UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

11.8. Tingkat Pelayanan 10

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA

BAB III METODOLOGI Lokasi Studi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metoda-metoda yang digunakan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN KINERJA RUAS JALAN PROF. DR. IR HERMAN YOHANES YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan dengan pejalan kaki (Abubakar I, 1995).

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

ANALISIS LALU LINTAS AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN (STUDI KASUS DI JALAN JENDERAL SUDIRMAN AMBARAWA) TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

sementara (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996).

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi

PROYEK AKHIR EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT JL. URIP SUMOHARJO JL. RAYA DARMO JL. PANDEGILING SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kinerja Ruas Jalan HOS Cokroaminoto Akibat Perkembangan Lalu Lintas di Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

BAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

EVALUASI KINERJA JALAN SEBAGAI PARAMETER KEMACETAN SIMPANG EMPAT PINGIT YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa keuntungan dalam penghematan waktu bagi pelaku perjalanan

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGJAKARTA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

Transkripsi:

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL J U D U L : ANALISA KINERJA RUAS JALAN PADA JALAN RAYA PATTIMURA SAMARINDA S A M A R I N D A Nama : INDAH MAYANGSARI NPM : 06.11.1001.7311.066 Pembimbing : 1. JOHANES E SIMANGUNSONG,ST,MT 2. ROSA AGUSTANIAH, ST,MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Samarinda merupakan salah satu kota dengan tingkat gangguan lalu lintas yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena Samarinda merupakan salah satu kota besar dengan aktivitas harian dan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini diakibatkan salah satunya dengan kondisi kota Samarinda sebagai ibukota dari Propinsi Kalimantan Timur sehingga kehidupan ekonomi, sosial, budaya bahkan pendidikan berpusat di kota Samarinda ini. Jalan dengan tingkat kesibukan yang cukup tinggi adalah jalan Pattimura. Di sekitar jalan termasuk daerah dengan tingkat kesibukan tinggi karena disepanjang terdapat sarana perdagangan, fasilitas masjid besar, fasilitas kantor dll, sehingga sering terjadi konflik dari bergeraknya arus lalu lintas yang menyebabkan terjadinya kemacetan dan ketidakteraturan di sepanjang ruas jalan Pattimura. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas maka diperlukan studi dan analisa untuk mengetahui nilai kapasitas, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan ruas jalan terhadap arus lalu lintas yang bergerak sehingga dapat dicari solusi permasalahannya.

1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini : Mengetahui kapasitas yang terjadi pada ruas jalan Pattimura sehubungan dengan pergerakan arus lalu lintas pada masa sekarang dengan standar MKJI 1997. Mengetahui derajat kejenuhan yang terjadi pada ruas jalan Pattimura sehubungan dengan pergerakan arus lalu lintas pada masa sekarang dengan standar MKJI 1997. Mengetahui kecepatan tempuh yang terjadi pada ruas jalan Pattimura sehubungan dengan pergerakan arus lalu lintas pada masa sekarang dengan standar MKJI 1997. Mengetahui waktu tempuh yang terjadi pada ruas jalan Pattimura sehubungan dengan pergerakan arus lalu lintas pada masa sekarang dengan standar MKJI 1997. Mengetahui tingkat pelayanan (LOS) yang terjadi pada ruas jalan Pattimura sehubungan dengan pergerakan arus lalu lintas pada masa sekarang dengan standar MKJI 1997. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu bagaimana tingkat kinerja ruas jalan dilihat dari : kapasitas derajat kejenuhan kecepatan tempuh waktu tempuh tingkat pelayanan(level of Service)

1.4 Batasan Masalah Untuk memperjelas permasalahan dan memudahkan dalam menganalisa maka dibuat batasanbatasan masalah sebagai berikut ini : Penelitian dilakukan pada ruas jalan Pattimura Pengambilan data berdasarkan survei lapangan Pengambilan data LHR dilakukan per 15 menit selama 2 jam, yaitu : Pagi : 07.00 09.00 Siang : 11.00 13.00 Sore : 16.00 18.00 Pengambilan data hambatan samping dilakukan per 1 jam Pengambilan data dilakukan pada 2 titik selama 3 hari, yaitu pada hari Senin, Sabtu dan Minggu. Metode analisa yang digunakan adalah MKJI 1997. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif yang menguntungkan dalam menangani permasalahan lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan Pattimura antara lain untuk : mendapatkan pemecahan masalah lalu lintas yang terjadi yang sesuai dengan kondisi lalu lintas yang ada sehingga ruas jalan dapat memberikan pelayanan terhadap arus yang melintas dengan baik. meningkatkan kenyamanan dan keamanan pemakai jalan sehingga pada waktu yang akan datang, ruas jalan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pemakai jalan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Perkotaan Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan jalan atau bukan. Ruas Jalan Jalan merupakan semua bagian dari jalur gerak (termasuk perkerasan), median dan pemisah luar. Segmen Jalan Segmen jalan didefinisikan sebagai panjang jalan diantara dan tidak dipengaruhi oleh simpang bersinyal atau simpang tak bersinyal utama dan mempunyai karakteristik yang hampir sama sepanjang jalan (MKJI 1997). Kondisi Geometri Berisi data geometrik segmen jalan yang menggambarkan kondisi segmen jalan yang diamati. Kondisi Lalu lintas Situasi lalu lintas untuk tahun yang dianalisa ditentukan menurut Arus Jam Rencana atau Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT) dengan faktor yang sesuai untuk konversi dari LHRT menjadi arus per jam (umum untuk perancangan).

