mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

Lampiran 1 Lay out penelitian I

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

LAMPIRAN. 1. Penetapan N- Total Kompos (Balai Penelitian Tanah, 2005)

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN PH, BAHAN ORGANIK, KTK DAN KB

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

Bab III Bahan dan Metode

BAB 4. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2 Cr 2 O 7 (menggunakan pipet), goncang dengan tangan Ditambahkan 20 ml H 2 SO 4 pekat, kemudian digoncang 2 3 menit, selanjutnya diamkan selama 30 menit Ditambahkan 200 ml air 10 ml H 3 PO 4 85%, ditambahkan 20 tetes difenilamin, goncang (larutan berwarna biru tua) Dititrasi dengan FeSO 4 N dari burret hingga warna berubah menjadi hijau Dibuat juga blanko dan titrasi Dihitung : % C = 5 ( 1 T ) X 0,78 -------------- untuk tanah g S Dimana : T = titrasi S = blanko % % Bahan Organik = 1,72 x % C

b. Kapasitas Tukar Kation (KTK) 1. Ditimbang 5 gr contoh tanah kering udara dan di masukkan ke dalam tabung sentrifuse 100 ml 2. Ditambahkan 20 ml larutan NH 4 OAC ph 7.0. Diaduk dengan pengaduk gelas sampai merata dan dibiarkan selama 24 jam 3. Diaduk kembali lalu disentrifuse selama 10 menit samapi 15 menit dengan kecepatan 2.500 rpm 4. Ekstrak NH 4 OAC N ph 7.0 diulangi lewat saringan dan filtrat ditampung dalam labu akar 100 ml 5. Penambahan NH 4 OAC ph 7.0 diulangi sampai 4 kali. Setiap kali penambahan diaduk mereta, disentrifuse dan ekstraknya didekantasi ke dalam labu ukur 100 ml samppai tanda tera. Ekstrak ini digunakan dalam penetapan kadar K, Na, Ca, Mg yang dapat dipertukarkan 6. Untuk pencucian NH 4+ ditambahkan 20 ml alkohol 80% ke dalam tabung sentrifuse yang berisi endapan tanah tersebut. Diaduk sampai merata, sentrifuse, dekantasi dan filtratnya dibuang. Pencucian NH 4 dengan alkohol ini dilakukan beberapa kali sampai bebas NH 4. Hal ini dapat diketahui dengan menambahakan beberapa tetes pereaksi Nessler pada filtrat tersebut. Apabila terdapat endapan kuning berarti masih terdapat ion NH 4. 7. Setelah bebas dari NH 4+, tanah dipindahkan secara kuantitatif dari tabung sentrifuse ke dalam labu didih. Ditambahkan air kira-kira berisi 450 ml. 8. Pada labu didih ditambahkan beberapa butir batu didih, 5-6 tetes paraffin cair dan 20 ml NaOH 50%, kemudian didestilasi.

9. Destilat ditampung dalam Erlenmeyer 250 ml yang berisi 25 ml H 2 SO 4 0.1 N dan 5-6 tetes indikator Conwai. Destilasi dihentikan jika destilat yang ditampung mencapai kira-kira 150 ml. 10. Kelebihan asam dititrasi dengan NaOH 0.1 N. Titik air titrasi dicapai bilamana warna berubah menjadi hijau 11. Dilakukan destilasi tanpa tanah sebagai blanko 12. Besarnya KTK dihitung menurut rumus : KTK (me/100gr)n= (ml Blanko-ml Contoh) x N NaOH x100 Bobot Sampel *) *) Bobot contoh pada 105 0 C

