BAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Cet.7, hlm Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008),

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm. 3. Pendidikan Islam Departeman Agama RI 2009). hlm 1

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada, 1999), hlm.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Pendapat tersebut sudah jelas mengatakan bahwa kerjasama merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Realitas Indonesia sebagai negeri bencana tidak dapat ditampik lagi. Hal

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dikemukakan teori mengenai komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan adalah membangun gagasan dan emosi secara

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7-E TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BENTUK MUKA BUMI DALAM MATA PELAJARAN IPS

BAB II LANDASAN TEORI. kuliah untuk mendapatkan nilai. Mereka melakukan hal itu karena

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian belajar menitikberatkan pada suatu proses yang yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Definisi dari Pendidikan IPS (social studies) menurut NCSS (National Council of

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 417

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghafal suatu konsep atau pengertian dari suatu materi pelajaran. aksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bagi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Mendiknas RI, Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006, (Jakarta: CV Mini

PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PESERTA DIDIK KELAS X SMK NURUL HUDA SUKARAJA OKU TIMUR Khafid Ismail

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakekat Motivasi. 1. Motivasi. a. Pengertian Motivasi. Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB II KAJIAN TEORI. yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah

I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikansebagai

BAB I PENDAHULUAN tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: Nuansa Aulia 2010), hlm. 575

PELATIHAN PENYUSUNAN RPP DAN BAHAN AJAR IPS TERPADU BAGI GURU IPS SMP KABUPATEN SLEMAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh pengetahuan baru. Reber dalam Agus Suprijono (2010: 3)

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan isu sosial. Masalah-masalah sosial dalam materi pelajaran IPS khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

BAB I PENDAHULUAN. adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya. pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.

BAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2

BAB I PENDAHULUAN. Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang ahun pelajaran 2014/2015.

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN IPS BERBASIS VIRTUAL FIELD TRIP (VFT) PADA KELAS V SDNU KRATON- KENCONG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar mereka sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Peserta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai hasil yang optimal. Nana Sudjana (1989: 5)

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

BAB I PENDAHULUAN. Fitri Aliva, 2013 Pengembangan Green Behaviour Melalui Model Pembelajaran Pelayanan (Service Learning)

RISIA IKA NURYAWATI A54A100141

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PAIKEM KELAS IV DI SDN PONDOK KOPI 04 PAGI JAKARTA TIMUR. Dewi Hartanti Yaya Suryadi

BAB I PENDAHULUAN. sampai Sekolah Menengah Pertama (SM P) / Madrasah Tsanawiyah (MTS).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak dibicarakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pamujo, Risma Dwi Rapprilia 2 PGSD FKIP Universitas Muhammdiyah Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tujuan bersama (Hamid Hasan dalam Solihatin 2009: 4). Cooperative learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB II KAJIAN TEORI. adalah membentuk warga negara yang baik. Hal tersebut sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 71 PONTIANAK BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Kemandirian Belajar. a. Pengertian Kemandirian Belajar

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas:2003:5) Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inti pokok ajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, pemerintah (covercement), anthropology dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Melalui IPS para siswa diajar mengerti kenyataan masyarakat dengan berbagai masalahnya, yang pemecahannya tidak mungkin dilakukan dengan satu ilmu pengetahuan saja. Masalah social harus dilihatnya sebagai suatu kekompleksan yang memerlukan pembahasan dari berbagai segi sehingga melibatkan berbagai ilmu pengetahuan. 1 Ilmu Pengetahuan Sosial (social studies) adalah studi yang memberikan pemahaman tentang cara-cara manusia hidup, tentang kebutuhankebutuhan dasar manusia, tentang kegiatan-kegiatan dalam usaha memenuhi kebutuhan manusia. 2 Menurut National Council for Social Studies definisi IPS (social studies) adalah sebagai berikut: Social studies is the integrated study of social science and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such diciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology as well as appropriate content from humanities, mathematics and natural sciences. 3 1 Daldjoeni, Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Social, (Bandung: Rosdakarya, 1992), hlm.7. 2 Oemar Hamalik, Studi Ilmu Pengetahaun Social, (Bandung: Bandar Maju,1992), hlm.6. 3 Arif A. Mangkoesaputra, Quo Vadis Pendidikan IPS di Indonesia dalam http://faculty.plattsburgh.edu/susan.mody/432sumb04/ncssdef.htm diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4. 1

Artinya, IPS merupakan studi terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial untuk mengembangkan potensi kewarganegaraan yang dikoordinasikan dalam program sekolah sebagai pembahasan sistematis yang dibangun dalam beberapa disiplin ilmu, seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat ilmu-ilmu politik, psikologi, agama, sosiologi, dan juga memuat isi dari humaniora dan ilmu-ilmu alam. Pembelajaran IPS perlu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tipe-tipe yang mengarah pada student centered, peserta didik diberikan informasi tentang suatu pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu agar materi tersebut benarbenar terinternalisasi dalam diri siswa. Salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian bersama dalam pembelajaran IPS adalah tercapainya peningkatan hasil belajar siswa berlandaskan pada keaktifan siswa sehingga mereka mampu memahami materi sesuai usaha sendiri. Hasil belajar biasanya diidentikkan dengan nilai hasil ulangan ataupun nilai raport peserta didik. Ada hasil kurang, baik, istimewa atau sangat baik adalah bentuk predikat yang biasa diberikan guru terhadap hasil atau hasil belajar peserta didik yang disimbolkan melalui angka-angka tertentu. 4 Nilai hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak berdasarkan hasil beberapa ulangan harian siswa masih kurang. Hasil belajar ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata setiap siswa pada empat kali ulangan harian yaitu 55%, dimana siswa rata-rata siswa kurang memahami contoh riel bentuk kerja sama di rumah dan sekolah dan aplikasinya, Selain itu tingkat ketuntasan belajar pada IPS siswa yaitu berkisar 52% dari 28 peserta didik, terutama bagi peserta didik yang sering membuat gaduh. 5 4 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 130. 5 Dokumentasi kumpulan nilai harian mata pelajaran IPS kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak yang di kutip pada tanggal 29 Oktober 2014 2

Pada proses pembelajaran IPS di kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak, metode yang digunakan guru selain ceramah juga menggunakan metode resitasi dan tanya jawab. Pada proses pembelajaran IPS guru memberikan penjelasan materi kepada peserta didik dan memberi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang sedang disampaikan kepada peserta didik. 6 Di dalam kelas selain mendengarkan, peserta didik juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Akan tetapi proses pembelajaran IPS di kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak ini belum cukup kondusif akibat peserta didik yang sulit dikondisikan. Meskipun guru sudah menegur tapi tetap saja mereka tidak menghiraukan. Peserta didik tidak mempunyai perasaan takut atau segan terhadap guru. 7 Padahal belajar merupakan suatu tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Belajar hanya dialami oleh peserta didik itu sendiri, di mana nantinya peserta didik yang menjadi penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar tersebut. Akan tetapi apabila peserta didik sendiri sulit dikondisikan bagaimana proses belajar tersebut akan tercipta. Suasana belajar belum cukup kondusif akibat peserta didik yang sulit dikondisikan dan metode yang digunakan guru juga masih bersifat konvensional. Perhatian peserta didik yang kurang dengan metode konvensional menjadikan mereka belum cukup jelas dalam memahami gambaran secara umum pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga hasil belajar yang dihasilkan masih rendah. 11 Tampaknya perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar mengajar dan interaksi guru dan siswa. Dalam pembelajaran peserta didik sebagai subyek yang aktif melakukan proses berfikir, mencari, mengolah, mengurangi, menggabungkan, menyimpulkan dan menyesuaikan masalah. Pembelajaran penuh makna sesuai kebutuhan dan minat peserta 6 Observasi pra riset pada tanggal 29 Oktober 2014 7 Observasi pra riset pada tanggal 29 Oktober 2014 3

didik dan sedekat mungkin dihubungkan disebut pembelajaran bermakna (meaning full Learning). Salah satu alternatif yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran IPS di kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak adalah menghadirkan pembelajaran aktif pada setiap proses pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran aktif di sini dapat diartikan bahwa tidak hanya pengajar yang menjadi sumber belajar satu satunya. Siswa diharapkan dapat melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Belajar bersama merupakan salah satu cara untuk memberikan semangat anak didik dalam menerima pelajaran dari pendidik. Anak didik yang tidak bergairah belajar seorang diri akan menjadi bergairah bila dia dilibatkan dalam kerja kelompok. 8 Model cooperative learning menciptakan kondisi pembelajaran yang bersifat gotong royong, saling menolong dan berkerja sama. Hal ini bukanlah baru dalam dunia pendidikan islam karena islam sendiripun menganjurkan untuk tolong menolong dalam kebaikan. Robert E Salvin menyebutkan model pembelajaran cooperative learning hanya digunakan oleh segelintir pengajar untuk tujuan tertentu saja, padahal model pembelajaran ini sangat efektif untuk diterapkan di setiap tingkatan kelas. 9 Implementasi cooperative learning dapat diterapkan dalam beberapa tipe diantaranya dengan tipe STAD (Student Team Achievement Divisions / Pembagian Pencapaian Tim Siswa). Ide utama di balik STAD adalah untuk memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan ketrampilan-ketrampilan yang dipresentasikan guru. Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu tim dalam mempelajari bahan ajar tersebut. Mereka harus memberi semangat teman satu tim dalam mempelajari bahan ajar tersebut. Mereka harus memberi semangat teman satu timnya yang 8 Syaiful Bahri Djamarah, Pendidik dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68 9 Robert E. Slavin, Cooperative Learning teori, Riset dan Praktik, terj Zubaedi, (Bandung: Nusa Media, 2005), cet 2 hlm., 2 4

melakukan yang terbaik, menyatakan norma bahwa belajar itu penting, bermanfaat dan menyenangkan. Siswa bekerja sama bahwa setelah guru mempresentasikan pelajaran. 10 Pembelajaran yang dibiasakan adanya proses kerja sama diantara siswa pada gilirannya akan meningkatkan semangat belajar mereka dan meningkatkan prestasi mereka. Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Kerja Sama di Rumah dan Sekolah Menggunakan Model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) di Kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan penulis angkat adalah: 1. Bagaimanakah penerapan model cooperative learning tipe STAD pada pembelajaran IPS materi kerja sama di rumah dan sekolah di kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Adakah peningkatan hasil belajar IPS materi kerja sama di rumah dan sekolah dengan model cooperative learning tipe STAD di kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan penerapan model cooperative learning tipe STAD pada pembelajaran IPS materi kerja sama di rumah dan sekolah di kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi kerja sama di rumah dan sekolah dengan model cooperative learning tipe STAD di kelas III MIN Wonoketingal Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2014/2015. 10 Robert E. Slavin, Cooperative..., hlm. 143 5

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis 1. Secara Teoritis a. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah dan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan IPS b. Mampu menambah khazanah keilmuan IPS dalam memberikan pengetahuan tentang peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar dalam kelas. 2. Secara Praktis a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di MIN Wonoketingal Karanganyar Demak. b. Sebagai motivator dalam meningkatkan kualitas mengajar guru IPS di MIN Wonoketingal Karanganyar Demak. 6