BAB II TINJAUAN TEORI. 2.1 Konsep, Konstruk dan Variabel Penelitian. hal-hal yang belum terjadi dan masih berupa potensi tidak tercatat dalam laporan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian. transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat, dan diolah sedemikian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibagikan perusahaan dapat berupa tunai (cash dividend) yaitu kepada setiapp

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soeprihanto (1997 : 27) modal kerja adalah nilai. industri/jasa untuk keperluan sehari-hari, misalnya membayar gaji pegawai,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep, Konstruk dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang. Transaksi yang tidak dapat dicatat dengan nilai uang tidak akan terlihat dalam laporan keuangan, karena itu hal-hal yang belum terjadi dan masih berupa potensi tidak tercatat dalam laporan keuangan. Dengan demikian, laporan keuangan merupakan informasi historis guna melengkapi analisis untuk proyeksi masa depan perusahaan, informasi kualitatif dan informasi-informasi lain yang sejenis perlu ditambahkan. Laporan keuangan juga merupakan media komunikasi antara perusahaan dengan investor dimana informasi dari laporan keuangan tersebut berguna sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan di pasar modal baik itu untuk membeli saham, menahan saham, ataupun menjual sahamnya (Ferdi, 2012:16). Adapun pengertian laporan keuangan yang lebih rinci masih dijelaskan dalam PSAK 1 revisi 2009 paragraf 7 yaitu : Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan 11

12 laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan (financial statment) berbeda dengan Pelaporan keuangan (financial reporting). Kieso et al (2007:2) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan yang menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter sedangkan pelaporan keuangan merupakan laporan yang juga mengungkapkan informasi keuangan tertentu yang tidak diungkapkan melalui laporan keuangan formal seperti surat presiden direktur atau skedul tambahan dan laporan tahunan korporasi, prakiraan manajemen dan pernyataan mengenai dampak atau lingkungan perusahaan. 2.1.1.2 Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan memiliki tujuan-tujuan yang berguna bagi para pemakainya PSAK 1 revisi 2009 paragraf 7 menjelaskan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aset, liabilitas, ekuitas pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dan distribusi kepada pemilik dan kapasitasnya. Paragraf 8 dalam PSAK 1 tersebut menambahkan bahwa komponenkomponen dalam laporan keuangan terdiri atas: a) Laporan Posisi Keuangan

13 Laporan Posisi Keuangan adalah laporan keuangan yang mempresentasikan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu. Atau merupakan ringkasan dari jumlah aset yang dimiliki perusahaan serta ekuitas pemegang saham. b) Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan laba rugi komprehensif menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang di akui dalam satu periode berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (mantching concept). Konsep ini diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. c) Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan keuangan yang menjelaskan perubahan laba ditahan dan perubahan ekuitas lainnya. d) Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan sumber kas dan penggunaan kas yang masuk atau keluar dalam suatu bisnis. Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. Dimana dalam laporannya arus kas dipisahkan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. e) Catatan atas Laporan Keuangan

14 Catatan atas laporan keuangan bagian dari laporan keuangan dimana mempunyai fungsi (a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan; (b) mengungkapkan informasi yang di syaratkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang tidak disajikan dibagian manapun dalam laporan keuangan; dan (c) memberikan informasi yang tidak di sajikan dibagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan. f) Laporan Posisi Keuangan pada Awal Periode Komparatif Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atu ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. 2.1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan Penyajian laporan keuangan memiliki beberapa tujuan. Menurut PSAK No. 1 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009) Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

15 a. Aset; b. Liabilitas; c. Ekuitas; d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; e. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan f. Arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan, dan khususnya dalam waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Sehubungan dengan hal tersebut, bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan memiliki beberapa tujuan, dimana tujuan penyajiannya dapat dipisahkan menjadi dua yaitu: a. Tujuan umum Secara umum tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan. b. Tujuan khusus Tujuan laporan keuangan yaitu mengungkapkan informasi lain dalam hubungannya dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan para pemakainya antara lain:

16 (1) Laporan keuangan menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dikuasai perusahaan. (2) Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban dan arus kas. (3) Membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. 2.1.1.4 Pemakai Laporan Keuangan Selain sebagai alat pertanggung jawaban, informasi keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan yang dilakukan secara sadar untuk menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bidang bisnis. Pengguna laporan keuangan dan kebutuhan informasi keuangannya dapat dikelompokan ke dalam beberapa kelompok. Penggua laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari (2005:11) dikelompokan sebagai berikut: 1. Investor atau Pemilik Pemilik perusahaan menanggung risiko atas harta yang ditempatkan pada perusahaan. Pemilik membutuhkan informasi untuk menilai apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar dividen. Disamping itu untuk menilai apakah investasinya akan tetap dipertahannkan atau dijual.

