BAB I PENDAHULUAN. karena selain sering dijumpai hipertensi memiliki angka prevalensi yang

dokumen-dokumen yang mirip
54 Pelayanan Medis RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta 55 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 58 A. Kesimpulan. 58 B. Saran 59 DAFTAR PUSTAKA..

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Persalinan Induksi persalinan diindikasikan pada pre-eklampsia dengan kondisi buruk seperti gangguan

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder berupa rekam

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI GESTASIONAL RAWAT INAP DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2011

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

BAB I PENDAHULUAN. diastoliknya lebih dari 90 mmhg. ( Smeltzer, Suzzane, 2002 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : KIRNIA TRI WULANDARI J

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh. Mengontrol kehamilan secara rutin dan menjelaskan keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. angka morbilitas dan morbiditas yang masih tinggi. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka. kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai salah satu penyulit kehamilan. 1. (AKI) di Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di Asia

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB III METODE PENELITIAN

Nur Syamsiyatul Aliyah, Agustin Wjayanti, Woro Siti Murwani Program Studi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu. American College Obstetry and Gynecology (ACOG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated

BAB I PENDAHULUAN. tinggi secara persisten. Hipertensi seringkaliterjadibersamaan dengan diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: Seno Astoko Putro J

BAB I PENDAHULUAN. Operasi caesar atau dalam isitilah kedokteran Sectio Caesarea, adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

EVALUASI PENGGUNAAN TOKOLITIK PADA PASIEN DENGAN RISIKO KELAHIRAN PREMATUR DI TIGA RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. metabolik tubuh (Imaligy, 2014). Dalam menangani kasus gagal jantung

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Semua usaha yang dilakukan dalam upaya kesehatan tentunya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu kondisi kronis dimana tekanan darah naik atau meningkat melebihi dari batas normal (Kabo, 2011). Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang dianggap penting karena selain sering dijumpai hipertensi memiliki angka prevalensi yang cukup tinggi sehingga evaluasi penggunaan obat perlu dilakukan (WHO, 2011). Wanita hamil yang memiliki usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan mengalami hipertensi atau peningkatan tekanan darah disertai dengan proteinuria disebut dengan preeklampsi (Turner, 2010). Pengobatan pada pasien hipertensi ditujukan untuk mencegah timbulnya dari mortalitas dan morbiditas pada pasien, efek yang ditimbulkan pada pemberian anti hipertensi bergantung pada sistem metabolik dan reaksi obat dalam tubuh secara subjektif seperti pemberian obat anti hipertensi pada wanita hamil dengan preeklampsi (Ikawati et al., 2008). Tingginya morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dalam kehamilan mendorong dilakukannya berbagai penelitian tentang evaluasi penggunaan obat pada terapi preeklampsi. Optimalisasi pelayanan kesehatan dalam memberikan terapi pada wanita hamil dengan gangguan hipertensi merupakan langkah yang diperlukan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas (WHO, 2011). Wanita hamil yang mengalami hipertensi ringan tidak memerlukan terapi anti hipertensi 1

2 sedangkan pada hipertensi sedang sampai berat pada lini pertama menggunakan labetalol sedangkan sebagai alternative dapat menggunakan metildopa dan nifedipine (Barry et al., 2010). Nifedipine lebih menguntungkan karena lebih cepat dalam penurunan tekanan darah (Bortolus et al.), namun metildopa lebih banyak disukai karena lebih aman dalam menurunkan tekanan darah (Gerald, 2001). Preeklampsi mengakibatkan kematian sekitar 50.000 wanita setiap tahunnya (Hezelgrave et al., 2012). Menurut Depkes (2011), hingga pada tahun 2011 preeklampsi tetap menjadi urutan kedua penyebab kematian ibu pada saat persalinan. Data yang diambil dari WHO (World Health Organization), preeklampsi adalah penyebab kematian utama di Amerika Latin, serta penyebab kematian kedua di negara maju. Preeklampsi di Amerika Serikat dilaporkan sekitar 23,6% kasus per 1.000 kelahiran (Jung, 2007). Penyebab kematian ibu menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2007 diantaranya adalah perdarahan 30%, preeklampsi 25%, dan infeksi 12%. Preeklampsi penyebab utama kematian di Indonesia pada tahun 1999-2000 (Indrianto, 2009). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006 menyebutkan bahwa kasus preeklampsi sebanyak 7.828 orang dan kasus yang meninggal sebanyak 166 orang. Angka kematian ibu di Jawa Tengah pada saat persalinan yang disebabkan oleh preeklampsi 28,76% (Dinkes Provisi Jawa Tengah, 2009). Data rekam medik Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang menunjukkan terdapat penderita preeklampsi sebanyak 100 orang dari bulan Januari 2014 hingga Desember 2015.

