BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai hasil yang optimal. Nana Sudjana (1989: 5)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai hasil yang optimal. Nana Sudjana (1989: 5)"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Nana Sudjana (1989: 5) menjelaskan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan ini ditunjukkan dengan adanya perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, kebiasaan, dan aspek-aspek positif lain yang ada dalam diri siswa yang sedang belajar. Sugihartono (2012:74) menjelaskan bahwa belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Hilgard dan Gor don dalam Oemar Hamalik (2009: 48) mengatakan bahwa belajar menunjuk pada perubahan dalam tingkah laku siswa dalam berbagai situasi yang disebabkan sebuah pengalaman. Oemar Hamalik (2009: 109) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa antara lain: 1) Kegiatan belajar agar anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan dan 8

2 9 menambah pengetahuan, menanamkan nilai-nilai, menambah keterampilan; 2) Latihan dan ulangan, sehingga pembelajaran akan lebih efektif; 3) Kepuasan, kesenangan, dan keinginan untuk belajar akan bertambah jika dengan belajar siswa mampu merasa puas; 4) Asosiasi dan transfer dengan adanya berbagai pengalaman baru dari siswa perlu diasosiasikan agar menjadi satu kesatuan; 5) Pengalaman masa lampau yang memudahkan siswa untuk mampu menerima pengalaman yang baru; 6) Kesiapan dan kesediaan belajar meliputi kesiapan mental, kesiapan sosial, kesiapan emosional, dan kesiapan fisik; 7) Minat dan usaha; 8) Fisiologis, kesehatan, dan keseimbangan siswa perlu di perhatikan karena kondisi fisiologis berpengaruh terhadap konsentrasi, kegiatan, dan hasil belajar; 9) Intelegensi atau kecerdasan dan kemajuan tingkat belajar dipengaruhi oleh perkembangan intelegensi siswa seperti cerdas, kurang cerdas, atau lamban. Syaiful Sagala (2011: 53) menjelaskan setiap perilaku belajar selalu ditandai dengan ciri-ciri perubahan yang spesifik antara lain: a) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus dan berpengaruh pada proses belajar selanjutnya; b) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual; c) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai melalui proses belajar; d) Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh dan melibatkan keseluruhan tingkah laku

3 10 secara integral; e) Belajar adalah proses interaksi; f) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai kompleks. Sardiman (2012: 26) menjelaskan tujuan belajar ada tiga jenis, yaitu: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan kemampuan untuk berfikir; 2) Penanaman konsep dan keterampilan pada siswa baik keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani; 3) Pembentukan sikap untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi siswanya. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa tidak lepas dari persoalan penanaman nilai-nilai, transfer of values. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar merupakan upaya siswa untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, penanaman sikap dan nilai-nilai. Selain itu, lingkungan belajar dipengaruhi oleh berbagai komponen, di mana setiap komponen saling mempengaruhi. Komponen tersebut misalnya, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang akan diajarkan, guru dan siswa dalam pembelajaran, serta sarana prasarana penunjang pembelajaran. Setiap komponen saling berpengaruh dan memiliki tujuan masing-masing. b. Pengertian Hasil Belajar Salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Bertujuan untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan guru dan siswa dalam menyampaikan dan menerima materi. Hasil belajar merupakan puncak

4 11 dari proses pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam penguasaan materi. Hasil belajar terjadi apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hal ini sependapat dengan Nana Sudjana (2006: 22) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap),dan kemampuan psikomotorik (bertindak). Sedangkan menurut Agus Suprijono (2012: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Nana Sudjana (2006: 23) menjelaskan berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga ranah kategori antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor dengan perincian sebagai berikut: a) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian; b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab, atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai; c) Ranah psikomotorik meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan,

5 12 mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena hasil belajar kognitif lebih menonjol untuk dapat dilihat secara langsung hasil yang diperoleh. Guru dapat dikatakan berhasil dalam menyampaikan materi apabila terjadi perubahan yang positif dalam diri siswa. Sedangkan siswa dikatakan berhasil dalam proses belajarnya apabila hasil belajar yang diperolehnya mencapai hasil yang maksimal. Nana Sudjana (2010: 37) menekankan keberhasilan mengajar dapat dilihat dari segi hasil yang dicapai siswa, dengan proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Nana Sudjana (2006: 22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingsley (1970) dalam Nana Sudjana (2010: 45) membagi tiga macam hasil belajar, yakni: a) Keterampilan dan kebiasaan; b) Pengetahuan dan pengertian; c) Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Dengan pencapaian hasil belajar yang semakin membaik akan mampu membentuk pribadi individu siswa. Di dalam penelitian ini peneliti hanya akan menekankan pada

