BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kegiatan usaha perusahaan.laporan keuangan merupakan sarana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai prinsipaldan manajemen yang diwakili oleh manajer sebagai agen,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Dengan mendapatkan laba yang terus meningkat perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. harus terus meningkatkan eksistensinya agar dapat bertahan. Perusahaan dituntut

Judul : Good Corporate Governance

BAB 1 PENDAHULUAN. kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan. Untuk masuk dan berinvestasi di pasar modal, investor

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi investor. Informasi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki

GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PROFITABILITAS PADA PRAKTIK PERATAAN LABA. Herlina 1 I Gusti Ayu Eka Damayanthi 2

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada laporan laba rugi (Saidi dalam Christian, 2011). Manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi salah satu wadah berinvestasi bagi para investor. Investor yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan tersebut menimbulkan biaya utang bagi perusahaan,

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

terbaik untukbersaing dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tujuan perusahaan yang sebenarnya. atau pemilik saham perusahaan. Tujuan perusahaan yang ketiga adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesepakatan untuk pemegang saham dengan pihak manajemen (Agent) dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

Judul : Pengaruh Audit Tenure

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya (Fenandar, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemegang saham.good Corporate Governance (GCG) membantu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menurut PSAK No. 1 (2009 : par 07) laporan keuangan merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan sustainability. Perusahaan yang telah go public akan meningkatkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas pengaruh antara komponen Good Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan pendanaan untuk kegiatan investasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Good Corporate Governance pada Kualitas Laba Nama : Gahani Purnama Wati NIM : Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Laporan audit penting dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari

BAB I PENDAHULUAN. Perencanan yang baik perlu adanya tata kelola yang baik di dalam suatu sektor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi peningkatan kegiatan usaha perusahaan.laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memeroleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan ekonomi.laporan keuangan sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan akan menjadi sebuah pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan seperti manajemen, stakeholders, kreditur, danpemerintah. Pihak eksternal seperti investor, kreditur, pemerintah maupun internal perusahaan atau manajemen dari perusahaan, bisa mendapatkan gambaran keadaan perusahaan karena dalam laporan keuangan terdapat banyak informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak tersebut, terutama adalah informasi mengenai laba perusahaan. Informasi laba merupakan bagian dari laporan keuangan yang selalu menjadi pusat perhatian dari stakeholders. Nilai dan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya dapat digambarkan hanya dengan melihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam operasinya. Perusahaan dengan laba yang stabil akan memberikan rasa aman untuk para investor dalam menginvestasikan uangnya daripada perusahaan dengan peningkatan laba yang tinggi. Kondisi tersebut memotivasi manajer untuk menjalankan perusahaan sebaik mungkin dengan harapan akan mendapatkan laba yang stabil tiap 1

tahunnya,sehingga dapat berimbas kepada meningkatnya nilai perusahaan di mata investor. Kehadiran perusahaan lain mengakibatkan persaingan menjadi ketat dan pada akhirnya akan berimbas kepada ketidakstabilan laba yang diperoleh perusahan.schroeder,dkk(2009),mendefinisikan pengelolaan laba sebagai usaha manajemen perusahaan untuk memengaruhi nilai laba jangka pendek yang dilaporkan. Perusahaan bisa mendapatkan laba yang sangat tinggi kemudian akan menurun dengan drastis pada periode berikutnya, dan hal ini dipandang oleh investor sebagai lahan yang tidak aman untuk berinvestasi. Pada akhirnya, manajer menyimpulkan bahwa laba merupakan satu-satunya hal yang diperhatikan dari seluruh bagian dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal tersebut memancing manajer untuk melakukan perilaku tidak semestinya (disfunctional behavior) dalam laporan keuangannya (Budiasih, 2009). Hal lain yang menyebabkan terjadinyadisfunctional behavior dalam perusahaan merupakan aplikasi dari teori keagenan dimana manajer bertindak sebagai agen dan pemilik perusahaan sebagai prinsipal. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ada perbedaan informasi atau adanya asimetri informasi antara agen dan prinsipal dimana agen atau manajer sebagai pihak internallebih mengetahui keadaan perusahaan daripada pemilik. Disebutkan pula bahwa baik agen maupun prinsipal bertindak dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungannya sehingga celah tersebut dimanfaatkan manajer untuk melakukan disfunctional behavior, salah satunya adalah perataan laba (income smoothing). Perataan laba adalah metode dalam manajemen laba yang telah bertahan dalam kurun waktu yang lama (Aflatooni dan Nikbakht, 2010). Menurut Purwanto 2

