PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I RP JARINGAN AIR BERSIH

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

`1qBAB I PENDAHULUAN

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

SISTEM JARINGAN AIR BERSIH. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar Pelayanan Bidang

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR SUMATERA SELATAN

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehilangan air pada suatu sistem hidrologi. panjang, untuk suatu DAS atau badan air seperti waduk atau danau.

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

STUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR DI KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB V ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA WUWUK BARAT, KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Definisi

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR. Cut Azizah Dosen Teknik Sipil Fakultas TekikUniversitas Almuslim ABSTRAK

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Sewon untuk diolah agar memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sebelum

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN

BAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PEMBUATAN PENGOLAH AIR KOTOR MENJADI AIR BERSIH PADA DAERAH BANJIR DI DUSUN KALIDENGEN II TEMON KULON PROGO

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman

III. METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan Air Bersih

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

Transkripsi:

PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I RP09-1303 Minggu ke - 8 JARINGAN AIR BERSIH Oleh: Rulli Pratiwi Setiawan, ST., M.Sc. 1

Materi Kuliah ua POKOK BAHASAN Pengelolaan dan penyediaan air bersih SUB POKOK BAHASAN Standar kebutuhan Dasar-dasar teknis Prinsip distribusi 2

Water Cycle 3

Definisi Air Bersih Air bersih: Air yang memenuhi syarat untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. (Kepmen Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990). Air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu minum. tertentu sebagai air baku untuk air 4

Sumber Air Bersih Sumber-sumber air bersih: Air permukaan Mata air Air tanah Air hujan 5

Sumber Air Bersih Air permukaan Sumber air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, danau dan waduk. Sistem pengelolaan air bersih: 1. Sistem gravitasi sederhana 2. Sistem gravitasi saringan pasir lambat (SPL) 3. Sistem non gravitasi 6

Sumber Air Bersih Mata air Sumber air baku yang berasal dari permunculan air ke tanah sebagai akibat dari: a. Adanya tekanan hidrolis yang disebut aliran artesis. b. Terhalangnya aliran air oleh lapisan tanah kedap air atau disebut aliran gravitasi kontak. Ada 2 alternatif sistem pengolahan mata air untuk air bersih, yaitu : a. Mata air gravitasi dan kran umum b. Mata air non gravitasi dan hidran umum 7

Sumber Air Bersih Air tanah Sumber air dalam tanah yang tersimpan dalam lapisan akifer, yang dibedakan menjadi: a. Air tanah dangkal; kedalaman muka air tanah kurang dari 20 meter b. Air tanah dalam; kedalaman muka air tanah lebih besar dari 20 meter Ada tiga sistem pengolahan air tanah: a. Sumur Gali b. Sumur Pompa Tangan Dangkal (SPT Dangkal) c. Sumur Pompa Tangan Dalam (SPT Dalam) 8

Sumber Air Bersih Air hujan Sumber air baku khususnya bagi daerah yang kesulitan mendapatkan sumber air. Ada dua alternatif sisitem pengolahan air hujan : a. Penampungan Air Hujan Individu: volume sekitar 500 liter (0,5 m³) 1000 liter (1 m³). b. Penampungan Air Hujan Komunal: volume sekitar 30 m³. 9

Persyaratan a a Dasar aa Kualitas a Air Bersih Persyaratan kualitas air: Persyaratan fisika Persyaratan kimia Persyaratan mikrobiologis 10

Persyaratan a a Dasar aa Kualitas a Air Bersih Persyaratan fisika Jernih/tidak keruh Tidak berwarna Rasanya tawar Tidak berbau Temperaturnya normal Tidak mengandung zat padatan 11

Persyaratan a a Dasar aa Kualitas a Air Bersih Persyaratan kimia ph (derajat keasaman) Kesadahan Besi Aluminimum Zat organik Sulfat Nitrat dan nitrit Chlorida Zink 12

Persyaratan a a Dasar aa Kualitas a Air Bersih Persyaratan mikrobiologis Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya: bakteri golongan coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera, dll. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton coliform, Cladocera, dll. 13

Kebutuhan u Air Kebutuhan air domestik: Ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi per kapita. Kebutuhan air non domestik: Meliputi pemanfaatan untuk kegiatan komersial, kebutuhan institusi, kegiatan pertanian dan kebutuhan industri. 14

Standar Kebutuhan u Air Dirjen Cipta Karya Dep. PU membagi lagi standar kebutuhan air minum tersebut berdasarkan lokasi wilayah sebagai berikut: a. Pedesaan dengan kebutuhan 60 liter/per kapita/hari. i b. Kota Kecil dengan kebutuhan 90 liter/per kapita/hari. c. Kota Sedang dengan kebutuhan 110 liter/per kapita/hari. i d. Kota Besar dengan kebutuhan 130 liter/per kapita/hari. e. Kota Metropolitan dengan kebutuhan 150 liter/per kapita/hari. 15

Standar Kebutuhan u Air Supply for Households Water Consumption (l/c.d) Drinking, cooking? Dishwashing? Laundry? Washbasin? Shower/bath? Cleaning of rooms? Flush water for WC? TOTAL 16

Prediksi Kebutuhan u Air Bersih Prediksi kebutuhan air: Kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan manusia, a, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk penggelontoran kota. Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan: Kebutuhan air domestik: keperluan rumah tangga Kebutuhan air non domestik: untuk industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, serta tempat komersial atau tempat umum lainnya. 17

Kebocoran o Air Kebocoran air: perbedaan antara jumlah air yang diproduksi oleh produsen air dengan jumlah air yang terjual kepada konsumen (Unaccounted for Water/UfW). ) Ada 2 jenis kehilangan air: Kebocoran fisik: disebabkan oleh kebocoran pipa, reservoir yang melimpas keluar, penguapan, p dll. Kebocoran administrasi: disebabkan oleh meter air tanpa registrasi, kesalahan dalam sistem pembacaan, dll. 18

Bangunan a Pengolah Air Bangunan pengolah air terdiri dari: Unit pengolahan air (Water Treatment Plant) Jaringan Pipa Transmisi Jaringan Pipa Distribusi 19

Bangunan a Pengolah Air Unit Pengolah Air (Water Treatment Plant) Fungsi WTP adalah untuk mengolah air sungai menjadi air bersih yang layak untuk didistribusikan kepada pelanggan. Yang perlu dikontrol: - Kualitas air - Konsumsi bahan-bahan kimia - Penggunaan listrik - Pasokan air secara kontinyu 20

Bangunan a Pengolah Air Proses pengolahan air: 1. Mengalirkan air ke dalam bak pengendapan awal (presettling tank), dimana larutan khlorin (Cl2) dibubuhkan ke dalam air untuk membunuh unsur-unsur organik. 2. Kemudian air mengalir ke dalam bak klarifikasi dimana tawas (Alumunium sulfat) ditambahkan ke dalam air. Proses ini akan menggumpalkan senyawa ferrous dan memisahkannya dari air, dimana endapannya akan terkumpul di dasar bak. Campuran khlorin juga ditambahkan dalam proses ini untuk mematikan organisme yang masih ada di dalam air. 21

Bangunan a Pengolah Air Proses pengolahan air: 3. Proses selanjutnya adalah menyaring air dengan menggunakan pasir dan kerikil di dalam bak penyaringan. Sebelum air mengalir menuju reservoir, larutan kapur (CaOH) ditambahkan ke dalam air untuk mengontrol keasaman air hingga mencapai ph sekitar 8. 4. Dari reservoir, air dipompa ke pipa transmisi. 22

Bangunan a Pengolah Air Jaringan Pipa Transimisi Jaringan pipa transmisi menghubungkan WTP dan stasiun pompa p booster. Di stasiun pompa booster, air dari WTP pertama-tama dialirkan ke reservoir Kemudian dengan menggunakan pompa booster, air dipompakan ke jalur distribusi untuk disalurkan kepada pelanggan. 23

Bangunan a Pengolah Air Jaringan Pipa Distribusi Jaringan pipa distribusi merupakan jaringan pipa yang langsung g tersambung kepada pelanggan. Dalam pengoperasiannya, tekanan air yang mengalir melalui pipa pp distribusi diatur sesuai dengan konsumsi pelanggan. 24

Bangunan a Pengolah Air 25

Bangunan a Pengolah Air 26

Proses Pengolahan a Air Water Treatment Process 27

Standar Pelayanan a Minimal Standar Pelayanan Indikator Kualitas Cakupan Tingkat Pelayanan Penduduk d terlayani 55-75% penduduk d 60-220 lt/org/hari, /h Tingkat debit terlayani untuk permukiman di pelayanan/orang kawasan perkotaan Tingkat kualitas air minum 30-50 lt/org/hari, untuk lingkungan perumahan Memenuhi standar air bersih Sumber: Kepmen Kimpraswil No. 534 Tahun 2001 tentang Standar Pelayanan Minimal 28

Standar Kebutuhan u Air Non Domestik Sekolah : 10 l/murid/hari Rumah Sakit : 200 l/tempat tidur/hari Puskesmas : 2 m3/hari Masjid : sampai 2 m3/hari Kantor : 10 l/pegawai/hari Pasar : 12 m3/hektar/hari Hotel : 150 l/tempat tidur/hari Rumah Makan : 100 l/tempat duduk/hari Komplek Militer : 60 l/orang/hari Kawasan Industri : 0,2 0,8 l/dt/ha Kawasan Pariwisata : 0,1 0,3 l/dt/ha 29

Penentuan Kebutuhan u Air Bersih Perkiraan jumlah orang untuk setiap kegiatan/sarana Penetapan kebutuhan air bersih domestik dan non domestik. Kebutuhan domestik terdiri dari Sambungan Rumah (SR) dan Hidran Umum (HU). HU digunakan sebagai air cadangan pemadam kebakaran. Rasio persentase SR : HU ialah 90% : 10%. Kebutuhan air bersih rata-rata adalah perkiraan jumlah orang yang menghuni di setiap sarana dikalikan dengan unit konsumsi air bersih setiap hari (liter/orang/hari). 30

Penentuan Kebutuhan u Air Bersih Faktor Kebocoran dan pemakaian untuk siram tanaman dianggap sebesar 20% dari kebutuhan air bersih rata-rata. Total Kebutuhan air bersih rata-rata ialah kebutuhan air bersih rata-rata ditambah dengan perkiraan kebocoran. Kebutuhan air bersih maksimum (puncak) adalah total kebutuhan air bersih rata-rata yang dikalikan dengan faktor puncak dari masing-masing sarana. Keadaan maksimum air bersih terdiri dari harian maksimum dan jam maksimum, dimana tiap keadaan tersebut mempunyai faktor puncak yang berbeda. 31

Penentuan Kebutuhan u Air Bersih Faktor puncak terdiri dari faktor puncak harian dan faktor puncak jam dengan kriteria sebagai berikut: - Faktor puncak harian = 1,15 x kebutuhan air bersih rata-rata - Faktor puncak jam = 2 x kebutuhan air bersih harian puncak Perkiraan kebutuhan air bersih harian maksimum pada tiaptiap sarana, adalah total kebutuhan air bersih rata-rata dikali faktor puncak yaitu 1,15. Perkiraan kebutuhan air bersih jam maksimum pada tiap-tiap sarana, adalah kebutuhan air bersih harian puncak dikali faktor puncak yaitu 2. 32

Perhitungan Kebutuhan u Air Bersih Perhitungan kebutuhan air bersih dilakukan dengan mempertimbangkan: 1. Jumlah penduduk dan proyeksi perkembangannya (domestik) 2. Non Domestik: Industri Pertanian Fasilitas Komersial Pariwisata 3. Jumlah air untuk kebakaran 4. Kebocoran (20 30%) T = x + (20%) x 33