17 Bagi calon pemilik, laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan penempatan investasi dalam perusahaan. 2. Pemberi Pinjaman (kreditor) Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan memberikan pinjaman dan kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo. Jadi kepentingan kreditor terhadap perusahaan adalah apakah perusahaan mampu membayar hutangnya kembali atau tidak. 3. Pemasok atau Kreditor Usaha Lainnya Pemasok memerlukan informasi keuangan untuk menentukan besarnya penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli dan kemampuan membayar pada saat jatuh tempo. 4. Pelanggan Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang dengan perusahaan, sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan perusahaan yang akan melakukan kerja sama. 5. Karyawan Karyawan memerlukan informasi keuangan guna menilai kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya. Dalam hal ini, karyawan membutuhkan informasi untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sebagai tempat menggantungkan hidupnya. 6. Pemerintah

18 Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan untuk menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak, pungutan serta bantuan. 7. Masyarakat Laporan keuangan digunakan untuk bahan ajar, analisis, serta infomasi trend dan kemakmuran. 2.1.1.5 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Hendriksen (2002:140) menjelaskan karakteristik kualitatif didefinisikan sebagai sifat informasi yang penting agar informasi tersebut berguna. Karakteristik kualitatif terbagi atas kualitas khusus pemakai dan kualitas khusus keputusan. Kualitas khusus pemakai menjelaskan kualitas yang berhubungan dengan kualitas pemakai laporan keuangan. Mereka dijadikan sebagai penentu dalam memutuskan informasi yang akan diberikan. Informasi yang di ajukan dapat dimengerti atau tidaknya tergantung pada sifat pemakai laporan keuangan yang sejauh mana intelektual mereka dapat memahami informasi laporan keuangan. Kualitas khusus keputusan menjelaskan kualitas yang berhubungan dengan suatu pernyataan umum yang relevan dan keandalan dalam pengambilan keputusan. misalnya kualitas khusus keputusan adalah biaya variabel yang dianggap selalu relevan dengan volume produksi untuk pengambilan keputusan daripada biaya tetap.

19 2.1.1.6 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Sifat dan keterbatasan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah: 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu laporan kejadian yang telah lalu. Karenanya laporan keuangan tidak dapat di anggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan. 2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material dan penerapan prinsip akuntansi terdapat pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika tidak menimbulkan pengaruh material terhadap kelayakan laporan keuangan. 5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terjadi beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 6. Laporan keuangan lebih menekannkan makna ekonomi suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya. 7. Laporan keuangan diasumsikan dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakaian laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

20 8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. 9. Informasi yang bersifat kumulatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya di abaikan. 2.1.2 Laba Bersih 2.1.2.1Definisi Laba Laba merupakan angka yang termasuk diminati oleh pengguna laporan keuangan terutama dalam pasar uang. Laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan (Subramanyam, 2012:109). Semua aktivitas operasi perusahaan dalam mengelola sumber daya perusahaan akan selalu memberikan hasil yang bernilai positif yang berarti laba bagi perusahaan dan bernilai negatif yang berarti rugi bagi perusahaan. Menurut Harahap (2008:113) laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Simamora (2002:45) laba merupakan perbandingan antara pendapatan dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya laba bersih. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari semua transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan

21 mempengaruhi kegiatan perusahan pada periode tertentu dan laba di dapat dari selisih antara pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar daripada beban maka perusahaan akan mendapatkan laba apabila terjadi sebaliknya maka perusahaan mengalami kerugian. Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara yaitu laba ekonomi dan laba akuntansi. Harahap (2004:267) menjelaskan dalam teori ekonomi juga dikenal dengan istilah laba namun pengertian laba dalam teori ekonomi berbeda dengan laba menurut akuntansi. Menurut Mitchel (dikutip Bedford. 1945) dalam Ferdi (2012) pada dasarnya perbedaan antara laba ekonomi dan laba akuntansi disebabkan oleh perbedaan konsep yang melandasinya. Ekonomi mendefinisikan laba dari sudut pandang orang, sekelompok orang atau masyarakat keseluruhan laba ekonomi dipandang sebagai tambahan kemakmuran yang ditimbulkan kegiatan ekonomi dengan perusahaan sebagai wadah yang akan dinikmati oleh seluruh pihak yang ada dalam kegiatan ekonomi tersebut. Disisi lain, akuntan mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu, laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Definisi dari elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam Stice dan Skousen (2004:230):

22 1. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. 2. Beban (expense) adalah arus kas keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberi jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. 3. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dari semua transaksi, kejadian dan kondisi lainnya yang memengaruhi entitas tersebut kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. 4. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. 2.1.2.2 Definisi Laba Bersih Salah satu tujuan utama dari kegiatan operasi perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal. Maka penting bagi manajemen memperkirakan besarnya laba yang diharapkan oleh perusahaan. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar

23 ukuran yang lain, seperti laba per lembar saham. Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai alat ukur, efektivitas, karena laba sendiri merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran. Laba bersih sendiri merupakan salah satu komponen yang ada di laporan laba rugi komprehensif. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk labanya adalah pendapatan dan biaya. Soemarso (2004:227) mengatakan bahwa angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih dari terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba ruginya adalah rugi bersih (net loss). Dengan mengelompokan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Soemarso (2004:235) menyatakan bahwa laba bersih merupakan selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya-biaya kerugian. Selain itu menurut Belkaoui (2004:279) laba bersih merupakan kelebihan dan kekurangan pendapatan dibandingkan dengan biaya yang telah habis masa berlaku serta keuntungan dan kerugian bagi perusahaan dari penjualan, pertukaran, atau konversi lainnya dari aktiva. 2.1.2.3 Jenis-Jenis Laba 1. Laba kotor

24 Menurut Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005:120) laba kotor merupakan pendapatan dikurangi harga pokok penjualan. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan. Format dasar dalam mencari laba kotor : Penjualan Retur Penjualan Potongan Penjualan xxxx (xxxx) (xxxx) Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor xxxx (xxxx) xxxx 2. Laba Operasi Menurut Stice dan Skousen (2004:243) laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Laba operasi menunjukan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya. Adapun format dasar dari pembentukan laba operasi : Laba Kotor Beban Operasi Laba Operasi xxxx (xxxx) xxxx 3. Laba Bersih

25 Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005:25) merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak. Terbentuk dari selisih laba operasi dengan beban bunga yang hasilnya akan dikurangi pajak penghasilan sehingga pada akhirnya akan timbul laba bersih. Format dasar dari pembentukan laba bersih : Laba Operasi Beban Bunga Pajak Penghasilan Laba Bersih xxxx (xxxx) (xxxx) xxxx 2.1.3 Arus Kas Bebas 2.1.3.1 Definisi Arus Kas Arus kas menurut PSAK 2 revisi 2009 paragraf 6 adalah arus kas masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Pengertian setara kas yang masih dijelaskan dalam paragraf yang sama yaitu setara kas (cash equivalent) investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Subramanyam (2012:92) menjelaskan bahwa kas merupakan aset yang paling likuid diantara aset yang lainnya yang mampu menawarkan likuiditas dan fleksibilitas perusahaan. Kas di anggap sebagai awal dan akhir dari aktivitas operasi perusahaan. Aktivitas operasi perusahaan dimulai dari penggunaan kas untuk membeli persediaan yang kemudian dijual kepada pelanggan. Penjualan tersebut akan memunculkan piutang yang disebut dengan penjualan kredit. Kas

26 perusahaan akan kembali muncul ketika penagihan piutang kepada pelanggan. Penagihan tersebut akan memungkinkan siklus baru perputaran kas dalam aktivitas operasi perusahaan. 2.1.3.2 Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang wajib di sampaikan oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya pada laporan keuangannya. Laporan arus kas sendiri berguna untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu entitas untuk satu periode (Kieso et al, 2009:212). Laporan arus kas harus menyajikan arus kas perusahaan selama periode tertentu yang dibagi dalam tiga klasifikasi kegiatan aktivitas, yaitu: 1. Aktivitas operasi Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. arus kas tersebut pada umumnya berasal dari peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi penetapan laba atau rugi. PSAK 1 revisi 2009 paragraf 1 menyatakan bahwa: aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. 2. Aktivitas investasi Aktivitas investasi merupakan arus kas yang berasal dari semua aktivitas perusahaan dalam perolehan dan pemeliharaan investasi. Tujuan aktivitas investasi tersebut adalah untuk dapat menjual produk dan menyediakan jasa

27 serta menginvestasikan kelebihan kas perusahaan. PSAK 2 revisi 2009 paragraf 6 menyatakan bahwa: Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. 3. Aktivitas pendanaan Arus kas aktivitas pendanaan merupakan arus kas yang berasal dai semua aktivitas yang berhubungan dengan perolehan pendanaan dan pinjaman dari pihak eksternal kepada perusahaan. Tujuan dari aktivitas pendanaan ini adalah untuk membantu perusahaan menjalankan aktivitas operasi dan aktivitas investasi. Subramanyam (2012:19) mengatakan bahwa aktivitas pendanaan merupakan metode yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang dan membayar kebutuhan tersebut. Perusahaan akan berhati-hati dalam perolehan dan pengelolaan sumber daya yang diperoleh karena hal tersebut termasuk ukuran yang menentukan kesuksesan atau kegagalan perusahaan. 2.1.3.3 Definisi Arus Kas Bebas Menurut Brigham dan Houston (2006:65) Arus kas bebas merupakan arus kas yang benar-benar tersedia untuk di distribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. Oleh karena itu, salah satu cara manajer dalam meningkatkan nilai dari suatu perusahaan adalah dengan meningkatkan aliran kas bebas perusahaan.

