ASI telah banyak dilakukan, sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang khusus membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Penelitian yang pernah ada atau berhubungan dengan ini sebatas pengetahuan penulis yaitu: 1. Penelitian dari Murniningsih (2007) dengan judul Hubungan antara Pemberian Makanan Tambahan pada Usia Dini dengan tingkat kunjungan ke pelayanan kesehatan masyarakat di kelurahan Sine Sragen. Subjek penelitian yang digunakan adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan, dengan metode penelitian observasi yang menggunakan pendekatan korelasional untuk menggambarkan suatu objek. Kesimpulan atau hasil dari penelitian tersebut yaitu ada hubungan yang positif yang signifikan dengan tingkat kunjungan ke pelayanan kesehatan. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada subyek, tempat penelitian dan variabel penelitian yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Jungke, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.

2. Penelitian dari Rohmawati, D (2007) yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Tambahan dengan Pertumbuhan BALITA Umur 6-12 Bulan di Desa Nguntoroadi. Subyek penelitian yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai BALITA umur 6-12 bulan dan BALITA umur 6-12 bulan dengan metode penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang makanan tambahan dengan pertumbuhan BALITA umur 6-12 bulan. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada subyek, tempat penelitian dan variabel penelitian. 3. Penelitian dari Retnowati (2008) yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Bayi dengan Pola Pemberian Makanan pada Bayi Umur 6-12 Bulan di Kelurahan Jenggrik. Subyek penelitian yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan yang bertempat tinggal di Kelurahan Jenggrik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif jenis korelasional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang perkembangan bayi dengan pola pemberian makanan pada bayi umur 6-12 bulan di desa Jenggrik, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen.

Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada subyek, tempat penelitian dan variabel penelitian yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Jungke, Kecamatan Karanganyar