EVALUASI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS UANG PERSEDIAAN PADA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA MANADO

Olivia Novita Lahay, Analisis Pelaksanaan Sistem.

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

Desriani N. Tarigan Lidia M. Mawikere

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA DINAS KOPERASI DAN UMKM SULAWESI UTARA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS DENGAN MENGGUNAKAN UANG PERSEDIAAN (UP) PADA DINAS SOSIAL KOTA MANADO

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

EVALUASI SISTEM PENCATATAN BELANJA LANGSUNG PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi

PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR UANG PERSEDIAN (SPM-UP) PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BITUNG

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

Novelson Mansoara, Pencatatan dan Pelaporan.

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Fretty S. Tuerah, Evaluasi Pelaksanaan Sistem.

EVALUASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS BELANJA LANGSUNG PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI UTARA

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 102 TAHUN 2016 TENT ANG

Arlika S. Longdong, Evaluasi Prosedur Pengeluaran. EVALUASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS BELANJA LANGSUNG PADA DINAS KEBERSIHAN KOTA BITUNG

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18.a TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

R.Y.Y. Wati., J. Morasa., L. Mawikere. Analisis Sistem Pelaporan

Anastasia P.T. Tampanatu, Analisis Pencatatan dan. ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA LANGSUNG PADA SKPD DI KOTA BITUNG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

-169- BAB VI AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Andrew M. Saputra, Analisis Penerapan Sistem ANALISIS PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA BPBD SULAWESI UTARA

NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAGI LANSIA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS. Jumlah. ~ 225 ~ Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : 0 /TAHUH 2013 TENTANG

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA BENGKULU,

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16

M.R. Ointu., N. Budiarso. Evaluasi Pelaksanaan Sistem

WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU)

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 14 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 19 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN DANA CADANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Bupati Garut P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 382 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

ANALISA PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN ARUS KAS PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASETKOTA SIDOARJO

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA BUPATI BARITO UTARA,

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan. Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

Oleh: Ray Risiano Imanuel Laotongan 1 David P. E. Saerang 2 Heince R. N. Wokas 3. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada subbagian

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

Transkripsi:

EVALUASI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA MANADO EVALUATION OF THE EFFECTIVENESS OF THE APPLICATION OF THE SYSTEM AND PROCEDURES CASH DISBURSEMENT IN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN MANADO CITY Oleh: Desriana Natalia Tarigan 1 Jessy D.L Warongan 2 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado Email : 1 desriana.tarigan@yahoo.com 2 jdmarcus@gmail.com Abstrak: Pengeluaran kas merupakan komponen sumber daya yang sangat penting di dalam melaksanakan program pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah. Sistem pengeluaran kas digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas yang berada dalam pengelolaan SKPKD (Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah) dan/atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas Pada BPPKP Kota Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas pada BPPKP Kota Manado telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Hal yang perlu diperhatikan oleh BPPKP Kota Manado yaitu meningkatkan dan mempertahankan Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas yang dilaksanakan oleh BPPKP Kota Manado Kata kunci : efektivitas, penerapan, sistem, prosedur, pengeluaran kas Abstract: Cash disbursement is a component of a very important resource in implementing development programs that have been planned by the government. Cash disbursement system is used to record all transactions are cash disbursement in SKPKD management (Financial Management Unit) and/ or SKPD (SKPD). This study aims to determine how the Effectiveness of Application Systems and Procedures Cash Disbursement in the BPPKP Manado City. The results showed that the effectiveness of Application Systems and Procedures Cash Disbursement in the BPPKP Manado City in accordance with Regulation of the Minister of Home Affairs Number 13 Year 2006 regarding Guidelines for Financial Management. Things that need to be considered by the BPPKP City of improving and maintaining the Effectiveness of Application Systems and Procedures Cash Disbursement implemented by the BPPKP Manado City. Keywords: effectiveness, application, systems, procedures, cash disbursement Jurnal EMBA 1542

