BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

Analisa Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

Analisa Rasio Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. Harahap (2004:297) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah analisis angka-angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan/berarti. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja. Syahyunan (2004:81) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan

laba rugi, atau kombinasi antara keduanya. Menurut Syahyunan (2004:83) secara garis besar ada lima jenis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu : 1. Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur likuiditas, yaitu: a. Current Ratio (Rasio Lancar) b. Quick Ratio (Rasio Cepat) c. Cash Ratio (Rasio Kas) d. Net Working Capital 2. Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya atau dengan kata lain, rasio ini dapat juga digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Rasio leverage yang umum dipakai, adalah: a. Debt Ratio b. Debt to Equity Ratio c. Time Interest Earned Ratio d. Fixed Charge Coverage Ratio e. Debt Service Coverage 3. Rasio aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam

melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas yang umumnya dipakai, adalah: a. Average Collection Period b. Inventory Turnover c. Fixed Asset Turnover d. Total Asset Turnover 4. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas yang umumnya dipakai, adalah: a. Gross Profit Margin b. Operating Profit Margin c. Net Profit Margin d. Return on Investment e. Return on Equity 5. Rasio saham biasa yaitu rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan, deviden dan modal yang dibagikan pada setiap saham. Rasio saham yang umumnya dipakai, adalah: a. Price Earning Ratio b. Earning per Share c. Devidend per Share d. Deviden Yield e. Payout Ratio

f. Book Value per Share g. Price to Book Value 2.1.2. Rasio Likuiditas Menurut Syamsuddin (2004:41), rasio likuiditas adalah suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2006:205), likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut. Van Horne dan Wachowic (2006:313) menyebutkan adanya indikasi semakin besar likuiditas perusahaan semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan dan semakin besar laba perusahaan berarti semakin tinggi tingkat risiko pendanaan yang digunakan yaitu pendanaan hutang semakin menarik dengan adanya perbaikan dalam likuiditas. Rasio likuiditas yang biasa digunakan perusahaan dan dipakai dalam penelitian ini (Kasmir, 2010:119) adalah: 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current ratio merupakan rasio untuk mengukur seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rumus current ratio yang digunakan: Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar

Dalam mengukur likuiditas yang penting bukan besar kecilnya perbedaan aktiva lancar dengan hutang lancar melainkan harus dilihat pada hubungannya atau perbandingannya yang mencerminkan kemampuan membelikan hutang. Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya (seperti persediaan) yang berlebihan. 2. Rasio Kas (Cash Ratio) Cash ratio merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat dilihat dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening perusahaan yang ada di bank (misalnya tabungan atau giro). Rumus cash ratio yang digunakan: Cash Ratio = Kas + Setara Kas Hutang Lancar Cash Ratio yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan dana kas yang tersedia. Sebaliknya, cash ratio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kekurangan dana kas untuk membayar hutang jangka pendeknya sehingga perlu dilakukan penjualan aktiva lancar yang lain untuk menutupi kekurangan dana kas. 2.1.3. Rasio Leverage Perusahaan untuk mendanai biaya operasional yang terus meningkat, kerapkali perusahaan memakai dana pinjaman yang dikenal dengan leverage

keuangan. Leverage Keuangan adalah penggunaan pembiayaan dengan hutang. Leverage keuangan perusahaan akan mempengaruhi laba per lembar saham, tingkat resiko dan harga saham. Nilai perusahaan yang tidak mempunyai hutang untuk pertama kali akan naik pada saat kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi hutang dan nilai tersebut kemudian akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah penggunaan hutang berlebihan. Menurut Brigham dan Weston (2005:154), leverage keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (hutang dan saham preferen) digunakan dalam sturktur modal perusahaan. Leverage keuangan merujuk pada penggunaan sekuritas yang memberikan penghasilan yang tetap yaitu hutang dan saham leverage. Resiko keuangan adalah tambahan resiko bagi pemegang saham biasa akibat penggunaan leverage keuangan. Leverage keuangan akan mempengaruhi laba per saham yang diharapkan perusahaan, tingkat resiko dari laba tersebut, dan karena itu juga harga saham perusahaan. Penggunaan leverage keuangan mempunyai efek yang baik dan buruk. Leverage yang lebih tinggi akan memperbesar laba per saham yang diharapkan tetapi juga resiko perusahaan. Menurut Brigham dan Weston (2005:154), risiko keuangan adalah bagian dari risiko yang ditanggung pemegang saham, yang melebihi risiko bisnis yang mendasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan. Risiko keuangan timbul karena penggunaan hutang yang menyebabkan lebih besarnya variabilitas laba bersih. Menurut Riyanto (2001:331), rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur sampai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai

dengan hutang (debt total assets ratio). Sedangkan, menurut Sawir (2005:13), rasio leverage mengukur tingkat solvitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya dan seandainya perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio-rasio leverage yang umum digunakan adalah : 1. Rasio Utang (Debt Ratio) Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tingi hasil persentasenya, cenderung semakin besar resiko keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham. Rumus rasio debt ratio yang digunakan : Debt Ratio = Total Hutang Total Aktiva 2. Rasio Utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rumus rasio Debt to equity ratio yang digunakan: Debt to Equity Ratio = Total Hutang Total Ekuitas 2.1.4. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam menggunakan aktivitasnya. Analisis ini

menganggap perlu suatu keseimbangan yang tepat antara investasi dalam setiap pos aktiva (persediaan, piutang dagang, aktiva tetap dan lain-lain) dengan hasil yang diperoleh dari investasi tersebut atau dengan pos aktiva lainnya. Martono dan Harjito ( 2001:56-58), menyatakan rasio aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan mengelola aset-asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran. Rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan menggunakan aktivanya dibandingkan dengan penjualan yang diproyeksikan dalam laporan keuangan. (Brigham dan Weston, 2005:81). Jumlah aktiva yang besar, yang dimiliki oleh perusahaan merupakan kekuatan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Perusahaan yang memiliki aktiva dengan jumlah besar blum tentu dapat menciptakan profitabilitas yang sudah direncanakan, atau dengan kata lain bahwa perusahaan tersebut belum tentu dapat menghasilkan laba yang maksimum. Kemampuan dalam menghasilkan laba yang maksimum baru terwujud, apabila seluruh dana yang ada dalam perusahaan dioperasikan secara efektif. Dengan demikian maka keefektifan dapat diketahui setelah melihat persentase perputaran seluruh aktiva yang ada. Rasio aktivitas yang biasa digunakan perusahaan dan yang dipakai dalam penelitian ini (Hanafi, 2004:27) adalah: 1. Fixed Asset Turnover Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur aktiva tetap bersih yang diperoleh atas penerimaan dari penjualan yang terjadi. Rasio ini merupakan

perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap bersih. Rumus fixed asset turn over yang digunakan: Fixed Asset Turnover = Penjualan Jumlah aktiva tetap 2. Account Receivable Turnover Account receivable turnover adalah untuk mengukur perputaran piutang selama satu periode tertentu (biasanya setahun), dan hasilnya merupakan gambaran tentang jangka waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. Piutang timbul karena penjualan kredit. Penjualan secara kredit dapat dilakukan dengan tunai dan juga dilakukan dengan pembayaran kemudian untuk mempertinggi volume penjualan. Semakin tinggi perputaran piutang akan semakin baik, karena semakin singkat periode waktu antara pencatatan dan penagihan kas dari penjualan tersebut. Rumus Account receivable turnover yang digunakan: Account Receivable Turnover = Penjualan Piutang 3. Inventory Turnover Inventory turnover adalah untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini menggambarkan kecepatan persediaan, sehingga besar rasio akan semakin baik. Sehingga tinggi perputaran rasio ini maka akan semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dengan transaksi penjualan. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi

permintaan atau penjualan produk perusahaan serta semakin efisien kerja dari tim manajemen persediaan maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh. Rumus Inventory Turnover yang digunakan: Inventory Turnover = Penjualan Persediaan 2.1.5. Profitabilitas Keuntungan (Profit) merupakan elemen yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk kelanjutan dari operasional perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan perusahaan dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan laba dari pembiayaan yang dilakukan, kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dipasar, kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan ekspansi usaha. Brigham dan Houston (2006 : 107) menyatakan bahwa rasio profitabilitas akan menunjukkan efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi. Sedangkan, Van Horne dan Wachowicz (2006 : 222) menyatakan bahwa rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan. Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Dalam hubungannya dengan

penjualan dan investasi, rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi margin laba kotor (gross profit margin), margin laba operasi (operating profit margin), margin laba sebelum pajak (pretax profit margin), margin laba bersih (net profit margin), return on assets atau return on investment, dan return on equity. Van Horne (2006:149) menyatakan bahwa yang disebut profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba/profit selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal, baik modal secara keseluruhan maupun modal sendiri. Harahap (2004:149) menyatakan bahwa rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan menggunakan modal yang cukup tersedia. Rasio-rasio profitabilitas dikelompokkan pada tiga bagian, yaitu: 1. Berkaitan dengan jumlah penjualan a. Net Profit Margin b. Operating Profit Margin c. Gross Profit Margin 2. Berkaitan dengan penggunaan aktiva a. Return on Total Assets or Return on Investment b. Return on Net Working capital

3. Berkaitan dengan modal sendiri Salah satu ukuran rasio profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan investasi dan merupakan rasio yang dipergunakan penulis sehubungan dengan masalah dalam penelitian ini adalah return on investment. Return on investment atau sering juga disebut dengan return on total asset adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. 2.1.6 Return on Investment (ROI) Return on Investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2004:63). Return on Investment yang merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas dapat memberikan indikasi kepada kita tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan perusahaan baik dalam kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Rasio return on investment dapat dihitung dengan rumus : Laba Bersih Setelah Pajak Return on Investment = x 100% Total Aktiva Menurut Kuswadi (2004:190), rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibanding dengan jumlah dana yang ditanam dalam perusahaan. Dengan demikian, rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan dana dilihat dari perputarannya dalam satu periode. Melalui return on

investment dapat memberikan indikasi tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan perusahaan baik dalam kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Kelebihan yang dimiliki return on investment sehingga dipergunakan sebagai alat pengukur prestasi kinerja manajer dalam perusahaan adalah sebagai berikut: a. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada keterkaitan dengan hubungan (relationship) antara penjualan (sales), biaya (expenses), dan investasi (investment) khususnya untuk manajer pusat investasi. b. Mendorong para manajer untuk memfokuskan pada efisiensi kerja. c. Mendorong para manajer untuk mengoperasikan aktivanya secara efisien. Return on Investment dalam suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara: 1. Meningkatkan penjualan Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan menaikkan harga jual produk tanpa harus meningkatkan baiaya variabel per unit ataupun biaya tetap. Hal ini terjadi setiap kali kenaikan persentase jumlah biaya lebih kecil dari persentase kenaikan jumlah rupiah penjualan. Kenaikan penjualan juga meningkatkan putaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikan proporsional dalam aktiva.

2. Pemangkasan Biaya Pemangkasan biaya merupakan pendekatan pertama yang dilakukan oleh manajer keuangan manakala mengalami kemerosotan penjualan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : a. Menelaah biaya tetap, baik unsur biaya maupun program yang membentuk suatu paket biaya tetap dan kemudian mencari biaya yang dapat dipotong dengan segera. b. Mencari cara untuk membuat para karyawan bekerja dengan lebih efesien dengan membuang duplikasi, waktu bukan nilai tambah atau waktu perbaikan mesin dan dengan meningkatkan muatan kerja karyawan. c. Mengurangi Asset Pemasangan kelebihan investasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhdap putaran aktiva dan oleh sebab itu juga terhadap angka return on investment. Pengurangan investasi yang tidak perlu kerap memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktiva yang tidak produktif maupun tidak lagi dipergunakan. 2.2. Penelitian Terdahulu Lubis (2004) melakukan penelitian dengan judul "Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan". Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel-variabel current ratio, cash ratio, dan acid test ratio terhadap profitabilitas. Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah Variabel-variabel current ratio, cash ratio,

