Disusun oleh : Novrian Satria Perdana NIM F BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran untuk membiayai belanja negara yang semakin lama semakin

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun oleh : Novrian Satria Perdana NIM F BAB V PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang bertujuan

Banyak perusahaan yang mengidentikkan membayar pajak sebagai beban sehingga perusahaan akan berusaha meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha dan perdagangan dihadapkan pada

BABl PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran pajak dari Wajib Pajak kepada negara merupakan suatu hal yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangatlah penting, karena diselenggarakannya roda pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh bangsa Indonesia adalah self assysment system, dalam sistem

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar bagi pemerintah untuk menggalakkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting sehingga setiap tahun target penerimaan pajak semakin ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu penerimaan (revenue) dan pengeluaran (expenditure).

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak asing karena krisis kepercayaan finansial yang terjadi. Krisis. suatu perusahaan dalam kemampuan membayar hutang.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAI KINERJA PABRIK SEMEN (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. negara yang utama. Lebih kurang 70% APBN bersumber dari pajak. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan internal, yaitu dari laba perusahaan saja, tidak akan cukup untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu aspek yang memberikan kontribusi yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena merupakan komponen yang terbesar dan sumber utama penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mempunyai fungsi penting dalam membangun masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. berlaku diberbagai negara. Pandiangan (2008:5) menunjukkan bahwa. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Penerimaan negara atau pemasukan bagi negara di masa

BAB I PENDAHULUAN. Negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing dan meningkatkan penerimaan dari dalam negeri khususnya dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan komponen penting dalam perekonomian Indonesia. Pajak. penerimaan negara terbesar adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. bagi Indonesia, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan potensial

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan ini ditujukan untuk membiayai proyek-proyek yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menciptakan pembangunan yang adil dan merata, maka. pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erly Suandy (2008), dari segi ekonomi, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai apabila didukung melalui pembiayaan dari dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap rakyat sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan di negaranya.

B AB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. laba, maka pajak akan mempengaruhi rate of return on investment. Hal itu berlaku

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan

PENGARUH JENIS-JENIS MODAL TERHADAP KEMAMPUAN MENGHASILKAN LABA PADA CV. SAHABAT DI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai Rp1.822,5 T dan pendapatan yang berasal dari penerimaan pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB I PENDAHULUAN. besar yang digali terutama dari kemampuan sendiri. Usaha pemerintah untuk. diantaranya dari sektor pajak (Lumbantoruan, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memerlukan sumber daya alami, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting dalam Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor,

MANAJEMEN PAJAK. Amanita Novi Yushita

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Setiap tahun target penerimaan pajak terus meningkat untuk

BAB I PENDAHULUAN. seoptimal mungkin melalui perluasan sumber penerimaan negara non migas, guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penerimaan negara dalam arti penerimaan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian dewasa ini, pajak merupakan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memberikan kontribusi sebesar 80% (delapan puluh persen) dari

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. Perusahaan melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1 Januari Saat ini sistem perpajakan yang berlaku adalah Self. membina dan mengawasi pelaksanannnya.

Transkripsi:

Pengaruh kebijakan perpajakan, undang-undang perpajakan, dan administrasi perpajakan terhadap motivasi manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning pada perusahaan tekstil di eks karisidenan Surakarta Disusun oleh : Novrian Satria Perdana NIM F0305083 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan negara dalam arti penerimaan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah merupakan tulang punggung pelaksanaan kegiatan pemerintahan, terutama untuk mencapai kemandirian dan keberlangsungan dalam membiayai pengeluaran yang semakin waktu semakin bertambah besar. Pengeluaran untuk membiayai belanja negara yang semakin lama semakin bertambah besar tersebut, diperlukan penerimaan negara yang berasal dari dalam negeri tanpa harus bergantung dengan bantuan atau pinjaman dari luar negeri yang semakin lama semakin sulit untuk diharapkan. Hal itu berarti bahwa semua pembelanjaan negara harus dibiayai dari pendapatan negara, dalam hal ini yaitu penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Pajak adalah termasuk salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia disamping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat penting peranannya bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih.

Penerimaan sektor pajak dari tahun ke tahun diharapkan akan selalu meningkat seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan di segala bidang. Sementara itu, selain penerimaan pajak, seperti yang telah disinggung di atas, pendapatan negara juga berasal dari penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak yaitu antara lain penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam (migas), pelayanan oleh Pemerintah, pengelolaan kekayaan negara dan lain-lain yang bersifat sangat tidak stabil dengan besarnya ketergantungan penerimaan-peneriman tersebut terhadap faktor eksternal. Oleh karena itu, satu-satunya andalan pemerintah dewasa ini adalah penerimaan dari sektor perpajakan. Begitu besarnya peranan sektor perpajakan dalam mendukung penerimaan negara, maka dibutuhkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya pajak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah diharapkan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perpajakan dengan tetap memperhatikan asas keadilan, kepastian dan kenyamanan. Bagi perusahaan atau badan usaha, pajak merupakan salah satu beban utama yang akan mengurangi laba bersih. Minimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang masih sesuai dengan peraturan perpajakan sampai dengan yang melanggar peraturan perpajakan. Upaya minimalisasi pajak yang tidak melanggar undang-undang perpajakan biasa disebut dengan tax avoidance. Salah satu bentuk dari tax avoidance adalah tax planning.