Latar Belakang PENDAHULUAN Pemerintahan yang baik (good governance) pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama yang dicapai oleh pemerintah, warga negara dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara. Untuk mencapainya maka sangat diperlukan transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Transparansi yaitu penyajian laporan keuangan yang terbuka dan tak ada yang berusaha untuk ditutupi baik di tingkat daerah hingga tingkat pusat sehingga menunjukkan laporan keuangan yang penuh tanggung jawab (akuntabilitas). Karena akuntabilitas lebih sulit mewujudkannya dari pada memberantas korupsi. Akuntabilitas adalah keharusan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih menekan pertanggungjawaban pada masyarakat dan bukan hanya pertanggungjawaban pada otoritas yang lebih tinggi. Dan dalam hal ini partisipasi sangat dibutuhkan oleh pemerintah dalam hal mengikutsertakan keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat meyalurkan aspirasinya.untuk mewujudkan good governance tersebut khususnya dalam pengelolaan keuangan daerah maka pemerintah daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban yang menggunakan sistem akuntansi yang diatur oleh pemerintah pusat dalam bentuk Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang bersifat mengikat seluruh pemerintah daerah. Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa prosedur akuntansi yang diterapkan dalam lingkungan pemerintah daerah meliputi prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, akuntansi aset, dan akuntansi selain kas. Pengeluaran kas merupakan komponen sumber daya yang sangat penting di dalam melaksanakan program pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah. Sistem pengeluaran kas digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan, dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan SKPKD (Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah) dan/atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Dan dalam mengelolah keuangan dan aset daerah perlu adanya pengawasan intern yang memadai, hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas Pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Akuntansi Sektor Publik Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja sektor publik. Bahkan bisa dikatakan tidak mungkin ada negara tanpa kehadiran sektor publik (Mahmudi, 2011:1). Organisasi sektor publik tidak boleh diabaikan dan tidak mungkin dihapuskan keberadaannya dalam suatu negara. Kita semua sebagai warga negara membutuhkan sektor publik. Terdapat beberapa alasan mengapa sektor publik diperlukan, yaitu : 1. Sektor publik berfungsi menyediakan barang-barang publik yang sangat dibutuhkan masyarakat dan tidak disediakan oleh sektor privat maupun sektor sosial. 1543 Jurnal EMBA

2. Sektor publik diperlukan sebagai regulator. 3. Sektor publik diperlukan sebagai pengelola negara dan pengemban amanah konstitusi melalui fungsi birokrasi pemerintahan. Wiratna (2015:1) menyatakan bahwa Akuntansi Sektor Publik sebagai aktivitas jasa yang terdiri dari mencatat, mengklasifikasikan dan melaporkan kejadian atau transaksi ekonomi yang akhirnya akan menghasilkan suatu informasi keuangan yang akan dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu untuk pengambilan keputusan yang diterapkan pada pengelolaan dana publik di lembaga-lembaga tinggi Negara dan departemendepartemen dibawahnya. Dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Sektor Publik sangat dibutuhkan bagi suatu Negara dalam rangka akuntabilitas publik. Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah (SAPD) adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Nordiawan & Hertianti, 2010:201). SAPD sekurang-kurangnya meliputi prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah, dan prosedur akuntansi selain kas. Mahmudi (2011:223) menjelaskan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang tekomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Daerah. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan pengeluaran kas pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi (Mahmudi 2011:229). Pelaksana sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sebagai berikut : 1. Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran. 2. Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD-Fungsi Akuntansi dan Bendahara Pengeluaran. Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan Halim & Iqbal (2012:257) menyatakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Mahmudi (2011 :252) menyatakan sistem pengendalian internal merupakan suatu proses pengendalian yang melekat pada tindakan dan kegiatan pimpinan organisasi beserta seluruh karyawan yang dilakukan bukan hanya bersifat incidental dan responsive atas kasus tertentu saja tetapi bersifat terus-menerus. Dapat disimpulkan bahwa Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan jika dilakukan dengan baik maka pemerintahan tersebut akan berjalan dengan baik. Penelitian Terdahulu Longdong (2013) dengan judul Evaluasi Prosedur Pengeluaran Kas Belanja Langsung pada Dinas Kebersihan Kota Bitung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan prosedur pengeluaran kas khususnya belanja langsung pada Dinas Kebersihan Kota Bitung, dan apakah penerapannya telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pengeluaran kas untuk barang dan jasa bukan dilakukan oleh bendahara pada Dinas Kebersihan Kota Bitung, melainkan oleh bendahara umum daerah (BUD) yang Jurnal EMBA 1544

sebelumnya dibuat Surat Penyediaan Dana oleh pengguna/kuasa penguasa anggaran. Begitu juga dengan pengeluaran kas untuk gaji pegawai. Onibala (2014) dengan judul Evaluasi sistem dan prosedur pengeluaran kas belanja langsung pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas khususnya belanja langsung pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa telah berpedoman pada standar akuntansi pemerintahan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas belanja langsung yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa, mencakup pembayaran langsung untuk gaji dan pegawai dan pembayaran langsung barang dan jasa kepada pihak ketiga. Jenis Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian metode deskriptif, untuk mengetahui bagaimana efektivitas penerapan sistem dan prosedur pengeluaran kas yang dilakukan pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado dengan alamat Jl. A.A Maramis, Paniki Bawah. Kecamatan Mapanget dan waktu penelitian dari bulan Desember 2015 sampai Maret 2016. Prosedur Penelitian 1. Menetapkan judul dan rumusan masalah. 2. Mengumpulkan teori-teori yang berhubungan dengan sistem dan prosedur pengeluaran kas. 3. Mengumpulkan dan mengambil data melalui wawancara pada pihak terkait Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado. 4. Mengelolah data. 5. Menarik kesimpulan dan memberikan saran yang dianggap perlu sehingga dapat menjadi masukan dan perbaikan dalam masalah yang ada. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa deskripsi pada objek penelitian. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yaitu melakukan penelitian langsung pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado dan sumber data sekunder untuk memperoleh dokumentasi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dilakukan dengan tanya jawab serta diskusi langsung dengan pihak Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado. Selanjutnya observsi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengumpulan data secara langsung pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado. Dan dokumentasi yaitu dengan cara mempelajari dokumen, bukti-bukti atau catatan yang berhubungan dengan data yang diperlukan. 1545 Jurnal EMBA

Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan menggunakan teknik analisis yaitu membandingkan data-data yang diperoleh yang berhubungan dengan pengeluaran kas yang dilakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado dengan landasan teori yang ada kemudian diadakan pembahasan masalah untuk menuju pada kesimpulan dan selanjutnya akan diberikan saran-saran yang bermanfaat. Gambaran Umum Objek Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado adalah Unit kerja Eselon II yang merupakan salah satu dari 12 (dua belas) Lembaga Teknis yang dibentuk dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Manado Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda, Satuan Polisi Pamong Praja dan Lembaga Teknis Daerah Kota Manado, serta Peraturan Walikota Manado Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado. Berdasarkan Peraturan Walikota Manado Nomor 39 Tahun 2008 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kota Manado mempunyai tugas membantu Walikota dalam Penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintahan di Bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan. Hasil Penelitian Dalam pelaksanaan anggaran, peranan dokumen sangatlah penting. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. 1. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP. 2. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran. 3. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penandatangan SPM untuk dan atas nama Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran kepada Bendahara Pengeluaran berdasarkan SPP untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada pihak yang ditunjuk dan atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan. 4. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh Pengguna Anggaran di SKPD atau Kuasa Pengguna Anggaran pada BUD untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD. 5. Surat Pertanggungjawaban yang selanjutnya disingkat SPJ dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan uang persediaan, dibuat oleh bendahara pengeluaran. Pembahasan 1. Surat Penyediaan Dana (SPD) Kuasa BUD menyiapkan rancangan SPD segera setelah menerima Rancangan DPA-SKPD dan Anggaran Kas SKPD. Rancangan SPD yang dibuat itu akan berisi jumlah penyediaan dana yang dibutuhkan. Setelah PPKD mengotorisasi rancangan SPD, PPKD menyerahkan SPD kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Longdong (2013) dimana mengaitkan ketersediaan dana berdasarkan SPD dan DPA-SKPD. PPKD dalam rangka manajemen kas menerbitkan SPD. SPD disiapkan oleh Kuasa BUD untuk ditandatangani oleh PPKD dan diserahkan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Jurnal EMBA 1546

2. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Bendahara Pengeluaran mempersiapkan SPP dan lampirannya seperti SPP-UP/GU/TU/LS untuk diajukan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD. Dalam penyiapan SPP, Bendahara Pengeluaran harus memperhatikan kelengkapan SPP menurut jenis dan fungsinya. Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP yang terdiri dari SPP-UP/GU/TU/LS kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD. 3. Surat Perintah Membayar (SPM) Apabila telah dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD akan membuat rancangan SPM. Penerbitan SPM paling lambat 2 hari kerja sejak SPP-UP/GU/TU/LS diterima. SPM yang telah diotorisasi dikirimkan kepada Kuasa BUD dilengkapi dengan dokumen-dokumen SPM-UP/GU/TU/LS. Dalam hal dokumen SPP dinyatakan lengkap dan sah, Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran menerbitkan SPM. Penerbitan SPM paling lama 2 hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen SPP. SPM yang telah diterbitkan diajukan kepada Kuasa BUD untuk penerbitan SP2D. 4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP/GU/TU/LS yang dilampirkan. Pengujian berikutnya adalah melihat kesesuaian dengan DPA-SKPD yang terkait serta batasan jumlah dalam SPD yang terkait. Apabila telah dinyatakan lengkap, maka Kuasa BUD akan membuat rancangan SP2D. Penerbitan SP2D paling lambat 2 hari kerja sejak SPM-UP/GU/TU/LS diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Onibala (2014) dimana dokumen SPM yang dilampirkan bersama dengan UP/GU/TU/LS. Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh Pengguna Anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam hal dokumen SPM dinyatakan lengkap, Kuasa BUD menerbitkan SP2D. Penerbitan SP2D paling lama 2 hari kerja terhitung sejak diterimanya pengujian SPM. 5. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Pengeluaran membuat SPJ pengeluaran. SPJ pengeluaran dibuat rangkap empat, satu untuk arsip, satu untuk BUD dan dua untuk diverifikasi PPK-SKPD. Apabila disetujui, maka PPK-SKPD menyampaikan SPJ pengeluaran kepada Kepala SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Bendahara Pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran dengan membuat SPJ pengeluaran kepada Kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Pengendalian Internal Pemerintah 1. Lingkungan Pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan elemen terpenting yang melandasi unsur-unsur lainnya dalam sistem pengendalian. Lingkungan pengendalian berkaitan dengan orang, moralitas, integritas, kejujuran dan kompetensi. Demikian dengan dokumen-dokumen yang digunakan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado dikelolah oleh pihak-pihak terkait sesuai fungsinya seperti pada dokumen SPD dimana Kuasa BUD menyiapkan rancangan SPD kemudian menyerahkan kepada PPKD untuk diotorisasi dan ditandatangani. Pada dokumen SPP disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran untuk kemudian diserahkan kepada PPK-SKPD. PPK-SKPD membuat rancangan SPM setelah dokumen SPP dinyatakan lengkap dan 1547 Jurnal EMBA

menyerahkannya kepada Kuasa BUD untuk kemudian meneliti dokumen SPM. Apabila dokumen SPM dinyatakan lengkap maka Kuasa BUD menerbitkan SP2D. Dan untuk dokumen SPJ disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran. Dengan demikian unsur lingkungan pengendalian yang diterapkan dapat dikatakan memadai karena yang ada dalam teori pengendalian intern pada pemerintahan juga terdapat pada hasil penelitian yang diperoleh. 2. Penilaian Resiko. Penilaian resiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran. Kegiatan ini juga yang telah diterapkan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado terhadap dokumen-dokumen yang digunakan. Seperti pada dokumen SPD yang sebelum diterbitkan, dilakukan pengecekan DPA-SKPD yang dilakukan oleh Kuasa BUD yang disesuaikan juga dengan anggaran kas yang ada. Selanjutnya pada dokumen SPP dilakukan pengecekan oleh PPK-SKPD terhadap dokumen SPP beserta lampirannya yaitu UP, GU, TU dan LS menurut jenis dan fungsinya. Selanjutnya untuk dokumen SPM di lakukan pengecekan oleh Kuasa BUD yaitu dengan melihat kesesuaian batasan jumlah berdasarkan DPA-SKPD. Apabila telah dinyatakan lengkap maka Kuasa BUD membuat rancangan SP2D. Dan untuk dokumen SPJ, Bendahara Pengeluaran mengumpulkan bukti-bukti terkait semua pengeluaran dalam rangka pertanggungjawaban dan melakukan pengecekan terhadap bukti-bukti yang telah dikumpulkan. Dengan demikian unsur penilaian resiko yang diterapkan dapat dikatakan memadai karena yang ada dalam teori pengendalian intern pada pemerintahan juga terdapat pada hasil penelitian yang diperoleh. 3. Kegiatan Pengendalian. Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi resiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan secara efektif. Pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado terhadap dokumendokumen yang digunakan seperti pada dokumen SPD harus melihat DPA-SKPD dan anggaran kas yang tersedia, biasanya penerbitan SPD dibawah tangal 10 dan dari hasil penelitian SPD yang diajukan kadang untuk dikoreksi karena dokumen yang diajukan lengkap. Selanjutya untuk pengajuan dokumen SPP oleh bendahara pengeluaran dilakukan setelah SPD diterima. Bendahara pengeluaran langsung membuat SPP setelah SPD diterima dan langsung diserahkan kepada PPK-SKPD untuk diperiksa. Bila SPP yang diajukan telah lengkap SPP langsung ditandatangani dan dalam seharipun proses penerbitannya langsung selesai. Dan hal yang sama juga diterapkan pada dokumen SPM. Selanjutnya dalam dokumen SP2D, pengajuan SP2D terlebih dahulu harus melengkapi dokumen yang diperlukan oleh Kuasa BUD yaitu SPM yang diajukan dokumennya harus lengkap sehingga dalam proses pencairan SP2D prosesnya cepat. Berdasarkan hasil penelitian untuk pemrosesan SP2D dalam satu hari kerja bisa selesai karena dokumen yang diperlukan telah lengkap saat diajukan kepada Kuasa BUD. Dan untuk dokumen SPJ dimana Bendahara Pengeluaran membuat SPJ dan setelah dinyatakan lengkap oleh PPK-SKPD langsung disampaikan kepada Kepala SKPD untuk disahkan. Dengan demikian unsur kegiatan pengendalian yang diterapkan dapat dikatakan memadai karena yang ada dalam teori pengendalian intern pada pemerintahan juga terdapat pada hasil penelitian yang diperoleh. 4. Informasi dan Komunikasi. Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi. Berdasarkan dokumen-dokumen yang digunakan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado yaitu SPD, SPP, SPM, SP2D dan SPJ bahwa prosedur yang dilaksanakan telah sesuai sehingga memberikan informasi dari proses pengajuan sampai kepada penerbitan sudah terstruktur dengan baik. Dengan demikian unsur informasi dan komunikasi yang diterapkan dapat dikatakan memadai karena yang ada dalam teori pengendalian intern pada pemerintahan juga terdapat pada hasil penelitian yang diperoleh. 5. Pemantauan. Pemantauan adalah memastikan apakah sistem pengendalian intern pada pemerintahan telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan dokumen-dokumen yang digunakan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado yaitu SPD, SPP, SPM, SP2D dan SPJ prosedurnya sudah sangat baik sehingga dari perancangan sampai tujuan untuk penerbitan dokumen-dokumen tersebut tidak mengalami kendala. Untuk kendala dalam penerbitan dokumen-dokumen tersebut biasanya karena pihak yang Jurnal EMBA 1548