28 Dalam prakteknya, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ternyata tidak merefleksikan besarnya dividen tunai yang dapat diterima oleh investor atau pemegang saham. Adakalanya perusahaan beroperasi pada margin positif namun aliran arus kas bebasnya ternyata nol atau negatif. Dan sebaliknya terkadang perusahaan beroperasi pada kerugian tertentu namun ia masih memiliki arus kas yang siap dipakai untuk kegiatan operasionalnya. White et al (2003) dalam Dini (2007:16) mendefinisikan arus kas bebas (free cash flow) sebagai aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Arus kas bebas adalah kas dari aktivitas operasi dikurangi capital expenditure yang dibelanjakan perusahaan untuk memenuhi kapasitas produksi saat ini. Arus kas bebas dapat digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan (growth oriented), pembayaran hutang, dan pembayaran kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Semakin besar arus kas bebas yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan dividen. Arus kas bebas positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas bisnis setelah penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas produktif pada tingkat sekarang. Pertumbuhan dan fleksibilitas keuangan bergantung pada keterbatasan arus kas bebas. Suatu perusahaan yang mempunyai arus kas bebas mampu mendanai pertumbuhan internal, melunasi hutang dan menikmati fleksibilitas keuangan. Sementara perusahaan yang tidak mempunyai arus kas bebas, tidak akan mampu untuk

29 mempertahankan kapasitas produktif saat ini atau membiayai dividen kepada pemegang saham. Terkadang nilai aliran kas bebas dapat bernilai negatif walaupun laba bersih setelah pajak positif sepanjang tahun. Hal ini disebabkan kas perusahaan tersebut digunakan untuk di investasikan pada aset-aset operasional. Hal ini juga mengimplikasikan bahwa perusahaan perlu mengusahakan adanya dana segar baru dari investor maupun dari kreditor dalam bentuk pengeluaran surat obligasi dan saham istimewa. Disatu sisi para pemegang saham akan membantu membiayai pertumbuhan perusahaan walaupun mereka belum menerima dividen pada awal investasinya namun seiring dengan pertumbuhan yang lambat tersebut, aliran kas bebasnya kembali menjadi positif dan perusahaan dapat menggunakan kas bebas yang positif tersebut untuk membayar dividennya. Free cash flow menunjukkan gambaran bagi investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang melakukan pengeluaran modal, free cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan untuk bertahan di masa depan dan mampu mempengaruhi hubungan antara rasio pembayaran dividen dan pengeluaran modal. Free cash flow dinyatakan dalam satuan rupiah dengan skala rasio. Variabel free cash flow dapat dihitung dengan menggunakan rumus menurut Ross et al yang dikutip Uyara dan Tausikal (2003:1991), yaitu:

30 Free cash flow= log (arus kas operasi-pengeluaran modal-modal kerja bersih) Keterangan : Pengeluaran modal = (aktiva tetap akhir periode+pelepasan aktiva tetapaktiva tetap awal periode). Modal kerja bersih = (asset lancar tanggal dan tahun yang sama-utang lancar tanggal dan tahun yang sama). 2.1.3.4 Tujuan Penggunaan Arus Kas Bebas Arus kas bebas dapat dijadikan sebai indikator yang baik untuk kinerja operasi perusahaan. Brigham dan Daves (2004:206) menyatakan ada lima kegunaan arus kas bebas, yaitu: 1) Membayar bunga kepada kreditor 2) Membayar pokok hutang kepada kreditor 3) Membayar dividen kepada pemegang saham 4) Membeli kembali saham dari pemegang saham 5) Membeli surat-surat berharga, dan aset non operasi lainnya. 2.1.4 Dividen Tunai 2.1.4.1 Definisi Dividen Dividen adalah pembagian penghasilan yang dapat berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti yang menyatakan utang persuahaan kepada pemegang saham suatu perusahaan sesuai dengan proporsi saham yang dimiliki oleh pemilik perusahaan. Karena retained earnings (laba ditahan) adalah salah satu bentuk pendanaan internal, maka keputusan mengenai dividen dapat mempengaruhi

31 kebutuhan pendanaan eksternal perusahaan. Dengan demikian, semakin besar dividen kas yang dibayarkan oleh perusahaan, maka semakin besar pula jumlah pendanaan eksternal yang dibutuhkan melalui pinjaman utang atau penjualan saham. Pembayaran dividen berkaitan erat dengan kinerja perusahaan, adapun pengertian dividen menurut Hanafi (2004:361) yaitu kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen juga dikatakan sebagai komponen pendapatan dari return investasi pada saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain yang dibagikan kepada pemegang saham baik dalam bentuk kas maupun saham. 2.1.4.2 Prosedur Pembayaran Dividen Dalam hal pembayaran, dividen tidak dibagikan begitu saja, semua memiliki prosedur pembayaran aktual yang telah ditetapkan, Brigham dan Houston (2011: 227), mengemukan beberapa hal terkait prosedur pembayaran dividen diantaranya adalah sbb: 1) tanggal deklarasi (declaration date), ini terkait dengan tanggal dimana direksi suatu perusahaan mengeluarkan pernyataan yang mendeklarasikan dividen. 2) tanggal pemilik tercatat (holder of record date), jika perusahaan menyusun daftar pemegang saham sebagai pemilik pada tanggal ini, maka pemegang saham tersebut akan menerima dividen.