Tax planning adalah suatu proses mengorganisasi usaha wajib pajak sedemikian rupa sehingga hutang pajaknya berada dalam posisi minimal sepanjang hal ini dimungkinkan oleh ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku (Tjahjono, 1997). Tidak dapat dipungkiri bahwa wajib pajak (WP) baik badan maupun perseorangan cenderung untuk selalu berusaha membayar pajak seminimal mungkin. Hal tersebut wajar karena WP tersebut selalu menganggap bahwa membayar pajak merupakan suatu beban. Dalam dunia bisnis ada dua asumsi terhadap beban pajak. Asumsi yang pertama adalah asumsi bahwa pajak sebagai biaya yang akan mempengaruhi laba (profit margin), sedangkan asumsi kedua adalah pajak sebagai distribusi laba yang akan mempengaruhi rate of return on investment. Namun demikian, apapun asumsinya, secara ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Karena dengan adanya pembayaran pajak sebenarnya telah terjadi pemindahan sumber daya dari privat (perusahaan) kepada negara. Dari sisi privat (perusahaan), hal ini tentunya akan mengurangi kemampuan belanjanya. Faktor-faktor penunjang tax planning terdiri dari dua faktor, yaitu faktorfaktor pajak dan faktor-faktor bukan pajak. Faktor-faktor pajak adalah dasardasar yang digunakan dalam menganalisis setiap permasalahan yang dihadapi di dalam menyusun perencanaan pajak. Faktor-faktor bukan pajak adalah faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun tax planning sebagai dasar menggolongkan setiap tindakan diluar perihal pajak, seperti masalah badan hukum, masalah mata uang dan nilai tukar, masalah pengendalian devisa,

masalah program investasi, dan masalah-masalah lainnya. Oleh karena itu, setiap wajib pajak akan membuat rencana pengenaan pajak atas setiap tindakan (taxable events) secara seksama. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa tax planning adalah proses pengambilan faktor-faktor pajak yang relevan dan faktor-faktor pajak yang material. Perencanaan pajak yang termasuk dalam tax management dapat dikatakan efektif apabila penafsiran Wajib Pajak mengenai hak dan kewajiban perpajakan tidak berbeda dengan fiskus. Sedangkan dikatakan efisien apabila pembayaran pajak dilakukan secara tepat jumlah dan tepat waktu sehingga terhindar dari denda atau bunga karena terlambat dan/ atau kurang membayar pajak, atau kehilangan kesempatan memperoleh penghasilan (opportunity cost) karena terlalu cepat atau berlebihan membayar pajak (Sungadi, 2000). Ada tiga kecenderungan yang memotivasi manajemen melakukan tax planning sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suandy (2007), Tjahjono (1997) dan Zain (2007), yang merupakan tonggak utama dalam sistem perpajakan, dan juga merupakan variabel independen dalam penelitian ini, antara lain: 1. Kebijakan Perpajakan (Tax Policy) 2. Undang-undang Perpajakan (Tax law) 3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration) Penelitian ini mengambil sampel di wilayah karesidenan Surakarta karena mengikuti arahan penelitian dari Indriyani, Ginting, dan Ismail yang telah

melakukan penelitian serupa di karesidenan Surakarta namun berbeda jenis industrinya. Selain karena alasan tersebut, penulis mengambil sampel di wilayah karesidenan Surakarta ini agar untuk mempermudah penulis dalam melakukan penyebaran kuesioner serta pengembaliannya. Diambilnya sampel dari perusahaan-perusahaan Tekstil karena berdasarkan arahan beberapa penelitian terdahulu dan sektor industri ini merupakan sektor industri yang cukup besar. Pada saat penelitian ini dilakukan, industri Tekstil sedang bergejolak akibat adanya krisis finansial global tahun 2009, sehingga hal ini sangat menarik untuk diteliti apakah perusahaan-perusahaan tekstil ini termotivasi untuk melakukan tax planning agar bisa menghemat kas yang keluar atau tidak. Gambar I.1 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH DAN NASIONAL Krisis keuangan global telah berimbas terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Di level daerah, perekonomian Jawa Tengah diperkirakan

juga akan menghadapi persoalan perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari krisis global tersebut. Sebagai contoh, salah satu industri yang terkena dampaknya adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT), yang menurut prediksi Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah akan terjadi penurunan pesanan ekspor hingga 40% pada kuartal I-2009. Hal itu disebabkan beberapa negara tujuan ekspor saat ini juga tengah dilanda krisis global. Sebagai salah satu industri yang dominan di Jawa Tengah, turunnya pesanan ekspor tentu akan berimbas pada turunnya pertumbuhan industri TPT. Di Indonesia, peran industri tekstil cukup signifikan, karena merupakan salah satu unggulan produk ekspor, juga merupakan jenis industri yang menyerap tenaga kerja sangat besar (1,79 juta orang pada tahun 2007). Perkembangan industri tekstil dan produk tekstil Indonesia mengalami pertumbuhan produksi dari 4,32 juta ton pada tahun 2006 menjadi 4,42 juta ton pada tahun 2007; memiliki 2656 perusahaan pada tahun 2006 menjadi 2665 pada tahun 2007 (tidak termasuk industri kecil rumah tangga- BSN 2008). Tabel I.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Produk Tekstil di Indonesia Satuan : juta $ US Uraian 2005 2006 2007 EKSPOR Filamen Buatan 1110.6 1150.3 1175.2 Serat Stapel Buatan 1238.3 1357.7 1389.4 Barang-barang rajutan 1825.9 2159.2 2211.6 Pakaian jadi bukan rajutan 3073.7 3374.7 3587.9

IMPOR Filamen Buatan 260.8 286.2 272.8 Serat Stapel Buatan 243.2 241.2 239.7 Kain ditenun berlapis 126.8 123.0 120.7 Sumber : www.depdag.go.id Berdasarkan latar belakang di atas dan beberapa penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Pengaruh Kebijakan Perpajakan, Undang-Undang Perpajakan, dan Administrasi Perpajakan Terhadap Motivasi Manajemen Perusahaan dalam Melakukan Tax Planning pada Perusahaan Tekstil di Eks Karesidenan Surakarta. B. Perumusan Masalah Perencanaan pajak (Tax Planning) dapat dilakukan dengan meminimalkan pajak yang terutang serta biaya transaksi yang terkait dengan pemenuhan kewajiban perpajakan. Pajak terutang adalah besarnya pajak yang harus dibayar pada suatu masa pajak atau tahun pajak, atau bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan. Sedangkan biaya transaksi dalam pemenuhan kewajiban perpajakan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh wajib pajak untuk melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang mulai dari kegiatan menghitung/memotong/memungut, membayar, melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak terhutang.

Berdasarkan latar belakang masalah dan penjelasan di atas, maka masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah faktor Kebijakan Perpajakan (Tax Policy) berpengaruh terhadap motivasi manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning? 2. Apakah faktor Undang-Undang Perpajakan (Tax Law) berpengaruh terhadap motivasi manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning? 3. Apakah faktor Administrasi Perpajakan (Tax Administration) berpengaruh terhadap motivasi manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning? 4. Apakah faktor Kebijakan Perpajakan (Tax Policy), Undang-Undang Perpajakan (Tax Law), dan Administrasi Perpajakan (Tax Administration) berpengaruh secara bersama-sama terhadap motivasi manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui apakah faktor Kebijakan Perpajakan (Tax Policy) berpengaruh terhadap motivasi manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning. 2. Untuk mengetahui apakah faktor Undang-Undang Perpajakan (Tax Law) berpengaruh terhadap motivasi manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning.

3. Untuk mengetahui apakah faktor administrasi perpajakan (Tax Administration) berpengaruh terhadap motivasi manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning. 4. Untuk mengetahui apakah faktor Kebijakan Perpajakan (Tax Policy), Undang-Undang Perpajakan (Tax Law), dan Administrasi Perpajakan (Tax Administration) berpengaruh secara bersama-sama terhadap motivasi manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning D. Manfaat Penelitian Bagi Industri Tekstil, penelitian ini bermanfaat untuk membuka wawasan tentang manfaat melakukan tax planning yang sesuai dengan norma yang berlaku (tax avoidance), dan untuk memberikan informasi tentang pedoman dasar untuk melakukan tax planning dalam dunia industri, khususnya industri tekstil, yaitu dengan memanfaatkan kebijakan perpajakan yang memihak kepada wajib pajak, memanfaatkan celah-celah dalam undang-undang perpajakan, dan memahami administrasi perpajakan. E. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang singkat dari penelitian ini, maka dalam bagian ini penulis perlu mengemukakan sistematika dari penelitian ini. Adapun sistematika penelitian ini adalah: BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai konsep dan teori-teori yang mendasari penelitian ini, telaah literatur penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan, meliputi desain penelitian, populasi dan pemilihan sampel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukurannya, serta metode analisis data. BAB IV : ANALISA DATA Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang meliputi deskripsi data, pengujian data, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis, serta pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi uraian yang berupa kesimpulan, keterbatasan, serta saran yang didasarkan pada hasil penelitian.