BAB I PENDAHULUAN. secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2001:11).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hardiyanti Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung cara tersebut makin disempurnakan dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. serta menghindari terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan salah satu tenaga kependidikan yang dituntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

BAB I PENDAHULUAN. berdiri masih tetap saja tertinggal dari negara negara berpendidikan maju.

BAB I PENDAHULUAN. peran guru tersebut sangat penting bagi kemajuan di bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. proses dan hasil instruksional dapat tercapai dengan mudah. Islam dewasa ini kurang menarik, terutama dari materi dan metode

I. PENDAHULUAN. Pelajaran fisika telah diperkenalkan kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) dan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, materi tembang

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala isinya termasuk gejala-gejala alam yang ada. Ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap satuan pendidikan diharapkan membuat Kurikulum Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mutu pendidikan mempunyai kaitan dengan kualitas lulusannya,

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB 1 PENDAHULUAN. perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), hampir sebagian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

Upaya-upaya untuk meningkatkan ketercapaian guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, biasanya dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkannya sebuah media pembelajaran. didik, hal ini menyebabkan peserta didik kurang tertarik dan cepat merasa

Grafik 1.1 Pengguna Internet Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indah Fat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

Mata Kuliah Media Pembelajaran PBD semester 6 Pengampu: Nurhidayati, M. Hum.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan tertentu baik bersifat akademis maupun nonakademis

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RahmaAditya M Kurnia,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

PENGEMBANGAN COURSEWARE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut

I. PENDAHULUAN. saja. Proses belajar di sekolah misalnya, interaksi yang terjadi selama proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat yang sangat strategis dalam pembangunan di negara kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional disebutkan dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diselenggarakan dalam rangka memenuhi amanat UUD

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia di muka bumi ini, namun belum terlembaga sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang dilakukan saat ini biasanya sangat membosankan dan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar mutu dari seorang pendidik. Pendidikan yang bermutu terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, pesatnya kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Memasuki abad ke 21, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2001:11). Ada beberapa komponen yang dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan, yaitu: (1) komponen guru;(2) komponen siswa; (3) pembiayaan; dan (4) sistem pendidikan. Keempat komponen di atas merupakan hal yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Guru sebagai tenaga pendidik adalah salah satu komponen yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Menurut UU RI No. 19 Tahun 2005, menyatakan bahwa guru harus memiliki 4 kompetensi, yakni : (1) Kompetensi Pedagogik; (2) Kompetensi Profesional; (3) Kompetensi Kepribadian; dan (4) Kompetensi Sosial. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Sebagai seorang profesional, guru harus memiliki kompetensi keguruan yang cukup. Kemampuan keguruan itu tampak pada kemampuannya menerapkan sejumlah konsep, azas kerja sebagai guru, mampu

mendemonstrasikan sejumlah strategi maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur, dan konsisten (Sagala, 2009:39). Untuk lebih mempermudah penyerapan ilmu pengetahuan, guru perlu mengaplikasikan media pembelajaran. Media pembelajaran juga berfungsi membuat proses pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan. Media pembelajaran adalah perantara antara sumber pasar dengan penerima pesan dalam proses pembelajaran (Indriana, 2011:13). Ada berbagai macam media pembelajaran, yakni: (1) media grafis; (2) media cetak dan gambar; (3) media OHT dan OHP; (4) slide; (5) film strip; (6) radio; (7) compact disk (CD); (8) Film; (9) Televisi; (10) multimedia; dan (11) media komputer. Seiring dengan perkembangan teknologi, guru harus memiliki kompetensi yang mumpuni dalam penggunaan berbagai ragam media. Guru yang tidak dapat menggunakan berbagai ragam media maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut adalah guru yang tidak kompeten, dimana kesemuanya ini akan mempengaruhi mutu pembelajaran, mutu lulusan, dan mutu pendidikan itu sendiri. Kompetensi Pedagogik adalah kompetensi kependidikan, yakni kemampuan untuk memahami karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang mendidik, pengembangan potensi peserta didik, komunikasi dengan peserta didik dan penilaian pembelajaran yang berbasis media dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas adalah media camtasia. Media camtasia adalah media yang menggunakan perangkat

lunak (software) komputer untuk merekam semua aktivitas yang ada pada desktop komputer. Media Camtasia ini juga cocok digunakan pada pembelajaran biologi. Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Biologi sudah diajarkan pada siswa tingkat SMP, selanjutnya pada tingkat SMA dan Perguruan Tinggi. Guru-guru yang mengajarkan biologi harus memahami dan mampu mengaplikasikan media pembelajaran agar mutu proses pembelajaran dapat meningkat. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengaplikasian penggunaan camtasia perlu diadakan pelatihan tentang penggunaan media camtasia ini perlu dilaksanakan. Dowd (2001) mengemukakan, beberapa penelitian menunjukkan nilai lebih tentang pemanfaatan camtasia. Salah satunya yang terungkap dalam penelitiannya Bruce adalah camtasia efektif untuk melatihkan pola pembelajaran yang berkelanjutan (continuum learning). Lebih lanjut Dowd (2001) menjelaskan, salah satu tipe umum pemanfaatan Camtasia adalah dengan model tutorial, seperti yang banyak kita temukan dalam Compact disk pembelajaran interaktif, dimana dalam model ini terdapat beberapa aspek atau unsur utama penyusunnya, yaitu: (1) tujuan media instruksional; (2) bagian pendahuluan (apersepsi); (3) halaman menu utama ; (4) garis besar isi; (5) isi pembelajaran; (6) assesment/uji diri (sendiri); (7) glosari/daftar istilah, dan (8) pustaka. Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan guru-guru biologi yang ada sub Rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang diperoleh data bahan hanya 2 orang guru (7,14%) dari guru Biologi yang