6 13 peningkatan tipe hasil belajar kognitif siswa yang dilihat dari hasil tes belajar. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, menurut Ngalim Purwanto (2007: 107) hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa. Faktor yang terdapat dalam diri individu, dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor psikis dan faktor fisik. Faktor psikis antara lain: kognitif, afektif, psikomotor, kepribadian. Faktor yang ada diluar individu yang disebut sebagai faktor sosial antara lain faktor keadaan keluarga, guru dan cara mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. 2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara sederhana, merupakan integrasi antara mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, serta antara mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Trianto (2010: 171) menjelaskan bahwa IPS dirumuskan atas dasar realita dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu sosial yang dibelajarkan di tingkat sekolah dasar dan menengah. Oleh karena itu, penjabaran konsep-konsep, pokok

7 14 bahasan dan subpokok bahasan harus disesuaikan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. M. Numan Sumantri (2001: 44) menjelaskan pendidikan IPS yaitu suatu penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. National Council for Sosial Studies (NCSS) dalam Sapriya (2009: 10) menjelaskan: Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philoshophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS merupakan integrasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial berdasarkan fenomena dan realita kehidupan sehari-hari siswa sesuai dengan tujuan pendidikan. pembelajaran IPS menjadi lebih menarik karena materi IPS lebih menekankan pada fakta, konsep, dan generalisasi yang dapat menimbulkan karakter yang baik dalam diri siswa. Selain itu, di dalam pembelajaran IPS siswa ditekankan pada proses penyelesaian sebuah masalah baik di dalam kehidupannya sendiri maupun di dalam kehidupan masyarakat.

8 15 b. Karakteristik IPS Supardi (2011: 186) menjelaskan karakteristik IPS menurut sifat dan statusnya dapat dirincikan menjadi dua yaitu: a) IPS merupakan mata pelajaran yang terutama diberikan di tingkat sekolah; b) IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum dasar dan menengah. Dalam pengembangan program pembelajaran IPS di sekolah, karakteristik pembelajaran IPS harus memperhatikan hal-hal: a) IPS harus disesuaikan dengan usia, kematangan dan kebutuhan siswa; b) selalu berhubungan dengan hal-hal yang nyata dalam kehidupan masyarakat atau dekat dengan kehidupan siswa; c) berdasarkan pengetahuan kekinian/ kontekstual yang dapat mewakili pengalaman, budaya, kepercayaan, dan norma hidup manusia; d) dapat membantu siswa mengembangkan pengalaman belajar baik dalam kegiatan kelompok besar, kelompok kecil, maupun secara mandiri; e) bersifat multiple resourse, yakni menggunakan/ memanfaatkan berbagai macam sumber dan menerapkan berbagai metode; f) mengangkat contoh kasus, isu dan masalah-masalah sosial dalam rangka mendalami konsep dan materi IPS; g) mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kegiatan inkuiri, sehingga pembelajaran tidak terlalu kaku dan siswa mampu berpartisipasi aktif. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa karakteristik IPS merupakan mata pelajaran yang utama di berikan di sekolah dan wajib dimuat dalam kurikulum baik sekolah dasar maupun menengah. Di

9 16 dalam pembelajarannya, IPS lebih menekankan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir siswa. c. Tujuan Pendidikan IPS Tujuan IPS menurut Supardi (2011: 186) dapat dirincikan sebagai berikut: Pertama, memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa, bersifat demokratis dan bertanggung jawab, memiliki identitas kebanggaan nasional. Kedua, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri untuk dapat memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan kemudian memiliki keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial. Ketiga, melatih belajar mandiri dan berlatih untuk membangun kebersamaan melalui program-program pembelajaran yang lebih inovatif. Keempat, mengembangkan kecerdasan, kebiasaan, dan keterampilan sosial melalui pembelajaran IPS yang diharapkan siswa memiliki kecerdasan dan keterampilan dalam berbagai hal yang terkait dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Kelima, pembelajaran IPS diharapkan dapat melatih siswa untuk menghayati nilai-nilai hidup yang lebih baik dan terpuji termasuk moral, kejujuran, keadilan, dan lain-lain sehingga, memiliki akhlak mulia.

