SESI : 7. Kualitas Air dan Pemulihan Ekosistem Topik : 7.1. Konservasi Tanah dan Air. Jadwal : Selasa, 25 November 2014 Jam : WIB.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN DAS TERPADU

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. mengalami peremajaan secara berkesinambungan (Alibasyah, 1996).

WALIKOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU KOTA BITUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kerangka landasan pendekatan DAS: Merupakan ekologi bentang lahan (Landscape ecology), suatu subdisiplin ekologi yang mengamati sebab dan akibat

TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Panduan konservasi tanah dan air untuk penanggulangan degradasi lahan

1267, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lem

PENDAHULUAN. daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)

BAB I. PENDAHULUAN. hutan harus dilakukan dengan tetap memelihara kelestarian, keharmonisan, dan

MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI KEHUTANAN DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

Konservasi lahan Konservasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG KONSERVASI TANAH DAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

ARAH PENELITIAN MONITORING DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

BANJIR DAN KEKERINGAN. Pertemuan 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG KONSERVASI TANAH DAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

2014, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

FOREST LANDSCAPE RESTORATION

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KONSERVASI TANAH DAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN KEHUTANAN KEBIJAKAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SUMBER AIR BAKU

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sebidang lahan yang menampung air hujan

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

TINJAUAN PUSTAKA. Aliran Permukaan dan Infiltrasi dalam suatu DAS. pengangkut bagian-bagian tanah. Di dalam bahasa Inggris dikenal kata run-off

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

Oleh: Ir. Alwis, MM Nden Rissa H, S.Si. M.Si

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2002 TENTANG

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TERPADU, KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DRAFT EMPAT GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ruang bagi sumberdaya alam,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya alam yang terdapat di suatu wilayah pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Hutan adalah suatu kesatuan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Pola Umum. Standar. Pengelolaan DAS.

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

SASARAN DAN INDIKATOR PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

SESI : 7. Kualitas Air dan Pemulihan Ekosistem Topik : 7.1. Konservasi Tanah dan Air Jadwal : Selasa, 25 November 2014 Jam : 08.00 12.00 WIB. Oleh : HARRY SANTOSO Kementerian Kehutanan

-DAS adalah : Suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU Sumber Daya Air No. 7 tahun 2004). - Seluruh wilayah daratan terbagi habis dalam DAS-DAS secara alamiah.

MODEL DAS DALAM SKETSA 3 DIMENSI

SISTEM HIDROLOGI

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM KONTEKS DAS Dapat dicapai apabila perangkat kebijakan yang akan diterapkan dalam Pengelolaan DAS serta Konservasi Tanah dan Air telah mempertimbangkan hal-hal sbb.: Pengelolaan DAS serta Konservasi Tanah dan Air merupakan alat/instrumen untuk tercapainya pembangunan sumber daya tanah dan sumber daya air yang berkelanjutan; Pengelolaan sumber daya alam yang tidak memadai pada skala DAS, akan mengakibatkan degradasi tanah dan air, dan pada gilirannya akan menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat perkotaan/pedesaan; Adanya ketidakselarasan antara batas alamiah (ekologis) DAS dan batas administratif, seringkali menjadi kendala terwujudnya Pengelolaan DAS yang komprehensif dan efektif.

ISU : BANYAK DAERAH HULU WILAYAH SUNGAI MENGALAMI DEFORESTASI DAN DEGRADASI LINGKUNGAN Apa penyebab utama deforestasi dan degradasi lingkungan di hulu DAS? : Keadaan alam geomorfologi (geologi, tanah, dan topografi) yang rentan terjadi erosi, banjir, tanah longsor dan kekeringan (kemampuan/daya dukung wilayah/lingkungan rendah) Iklim/intensitas dan hari hujan yang tinggi, potensial dapat menimbulkan daya rusak terhadap hamparan lahan/ tanah (erosivitasnya tinggi) Aktivitas manusia dalam pemanfaatan/penggunaan lahan/hutan dan air yang melampaui daya dukung wilayah/ lingkungan dan atau tidak menerapkan kaidah konservasi tanah dan air (disebabkan kurangnya pengetahuan, ketrampilan, sikap mental / moral hazard), contoh : pembalakan hutan ilegal, perambahan hutan, perladangan berpindah, kebakaran lahan/hutan, penggunaan lahan tanpa menerapkan teknik konservasi tanah dan air yang efektif dll.

ISU : BANYAK DAERAH HULU WILAYAH SUNGAI MENGALAMI DEFORESTASI DAN DEGRADASI LINGKUNGAN Bagaimana dampak deforestasi dan degradasi lingkungan terhadap penggunaan sumber daya air secara produktif? Hasil penelitian di negara/daerah tropis (Gilmour, 1977 dalam Bruijnzeel, 1992) : Deforestasi karena pembalakan hutan dengan cara tebang pilih (selective cutting system), tidak memberikan dampak signifikan terhadap besarnya hasil/aliran air (water yield) total bulanan dan terhadap laju aliran lambat (baseflow)selama musim kemarau; Deforestasi akibat pembalakan dengan cara tebang habis (clear cutting system), berpengaruh nyata terhadap besarnya kedua parameter tersebut; Perubahan vegetasi hutan menjadi non-vegetasi hutan (deforestasi) yang bersifat permanen memberikan dampak signifikan terhadap besarnya aliran air total dan dampak cukup signifikan terhadap laju aliran lambat. Deforestasi ada 2 hal : land use change (perubahan hutan ke non hutan) dan land class change (perubahan hutan alam ke hutan tanaman)

ISU : BANYAK DAERAH HULU WILAYAH SUNGAI MENGALAMI DEFORESTASI DAN DEGRADASI LINGKUNGAN Pendekatan dan solusi praktis apa yang ada untuk menghentikan deforestasi dan degradasi lingkungan hulu DAS? - Tidak ada solusi yang instan dan praktis. - Solusi yang efektif adalah PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU (Integrated Watershed Management) yang terencana, komprehensif-integral dan berkelanjutan Kebijakan PENGELOLAAN DAS TERPADU, harus memahami 3 (tiga) hal : 1. Tujuan 2. Dimensi 3. Program Aksi

PENGELOLAAN DAS TERPADU TUJUAN Terwujudnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi lintas sektor/instansi/lembaga dalam pengelolaan sumberdaya hutan, tanah dan air dengan menggunakan DAS sebagai unit manajemen dalam perencanaan dan pengendalian. (one watershed one integrated plan) Terwujudnya kondisi hidrologi (tata air) DAS yang optimal dalam ruang dan waktu, meliputi : - kuantitas - kualitas - distribusi Terjaminnya pemanfaatan/penggunaan hutan, tanah dan air dalam DAS secara lestari sesuai daya dukung wilayah/ kemampuan lahan/ kaidah-kaidah konservasi tanah dan air untuk kesejahteraan masyarakat.

Instrumen yg Mendorong Terwujudnya Tujuan bersama yang sama TUJUAN PENGELOLAAN DAS TERPADU Nasional Nasional Kab Kab/Kota Pemegang Pemegang Hak Kelola Hak Kelola Sektor Sektor Prop Prop Hak atas manfaat Hak atas manfaat Rumah tangga Industri Industry R. tangga Stakeholders

PENGELOLAAN DAS TERPADU DIMENSI Sebagai Pendekatan Sistem (kajian ilmiah) Sebagai Proses Manajemen (POAC) Sebagai Keterkaitan Program antar Instansi /Lembaga

PENGELOLAAN DAS TERPADU PROGRAM AKSI - I : (PP No 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan DAS) Sasaran : - DAS yang akan dipulihkan daya dukungnya - DAS yang akan dipertahankan daya dukungnya Tahapan : Perencanaan : -Inventarisasi DAS -Penyusunan dan penetapan Rencana Pengelolaan DAS (Terpadu) Pelaksanaan : -Optimalisasi penggunaan lahan sesuai daya dukung wilayah -Penerapan teknik konservasi tanah dan air -Pengelolaan vegetasi -Peningkatan kepedulian dan peran serta instansi terkait -Pengembangan kelembagaan Monitoring dan Evaluasi Pembinaan dan pengawasan Peran serta dan pemberdayaan masyarakat Pendanaan Sistem Informasi

KONSERVASI TANAH DAN AIR PROGRAM AKSI II : (UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan Konservasi Tanah dan Air pada kawasan hutan konservasi dan hutan lindung; Setiap orang yang memiliki hak atas tanah di KL dan/atau KB wajib melaksanakan Konservasi Tanah dan Air pada setiap jenis penggunaan lahan, dengan kegiatan : - Pelindungan fungsi tanah pada lahan (lahan prima) - Pemulihan fungsi tanah pada lahan (lahan kritis dan lahan rusak) - Peningkatan fungsi tanah pada lahan (lahan kritis dan lahan rusak yang sudah diperbaiki) - Pemeliharaan fungsi tanah pada lahan (lahan prima, lahan kritis dan lahan rusak yang sudah diperbaiki)

KONSERVASI TANAH DAN AIR Metoda yang digunakan : (UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air) Vegetatif : penanaman pohon, perdu, rumput-rumputan, tanaman penutup tanah Agronomi: bercocok tanam dan pemeliharaan tanaman Sipil teknis : pembuatan bangunan konservasi tanah dan air (teras, pengendali jurang, sumur resapan, kolam retensi, dam pengendali/penahan, saluran pembuangan air, terjunan air, bronjong dll.) Manajemen : pola tanaman dan/atau metode lain sesuai perkembangan IPTEK