mengaplikasikan media pembelajaran komputer dan 26 orang guru (92,86%) masih menggunakan media yang ala kadarnya serta belum ada guru yang mampu atau mengenal media camtasia (0%) se sub Rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang yang mengaplikasikan media pembelajaran camtasia. Penelitian awal juga menemukan dari 28 orang Guru Biologi di Sub Rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak menyatakan bahwa masih ada 4 orang Sarjana Muda (setara D-3), 1 orang Pendidikan S2 dan sisanya lagi dari 23 orang yang pendidikan S1 masih ada juga 5 orang bukan sarjana (S-1) Biologi sesuai dengan jurusannya namun sudah lebih dari di atas 5 tahun mengajarkan bidang studi yang bersangkutan. Berdasarkan data hasil uji kompetensi guru yang dilaksanakan pada Februari 2012 diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata guru IPA untuk tingkat nasional adalah 4,00 dan nilai rata-rata guru untuk tingkat Sumatera Utara 3,5 dari data ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru masihlah rendah atau di bawah rata-rata (Waspada, 2012). 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yakni: (1) Guru Biologi Sub Rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang; (2) pembelajaran menggunakan camtasia masih rendah, belum mampu atau belum dikenal; (3) Guru Biologi Se-Sub Rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang jarang menggunakan media pembelajaran; (4) Dalam proses pembelajaran guru lebih cenderung menggunakan sistem lama yaitu ceramah dan penugasan; (5) Workshop penggunaan media

camtasia belum pernah dilakukan; (6) Kompetensi pedagogik guru Biologi se sub rayon 07 Kabupaten Deliserdang rendah; dan (7) Penggunaan media camtasia dapat meningkatkan kompetensi pedagogik. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada: 1. Kontribusi workshop penggunaan media camtasia terhadap peningkatan kompetensi profesional guru Biologi Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang. 2. Workshop yang dilakukan adalah workshop tentang pengaplikasian media camtasia untuk mendukung pembelajaran Biologi. 3. Kompetensi dibatasi pada kompetensi guru dalam penerapan media pembelajaran. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah workshop penggunaan media camtasia dapat meningkatkan kompetensi profesional guru Biologi se sub rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang?

2. Seberapa besar kontribusi workshop penggunaan media camtasia terhadap peningkatan guru Biologi dalam mendukung pembelajaran dikelas se sub rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang? 3. Bagaimana kontribusi workshop penggunaan media camtasia terhadap peningkatan kompetensi profesional guru Biologi se sub rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang? 4. Apakah workshop penggunaan media camtasia dapat meningkatkan hasil belajar dan minat siswa SMA Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapatlah ditentukan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1. Workshop penggunaan media camtasia dapat meningkatkan kompetensi profesional guru Biologi se sub rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang. 2. Kontribusi workshop penggunaan media camtasia, terhadap peningkatan guru Biologi dalam mendukung pembelajaran dikelas se sub rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kab Deliserdang. 3. Kontribusi workshop penggunaan media camtasia terhadap peningkatan kompetensi profesional guru Biologi se sub rayon 07 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

4. Workshop penggunaan media camtasia dapat meningkatkan hasil belajar dan minat siswa SMA Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi dunia pendidikan dan bagi guru khususnya baik secara teoritis maupun secara praktis. 1.6.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis bahwa hasil penelitian ini diharapkan: (1) dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang kegiatan workshop yang mempunyai tingkat keefektivan tinggi dan bentuk supervise klinis yang relevan dalam mengatasi persoalan yang dihadapi guru Biologi dan juga sebagai bahan acuan untuk guru mata pelajaran lainnya; (2) sebagai Bahan kajian dan masukan bagi peneliti lain untuk dapat lebih mengembangkan media-media pembelajaran yang lebih menarik dalam Proses Pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan mutu lulusan di satuan-satuan pendidikan yang khususnya dan Dunia Pendidikan pada umumnya. 1.6.2. Manfaat Praktis Secara praktis dapat bermanfaat: (1) Bagi guru Biologi karena dikenai langsung dalam pelaksanaan workshop dan supervise klinis untuk peningkatan kinerja dalam menuju guru Biologi yang professional; (2) Bagi pengawas Biologi dapat dijadikan acuan dalam melakukan supervise klinis yang sifatnya menemukan solusi bagi guru Biologi; dan (3) Bagi Kepala Sekolah dapat dijadikan sumber acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja guru Biologi dan Pengawas guru Biologi dan juga untuk mata pelajaran lainnya.