10 17 Tujuan pembelajaran IPS menurut Sapriya (2009: 201): a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkomitmen dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. 3. Aktivitas Belajar a. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas belajar sangat diperlukan ketika proses belajar terjadi. Ahmad Rohani (1991: 6) menjelaskan belajar dikatakan berhasil apabila melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah siswa aktif dengan anggota badan, ia tidak hanya duduk, mendengarkan, dan melihat dengan pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pembelajaran. Martinis (2007:77) menjelaskan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimiliknya, berfikir kritis, dan mampu memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran harus mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi siswa. Guru tidak

11 18 hanya menyampaikan materi saja tetapi juga dituntut untuk mampu membawa siswa aktif dalam berbagai bentuk belajar seperti belajar penemuan, belajar mandiri, belajar berkelompok, belajar memecahkan masalah. Pembelajaran pada saat ini sangat menekankan pada aktivitas belajar siswa dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Dimyati (2002: 62), menjelaskan perilaku-perilaku guru yang seharusnya dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas siswa yaitu (a) Menggunakan multi metode dan multi media; (b) Memberikan tugas secara individual dan kelompok; (c) Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil (beranggotakan tidak lebih dari 3 orang; (d) Memberikan tugas untuk membaca bahan ajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas; (e) Mengadakan tanya jawab dan diskusi. Aktivitas belajar siswa tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa saja, Oemar Hamalik (2009: 91) menjelaskan aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat, yaitu 1) siswa mencari pengalaman dan mengalaminya sendiri; 2) berbuat sendiri akan mengembangkan aspek pribadi siswa; 3) memupuk kerjasama baik antar siswa maupun antar sekolah; 4) siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuannya sendiri; 5) memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan;

12 19 6) pembelajaran dilaksanakan secara realistik dan konkrit; 7) pembelajaran akan menjadi hidup. Dengan demikian dapat disimpulkan, aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik maupun mental siswa untuk mengembangkan keterampilannya dengan cara berfikir kritis dan mampu memecahkan permasalahan yang ada. Dengan adanya aktivitas belajar akan mampu meningkatnya hasil belajar siswa. b. Jenis-jenis Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang dilakukan di sekolah tidak hanya sekedar mendengarkan dan mencatat. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2012: 101) mengklasifikasikan macam aktivitas belajar siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1)Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,musik, pidato; 4) Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; 5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram; 6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak; 7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; 8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Getrude M. Whipple dalam (Martinis, 2007: 87) membagi kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: Pertama, bekerja dengan alat-alat visual seperti mengumpulkan gambar,

13 20 mempelajari gambar, mengajukan pertanyaan, mencatatan pertanyaan yang menarik dengan mengamati bahan visual. Kedua, ekskursi dan trip seperti mengunjungi museum, akuarium, kebun binatang, mengundang pihak lain untuk memberikan keterangan, menyaksikan demontrasi seperti proses produksi, penerbitan, siaran televisi. Ketiga, mempelajari masalah-masalah seperti mencari informasi dalam menjawab pertanyaan, mempelajari referensi, membawa buku referensi, mengirim surat kepada pihak lain untuk mendapat informasi, melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh guidance yang telah disampaikan oleh guru, membuat catatan sebagai persiapan diskusi, menafsirkan peta dan menentukan lokasi, melakukan eksperimen, menilai informasi dari berbagai sumber, mengorganisasi bahan bacaan sebagai persiapan diskusi, mempersiapkan laporan lisan yang menarik dan informatif, membuat rangkuman, mempersiapkan daftar bacaan yang digunakan dalam belajar Keempat, mengapresiasi literatur seperti membaca cerita menarik, mendengarkan bacaan untuk kesenangan dan informasi. Kelima, ilustrasi dan konstruksi seperti membuat chart dan diagram, membuat blue print, menggambar peta, relief map, membuat poster, membuat ilustrasi, dan menyusun rencana permainan. Keenam, bekerja menyajikan informasi seperti menyarakan cara-cara penyajian informasi yang menarik, menyensor bahan-bahan dalam buku, menyusun bulletin board, menulis dan menyajikan

14 21 dramatisasi. Ketujuh, cek dan tes seperti mengerjakan informal dan standardized test, menyiapkan tes untuk siswa lain, menyusun grafik perkembangan. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa dengan beberapa kegiatan, antara lain: 1) Visual activities misalnya membaca; 2) Oral activities seperti menyatakan, bertanya, mengeluarkan pendapat, diskusi; 3) Listening activities misalnya mendengarkan diskusi; 4) Writing activities misalnya menulis laporan; 5) Drawing activites, misalnya membuat skema; 6) Mental activities misalnya: menanggapi, memecahkan soal, menganalisis; 7) Emotional activities misalnya bersemangat, berani, tenang 4. Metode Group Investigation a. Pengertian Metode Group Investigation Group Investigation merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) yang akan dipelajari. Slavin (2009: 214) menjelaskan bahwa penelitian yang paling luas dan sukses dari metode-metode spesialisasi tugas adalah group investigation. Hal ini dijelaskan menurut pandangan John Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah persyaratan untuk bisa menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Kelas adalah sebuah tempat untuk

15 22 berkreatifitas kooperatif di mana guru dan siswa dalam pembelajaran didasarkan pada mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing. Isjoni (2012: 58) menjelaskan metode group investigation merupakan metode pembelajaran di kelas di mana siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok ini dibentuk berdasarkan perkawanan atau berdasarkan pada keterkaitan sebuah materi tanpa melanggar ciri-ciri cooperative learning. Metode group investigation yang dikembangkan oleh Sharan dan Sharan (1976) dalam Miftahul Huda (2011: 123) ini lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Penerapan metode group investigation, siswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi. Setiap siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompok masing-masing mendapat tugas yang berbeda. Setiap anggota kelompok berdiskusi dan menentukan informasi apa yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya, dan bagaimana menyajikan hasil penelitiannya di depan kelas. Selama proses penelitian atau investigasi, siswa akan terlibat dalam aktivitasaktivitas berfikir, seperti membuat sintesis, ringkasan, hipotesis, kesimpulan, dan menyajikan laporan akhir.

16 23 Dengan demikian dapat disimpulkan, group investigation yaitu metode pembelajaran dengan spesialisasi tugas yang beranggotakan 4-5 siswa, di mana setiap kelompok memiliki tugas yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena di dalam pembelajaran masalah yang akan diselesaikan dipilih sendiri oleh siswa. Para siswa dibebaskan memilih kelompoknya sendiri dan kelompok dapat diperoleh dari kebiasaan pertemanan. Kelompok ini kemudian memilih topik dari kompetensi dasar yang telah dipelajarinya. Kemudian di dalam kelompoknya siswa membagi topik untuk dijadikan tugas individu yang akhirnya menjadi tugas kelompok. b. Langkah-langkah Penerapan Group Investigation dalam pembelajaran Slavin (2009: 218) menjelaskan dalam pembelajaran group investigation siswa bekerja melalui enam tahap, yaitu: 1) Tahap 1: Mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok Tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan. Guru mempresentasikan serangkaian permasalahan atau isu. Siswa mengidentifikasi dan memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari berdasarkan ketertarikan dan latar belakang mereka. Langkah-langkah pada tahap ini yaitu: a) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan

17 24 mengategorikan saran-saran; b) Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih; c) Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen; d) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan. 2) Tahap 2: Merencanakan tugas yang akan dipelajari Tahap ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik yang masing-masing akan mereka investigasi. Siswa merencanakan bersama mengenai: a) Apa yang akan kita pelajari?; b) Bagaimana kita mempelajarinya? siapa melakukan apa? (pembagian tugas); c) Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini? 3) Tahap 3: Melaksanakan investigasi Tahap ini tiap kelompok melaksanakan rencana yang telah diformulasikan sebelumnya. Selama tahap ini para siswa mengumpulkan, menganalisis, mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan-kesimpulan, dan mengaplikasikan pengetahuan baru dari masalah yang diteliti kelompok. Langkah-langkah dalam tahap ini yaitu: a) Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan; b) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya; c) Para siswa saling

18 25 bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan. 4) Tahap 4: Menyiapkan laporan akhir Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan klasifikasi ke tahap di mana kelompok-kelompok yang ada melaporkan hasil investigasi mereka kepada seluruh kelas. Langkah-langkah dalam tahap ini yaitu: a) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka; b) Kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencana-rencana presentasi. Pedoman untuk membantu kelompok merencanakan laporan mereka sebagai berikut: a) menekankan gagasan utama dan kesimpulan dari investigasi; b) menginformasikan kepada kelas mengenai sumber-sumber yang dirundingkan kelompok dan bagaimana kelompok tersebut mengumpulkan informasi; c) memberikan kesempatan untuk tanya jawab. 5) Tahap 5: Mempresentasikan laporan akhir Tahap ini masing-masing kelompok mempersiapkan diri untuk mempresentasikan laporan akhir mereka pada kelas. Langkah-langkah dalam tahap ini yaitu: a) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas; b) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengaran secara aktif; c) Para pendengar

