Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN STUDENT WORKSHEET

PENGEMBANGAN PENILAIAN AUTENTIK GUNA MENGUKUR PENGETAHUAN DAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 6 PURWOREJO

Kasiyem, Nur Ngazizah, Nurhidayati

PENGEMBANGAN WORKSHEET

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

Radiasi Vol.5No.1. September 2014

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Dewi Ayu Kusumaningtias, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

Atina Nur Faizah, Eko Setyadi Kurniawan, Nurhidayati

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

Pengembangan Penilaian Kinerja Praktikum Berbasis Generik Sains untuk Mengukur Keterampilan Peserta Didik SMA Kelas X

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Pengembangan Buletin Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Melingkar Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

Radiasi Vol.5 No.1.September2014

Pengembangan Modul Berbasis Project Based Learning untuk Mengoptimalkan Life Skills pada Siswa Kelas X SMA N 1 Petanahan Tahun Pelajaran 2013/2014

Pengembangan Modul Panduan Outbound untuk Mengoptimalkan Creativity Domain Science pada Siswa SMA

TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI

Kata kunci: Efektivitas, keterampilan proses, pendekatan induktif, sikap ilmiah

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS JOYFULL LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

Efektivitas Model Pembelajaran Fisika Berbasis Guided Inquiry dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemandirian Belajar Siswa SMA

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Spontaneous Group Discussion

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Lidy Alimah Fitri, Eko Setyadi Kurniawan, Nur Ngazizah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Munawaroh,dkk. Kata kunci:.keterampilan generik sains, model pembelajaraninkuiri terbimbing

Efektivitas Metode Praktikum Konstruktif pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Siswa SMA Kelas X SMA Negeri 6 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum

Eko Yulianton Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Madiun. Abstrak

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Garis dan Sudut dengan Pendekatan Inquiry Berbantuan Software Wingeom

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

Mahardika Intan Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

Efektivitas Model Pembelajaran POGIL Menggunakan Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Inferensi Logika Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki


BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3. Dosen PGSD FKIP UNS

Transkripsi:

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013 Dyah Shinta Damayanti, Nur Ngazizah, Eko Setyadi K. Progam Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Jalan KHA. Dahlan 3 Purworejo, Jawa Tengah E-mail: dhyta16@yahoo.co.id Intisari - Telah dilakukan penelitian R&D guna menghasilkan lembar kerja siswa (LKS) dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Pengembangan dalam penelitian ini menggunakan penelitian R&D (Research and Development).Hasil dari penelitian pengembangan ini diperoleh bahwa kelayakan LKS oleh dosen diperoleh skor 88 yang berarti dalam kriteria sangat bagus, berdasarkan guru kelayakan LKS diperoleh skor 79 yang berarti dalam kriteria baik serta berdasarkan teman sejawat kelayakan LKS diperoleh skor 88 yang berarti dalam kriteria sangat baik. Hasil keterlaksanaan pembelajaran selama empat kali pertemuan yaitu termasuk dalam kategori sangat baik 92,53% dengan kategori sangat baik. Pencapaian pengoptimalan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik diperoleh dengan kategori baik. Data respon peserta didik terhadap LKS diperoleh dengan kategori baik serta data hasil belajar siswa diperoleh rerata secara klasikal sebesar 81,23 dan sudah mencapai KKM (70). Kata kunci : LKS Fisika kelas X semester II, Inkuiri Terbimbing, Kemampuan Berpikir Kritis I. PENDAHULUAN Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang gejalagejala alam secara sistematis. Maka mata pelajaran fisika erat kaitannya dengan berpikir kritis, dan juga mata pelajaran fisika mampu menjadikan peserta didik lebih berpikir kritis. Sedangkan berpikir kritis sendiri merupakan kemampuan berpikir peserta didik untuk membandingkan dua atau lebih informasi dengan tujuan memperoleh pengetahuan melalui pengujian terhadap gejala-gejala menyimpang dan kebenaran ilmiah. Persoalan yang terjadi saat ini, dalam setiap pembelajaran sering kali guru menjadi pusat pembelajaran (teacher centered) dan peserta didik hanya menjadi objek penerima saja. Disamping itu penggunaan sistem pembelajaran saat ini dimana peserta didik hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah) sehingga peserta didik menerima pengetahuan secara abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami sendiri. Padahal mata pelajaran fisika erat kaitannya antara konsep dan lingkungan sekitar. Sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis. Untuk itu diperlukanlah bahan ajar yang mampu menjadikan peserta didik untuk lebih berpikir kritis. Dalam mengembangkan bahan ajar diperlukan juga sebuah pendekatan/metode yang tepat. Pemilihan metode yang tepat dalam pembelajaran fisika sangat diperlukan dalam membantu pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan dan juga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Namun persoalan yang terjadi saat ini kebanyakan guru tidak mengembangkan bahan ajar sendiri melainkan membeli dari agen buku. Padahal bahan ajar dari agen tersebut tidak disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kondisi peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengembangkan LKS dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi listrik dinamis kelas X. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan lembar kerja siswa (LKS) dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta didik II. LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran Fisika Kegiatan belajar mengajar terdapat suatu proses yang menjadi inti kegiatan belajar disebut dengan pembelajaran yang menitikberatkan pada keterlibatan peserta didik dalam mempelajari sesuatu, tak terkecuali dalam mata pelajaran fisika. Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki keterkaitan sangat erat dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan. Belajar lebih menekankan tentang peserta didik dan proses yang menyertai dalam rangka perubahan tingkah lakunya, sedangkan pembelajaran lebih menekankan pada guru dalam upayanya untuk membuat peserta didik dapat belajar. Sehingga belajar dapat didefinisikan sebagai proses diperolehnya pengetahuan atau keterampilan berpikir serta perubahan tingkah laku melalui aktivitas diri sedangkan pembelajaran fisika merupakan proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik serta dapat menguasai pengetahuan dan konsep fisika serta hukum-hukum fisika melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengukur, menganalisis data, dan menyimpulkan permasalahan serta menerapkannya dalam kehidupan seharihari. B. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS merupakan salah satu bahan ajar yang penting untuk tercapainya keberhasilan dalam pembelajaran fisika. Lembar kerja siswa (LKS) yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat 58

mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Langkahlangkah aplikatif membuat LKS yaitu [1]: 1. Melakukan Analisis Kurikulum 2. Menyusun Peta Kebutuhan LKS 3. Menentukan Judul-Judul LKS 4. Penulisan LKS LKS yang baik, harus memenuhi berbagai persyaratan, yaitu persyaratan dikdatik,, persyaratan konstruktif, dan persyaratan teknis [6]. C. Pendekatan Inkuiri Terbimbing Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inqury yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses pembelajaran dengan inkuiri mengikuti langkah-langkah [2]: 1. Orientasi Orientasi merupakan langkah yanhg dilakukan guru untuk mengkondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran. 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada suatu persoalan. 3. Mengajukan hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. 4. Mengumpulkan data Tahapan ini yaitu aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam inkuiri terbimbing menjaring inforasi dilakukan bersama-sama antara guru dan peserta didik. 5. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menetukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6. Merumuskan kesimpulan Merumuskan masalah yaitu proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided inquiry) yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada peserta didik. Piaget mengemukakan bahwa model inkuiri adalah model yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin mencari jawaban sendiri serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, kemudian membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik lainnya [5] D. Berpikir Kritis Proses berpikir merupakan suatu pengalaman memproses persoalan untuk mendapatkan dan menentukan suatu gagasan yang baru sebagai jawaban dari persoalan yang dihadapi. Sehingga menurutnya berpikir kritis merupakan penilaian kritis terhadap kebenaran fenomena atau fakta. Dan juga setiap orang memiliki potensi berpikir kritis yang dapat dikembangkan secara optimal dalam mencapai kehidupan yang lebih baik [4]. Berpikir kritis adalah berpikir logis dan reflektif yang dipusatkan pada keputusan apa yang diyakini atau dikerjakan. Haladyna menyatakan bahwa penyusunan tes keterampilan berpikir kritis dapat mengukur penguasaan konsep yang menuntut berpikir analisis, inferensi, dan evaluasi. Berpikir kritis diperlukan dalam pembelajaran fisika. Hal ini mengacau pada sifat kealamiahan berbagai disiplin ilmu, bahwa tiap ilmu memiliki prinsip yang mencirikan ilmu itu rasional sehingga diperlukan berpikir logis. Ada lima kerangka berpikir kritis dalam menganalisis konsep menurut Ennis dalam Costa, yaitu [3]: 1) memberi penjelasan sederhana, 2) membangun keterampilan dasar, 3) menyimpulkan 4) membuat penjelasan lebih lanjut, serta 5) menerapkan strategi dan taktik. Kerangka kerja berpikir ini membangkitkan proses berpikir ketika melakukan penggalian informasi dan penerapan kriteria yang terbaik untuk memutuskan cara bertindak dari sudut pandang yang berbeda [3]. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2012/2013 selama 2 bulan, dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Purworejo. Subjek penelitian uji coba terbatas ini adalah peserta didik kelas X di SMA N 3 sebanyak 15 peserta didik. Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Research and Development, atau yang selanjutnya disebut R&D. Langkahlangkah yang dilakukan dalam pengembangan LKS hanya melaksanakan langkah 1 sampai 5 saja, mulai dari pengumpulan informasi dan penelitian pendahuluan (studi literature dan observasi) sampai pada revisi terhadap produk. Dalam mengumpulkan data penelitian menggunakan angket, observasi, wawancara dan tes. Adapun instrument dalam penelitian ini yaitu : 1) Instrumen Pembelajaran yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) 2) InstrumenPenelitian a. Lembar Angket Validasi LKS b. Lembar Telaah Pengamatan c. Lembar Angket Respon d. Lembar Kemampuan Berpikir Kritis Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian menggunakan beberapa teknik yaitu : 1. Uji Validasi Validitas yaitu suatu konsep yang berhubungan dengan isi tes (instrumen). Validitas ini lebih khusus berkaitan dengan penilaian terhadap instrumen penelitian. Sehingga dengan validitas ini dapat di ketahui tingkat kelayakan dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan dalam uji coba terbatas. Untuk mengetahui validitas maka datanya diolah dengan menggunakan persamaan (1) sebagai berikut [7]: 59

Persentase % = fm fa 100% (1) keterangan: fm = Jumlah frekuensi aktivitas yang muncul fa = Jumlahfrekuensiseluruhaktivitas 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas mengandung arti keajegan dari tes (instrumen) yang digunakan untuk memperoleh data. Uji reliabitias ini berfungsi untuk mengetahui tingkat keajegan dari instrumen yang digunakan. Metode pengujian reliabilitas yang digunakan yaitu Percentage Agreement (PA) dapat ditentukan dengan persamaan (2) berikut [7]. PA = 1 A B A+B x 100% (2) Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Percentage Agreement (PA) lebih dari atau sama dengan 75%. 3. Analisis Hasil Telaah lembar kerja siswa (LKS), Respon Peserta didik Menghitung skor rata-rata dari setiap komponen dengan menggunakan rumus yang dapat dilihat dalam persamaan (3): x x = (3) n dengan: x = nilai rata-rata x = jumlah total nilai n = jumlah data 4. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan lembar kerja siswa (LKS) diamati oleh observer dan nilai reratanya dianalisis untuk menentukan hasil penilaian. Analisis ini dilakukan dengan menghitung rata-rata skor yang diberikan oleh observer. 89.00% 87.00% 83.00% Gambar 1. Diagram Penilaian LKS Oleh Dosen Hasil penilaian LKS berdasarkan dosen berdasar syarat didaktik diperoleh skor rerata 31,5, syarat konstruksi mendapatkan skor rerata 40 dan syarat teknis mendapatkan skor rerata 7,5. Berdasarkan perolehan skor rerata maka dapat diketahui bahwa dalam kriteria baik. 82.00% 80.00% 78.00% 76.00% 74.00% 72.00% Penilaian LKS Oleh Dosen 88.75% Sangatt Penilaian LKS Oleh Guru 78.75% 80.00% 75.00% Gambar 2. Diagram Penilaian LKS Oleh Guru 5. Analisis Lembar Kemampuan Berpikir Kritis Ketercapain kemampuan berpikir kritis dilihat dari skor yang diperoleh melalui angket dan 6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) peserta didik kelas X di SMA Negeri 3 Purworejo semester II tahun ajaran 2012/2013 pada materi listrik dinamis yaitu 70. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penilaian LKS berdasarkan dosen berdasar syarat didaktik diperoleh skor rerata 35,5, syarat konstruksi mendapatkan skor rerata 44 dan syarat teknis mendapatkan skor rerata 8,5. Berdasarkan perolehan skor rerata maka dapat diketahui bahwa dalam kriteria sangat baik. Hasil penilaian LKS berdasarkan teman sejawat berdasar syarat didaktik diperoleh skor rerata 36, syarat konstruksi mendapatkan skor rerata 43,5 dan syarat teknis mendapatkan skor rerata 8,5. Berdasarkan perolehan skor rerata maka dapat diketahui bahwa dalamkriteria sangat baik. Penilaian LKS Oleh Teman Sejawat 92.00% 82.00% 87.00% Gambar 3. Diagram Penilaian LKS Oleh Teman Sejawat Hasil penilaian LKS berdasarkan ketiga validator diperoleh dengan skor rerata 85. Berdasarkan perolehan skor rerata maka dapat diketahui bahwa dalam kriteria sangat baik. 60

