LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2004 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan semakin meningkatnya pertumbuhan kegiatan pembangunan di Kabupaten Berau maka kemungkinan pencemaran lingkungan akan menimbulkan dampak yang besar dan penting terhadap lingkungan hidup ; b. bahwa untuk kesejahteraan masyarakat maka perlu dilaksanakan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup ; c. bahwa untuk maksud pada hurup a dan b tersebut diatas perlu ditetapkan dengan : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Memori Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820) ;
- 2-2. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043) ; 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ; 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419) ; 5. Undang - Undang Nomor 47 Tahun 1997 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3510) ; 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Nomor Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Nomor 390) ;
- 3-10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan lembaran Negara Nomor 3952); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161) ; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Berau 14. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 27 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Setrategi Pembangunan Kabupaten Berau. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
- 4 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah ; 3. Kepala Daerah adalah Bupati Berau ; 4. Badan Pengelola Lingkungan Daerah, selanjutnya disingkat Bapelda adalah Badan Pengelola Lingkungan Daerah Kabupaten Berau ; 5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun juga, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, perusahaan perseroan, yayasan atau organisasi yang sejenis lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya ; 6. Lembaga teknis Daerah adalah unsur pelaksana tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup oleh Sekretariat Daerah dan Dinas Daerah ; 7. Lingkungan Hidup adalah Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi prikehidupan dan kesehjateraan manusia serta mahluk hidup lainnya ;
- 5-8. Pengelolaan lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup ; 9. Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah Rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup ; 10. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan genrasi masa depan ; 11. Pengawasan Lingkungna Hidup adalah kegiatan yang dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung oleh pejabat pengawas lingkungan hidup daerah untuk mengetahui tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan / atau kegiatan terhadap ketentuan peraturan Perundang - Undangan pengendalian, pencemaran, dan / atau kerusakan lingkungan hidup ; 12. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan / atau kegiatan ;
- 6-13. Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan / atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya ; 14. Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan / atau unsure pencemaran yang ditenggang keberadaanya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup ; 15. Sumber Daya adalah unsur lingkungan yang terdiri atas Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam,baik hayati maupun non hayati, dan Sumber Daya Buatan ; 16. Perusakan Lingkungan Hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan / atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berpungsi lagi dalm menunjang pembangunan berkelanjutan ; 17. Dampak Lingkungna Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan / atau kegiatan ; 18. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan ;
- 7 19. Upaya Pengelolaan Lingkugan Hidup selanjutnya disebut ( UKL ) dan upaya pemamtauan lingkungan hidup selanjutnya disebut ( UPL ) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib AMDAL ; 20. Dana Jaminan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah dana yang disediakan oleh pemrakarsa suatu usaha dan / atau kegiatan sebagai uang jaminan untuk melakukan Pengelolaan Lingkungan Hidup ; 21. Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang terbentuk atas keinginan sendiri di tengah masyarakat yang tujuan dan kegiatannya dibidang lingkungan hidup ; 22. Orang adalah orang perseorangan dan atau kelompok orang ; BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Pengelolaan lingkungan hidup dimaksudkan untuk tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup yang menjamin kepentingan masyarakat Kabupaten Berau masa kini dan masa yang akan datang ; (2) Pengelolaan lingkungan bertujuan mewujudkan pembangunan berkelanjutan dalam rangka membangun masyarakat Kabupaten Berau seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- 8 - BAB III KETENTUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN Pasal 3 (1) Perencanaan Pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan secara terpadu oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing - masing masyarakat serta pelaku pembangunan lainnya dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan ; (2) Perencanaan pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan rencana tata ruang, perlindungan sumber daya hayati dan non hayati serta sumber daya buatan, cagar budaya dan keanekaragaman hayati ; (3) Keterpaduan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikoordinasikan oleh Kepala Daerah melalui Lembaga Teknis. Pasal 4 Untuk menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup setiap usaha dan atau kegiatan wajib memenuhi atau mentaati baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang telah ditentukan dalam peraturan perundangan yang berlaku.
- 9 - Pasal 5 (1) Setiap usaha dan / atau kegiatan yang dilakukan oleh orang atau badan hukum yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting sebelum melaksanakan suatu kegiatan diwajibkan untuk menyusun Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan bagi usaha yang tidak wajib AMDAL wajib melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; (2) Setiap usaha dan / atau kegiatan yang dilakukan orang atau badan hukum yang mempunyai dampak besar dan penting sebagaimana yang disebutkan dalam ayat (1) diwajibkan untuk melaporkan kegiatan pengelolaanya kepada Kepala Daerah melalui instansi yang ditunjuk ; (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB IV HAK, KEWAJIBAN SERTA PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 6 (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat ; (2) Setiap orang mempunyai hak yang sama atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup ;
- 10 - (3) Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup ; (4) Setiap orang yang melakukan usaha dan / atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup ; (5) Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup ; BAB V KETENTUAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 7 (1) Pengawasan Pengelolaan Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Kepala Daerah melalui instansi tekhnis dan bekerjasama dengan dinas / instansi ; (2) Pengawasan sebagimana diamaksud pada ayat (1) meliputi: a. meminta keterangan kepada masyarakat ; b. membuat salinan dari dokumen dan / atau membuat catatan yang diperlukan ; c. memasuki tempat tertentu ; d. mengambil contoh ; e. memeriksa peralatan ;
- 11 - f. melaksanakan pemantauan ; g. pengambilan dokumentasi ; h. memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi ; i. meminta keterangan dari pihak yang bertanggungjawab atas usaha dan / atau kegiatan. (3) Penanggung jawab usaha dan / atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf i wajib memenuhi permintaan petugas pengawas sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku ; (4) Setiap pengawas wajib memperlihatkan surat tugas dan / atau tanda pengenal; (5) Bila dipandang perlu Kepala Daerah dapat membentuk Tim pengawas pengelolaan lingkungan hudup terpadu. BAB VI DANA JAMINAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 8 (1) Setiap Usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh orang atau badan hukum yang mempunyai dampak besar dan penting yang berada dalam wilayah Kabupaten Berau diwajibkan menyediakan dana jaminan pengelolaan lingkungan hidup ;
- 12 - (2) Besarnya dana jaminan pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tata cara pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 9 (1) Barang siapa melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pasal (5) dalam Ketentuan Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selama - lamanya 6 (Enam) bulan atau denda sebanyak - banyaknya Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) ; (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dalam ayat (1) pasal ini, pelanggaran tindak pidana yang melebihi ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ; (3) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB VIII PENYIDIKAN Pasal 10 (1) Penyidikan atas tindakan pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) ;
- 13 - (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ; d. melakukan penyitaan benda dan / atau surat ; e. mengambil sidik dan memotret seseorang ; f. mengambil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari pejabat penyidik polri bahwa tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya ; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memberitahukan dimulai penyidikannya kepada dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui pejabat Penyidik Polri, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang- Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
- 14 - BAB VIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang bersifat tekhnis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 13 agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Berau. Ditetapkan di Tanjung Redeb pada tanggal, 29 Mei 2004 BUPATI BERAU, ttd Drs. H. MASDJUNI.
- 15 - Diundangkan di Tanjung Redeb pada tanggal 12 Juni 2004 SEKRETARIS DAERAH, ttd Drs. H. SYARWANI SYUKUR. PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 010 055 469 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2004 NOMOR 16