Perencanaan aa Jaringan Air Bersih Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah: a. kebutuhan air bersih; b. jaringan air bersih; c. kran umum; d. hidran kebakaran 34

Perencanaan aa Jaringan Air Bersih Penyediaan kebutuhan air bersih lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup tiap rumah berhak mendapat sambungan rumah atau sambungan halaman Penyediaan jaringan air bersih harus tersedia jaringan kota atau lingkungan sampai dengan sambungan rumah pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP atau fiber glass pipa yang dipasang di atas tanah tanpa perlindungan menggunakan GIP 35

Perencanaan aa Jaringan Air Bersih Penyediaan kran umum satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa; radius pelayanan maksimum 100 meter; kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari; ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-2399-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum 36

Perencanaan aa Jaringan Air Bersih Penyediaan hidran kebakaran untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 m untuk daerah perumahan jarak antara kran maks. 200 m jarak dengan tepi jalan minimum 3.00 m apabila tidak dimungkinkan membuat kran diharuskan membuat sumur-sumur kebakaran perencanaan hidran kebakaran mengacu pada SNI 03-1745-19891989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung. 37

Konservasi Sumber Daya Air Konservasi sumber daya air menurut UU No.7/2004: Konservasi SDA: upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Tujuan: untuk u menjaga kelangsungan ga keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumber daya air. 38

Konservasi Sumber Daya Air Konservasi SDA dilakukan melalui kegiatan: perlindungan dan pelestarian sumber air pengawetan air, pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air 39

Konservasi Sumber Daya Air Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan manusia. Pengawetan air ditujukan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan air atau kuantitas air, sesuai dengan fungsi dan manfaatnya. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air ditujukan untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang ada pada sumber-sumber air. 40

Konservasi Sumber Daya Air Perlindungan dan pelestarian sumber air dilakukan melalui: a. pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air; b. pengendalian pemanfaatan sumber air; c. pengisian air pada sumber air; d. pengaturan prasarana dan sarana sanitasi; e. perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air; 41

Konservasi Sumber Daya Air Perlindungan dan pelestarian sumber air dilakukan melalui: e. pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu; f. pengaturan daerah sempadan sumber air; g. rehabilitasi hutan dan lahan; dan/atau h. pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan pelestarian alam. 42

Konservasi Sumber Daya Air Pengawetan air dilakukan dengan cara: a. menyimpan air yang berlebihan di saat hujan untuk dapat dimanfaatkan pada waktu diperlukan; b. menghemat air dengan pemakaian yang efisien dan efektif; dan/atau c. mengendalikan penggunaan air tanah. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas air pada sumber air dan prasarana sumber daya air. Pengendalian pencemaran air dilakukan dengan cara mencegah masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber daya air. 43

Konservasi Sumber Daya Air Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan hutan, dan kawasan pantai. 44

Konservasi Sumber Daya Air Pengembangan sumber daya air meliputi: a. air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya; b. air tanah pada cekungan air tanah; c. air hujan; dan d. air laut yang berada di darat. 45

Irigasi Irigasi dalam PP No.20 Tahun 2006: Pemenuhan kebutuhan air baku untuk pertanian dilakukan dengan pengembangan g sistem irigasi. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Irigasi berfungsi mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi. 46

Irigasi Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Jaringan ii irigasii terdiri i dari: jaringan ii irigasii primer, sekunder dan tersier. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi. 47

Irigasi 48

Referensi 1. Kodoatie, R.J. (2003). Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2. Minke, R (2005). Water Supply Technology I. Compendium. Universität Stuttgart. 3. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 4. PP No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. 5. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. 6. PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 7. Kepmen. Kimpraswil No. 534 Tahun 2001 tentang Standar Pelayanan Minimal. 49

50