I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang berakal. Dengan adanya akal manusia akan

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN PENARIKAN SIMPULAN DALAM BERLOGIKA PADA SISWA KELAS XI SEMESTER 2 SMA PERSADA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 (Skripsi) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) STIA MANDALA INDONESIA

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Skripsi pada hakikatnya adalah laporan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

Indriaty Matoka. (Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia) Pembimbing I : Dr. Fatmah AR. Umar, M. Pd. Pembimbing II: Salam, S. Pd, M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

I. PENDAHULUAN. pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

II. KAJIAN PUSTAKA. untuk menggunakan unsur-unsur bahasa untuk menyampaikan maksud atau pesan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Manusia berkomunikasi untuk

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya banyak orang dewasa dan anak-anak yang belum menjadikan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

Keterampilan Dasar Menulis

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BERPIKIR (PENALARAN) DEDUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Untuk itu, pemerintah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

I. PENDAHULUAN. antaranggota masyarakat (Keraf, 1984: 17). Dengan menggunakan bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pesat.kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA KELAS XI SMA ADABIAH 2 PADANG MELALUI KEGIATAN MEMBACA PEMAHAMAN

Transkripsi:

20 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang berakal. Dengan adanya akal manusia akan dapat berpikir. Proses berpikir biasanya bertolak dari pengamatan indera atau observasi empirik. Proses itu dalam pikiran menghasilkan sejumlah pengertian dan sekaligus keputusan atau simpulan. Kegiatan berpikir itu sendiri sangat diperlukan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa tersebut. Kegiatan berpikir yang logis harus diikuti bahasa yang logis pula, agar informasi yang disampaikan penutur dapat tersampaikan secara logis pula. Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah sebagai sarana pengembangan penalaran (Depdikbud, 1995: 1). Selain itu, dikatakan pula bahwa salah satu tujuan pengajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa dapat mengungkapkan suatu hal secara jelas dan logis serta sistematis sesuai dengan konteks dan situasi di berbagai bentuk dan ragam bahasa (Depdikbud, 1995: 2). Oleh sebab itu, seorang guru atau pengajar harus mampu mengembangkan kemampuan berlogika peserta didik melalui proses belajar mengajar. Untuk melatih kegiatan berlogika siswa yaitu dengan menerapkan keterampilan berbahasa, yang meliputi keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan dalam keterampilan berbahasa dan dapat digunakan oleh pengajar atau guru dalam

21 mengarahkan serta mempertajam kepekaan penalaran siswa. Siswa tidak hanya diharapkan mampu menerima dan memahami informasi yang disampaikan secara lisan maupun tulisan tetapi siswa juga harus mampu mengungkapkan kembali informasi yang didapat tersebut baik secara lisan maupun tulisan. Seorang siswa harus mampu menarik simpulan dari informasi yang disampaikan, karena simpulan merupakan pengetahuan baru yang diperoleh berdasarkan premis-premis (Poespoprodjo dan Gilarso, 2006: 122). Hal tersebut dapat diuji melalui penyimpulan dalam logika. Terdapat dua jenis penyimpulan yaitu, (1) penyimpulan langsung, dan (2) penyimpulan tidak langsung (Poespoprodjo dan Gilarso, 2006: 124). Kedua jenis penyimpulan itu masih terdapat aspek-aspek, yaitu ekuivalensi, pembalikan, perlawanan, generalisasi, analogi, sebab akibat, akibat sebab, silogisme kategorik, silogisme hipotetik, dan silogisme alternatif. Belajar logika adalah belajar metode dan prinsip menilai penalaran/argumen, baik penalaran dari diri sendiri maupun orang lain (Karomani, 2009: 17). Oleh karena itu, dengan belajar berlogika diharapkan agar dapat berpikir secara kritis, tidak mudah mengambil keputusan untuk terburu-buru menerima pendapat orang lain. Apabila kita telah mempelajari logika, maka kita dapat menimbang kelogisan suatu pendapat sebelum kita terima ke dalam pikiran kita. Dengan penelitian ini, penulis mengharapkan agar siswa dapat lebih berpikir kritis dalam menerima pendapat dari orang lain. Selain itu aspek dalam berlogika ini adalah mengenai penyimpulan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan pula agar siswa dapat menarik simpulan dengan baik.

