BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 68 ayat (1) huruf c dan Pasal 72 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu mengatur Alokasi Dana Desa dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 09) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah yang kedua kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4438); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4587); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 27 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2003 Nomor 18); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 10 Tahun 2006 tentang Keuangan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2006 Nomor 07); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 11 Tahun 2006 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2006 Nomor 08); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2006 Nomor 12). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK dan BUPATI NGANJUK MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ALOKASI DANA DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Nganjuk. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Nganjuk. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Nganjuk. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nganjuk. 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah APBD Kabupaten Nganjuk. 6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan 2
masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 10. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat selanjutnya disingkat LPM adalah Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah desa dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. 11. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah Dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten. 12. Alokasi Dana Desa Minimum adalah Dana yang dialokasikan dengan besaran yang sama setiap desa. 13. Alokasi Dana Desa Proporsional adalah dana yang dialokasikan secara proporsional berdasarkan variabel kemiskinan, pendidikan dasar, kesehatan, keterjangkauan, jumlah penduduk, luas wilayah, potensi ekonomi, jumlah komunitas dan kekayaan desa. 14. Pembangunan Skala Desa adalah pembangunan bidang fisik, ekonomi dan sosial budaya dengan jangkauan dan manfaat hanya terbatas untuk masyarakat desa setempat. 15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa adalah Rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. BAB II TUJUAN DAN SUMBER ADD Pasal 2 (1) Tujuan Alokasi Dana Desa adalah: 1. menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan; 2. meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat; 3. meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan; 4. meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial; 5. meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat; 6. meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat; 3
7. mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat; 8. meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). (2) ADD bersumber dari APBD Tahun Anggaran yang sedang berjalan paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Daerah setelah dikurangi belanja pegawai. BAB III PENETAPAN ADD Pasal 3 (1) ADD terdiri dari ADD Minimal dan ADD Proporsional yang penetapannya untuk setiap desa dihitung berdasarkan variabel dan bobot sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) ADD Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 60% (enam puluh persen) dari jumlah plafon ADD. (3) ADD Proporsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 40% (empat puluh persen) dari jumlah plafon ADD. BAB IV PENGGUNAAN, PENGELOLAAN, PENCAIRAN DANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN Bagian Pertama Penggunaan ADD 4 Pasal 4 (1) ADD sebesar 30% (tiga puluh persen) dipergunakan untuk Belanja Aparatur dan Operasional Pemerintah Desa dan BPD. (2) ADD sebesar 70% (tujuh puluh persen) dipergunakan untuk biaya pemberdayaan masyarakat. (3) Belanja aparatur dan operasional Pemerintah Desa dan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk membiayai penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Pemerintah Desa dan BPD. (4) Belanja pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk : a. kegiatan pemberdayaan masyarakat : 1). kegiatan perbaikan sarana publik dalam skala kecil; 2). kegiatan modal usaha masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa); 3). kegiatan penguatan ketahanan pangan (lumbung desa); 4). kegiatan perbaikan lingkungan dan pemukiman; 5). kegiatan Teknologi Tepat Guna; 6). kegiatan perbaikan kesehatan dan pendidikan; 7). kegiatan sosial budaya dan keagamaan; b. kegiatan penguatan kelembagaan masyarakat dalam mendukung upaya pemberdayaan masyarakat : 1). pemberdayaan LPM
2). pemberdayaan PKK 3). pemberdayaan RT dan RW 4). pemberdayaan Karang Taruna (5) Pembagian prosentase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah. Pasal 5 (1) Penggunaan ADD harus dimusyawarahkan oleh Pemerintah Desa dengan BPD dibantu LPM serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya dan dituangkan dalam Rencana Penggunaan Desa (RPD) yang merupakan salah satu dokumen kelengkapan administrasi untuk pencairan dana. (2) Perubahan penggunaan ADD dilakukan melalui musyawarah oleh Pemerintah Desa dengan BPD dan dituangkan dalam Perubahan APBDesa. Bagian Kedua Pengelolaan Pasal 6 (1) Pada tingkat kabupaten dibentuk Tim Fasilitasi Kabupaten yang terdiri dari SKPD dan lembaga non pemerintah yang memiliki pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat dan desa. (2) Tim Fasilitasi Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 7 (1) Pada tingkat kecamatan dibentuk Tim Pendamping Kecamatan yang dipimpin camat dan terdiri dari perangkat kecamatan dan UPTD terkait. (2) Tim Pendamping Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Camat. Pasal 8 (1) Pada tingkat desa dibentuk Tim Pelaksana Desa yang dipimpin kepala desa dan terdiri dari perangkat desa serta lembaga kemasyarakatan desa. (2) Tim Pelaksana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Pasal 9 Uraian tugas Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 diatur dengan Peraturan Kepala Daerah 5 Bagian Ketiga Pencairan Pasal 10 (1) Kepala desa menyelenggarakan musyawarah desa untuk menyusun Rencana Penggunaan Dana (RPD) ADD dan menetapkan Tim Pelaksana Desa.