(2005), perataan laba bisa didefinisikan sebagai cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara metode akuntansi (artificial) maupun dengan nyata melalui transaksi ekonomi. Tindakan perataan laba bukanlah metode untuk membuat laba suatu periode sama dengan jumlah laba tahun sebelumnya, karena dalam mengurangi fluktuasi laba itu juga dipertimbangkan tingkat pertumbuhan normal yang diharapkan pada periode tersebut. Perusahaan dengan profitabilitas positif tidak menunjukkan indikasi melakukan praktik perataan laba, sebaliknyaperusahaan dengan profitabilitas rendah diindikasikan melakukan praktik perataan laba dikarenakan perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas rendah akan menemui kesulitan dalam menarik perhatian pihak eksternal sehingga cara yang mungkin dapat dilakukan yaitu dengan menunjukkan laba yang relatif stabil (Cecilia, 2012).MenurutAbiprayu (2011), praktik perataan laba meliputi usaha untuk memperkecil jumlah laba yang dilaporkan, jika laba lebih tinggi dari laba normal maka cenderung dilakukan perataan laba. Salah satu tujuan dilakukannya perataan laba adalah untuk memberikan rasa aman kepada investor karena kemungkinan fluktuasi laba yang tinggi atau rendah dapat meningkatkan kemampuan investor untuk meramalkan laba perusahaan pada periode mendatang. Menurut Wulandari dan Purwaningsih (2007), manajer memilih melakukan perataan laba untuk mendapatkan keuntungan ekonomis dan psikologis, yaitu mengurangi total pajak terhutang dan meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena laba yang stabil akan mengakibatkan dividen yang stabil pula. Menurut Wulandari 3

dan Purwaningsih (2007), perataan laba yang dilaporkan dapat dicapai dengan dua jenis perataan laba yaitu real smoothing dan artificial smoothing. Real smoothing adalah perataan laba yang dilakukan melalui transaksi keuangan sesungguhnya dengan memengaruhi laba melalui proses yang sengaja untuk merubah laba yang dihasilkan, sedangkan artificial smoothing adalah perataan laba melalui prosedur akuntansi yang ditetapkan untuk memindahkan biaya atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.profitabilitas diduga memengaruhi praktik perataan laba karenaperhatian investor yang besar pada tingkat profitabilitas perusahaan dapat mendorong manajer untuk melakukan perataan laba. Profitabilitas perusahaan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laba pada setiap periodenya. Akan tetapi jika laba yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan akan memicu tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen agar laba yang dihasilkan sesuai yang diharapkan. Profitabilitas dijadikan alat untuk mengevaluasi kinerja manajemen apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Manajemen yang tidak efektif akan menghasilkan profitabilitas yang rendah sehingga dianggap gagal dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Belkaoui (2006:57), manajemen yang tidak ingin dianggap gagal akan berusaha meningkatkan laba perusahaan dan stabilitas labanya. Hal inilah yang memicu timbulnya perataan laba. Profitabilitas akan memengaruhi manajer dalam melakukan tindakan praktik perataan laba (Sa lno dan Baridwan, 2008). Pihak prinsipal cenderung menuntut manajemen untuk mencapai profitabilitas yang tinggi. Apabila manajemen mampu mencapai target dari prinsipal, manajemen akan dianggap 4

mempunyai kinerja baik. Pelaksanaan praktik perataan laba memang digunakan untuk hal manipulasi dalam memperbesar dan memperkecil laba dengan teknikteknik tertentu dalam suatu periode yang sama dengan jumlah laba periode sebelumnya (Taufik, dkk., 2014).Berdasarkan teori Belkaoui (2007:57), tindakan manajemen untuk meratakan laba yang dilaporkan termotivasi atas kepuasan pemegang saham terhadap korporosi yang meningkat seiring dengan rata-rata tingkat pertumbuhan income korporasi dan stabilitas income-nya kepada pemakai laporan keuangan. Profitabilitas diduga memengaruhi praktik perataan laba karena perhatian investor yang besar pada tingkat profitabilitas perusahaan dapat mendorong manajer untuk melakukan perataan laba. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas pada perataan laba telah banyak diteliti. Beberapa peneliti seperti Zen dan Herman (2005), Budhijono (2006), Prabayanti dan Gerianta (2009), Yulianti (2014) mendapatkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiatmini dan Nurkholis (2001),Jin dan Machfoedz (1998), Assih (1998), Aji dan Mita (2010), Prayudi da n Daud (2013), Bestivano (2013) mendapatkan hasil bahwa profitabilitasberpengaruh negatif terhadap perataan laba. Ketidakkonsistenan hasil dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya membuat peneliti mencoba untuk menguji apakah profitabilitas berpengaruh pada praktik perataan laba dengan menambahkan variabel pemoderasi. Variabel pemoderasi yang dipakai pada penelitian ini adalah good corporate governance (GCG). 5