3 Terapi obat antihipertensi diberikan bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan morbilitas, mengurangi prematuritas dan menurunkan tekanan darah hingga mencapai target pada sistol dan diastol < 150/80 mmhg. Fakta berupa tingginya morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dalam kehamilan mendorong dilakukannya berbagai penelitian tentang evaluasi penggunaan obat pada terapi preeklampsi. Optimalisasi pelayanan kesehatan dalam memberikan terapi pada wanita hamil dengan gangguan hipertensi merupakan langkah yang diperlukan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas (WHO, 2011). Pengobatan nifedipine selain dapat digunakan untuk anti hipertensi dapat pula digunakan untuk mencegah kontraksi uterus (Rubin, 1999). Namun disini nifedipine digunakan sebagai anti hipertensi dengan kerja menghambat ion calsium masuk kedalam intraseluler dan memblock kontraksi otot polos (Anonim, 2004) penggunaan nifedipine harus hati-hati karena dapat menyebabkan edema ekstremitas bawah dan hepatitis karena alergi (Gerald, 2001). Nifedipine dapat bekerja lebih cepat karena efek pada penurunan tekanan darah dapat berlangsung kurang dari 6 hingga 12 jam (Chobanian et al, 2004), sedangkan metildopa sebagai anti hipertensi yang aman dan bekerja lebih efektif (Chobanian, 2004) namun nifedipine lebih menuntungkan dalam anti hipertensi pada preeklampsi karena onsetnya yang cepat (Podymow dan August, 2008; ACOG, 2011). Penggunaan metildopa dapat menurunkan progresifitas pada tekanan darah dan tidak menimbulkan eek yang merugikan (Podymow dan August, 2008). Metildopa umumnya

4 diberikan pada dosis pemberian 2-3 kali sehari secara oral dalam bentuk tablet 250 mg (Long, 2012). Panggabean (2008) telah melakukan penelitian tentang kesesuaian pemberian anti hipertensi nifedipine dan metildopa dengan kriteria tepat indikasi dan tepat dosis pada pasien preeklampsi dan eklampsia di Instalasi Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari 2004-Mei 2006. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui efek nifedipine dibandingkan dengan metildopa terhadap tekanan darah pada pasien keadaan preeklampsi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2014-2015. 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana perbandingan efek nifedipine dibanding metildopa terhadap tekanan darah pasien preeklampsi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2014-2015? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh nifedipine dibanding dengan metildopa terhadap tekanan darah sistole dan diastole pada pasien preeklampsi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2014-2015.

5 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengetahui tekanan darah pasien preeklampsi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2014-2015 setelah pemberian nifedipine. 1.3.2.2 Mengetahui tekanan darah pasien preeklampsi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2014-2015 setelah pemberian metildopa. 1.3.2.3 Mengetahui perbedaan perubahan tekanan darah sistole dan diastole pasien preeklampsi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2014-2015 sebelum dan setelah pengobatan dengan nifedipine dan metildopa. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Memberikan manfaat ilmiah kepada dunia kedokteran berupa bukti empiris perbandingan efek pada obat nifedipine dibanding metildopa terhadap tekanan darah untuk pasien keadaan preeklampsi. 1.4.2 Manfaat praktis Memperoleh data yang diharapkan dapat memberikan informasi dan solusi bagi dokter dalam pemilihan obat antihipertensi pada pasien keadaan preeklampsi.