Hasil Penilaian JURNAL RADIASI VOL.3.NO.1 TAHUN 2013 Hasil Penilaian Penilaian LKS Dari Validator Berdasarkan Perolehan Skor 90 85 80 75 70 88 79 88 Dosen Guru Teman Sejawat Validator Gambar 4. Diagram Penilaian LKS dari Ketiga Validator Berdasarkan Perolehan Skor Data keterlaksanaan LKS diperoleh dari lembar keterlaksanaan yang disi oleh dua orang pengamat.adapun data hasil keterlaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: Persentase Keterlaksanaan Belajar 96.00% 94.00% 92.00% 4,44 88.89% 4,39 87.78% 4,56 91.11% 4,72 94.44% Dosen Guru Teman Sejawat 4,67 93.33% 2 3 4 5 6 Pertemuan Gambar 5. Diagram Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan LKS Data pengoptimalan kemampuan berpikir kritis berdasarkan angket yang di isi oleh peserta didik dan berdasarkan pengamat yaitu Pengoptimalan Kemampuan Berpikir Kritis 79.00% 78.00% 77.00% 76.00% 75.00% 74.00% 45,67 76,11% Angket Pengamatan 47,27 78.78% Pengamat Angket Gambar 6. Diagram Pengoptimalan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Data respon peserta didik terhadap LKS didapatkan dari angket yang di isi oleh peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS yaitu: 2 3 4 5 6 Pengamat Respon Peserta Didik Terhadap LKS 12.6 12.4 12.2 12 11.8 11.6 12.47 12.07 12 Kelayakn Isi Penyajian Kebahasaan dan Garik Gambar 7. Diagram Respon Peserta Didik Terhadap LKS Ketercapaian hasil belajar peserta didik pada tabel 14 maka hasil penilaian menunjukkan bahwa rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik yaitu sebesar 81,23 dan sudah mencapai KKM yaitu sebesar 70,0 yang berarti telah TUNTAS. V. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa LKS yang telah dikembangkan ini menurut dosen, guru fisika dan teman sejawat berkategori sangat baik serta layak digunakan dalam pembelajaran fisika. Disamping itu berdasarkan data yang diperoleh kemampuan berpikir kritis pada peserta didik berkategori baik yang berarti LKS dengan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi listrik dinamis dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Adapun respon peserta didik terhadap LKS diperoleh dengan kategori setuju, sehingga dapat dinyatakan bahwa LKS tersebut telah layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran fisika. Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang telah dikembang ini diperoleh dengan kategori sangat baik. LKS yag telah dikembangkan ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran, namun dalam proses pembelajaran tersebut dirapakan LKS yang dikembangkan ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan materi atau tingkat yang berbeda. Serta LKS yang dikembangkan ini diharapkan dapat dikembangkan dengan adanya penambahan jumlah kelas, dan jumlah peserta didik UCAPAN TERIMA KASIH Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tentunya tidak pernah lepas dari kerjasama, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghormatan kepada: 1. Nurhidayati, S.Pd.I., M.Pd selaku reviewer yang telah memberikan arahan terhadap penyusunan jurnal. 2. Nur Ngazizah, S.Si.,M.Pd. selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan selama proses penyusunan jurnal. 3. Keluargaku tersayang sebagai sumber inspirasi yang telah memberikan doa, materi dan nasehat. 4. Kepada semua pihak yang telah memberi motivasi dan membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Segala yang baik dan benar dalam skripsi ini sesungguhnya berasal 61

dari Allah semata. Adapun hal-hal yang keliru adalah berasal dari diri penulis pribadi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. PUSTAKA Buku [1] Prastowo, Andi. 2011. Panduan Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta :Diva Press. pp. 204-255 [2] Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group. pp. 193-209 Artikel jurnal [3] B. Hartati*. Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk MeningkatkanKeterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6, Juli 2010 hal ISSN: 1693-1246. pp. 128-132 [4] NelyAndriani*, ImronHusaini, dan Lia Nurliyah. Efektifitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia. pp. 1-5 Skripsi [5] Evi Nurulwati. 2011. Pemanfaatan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Di Kelas VII A SMP N 7 Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo. [6] Ranedyo, Lourensius DwiArdi, Pengembangan RPP Dan LKS IPA Terintegrasi Berbasis Contextual Teaching And Learning (CTL) Metode Laboratory Work Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa SMP. Skripsi,UniversitasNegeri Yogyakarta, 2012. [7] Sari, Yohana Puspita, Pengembangan Performance Task Assessment untukketerampilan Proses (Data Table And Graphic) Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor Kelas X. Skripsi,Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. 62