Forum for corporate governance in Indonesia(FCGI, 2011), mendefinisikan GCGsebagai suatu perangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan internal daneksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. GCG merupakan suatu mekanisme yang mampu memberikan aturan dan kendali perusahaan guna menciptakan nilai tambah (Prabaningrat dan Widanaputra, 2015). Melalui GCG diharapkan nilai perusahaan akan dinilai baik oleh para investor (Susanti, dkk., 2010). Mekanisme GCG membutuhkan suatu bentuk laporan konkrit yang dapat menggambarkan kondisi perusahaan dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemegang saham. Suatu perusahaan yang menganut GCG tentunya akan mengutamakan transparansi dalam pelaporan keuangannya baik dari manajer kepada pemegang saham maupun kepada publik. Hapsoro (2006) menyatakan bahwa baik tidaknya GCG seharusnya dapat dilihat dari dimensi keterbukaan (transparansi). Transparansi dapat dilihat pada laporan keuangan yang sangat mendetail pada catatannya sehingga publik dapat mengetahui sumber-sumber dana dan pengeluaran yang dilakukan perusahaan tersebut. Transparansi akan membuktikan apakah perilaku oportunistik manajemen terjadi atau tidak sehingga membuktikan tata kelola perusahaan bersangkutan baik ataukah tidak.penerapan GCG dapat diukur melalui Corporate Governance Prediction Index (CGPI). CGPI adalah program riset dan pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia pada perusahaan publik yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG). 6

Junaidi(2007), menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indikator-indikator GCG dengan praktik perataan laba. Mekanisme GCG memiliki beberapa indikator berupa komite audit, ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen, dan kepemilikan institusional.perusahaan yang masuk peringkat CGPI merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki corporate governance yang baik, sehingga konflik keagenan yang dapat terjadi sangat kecil kemungkinannya. Perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan yanglebih kecil karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang dengan lebih kritis oleh para investor. Profitabilitas juga berpengaruh terhadap praktik perataan laba karena profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang memengaruhiinvestor untuk membuat keputusan, sehingga faktor ini berpengaruh terhadap indeks perataan laba. Perusahaan dengan profitabilitas rendah diindikasikan melakukan praktik perataan laba dikarenakan perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas rendah akan menemui kesulitan dalam menarik perhatian pihak eksternal sehingga cara yang mungkin dapat dilakukan yaitu dengan menunjukkan laba yang relatif stabil (Cecilia, 2012). Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Good Corporate Governance sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas pada Praktik Perataan Laba. 7

1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah. 1) Apakah profitabilitas berpengaruh pada praktik perataan laba? 2) Apakah good corporate governance memoderasi pengaruh profitabilitas pada praktik perataan laba? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah. 1) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas pada praktik perataan laba. 2) Untuk mengetahui pengaruh good corporate governancedalam memoderasi hubungan profitabilitas pada praktik perataan laba. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan melalui pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai pengaruh profitabilitas pada praktik perataan laba yang dimoderasi oleh good corporate governance. 8

2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis maupun civitas akademika lainnya yang terkait dengan praktik perataan laba. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini menjabarkan berbagai landasan teori yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yaitu mengenai good corporate governance sebagai pemoderasi pengaruh profitabilitas pada praktik perataan laba, dan hipotesis penelitian Bab III Metode Penelitian Pada bab ini disajikan mengenai metodologi penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, dan metode penentuan sampel, dan teknik analisis data. 9

Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum daerah atau lokasi penelitian, deskripsi data hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian yang dihubungkan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan teori yang berhubungan. Bab V Simpulan dan Saran Pada bab ini dikemukakan simpulan yang diperoleh dari hasil penulisan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada bab ini juga dikemukakan saran-saran yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan. 10