mengajukan dokumen tidak lengkap sehingga harus diperbaiki kembali tetapi untuk Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado jarang terjadi pengembalian karena setiap dokumen yang diajukan telah memenuhi syarat. Dengan demikian unsur pemantauan yang diterapkan dapat dikatakan memadai karena yang ada dalam teori pengendalian intern pada pemerintahan juga terdapat pada hasil penelitian yang diperoleh. PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah : 1. Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado dalam hubungannya dengan dokumen Surat Penyediaan Dana (SPD) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. 2. Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado dalam hubungannya dengan dokumen Surat Permintaan Pembayaran (SPP) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. 3. Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado dalam hubungannya dengan dokumen Surat Perintah Membayar (SPM) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. 4. Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado dalam hubungannya dengan dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. 5. Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado dalam hubungannya dengan dokumen Surat Pertanggungjawaban (SPJ) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Sistem Pengendalian Pemerintah. Saran Saran yang dapat diberikan adalah : 1. Meningkatkan dan mempertahankan Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas yang dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado. 2. Hendaknya dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan tetap memperhatikan adanya perubahan-perubahan aturan kedepan. DAFTAR PUSTAKA Halim dan Iqbal. 2012. Pengelolaan Keuangan Daerah. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta. Longdong, Arlika. 2013. Evaluasi Prosedur Pengeluaran Kas Belanja Langsung Pada Dinas Kebersihan Kota Bitung. Jurnal EMBA. Universitas Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ emba/article/download/2700/2253. Diakses 8 April 2016. Hal.383-392. Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik. UII Press, Yogyakarta. Nordiawan dan Hertianti. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. 1549 Jurnal EMBA

Onibala, Maharani. 2014. Evaluasi Sistem dan Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas Belanja Langsung pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa. Jurnal EMBA. Universitas Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/5006. Diakses 8 April 2016. Hal.1691-1701. Pemerintah Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Peraturan Daerah Kota Manado Nomor 05 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda, Satuan Polisi Pamong Praja dan Lembaga Teknis Daerah Kota Manado. Manado. Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Peraturan Walikota Manado Nomor 39 Tahun 2008, tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Manado. Manado. Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 2013. Peraturan Walikota Manado Nomor 50 Tahun 2013, tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Manado. Manado. Wiratna Sujarweni. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Jurnal EMBA 1550