dan acid test ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Hipotesis penelitian diuji dengan uji F, uji-t, dan koefisien determinasi. Hasil analisis penelitian menunjukkan adanya kenaikan likuiditas dan penurunan profitabilitas PT. Perkebunan Nusantara III Medan selama kurun waktu 1999-2003. Melalui pengujian hipotesis diperoleh bahwa hipotesis penelitian ini dapat diterima. Current ratio, cash ratio, dan acid test ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan. Kesimpulan yang dihasilkan melalui pengujian secara serentak (uji-f) adalah current ratio, cash ratio, dan acid test ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Pengujian secara parsial (Uji-t) menghasilkan kesimpulan bahwa hanya current ratio yang dapat mempengaruhi atau menjelaskan profitabilitas secara signifikan, Sebagai saran dari penelitian ini antara lain perseroan harus selalu memantau tingkat likuiditasnya. Harefa (2005), Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang terhadap "ROA" dan "ROE" Perusahaan Kayu dan Pengolahannya di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan kayu dan pengolahannya yang go public di Indonesia sejak 2002-2004 dengan total sample 5 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS release 10. Uji t

dan Uji F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, tiga variabel, yaitu ROA industri, rasio leverage keuangan tertimbang dan rasio intensitas modal tertimbang terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROA perusahaan. Kedua, dari ketiga variabel, hanya variabel ROE industri yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROE perusahaan. Ketiga, rasio leverage keuangan tertimbang terbukti paling signifikan dalam menjelaskan ROA, sedangkan variabel yang paling signifikan dalam menjelaskan ROE adalah ROE industri 2.3. Kerangka Konseptual Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar dalam perolehan dan penggunaan dana perusahaan harus didasarkan dalam pertimbangan efisiensi dan efektivitas. Hal ini berarti setiap rupiah dana harus dapat digunakan seefektif mungkin untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasi pengembalian atas investasi return on investment yang rendah, akan tetapi perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Rasio lancar yang tinggi akan menunjukkan besarnya jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio likuiditas berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya. Perusahaan harus mampu menyediakan aktiva lancar dalam jumlah besar untuk dapat menutup hutang lancarnya. Rasio

likuiditas yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah current ratio dan cash ratio. Semakin tinggi tingkat rasio likuiditas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya (Harmono, 2009:106). Rasio leverage adalah untuk kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut saat itu di likuidasi, dengan kata lain berati kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio hutang dinyatakan dalam tiga indikator (Sawir, 2005:13). Pertama, Rasio Hutang (debt ratio), kedua adalah rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio). Semakin tinggi rasio hutang, maka resiko perusahaan semakin tinggi dan tingkat keuntungan yang diharapkan semakin tinggi pula. Pada kenyataannya modal dari hutang dan modal sendiri akan mempengaruhi profitabilitas. Penggunaan hutang terhadap profitabilitas secara teoritis dapatlah dikatakan penggunaan modal asing (hutang) yang lebih besar akan mengakibatkan kenaikan profitabilitas perusahaan. Rasio aktivitas berguna untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas terdiri dari rasio perputaran total aktiva tetap (fixed asset turnover ratio), rasio perputaran piutang dagang (account receivable turnover ratio), rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio). Semakin tinggi rasio aktivitas maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dananya (Warsono, 2003:35). Return on Investment merupakan perbandingan dari laba bersih dengan total aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Besarnya laba bersih

operasi perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam. Semakin cepat perputaran dana perusahaan maka semakin efektif penggunaan dana tersebut, dan laba perusahaan semakin besar (Kuswadi, 2004:191). Return on Investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia diperusahaan. Berikut ini adalah gambaran model kerangka konseptual yang akan mengkaji hubungan rasio likuiditas dengan return on investment : Rasio Likuiditas (X) : Current Ratio (X 1 ) Cash Ratio (X 2 ) Rasio Leverage Debt Ratio (X 3 ) Debt to Equity Ratio (X 4 ) Return on Investment (Y) Rasio Aktivitas Fixed Asset Turnover Ratio (X 5 ) Account Receivable Turnover Ratio (X 6 ) Inventory turnover ratio (X 7 ) Sumber: Harmono (2009), Sawir (2005), Warsono (2003), Kuswadi (2004) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover ratio, account receivable turnover ratio, inventory turnover ratio berpengaruh signifikan terhadap return on investment pada perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2009.