32 3) tanggal eks dividen (ex-dividend date), tanggal dimana hak atas dividen berjalan tidak lagi dimiliki oleh suatu saham, biasanya dua hari kerja sebelum tanggal pemilik tercatat. 4) pembayaran (payment date), tanggal dimana perusahaan benar-benar mengirimkan cek pembayaran dividen. 2.1.4.3 Kebijakan Dividen Madura (2007: 402) mengemukakan bahwa Kebijakan dividen ( dividen policy ) perusahaan adalah keputusan sehubungan dengan berapa banyak laba perusahaan sebaiknya ditahan (diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan ) atau dibagikan sebagai dividen ke para pemilik. hal ini sejalan dengan pendapat Warsini (2003: 242) yang menyatakan bahwa Kebijakan dividen berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning ) untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali. Keputusan perusahaan untuk membagikan dividen atau menahan laba pada dasarnya berada di tangan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1995. Jika RUPS telah memutuskan membagi dividen maka tanggal keputusan tersebut disebut declaration date. RUPS juga menetapkan date of record yaitu menetapkan bahwa para pemegang saham yang tercantum dalam daftar pemegang saham berhak untuk menerima dividen pada tanggal tertentu (Warsini, 2003: 243). Menurut Riyanto (2008: 269), ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain sebagai berikut: 1. Kebijakan Dividen yang Stabil

33 Kebijakan dividen yang stabil artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. 2. Kebijakan Dividen dengan Penetapan Dividen Payout Ratio yang Konstan Pembayaran dividen merupakan presentase yang tetap dari pendapatan perusahaan. Jarang sekali perusahaan menjalankan kebijakan jenis ini, dimana perusahaan membayarkan dividen dalam bentuk presentase yang kontan terhadap pendpatan perusahaan yang berfluktuasi, maka jumlah dividen yang dibayarkan ikut berfluktuasi. 3. Kebijakan Dividen yang Fleksibel Merupakan penetapan DPR yang besarnya setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan. 2.1.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Ada beberapa faktor yang menentukan kebijakan dividen diantaranya : 1. Peraturan Hukum Undang-undang menetukan bahwa dividen harus dibayarkan dari laba, baik laba tahun berjalan, maupun laba tahun lalu yang ada pada pos laba ditahan di neraca. 2. Posisi Likuiditas Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, laba tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas. Jadi

34 meskipun perusahaan mempunyai catatan mengenai laba, perusahaan mungkin tidak dapat membayar tunai dividen karena posisi likuiditasnya. 3. Kebutuhan Pelunasan Utang Jika perusahaan mengambil utang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, maka perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk melunasi utang tersebut. Sehingga pembayaran hutang tersebut biasanya memerlukan penahanan laba. 4. Pembatasan dalam Perjanjian Utang Perjanjian hutang, khususnya jika merupakan utang jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai. 5. Tingkat Ekspansi Aktiva Posisi perusahaan yang mengalami pertumbuhan akan semakin membutuhkan dana besar untuk membiayai ekspansi aktiva. Apabila kebutuhan dana masa datang. 6. Tingkat Laba Tingkat hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relative untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen kepada pemegang saham atau menggunakannya diperusahaan tersebut. 7. Stabilitas Laba Suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil seringkali dapat memperkirakan berapa besar laba dimasa yang akan datang, perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan laba dengan presentase yang lebih tinggi daripada perusahaan yang labanya berfluktuasi.

35 8. Akses kepasar Modal Suatu perusahaan yang besar dan telah berjalan baik, dan mempunyai catatan profitabilitas dan stabilitas akan mempunyai akses yang mudah ke pasar modal. Sedangkan perusahaan yang baru, kecil dan bersifat coba-coba akan lebih banyak mengandung risiko bagi penanaman modal potensial. Jadi perusahaan yang sudah mapan cendrung untuk memberi tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil atau baru. 9. Kendali Perusahaan Kendali perusahaan dapat dipengaruhi oleh sumber-sumber pembiayaan alternative lain. Sumber pembiayaan yang berasal dari utang memilki risiko naik turunnya laba yang diperoleh perusahaan. Pembiayaan dengan menerbitkan saham baru dapat mengurangi kelompok dominan dalam perusahaan tersebut. Dengan mengetahui konsekuensi penggunaan sumbersumber tersebut, perusahaan sering memilih menggunakan dana internal sebagai sumber pembiayaan investasi. Akibatnya perusahaan akan membayarkan dividen yang rendah. 10. Posisi pemegang saham sebagai pembayar Pajak Suatu perusahaan yang dipegang hanya oleh beberapa pembayar pajak dalam golongan berpendapatan tinggi, cenderung untuk membayar dividen yang rendah. Pemilik memilih untuk menempatkan pendapatan mereka dalam bentuk peningkatan modal daripada dividen, karena akan terkena pajak. 2.1.4.5 Jenis-jenis Dividen Menurut Kieso et al (2002) ada lima jenis dividen suatu perusahaan yaitu:

36 1. Dividen tunai (cash dividend) Jenis pembayaran dividen paling umum yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk uang yang dibayarkan kepada pemegang sahamnya. Oleh karena itu perusahaan harus mengawasi kasnya apakah memungkinkan untuk melakukan cash dividend. 2. Dividen Barang (property dividend) Jenis pembayaran dibayarkan dalam bentuk aset, namun cara pembagian dividen ini jarang digunakan. Pemegang saham akan mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut. 3. Dividen skrip (scrip dividend) Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang. 4. Dividen likuidasi (liquidating dividend) Dividen yang dibagikan berdasarkan perngurangan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan. 5. Dividen saham (stock dividend) Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham sebagai pengganti atau pelengkap dari dividen tunai. Pembayaran dividen saham juga harus di sarankan adanya laba atau surplus yang tersedia, dengan adanya pembayaran dividen saham ini maka jumlah saham yang beredar meningkat, namun pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah posisi likuiditas

37 perusahaan karena yang dibayarkan oleh perusahaan bukan merupakan bagian dari arus kas perusahaan. 2.1.5 Definisi Dividen Tunai Dari berbagai jenis dividen yang ada, dividen tunai adalah jenis yang paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Hal ini dikarenakan pembagian dividen dalam bentuk tunai lebih banyak di inginkan pemegang saham daripada bentuk lain, karena dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian dalam aktivitas investasi pemegang saham. Warren et al (2005:18) mengatakan bahwa ada tiga kondisi yang biasanya harus dipenuhi perusahaan dalam pembagian dividen tunai: a. Laba ditahan yang mencukupi b. Kas yang memadai c. Tindakan formal dewan direksi Jumlah laba yang besar tidak selalu berarti bahwa perusahaan mampu membagikan dividen tunai karena ketersediaan kas juga harus memadai. Dividen tunai berperan penting bagi perusahaan sebagai isyarat mengenai kondisi perusahaan serta prospeknya dalam menghasilkan keuntungan dimasa depan. Seperti yang diungkapkan oleh Sundjaja dan Barlian (2002:380) : Dividen tunai adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang.

38 2.1.5.1Pencatatan Dividen Tunai Pada umumnya pencatatan dividen tunai menurut akuntansi terdiri dari 3 tahap yaitu pada saat pengumuman, pencatatan dan pembayaran. Pada saat pengumuman perusahaan akan mencatat jurnal sebagai berikut : Dr. Saldo Laba xxxx Cr. Utang dividen xxxx Pada saat pencatatatn perusahaan tidak melakukan pencatatan jurnal melainkan hanya memberikan memo kepada pemegang saham agar mengetahui berapa besar dividen yang akan diterimanya. Pada saat pembayaran merupakan saat dimana dividen dibayarkan perusahaan akan mencatat jurnal sebagai berikut Dr. Utang xxxx Cr. Kas xxxxx 2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Dividen Tunai menurut Weston dan Copeland (1997:125) dalam Ferdi (2012:43) suatu perusahaan yang mempunyai laba yang stabil seringkali dapat memperkirakan berapa besar laba di masa yang akan datang. Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan laba dengan presentase lebih tinggi dalam bentuk dividen kepada investornya dibanding perusahaan yang labanya berfluktuasi. Perusahaan yang tidak stabil dengan hasil dari kinerja keuangannya biasanya tidak yakin apakah laba yang diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang dapat dicapai, sehingga perusahaan cenderung untuk menahan sebagian besar laba

39 bersih saat ini. Akibat dari penahanan laba tersebut dividen yang lebih rendah akan lebih mudah dibayar apabila laba menurun di masa yang akan datang. 2.2.2 Pengaruh Arus Kas Bebas Terhadap Dividen Tunai Dalam arus kas operasi terdapat terdapat arus kas operasi yang tidak di manfaatkan untuk kegiatan operasi perusahaan tersebut atau dikenal juga dengan arus kas bebas. White et al (2003) dalam Dini (2007) mendefinisikan arus kas bebas sebagai aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Arus kas bebas adalah kas dari aktivitas operasi dikurangi dikurangi capital expenditure yang dibelanjakan perusahaan untuk memenuhi kapasitas produksi saat ini. Arus kas bebas dapat digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan, pembayaran hutang, dan pembayaran kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Semakin besar arus kas bebas yang tersedia, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan dividen. Sedangkan Ross et al (2000) dalam Dini (2007:16) mendefinisikan arus kas bebas sebagai kas perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Arus kas bebas menunjukan gambaran bagi investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar strategi menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang melakukan pengeluaran modal, arus kas bebas akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan

40 manakah yang masih mempunyai kemampuan di masa depan dan yang tidak (Uyara dan Tausikal, 2003:92). Arus kas bebas dikatakan mempunyai kandungan informasi bila arus kas bebas memberi signal bagi pemegang saham. Dapat dikatakan pula bahwa arus kas bebas yang mempunyai kandungan informasi menunjukan bahwa arus kas bebas mampu mempengaruhin rasio pembayaran dividen. 2.2.3 Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Bebas Terhadap Dividen Tunai Menurut Soemarso (2004:235) laba bersih merupakan selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya-biaya kerugian. Selain itu menurut Belkaoui (2004:279) laba bersih merupakan kelebihan dan kekurangan pendapatan dibandingkan dengan biaya yang telah habis masa berlaku serta keuntungan dan kerugian bagi perusahaan dari penjualan, pertukaran, atau konversi lainnya dari aktiva. Menurut Brigham dan Houston(2006:65) Arus kas bebas merupakan arus kas yang benar benar tersedia untuk di distribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. Oleh karena itu, salah satu cara manajer dalam meningkatkan nilai dari suatu perusahaan adalah dengan meningkatkan aliran kas bebas perusahaan. Arus kas bebas dapat digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan (growth oriented), pembayaran hutang, dan pembayaran kepada pemegang saham dalam

41 bentuk dividen. Semakin besar arus kas bebas yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan dividen. Jumlah laba yang besar tidak selalu berarti bahwa perusahaan mampu membagikan dividen tunai karena ketersediaan kas juga harus memadai. Dividen tunai berperan penting bagi perusahaan sebagai isyarat mengenai kondisi perusahaan serta prospeknya dalam menghasilkan keuntungan dimasa depan. Seperti yang diungkapkan oleh Sundjaja dan Barlian (2002:380) : Dari berbagai jenis dividen yang ada, dividen tunai adalah jenis yang paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Hal ini dikarenakan pembagian dividen dalam bentuk tunai lebih banyak di inginkan pemegang saham daripada bentuk lain, karena dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian dalam aktivitas investasi pemegang saham.dividen tunai merupakan sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang.

42 Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Laporan Keuangan Dalam PSAK 1 revisi 2009 paragraf 7 disebutkan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan laba rugi komprehensif menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang di akui dalam satu periode berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (mantching concept). Konsep ini diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan sumber kas dan penggunaan kas yang masuk atau keluar dalam suatu bisnis. Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. Laba Bersih (X 1 ) Soemarso (2004:235) menyatakan bahwa laba bersih merupakan selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya-biaya kerugian. Arus Kas Bebas(X 2 ) Menurut Brigham dan Houston (2006:65) Arus kas bebas merupakan arus kas yang benar benar tersedia untuk di distribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produkproduk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. Dividen Tunai (Y) Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:380) Dividen tunai adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang.

43 2.2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang dilakukan berhubungan dengan topik pengaruh laba bersih dan arus kas bebas terhadap dividen tunai, antara lain: 1. Dini (2007), meneliti tentang pengaruh free cash flow terhadap dividen payout ratio. Objek penelitian difokuskan pada seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2000-2002. Hasil penelitian menunjukan bahwa free cash flow berpengaruh secara signifikan terhadap dividen payout ratio, dan dapat di tarik kesimpulan bahwa free cash flow dapat dijadikan salah satu indikator dalam penetapan kebijakan dividen dalam suatu perusahaan. Adapun perbedaannya yaitu penelitian sekarang menambah variabel independen menjadi dua yaitu laba bersih dan arus kas bebas, serta variabel dependennya dividen tunai, perbedaan lainnya yaitu penelitian sekarang menggunakan laporan keuangan perusahaan dari Bursa Efek Indonesia dengan jenis perusahaan manufaktur consumer goods pada periode 2009-2011. 2. Surya (2010), meneliti tentang pengaruh laba, arus kas operasi dan arus kas bebas terhadap dividen kas. Sampel penelitiannya adalah 109 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2001-2005. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara laba bersih dan dividen kas begitu pula dengan arus kas operasi sedangkan untuk arus kas bebas tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas dan secara simultan terdapat hubungan yang positif antara laba bersih dan arus kas bebas terhadap dividen kas pada perusahaan

44 manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2001-2005. Perbedaannya terletak pada periode yang digunakan yaitu penelitian ini mengambil periode 2009-2011 dengan kriteria sampel yang berbeda. 3. Metha (2011), meneliti tentang pengaruh aliran kas bebas dan keputusan pendanaan terhadap nilai pemegang saham dengan set kesempatan Investasi dan dividen sebagai variabel moderasi. Sampel penelitian ini adalah 23 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2005-2009. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa aliran kas bebas berpengaruh negatif terhadap nilai pemegang saham, keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham, set kesempatan investasi dapat memoderasi pengaruh positif aliran kas bebas terhadap nilai pemegang saham, dividen dapat memoderasi pengaruh positif aliran kas bebas terhadap nilai pemegang saham, set kesempatan investasi dapat memoderasi pengaruh positif keputusan pendanaan terhadap nilai pemegang saham, dividen bukan merupakan variabel pemoderasi yang dapat menginteraksi hubungan antara keputusan pendanaan dengan nilai pemegang saham. Perbedaannya terdapat pada variabel independen dimana peneliti sekarang hanya menggunakan laba bersih dan arus kas bebas serta periode yang digunakan yaitu pada tahun 2009-2011. 4. Ferdi (2012), meneliti pengaruh laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas. Sampel yang digunakan yaitu 15 perusahaan manufaktur consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan

45 bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif signifikan antara laba bersih terhadap dividen kas. Begitu pula untuk arus kas operasi dimana hasilnya terdapat pengaruh yang positif signifikan terhadap dividen kas. Selanjutnya secara simultan, laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas sebesar 88,6% ini artinya bahwa pembagian dividen kas dipengaruhi sebesar 88,6% oleh laba bersih dan arus kas operasi, sedangkan sisanya 11,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Perbedaannya terdapat pada variabel independen yaitu penelitian sekarang menggunakan arus kas bebas sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan arus kas operasi, serta periode yang di digunakan yaitu pada tahun 2009-2011. 5. Widya (2013), meneliti pengaruh arus kas operasi, investasi dan pendanaan serta laba bersih terhadap return saham. Sampel yang digunakan yaitu 119 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan perubahan laba terhadap return. Hasil uji t masing-masing variabel bebas arus kas dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan perubahan laba berpengaruh terhadap return saham (return) dengan nilai sig < 0,05. Perbedaannya yaitu penelitian sekarang menggunakan variabel independen mengenai laba bersih dan arus kas bebas dan variabel dependen mengenai dividen tunai, selain itu objek penelitian sekarang merupakan perusahaan manufaktur consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

46 Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti Dini (2007) Judul Variabel Objek Indikator Hasil Pengaruh free cash flow X 1: free cash Objek Free cash Hasil penelitian menunjukan terhadap dividen payout flow, Y: penelitian flow, bahwa free cash flow ratio. dividen payout difokuskan dividen, berpengaruh secara ratio. pada seluruh dividen signifikan terhadap dividen perusahaan payot payout ratio, dan dapat yang listing ratio. ditarik kesimpulan bahwa di Bursa free cash flow dapat Efek dijadikan salah satu Indonesia indikator dalam penetapan pada periode kebijakan dividen dalam 2000-2002. suatu perusahaan. Surya (2010) Pengaruh laba, arus kas operasi dan arus kas bebas terhadap dividen X 1 : laba bersih, X 2: arus kas 109 perusahaan manufaktur Laba, arus kas operasi dan arus Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial terdapat pengaruh kas operasi yang kas bebas yang signifikan antara laba X 3: arus kas terdaftar di dan dan dividen kas begitupula bebas, Y: Bursa Efek dividen dengan arus kas operasi dan dividen kas Indonesia kas dividen kas, sedangkan arus periode kas bebas terhadap dividen (2001-2005). kas tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Sedangkan secara simultan laba bersih dan arus kas bebas memiliki pengaruh yan signifikan. Metha (2011) Pengaruh aliran kas bebas dan keputusan pendanaan terhadap nilai X 1 : aliran kas bebas, X 2 :keputusan 23 perusahaan manufaktur Aliran kas bebas, keputusan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aliran kas bebas berpengaruh pemegang saham dengan pendanaan,y: yang pendanaan, negatif terhadap nilai set kesempatan investasi nilai terdaftar di set pemegang saham, keputusan dan dividen sebagai pemegang Bursa Efek kesempata pendanaan tidak variabel moderasi. saham indonesia n investasi, berpengaruh signifikan (BEI) dividen terhadap nilai pemegang

47 periode nilai saham, set kesempatan 2005-2009. pemegang investasi dapat memoderasi saham. pengaruh positif aliran kas bebas terhadap nilai pemegang saham, dividen dapat memoderasi pengaruh positif aliran kas bebas. Ferdi (2013) Pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas X 1 : laba bersih, X 2 arus kas operasi, 15 perusahaan manufaktur Laba bersih, arus kas Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara laba Y: dividen kas consumer operasi, bersih terhadap dividen kas. goods yang dan Begitu pula untuk arus kas terdaftar di dividen operasi dimana hasilnya Bursa Efek kas. terdapat pengaruh yang Indonesia positif signifikan terhadap pada periode dividen kas. 2008-2010. Widya (2013) Pengaruh arus kas operasi, arus kas investasi dan pendanaan X 1 : arus kas operasi, X 2 : arus kas 119 perusahaan manufaktur Arus kas, aktivitas operasi, Hasil dari penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan serta laba bersih terhadap investasi, X 3 : yang aktivitas antara arus kas dari aktivitas return saham. arus kas terdaftar di investasi, operasi, investasi, pendanaan, Bursa Efek aktivitas pendanaan, dan perubahan X 4 : laba Indonesia pendanaan, laba terhadap return saham. bersih, Y: (BEI) laba return saham. periode bersih, 2008-2010. return saham.