(2) Kepala desa mengajukan permohonan pencairan ADD kepada Kepala Daerah melalui Tim Fasilitasi Kabupaten setelah dilakukan verifikasi oleh Tim Pendamping Kecamatan. (3) Permohonan pencairan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi persyaratan pencairan ADD sebagai berikut: a. telah membuat Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDes tahun sebelumnya; b. telah membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan ADD tahun sebelumnya; dan c. telah menetapkan APBDes tahun anggaran berjalan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 (1) Pencairan ADD dilakukan secara bertahap dan tata cara pencairannya dilaksanakan sesuai ketentuan pengelolaan keuangan daerah. (2) Dana ADD tidak boleh digunakan untuk kegiatan selain yang ditetapkan dalam Rencana Penggunaan Dana. (3) Pembelanjaan ADD dilaksanakan sesuai ketentuan pengelolaan keuangan desa. Bagian Keempat Pertanggungjawaban Pasal 12 (1) Pertanggungjawaban ADD terintegrasi dengan pertanggungjawaban APBDesa, sehingga bentuk pertanggungjawabannya adalah pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa. (2) Kepala desa bertanggung jawab secara teknis dan keuangan atas pengelolaan ADD kepada Kepala Daerah. (3) Pertanggungjawaban teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari: a. laporan berkala, yang memuat perkembangan penerimaan dan pengeluaran dana ADD, disampaikan setiap bulan. b. laporan akhir ADD, yang memuat realisasi hasil kegiatan ADD, disampaikan setelah pelaksanaan ADD berakhir. (4) Pertanggungjawaban keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa Surat Pertanggungjawaban (SPJ) sesuai peraturan perundang-undangan. 6
Pasal 13 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pencairan, pembelanjaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban dan pelaporan ADD diatur dengan Peraturan Kepala Daerah. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 14 (1) Tim Fasilitasi Kabupaten dan Tim Pendamping Kecamatan melaksanakan pembinaan atas pelaksanaan ADD. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan agar pelaksanaan ADD dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan ADD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. (3) Uraian kegiatan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah. Pasal 15 (1) Pengawasan atas pengelolaan ADD dilaksanakan secara fungsional oleh Inspektorat Daerah sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Masyarakat dapat melakukan pengawasan atas pengelolaan ADD. BAB VI SANKSI Pasal 16 (1) Pemerintah Daerah berhak menunda pencairan ADD bagi desa yang belum menyerahkan laporan dan surat pertanggungjawaban (SPJ) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) dan (3) Peraturan Daerah ini. (2) Bagi Tim Pelaksana Desa ADD yang diduga melakukan tindak pidana korupsi dalam pelaksanaannya, akan dilakukan proses penindakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 (1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 12 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana Desa/Kelurahan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah. 7
Pasal 18 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk. Ditetapkan di Nganjuk pada tanggal 10 Januari 2011 BUPATI NGANJUK ttd Diundangkan di Nganjuk Pada tanggal 05 Juli 2011 KEPALA BAGIAN HUKUM TAUFIQURRAHMAN ttd SUWONDO, SH, SP Pembina NIP. 19600902 199103 1 005 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2011 NOMOR 01 SERI E Disalin sesuai dengan aslinya KEPALA BAGAIAN HUKUM ttd SUWONDO, SH, SP Pembina NIP. 19600902 199103 1 005 8
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA I. UMUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan tugas pelayanan, pembangunan desa dan pembinaan masyarakat, maka selain memiliki sumber pendapatan desa juga berhak atas bagian dari Dana Alokasi Umum yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten. Bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan Desa menuju pada kemandirian desa, maka dibutuhkan partisipasi dari seluruh masyarakat guna mewujudkan cita-cita pembangunan daerah serta meningkatkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan serta pelayanan masyarakat di desa. Sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Pemerintah Desa berhak atas bagian dari dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah untuk mendukung pembangunan desa, yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun berjalan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 9
Pasal 10 Ayat (1) Dalam Musyawarah Desa untuk menyusun RPD dan menetapkan Tim Pelaksana Desa dihadiri oleh Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, Tokoh Masyarakat dan Lembaga Kemsyarakatan. Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Ayat (1) Ayat (2) Pengawasan yang dilakukan masyarakat berupa pemberian saran secara langsung kepada Tim Pelaksana Desa dengan tetap berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 ------------------- 10