2. Sifat Biologi Tanah Total Organisme Tanah 1. Dibuat 1 seri pengenceran dengan memasukkan 10 gr tanah ke dalam 90 ml larutan fisiologis pada erlenmeyer 250 ml, campuran ini sebagai pengenceran 10-1. Lalu dipipet 1,0 ml suspensi larutan 10-1 dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan fisiologis pada tabung reaksi, campuran ini sebagai pengenceran 10-2 dan seterusnya sampai pengenceran 10-5 2. Setelah seri pengenceran dibuat, dipipet 1,0 ml dari suspensi dengan pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5, dipindahkan ke cawan petri steril. Pada setiap cawan petri dicantumkan informasi berupa nomor contoh/perlakuan, seri pengenceran, tanggal inkubasi, dan jenis media yang digunakan 3. Sediakan media (Nutrien Agar) tempat mikroorganisme yang diinkubasi. Cairkan media dengan cara memanaskan dengan autoclaf. Media yang yang telah disiapkan didinginkan sampai temperaturnya sekitar 40 45 0 C. Jumlah media yang dituangkan ke cawan kira-kira 10 ml. Supaya suspensi tersebar merata maka setelah media dituangkan secara pelan-pelan cawan yang telah berisi media diputar kekanan tiga kali dan kekiri tiga kali 4. Setelah media benar-benar padat, diinkubasi pada temperatur ± 27 0 C 5. Dilakukan pengamatan setelah tiga hari inkubasi. 6. Dari hasil yang diperoleh, rata-rata jumlah koloni per cawan dikalikan dengan faktor pengenceran untuk mendapatkan jumlah organisme total (SPK/ml).

3. Fungi Selulolitik 1. Diambil tanah sebanyak 50 gr untuk setiap contoh tanah. Kemudian dimasukkan ke dalam media Selulosa Agar cair dengan bubuk Alang-alang sebagai pengganti bahan selulosa untuk memancing perkembangbiakan mikroba 2. Diinkubasi selama 2 minggu 3. Diambil sebanyak 1 ml bahan dari masing-masing media Selulosa Agar Cair, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air steril dan disentrifugasi 4. Diambil ose dari masing-masing media untuk digoreskan pada media Asparagine, lalu diinkubasi selama 2 minggu 5. Koloni yang terbentuk pada goresan tadi menandakan adanya aktifitas mikroba selulolitik yang terlihat dari adanya zona transparan pada goresan.

Lampiran 2. Bahan-bahan dari media yang digunakan 1. Media Selulosa Agar (g/l) Nama Bahan Tepung Selulosa NaNO 3 K 2 HPO 4 KCL MgSO 4 7H 2 O Yeast Extract Casein Hydrolysat Agar Aquades ph Sumber: Aaronson, 1970 Jumlah 5,0 0,9 10,0 1000,0 6,8 2. Media Asparagine (g/l) Nama Bahan (NH 4 ) 2 SO 4 L-Asparagine K 2 HPO 4 KCL MgSO 4 7H 2 O CaCl 2 Yeast Extract Selulosa Agar Aquades ph Sumber: Rao, 1994 Jumlah 1,0 0,1 0,1 10,0 20,0 1000,0 6,2

Lampiran 3. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah Menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983) dan BPTP-Medan (2011) Sifat tanah Satuan Sangat rendah C (karbon) % < 1.00 N (nitrogen) % < 0.10 KTK (CEC) me/100 < 5 Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 1.00-2.00 2.10-3.00 3.01-5.00 > 5.00 0.10-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 > 0.75 5-6 17-24 24-40 > 40 ph H 2 O Sangat Masam Agak Netral Agak Alkalis Masam Masam Alkalis < 4,5 4,5 5,5 5,6 6,5 6,6 7,5 7,6 8,5 > 8,5

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian A. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Bekas Kebakaran Tahun 2010 B. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Bekas Kebakaran Tahun 2011

C. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Bekas Kebakaran Tahun 2013 D. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Bekas Kebakaran Tahun 2012

E. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Yang Tidak Terbakar (Kontrol) F. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Yang Tidak Terbakar (Kontrol)

Lampiran 4. Lanjutan G. Pengambilan Sampel Tanah H. Pengambilan Sampel Tanah

Lampiran 4. Lanjutan Isolasi dengan Media Selulosa Cair Isolasi dengan Media Selulosa Agar Isolasi dengan Media Asparagine