19 26 tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas. 6) Tahap 6: Evaluasi Langkah-langkah dalam tahap ini yaitu: a) Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik, dan mengenai tugas yang telah mereka kerjakan; b) Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Group Investigation Metode group investigation memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaannya. Slavin (2009) menjelaskan kelebihan metode group investigation antara lain: a) ada pembagian tugas dalam kelompok sehingga mendorong tumbuhnya independensi yang bersifat positif diantara anggota kelompok; b) menantang para guru untuk menggunakan pendekatan inovatif dalam menilai apa yang dipelajari siswa; c) membuka kesempatan evaluasi secara konstan dan lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau guru mereka; d) melatih siswa untuk bekerjasama. Kelemahan yang dimiliki oleh metode group investigation antara lain yaitu: a) membutuhkan waktu pembelajaran yang cukup lama; b) tidak bisa diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas.

20 27 B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Vera Irawan Windiatmojo (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SMA Negeri 5 Surakarta. Dalam penelitian ini terjadi persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan metode group investigation dengan model pengembangan presentasi siswa bekerja dalam enam tahapan. Hasil uji hipotesis dari penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran group investigation terhadap hasil belajar kognitif biologi. Gaya belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif biologi. Interaksi antara model pembelajaran dengan gaya belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/ Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas Metode Group Investigation dengan Model Pengembangan Presentasi dalam Pembelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Dalam penelitian ini terjadi persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan metode group investigation dengan model pengembangan presentasi siswa bekerja dalam enam tahapan. Hasil uji hipotesis dari penelitian ini menunjukkan ada perbedaan prestasi belajar sosiologi yang signifikan siswa yang

21 28 menggunakan metode group investigation dengan model pengembangan presentasi dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan metode group investigation dengan model pengembangan presentasi sebesar 5.25%. hal tersebut ditunjukkan dari hasil Uji-t dengan nilai thitung = lebih besar dari ttabel = pada taraf signifikasi 5% df = 56, dan dari mean post test kelas eksperimen sebesar sedangkan pada kelas kontrol sebesar dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode group investigation dengan model pengembangan presentasi efektif apabila digunakan dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 5 Yogyakarta. C. Kerangka Pikir Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sesorang dari tidak tahu menjadi tahu setelah memperoleh informasi secara sengaja. Kegiatan belajar akan terasa membosankan ketika hanya menggunakan metode yang tidak melibatkan aktivitas, siswa hanya menjadi pendengar kemudian mencatat informasi yang diperoleh dari guru. Penggunaan metode pembelajaran group investigation dapat menjadikan proses pembelajaran lebih efektif, siswa mudah memahami materi, dan siswa lebih tertarik dalam mempelajari materi. Jika siswa tertarik dan senang dalam mempelajari materi, hal ini sangat mempengaruhi hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar yaitu seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Aktivitas belajar siswa di dalam kelas juga dapat diperoleh dari penggunaan metode pembelajaran oleh

22 29 guru. Misalnya, dengan menggunakan metode group investigation siswa akan mampu berpikir kritis, aktif dalam mencari informasi dalam memecahkan dan menginvestigasi suatu permasalahan. Jika siswa aktif dalan pembelajaran tidak dipungkiri hasil belajar yang diperoleh siswa akan maksimal dibanding dengan siswa yang tidak aktif. Oleh karena itu, terdapat hubungan antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar yang diperoleh siswa. Kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut: PROSES PEMBELAJARAN Metode Group Investigation Aktivitas Belajar Hasil Belajar Keterangan : : Dipengaruhi : Berpengaruh Gambar 01. Bagan Kerangka Pikir D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan uraian kerangka pikir, hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Hipotesis Nihil (H0) : a. Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikansi aktivitas belajar siswa ketika menggunakan metode group investigation terhadap hasil belajar kogntif siswa.

23 30 2. Hipotesis Alternatif (Ha) : a. Terdapat hubungan yang positif dan signifikansi aktivitas belajar siswa ketika menggunakan metode group investigation terhadap hasil belajar kognitif siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakekat Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu startegi pembelajaran yang paling tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar a. Pengertian Aktivitas Belajar Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani, dibantu oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam kurikulum SMP/ MTs. Ilmu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar 1. Teori Belajar a. Teori Belajar Konstruktivisme Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab. Menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:94)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun 1981 dan diadopsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Laboratorium Belajar adalah suatu proses yang kompleks terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar berlangsung karena adanya interaksi karena

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, salah satunya pengertian belajar menurut Syah (2007: 92). Belajar adalah tahapan perubahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan karena kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran Biologi Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah cabang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia, karena dengan belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4.

BAB I PENDAHULUAN.  diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inti pokok ajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Konsep yang akan dijelaskan dalam kajian teori berikut meliputi karakteristik pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, pengertian hasil belajar, strategi dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dikemukakan teori mengenai komponen-komponen

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dikemukakan teori mengenai komponen-komponen BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pada bab ini akan dikemukakan teori mengenai komponen-komponen yang akan diteliti sebagai dasar berpijak dalam penelitian ini, yang meliputi: 1. Tinjauan Mengenai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Saat proses pembelajaran dikelas, kemampuan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam pelaksanaannya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peningkatan Pembelajaran Istilah peningkatan diambil dari kata dasar tingkat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) makna kata peningkatan itu sendiri adalah proses,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanyaan Siswa Banyak kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering dilakukan di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 2009:6). Menurut

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA A. Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Konsep 1. Model Pembelajaran Tujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut (Sanjaya, 2009:240-241), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam bahasa Indonesia di terjemahkan sebagai dua tinggal dua tamu. Model

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Alat - Alat Laboratorium Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara

Lebih terperinci

pengalaman kelompok menjadi tiga tingkat. Pertama, tingkat problem-solving

pengalaman kelompok menjadi tiga tingkat. Pertama, tingkat problem-solving II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tijauan Pustaka 1. Pengertian Pembelajaran Group Investigation (GI) Group Investigation adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN PUSTAKA a. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SLB sampai SMP/MTS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. LKS Word Square Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu media pembelajaran. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Menurut Nurhadi (2004:112) model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Banyak pendapat yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah sepertì dalam teori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Peraga Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar. Pada siswa SD alat peraga sangat dibutuhkan,

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Aktivitas Belajar Siswa Menurut Sardiman (2011), pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 584), efektivitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 584), efektivitas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 584), efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil, berhasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada peran seorang guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Penemuan (Discovery Method) Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek dan eksperimentasi oleh siswa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matematika di Sekolah Dasar Matematika merupakan satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghafal suatu konsep atau pengertian dari suatu materi pelajaran. aksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bagi orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghafal suatu konsep atau pengertian dari suatu materi pelajaran. aksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bagi orang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar a. Pengertian Aktivitas Belajar Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Keaktifan Belajar Sebelum penulis membahas tentang keaktifan belajar, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian belajar. Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas belajar a. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengingat bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan pembelajaran. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture 1. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT Dalam penerapannya pembelajaran kooperatif memiliki beberapa teknik pembelajaran, salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami seseorang menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar merupakan proses perubahan tingkah

Lebih terperinci

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi 7 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi dalam mengaitkan simbol-simbol dan mengaplikasikan konsep matematika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Metode Diskusi Dalam pembelajaran ada beberapa metode mengajar yang dapat digunakan salah satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

Lebih terperinci

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DI KELAS XI IIS 3 SMA NEGER 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Alit Verfitasari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh pengetahuan baru. Reber dalam Agus Suprijono (2010: 3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh pengetahuan baru. Reber dalam Agus Suprijono (2010: 3) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan baru. Reber dalam

Lebih terperinci

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya, BAB.II. KAJIAN PUSTAKA A. Konsep belajar Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehinga

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perubahan dari hasil interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritual.

Lebih terperinci

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian Pembelajaran IPA Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian secara implisit dalam pengajaran terdapat

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Hasil Belajar Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dimyati (1994:3) menyatakan bahwa Hasil belajar merupakan hasil dan suatu interaksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar pada hakekatnya adalah sebuah bentuk rumusan prilaku sebagaimana yang tercantum dalam pembelajaran yaitu tentang penguasaan terhadap

Lebih terperinci