22 Berdasarkan uraian di atas, penulis beranggapan bahwa tingkat kemampuan penalaran atau logika siswa sangat menunjang proses belajar Bahasa dan Sastra Indonesia yang dikaitkan dengan fungsi dan tujuan pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu sebagai salah satu sarana pengembangan penalaran. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia tidak akan pernah terlepas dari kegiatan berpikir. Apapun kegiatan yang kita lakukan didasarkan atas pemikiran dan apa yang telah kita lakukan dalam berpikir kita dapat menarik sebuah simpulan. Karena, siswa juga dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan berpikir maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan berlogika pada siswa SMA yaitu siswa SMA Persada Bandarlampung yang dijadikan untuk tempat penelitian. Penulis memilih subjek penelitiannya pada siswa kelas XI, karena penelitian ini didasarkan pada silabus KTSP dengan standar kompetensi membaca yaitu memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring. Sedangkan dalam kompetensi dasarnya adalah menemukan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan membaca (Silabus SMA, 2009: 21). Penelitian tentang kemampuan berlogika pernah dilakukan oleh Ahmad Risdi dengan judul penelitian Hubungan Kemampuan Mengarang Argumentasi dengan Kemampuan Berlogika Siswa Kelas II SMA Negeri 3 Kotabumi Tahun Pelajaran 1997/1998. Pada penelitian Ahmad Risdi kemampuan berlogika siswa tegolong baik. Selain itu pernah juga dilakukan oleh Nurlaila Sari dengan judul Kemampuan Belogika Siswa Kelas II Semester 2 SMA Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2002/2003. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan

23 penelitian terdahulu adalah, jika Ahmad Risdi terdapat hubungan antara kemampuan mengarang argumentasi dengan berlogika, dan yang dilakukan oleh Nurlaila Sri adalah hanya meneliti kemampuan berlogika saja. Untuk itu penulis melakukan penelitian ini kembali mengenai berlogika. Namun, penulis lebih memfokuskan dalam aspek penarikan simpulan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa SMA Persada Bandarlampung dalam berlogika. Penulis merumuskan judul penelitian yaitu Kemampuan penarikan simpulan dalam berlogika siswa kelas XI semester 2 SMA Persada Bandarlampung tahun Pelajaran 2009/2010. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut Bagaimanakah kemampuan penarikan simpulan dalam berlogika berdasarkan aspek penyimpulan langsung dan tidak langsung siswa kelas XI semester 2 SMA Persada Bandarlampung tahun pelajaran 2009/2010. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam penarikan simpulan untuk aspek penyimpulan langsung dan tidak langsung pada kelas XI semester 2 SMA Persada Bandarlampung tahun pelajaran 2009/2010.

24 1.4 Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis untuk memperkaya kajian teori mengenai penyimpulan langsung dan tidak langsung dalam berlogika. 2. Manfaat Praktis - Guru: untuk bahan informasi bagi guru Bahasa Indonesia tentang kemampuan siswa dalam penarikan simpulan khususnya guru di SMA Persada Bandarlampung. - Siswa: sebagai bahan informasi bagi siswa tentang kemampuan penarikan simpulan khususnya siswa SMA Persada Bandarlampung. - Serta dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca agar mengetahui mengenai belogika terutama dalam aspek penyimpulan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dengan berdasarkan judul penelitian dan rumusan masalah, maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester 2 SMA Persada Bandarlampung tahun pelajaran 2009/2010. 2. Objek penelitian ini adalah penarikan simpulan dalam berlogika pada aspek penyimpulan langsung dan tidak langsung. 3. Tempat penelitian di SMA Persada Bandarlampung. 4. Waktu penelitian tahun pelajaran 2009/2010.