2.2 Perilaku Lalu lintas Perilaku lalu lintas menyatakan ukuran kuantitas yang menerangkan kondisi yang dinilai oleh Pembina jalan. Perilaku lalu lintas pada ruas jalan meliputi kapasitas, derajat kejenuhan, waktu tempuh dan kecepatan tempuh rata-rata (MKJI 1997). Derajat Kejenuhan Menurut MKJI 1997, derajat kejenuhan merupakan rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas pada bagian jalan tertentu digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Kapasitas Jalan Menurut Oglesby dan Hick (1993), kapasitas suatu ruas jalan pada suatu sistem adalah jumlah kendaraan maksimum yang mempunyai kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu maupun dua arah) dalam periode waktu tertentu dan di bawah kondisi jalan dan lalu lintas yang umum. Kecepatan (V) dan Waktu (TT) Kecepatan dinyatakan sebagai laju dari suatu pergerakan kendaraan dihitung dalam jarak persatuan waktu (km/jam) (F.D Hobbs, 1995) Kecepatan tempuh merupakan kecepatan rata-rata dari perhitungan lalu lintas yang dihitung berdasarkan panjang segmen jalan dibagi dengan waktu tempuh rata-rata kendaraan yang melintasinya (HCM, 1994). Sedangkan waktu tempuh (TT) adalah waktu rata-rata yang dipergunakan kendaraan untuk menempuh segmen jalan dengan panjang tertentu termasuk tundaan, waktu henti, waktu tempuh rata-rata kendaraan didapat dari membandingkan panjang segmen jalan L (km) (MKJI 1997

Tingkat Pelayanan (LOS) Perilaku lalu lintas diwakili oleh tingkat pelayanan (LOS), yaitu ukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi para pengemudi dan penumpang mengenai karakteristik kondisi operasional dalam arus lalu lintas (HCM, 1994). Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No : KM 14 Tahun 2006, tingkat pelayanan adalah kemampuan ruan jalan dan atau persimpangan untuk menampung lalu lintas pada keadaan tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lingkup wilayah lokasi penelitian akan dilakukan disepanjang Jalan Pattimura Dalam penelitian terdapat berbagai metode. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode Survei Perhitungan Arus Lalu lintas(traffic Counting) dalam pengumpulan data. 3.2 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data didapat dengan cara pengambilan data melalui : Data Primer Untuk mendapatkan data primer yaitu dengan cara observasi atau pengambilan langsung survei di lapangan. Data Sekunder Data Skunder yaitu pengambilan data yang didapat dari data yang ada Data yang diharapkan diperoleh tersebut di atas meliputi : Data Jumlah Penduduk suatu kota dipakai untuk faktor koreksi ukuran kota Peta lokasi studi memperlihatkan dimana lokasi ruas jalan yang akan di evaluasi

3.3 Flow Chart Adapun penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur, yang difungsikan untuk memecahkan masalah ke dalam segmen-segmen yang lebih kecil. mulai Penentuan lokasi permasalahan Studi literatur Pengumpulan data DATA PRIMER : Geometrik Jalan Arus lalu lintas kecepatan kendaraan hambatan samping dokumentasi DATA SEKUNDER : Jumlah penduduk Peta Lokasi Studi Pembahasan MKJI 1997 Akhir analisis kesimpulan saran selesai Bagan Alur 3.1 Bagan Alur Penulisan

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Analisa data pada perhitungan ini antara lain : 1. Analisis geometrik jalan - Keadaan fisik dan topografi daerah - Penampang melintang 2. Analisis kelengkapan jalan - Marka jalan - Rambu lalu lintas - Pengaman tepi (kerb) - Trotoar - Area parkir 3. Analisis pertumbuhan penduduk 4. Analisa kinerja kapasitas dan kinerja ruas jalan dengan menggunakan metode KAJI 1997 pada ruas jalan pattimura

- Arus total (Q) - Analisis hambatan samping pada jam puncak - Kecepatan arus bebas (Fv) - Kapasitas (C) - Derajat kejenuhan (DS) - Kecepatan - Waktu tempuh - Tingkat pelayanan (LOS)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengamatan dan analisis pada ruas jalan Pattimura Samarinda, diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini: Hasil analisis kinerja ruas jalan Pattimura menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, berdasarkan lebar manfaat jalan yang ada menyangkut lebar jalur pada tahun 2011 masih memenuhi syarat dengan nilai derajat kejenuhan 0,32 dan 0,33 sesuai yang disyaratkan oleh MKJI 1997 yaitu kurang dari 0,75 untuk jalan dua lajur dua arah tak terbagi. Hasil analisis kinerja ruas jalan Pattimura pada tahun 2011 untuk nilai kecepatan sesungguhnya adalah 46,915 km/jam dan 45,665 km/jam dan waktu tempuhnya 40,32 detik dan 41,40 detik, berdasarkan lampiran gambar kecepatan sebagai fungsi dari derajat kejenuhan pada jalan dua lajur dua arah tak terbagi. Hasil analisis kinerja berdasarkan Peraturan Menteri No: KM 14 Tahun 2006 menunjukkan bahwa pada tahun 2011 ruas jalan Pattimura Samarinda masuk pada tingkat pelayanan kelas A.

5.2 Saran Menanamkan disiplin berkendaraan pada masyarakat supaya tercipta ketertiban dan keamanan berlalu lintas antar sesama pengguna jalan. Melakukan sosialisasi tertib berlalu lintas berupa rambu-rambu maupun sanksi untuk meminimalkan perbuatan yang berpotensi melanggar lalu lintas. Menguragi kegiatan di samping jalan yang dapat menghalangi jarak pandang pengemudi agar dapat memperbesar kapasitas jalan. Perlu dipertimbangkan adanya perbaikan lebar jalan untuk meningkatkan kapasitas jalan dalam menampung arus lalu lintas yang terjadi.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH S