UPAYA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MENGATASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KOTA DENPASAR

PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG

PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR OLEH :

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

BAB I PENDAHULUAN. Penataan Ruang sebagai suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring majunya perkembangan jaman, seiring itu pula perkembangan terjadi di

PENGENDALIAN TATA RUANG DALAM PEMBANGUNAN DAN PERENCANAAN TATA KOTA Oleh :

Pengendalian pemanfaatan ruang

URGENSI KEBERADAAN PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH PERKOTAAN

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

Peran Pemerintah dalam Perlindungan Penataan Ruang

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG MELALUI INSTRUMEN INSENTIF DAN DISINSENTIF PADA KAWASAN PARIWISATA PESISIR DI PANTAI AMAHAMI DAN NI U

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

PENGAWASAN PELANGGARAN BANGUNAN-BANGUNAN DI KOTA DENPASAR

fungsi jalan, harga lahan, pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk dan ketersediaan sarana prasarana. C uste s r te I Cluster II

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

Oleh Ni Nyoman Ismayani I Ketut Westra Anak Agung Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

5.1 Kondisi dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

KEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

W A L I K O T A P A D A N G PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I P E N D A H U L U A N

SKRIPSI OLEH : I GUSTI NGURAH AGUNG DARMASUARA NIM

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2004 TENTANG

Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan. Skala peta = 1: Jangka waktu perencanaan = 20 tahun

TATA RUANG KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTR Kawasan) Skala peta = 1: atau lebih Jangka waktu perencanaan = 20 tahun

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 27 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI LINGKUNGAN JURING LENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Permukiman Kumuh

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2005 BERKAITAN DENGAN PEMINDAHAN KENDARAAN BERMOTOR

Oleh Putu Gede Kharisma Winanda Putra I Gusti Ngurah Parwata Program Kekhususan Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

FORMAT I PROFIL SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. I. Aspek Kebijakan Kota/Kabupaten. Berdasarkan Pola Dasar Pembangunan Kota/Kab :

PENERTIBAN PENEBANGAN POHON PERINDANG SECARA LIAR DI KOTA DENPASAR

DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN TEMA ARSITEKTUR TROPIS

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PEDOMAN REVITALISASI KAWASAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 18/PRT/M/2011

UPAYA HUKUM PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH PERTANIAN DI DAERAH BADUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MODEL KUALITAS LINGKUNGAN PERUMAHAN UNTUK PEREMAJAAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH PADA SATUAN RUMAH SUSUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2.4 Kerangka Teori dan Pertanyaan Penelitian... 47

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PEMIDANAAN ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA MENGEKSPLOITASI EKONOMI ATAU SEKSUAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi ini tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dan penarik untuk mengadu nasib

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

Peran Dinas Tata Kota Bandar Lampung Dalam Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang. Ati Yuniati. Abstrak

perbaikan pola hidup diagnosa treatment

Evaluasi terhadap Program Pengembangan Kawasan Siap Bangun (KASIBA) Studi Kasus: Kabupaten Malang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

PENGATURAN PENGKAPLINGAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KABUPATEN TABANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA RUMAH SUSUN PEKUNDEN KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, di mana di

ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

& REVITALISASI CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

UPAYA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MENGATASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA DENPASAR oleh A.A Ngurah Putra Prabawa Marwanto Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRAK Lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kota Denpasar timbul akibat adanya kemiskinan dan munculnya arus urbanisasi. Pemerintah Kota Denpasar berupaya untuk mengatasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh yang lokasinya tidak memenuhi persyaratan hunian baik secara teknis maupun non teknis. Permasalahan yang timbul adalah apa yang menjadi dasar pertimbangan Pemerintah Kota Denpasar terhadap penetapan lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh dan upaya apa yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar dalam mengatasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kota Denpasar. Kesimpulan yang didapat dalam pembahasan permasalahan ini adalah Pemerintah Kota Denpasar menetapkan lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh, Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar dan berdasarkan tingkat kekumuhan serta tingkatan jumlah permukiman kumuh. Dalam mengatasi lingkungan perumahan permukiman kumuh dengan membuat program pengendalian berupa Rencana Detail Tata Ruang, Peraturan Zonasi dan Mekanisme Insentif dan Disinsentif. Membahas permasalahan ini digunakan metode penelitian hukum empiris dengan sifat penelitian deskriptif. Kata kunci : Pemerintahan, Tata Ruang, Lingkungan, Permukiman Kumuh ABSTRACT Residential neighborhoods and slums in the city of Denpasar arise as a result of poverty and urbanization. Denpasar city Government seeks to address the housing and slum neighborhood whose location does not meet the occupancy requirements of both technical and non-technical. The problem that arises is what is the basis for consideration of Denpasar Government against the stipulation of a residential neighborhood and the location of slums and what efforts were made by the Government in addressing Denpasar residential neighborhoods and slums in the city of Denpasar. The conclusion in the discussion of this issue is the Denpasar Government established the location of residential neighborhoods and slums under Law No. 1 of 2011 on Housing and Settlement Zone, Act No. 4 of 1992 on Housing and Slum Areas, Local Regulation of Denpasar No. 27 Year 2011 on Spatial Planning of Denpasar and based on the level squalor and slums count levels. In addressing slum housing environment by creating as control program Detail Spatial Plan, Zoning Regulations and Incentives and Disincentives mechanism. Discussing this the issue of empirical legal research methods used to study the nature of descriptive. Keywords: Governance, Spatial, Environmental, Slum 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah pembangunan daerah di kota adalah munculnya arus urbanisasi yang semakin deras karena ketimpangan laju pembangunan di kota dan di desa. 1 Hal ini ditunjukan dengan kondisi sosial demografis di kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi lingkungan yang tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta minimnya fasilitas pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya. Permukiman kumuh secara sosiologis adalah suatu permukiman yang tidak layak huni karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis. Suatu permukiman kumuh dapat dikatakan sebagai pengejaan dari kemiskinan, karena pada umumnya di permukiman kumuhlah masyarakat miskin tinggal dan banyak kita jumpai di kawasan perkotaan. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dasar pertimbangan Pemerintah Kota Denpasar terhadap penetapan lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh Kota Denpasar juga untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kota denpasar. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian secara hukum empiris. Penelitian ini melakukan penelitian di Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar dengan mencari kasus yang ada dan menganalisanya. Analisis terhadap ada tidaknya hubungan antar suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. 2 Secara umum dan data yang telah diperoleh termasuk pula didalamnya penelitian ilmu hukum, yang dimana penelitian ini lebih mengarah kepada penelitian deskriptif. 1 Pemerintah kota Denpasar, 2007, Lingkungan Kumuh Kota Denpasar dan Profil Kota Denpasar, Studi kasus : Administrasi Kependudukan Lingkungan, Denpasar, Tanggal 24 April, hal. 2. 2 Soetriano Hadi, 2000, Metodologi Research, UGM, hal. 49 2

2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Dasar Pertimbangan Pemerintah Kota Denpasar Menetapkan Lokasi Kawasan Perumahan Dan Permukiman Kumuh Pemerintah Kota Denpasar menetapkan lokasi kawasan perumahan dan permukiman kumuh berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman kumuh dalam Pasal 98 ayat (1) ditentukan : Penetapan lokasi kawasan perumahan dan permukiman kumuh wajib memenuhi persyaratan : a. Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah Kabupaten/kota. b. Kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan. c. Kondisi dan kualitas prasarana, sarana dan fasilitas umum yang memenuhi persyaratan dan tidak membahayakan penghuni. d. Tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan. e. Kualitas bangunan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Pemerintah Kota Denpasar menetapkan lokasi kawasan perumahan dan permukiman kumuh menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 kawasan perumahan dan permukiman dalam Pasal 1 ayat (4) dan (5) dalam Undang-Undang tersebut ditentukan satuan lingkungan permukiman merupakan kawasan perumahan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang tertentu, yang dilengkapi dengan sistem prasarana, sarana lingkungan dan tempat kerja terbatas dan dengan penataan ruang yang terencana dan teratur sehingga memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal. Dalam Pasal 44 ayat (4) Peraturan Daerah No. 27 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Denpasar disebutkan : a. Revitalisasi (peremajaan) kawasan perumahan kumuh (slums) dan kawasankawasan dengan lingkungn yang tidak teratur di seluruh wilayah Kota. b. Penertiban lingkungan perumahan liar (squatter) di seluruh wilayah kota. c. Penataan dan peningkatan kualitas lingkungan perumahan pada kawasan yang tidak terjangkau jaringan jalan kendaraan roda empat. d. Integrasi kawasan perumahan milik Pemerintah dengan lingkungan sekitarnya di seluruh wilayah Kota. 3

e. Perlindungan kawasan perumahan dan permukiman khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, mencangkup pengaturan lingkungan perumahan atau bangunan khusus yang mempunyai nilai historis dan nilai budaya pada kawasan heritage dan pusat-pusat permukiman tradisional. Pada tingkat kekumuhan ada 5 indikator yang menentukan tingkat kekumuhannya 3 adalah lokasi, kependudukan, infrastruktur bangunan, sarana dan prasarana dasar dan segi sosial ekonomi sedangkan menurut tingkatan jumlah permukiman kumuh ada dua faktor yakni, faktor ekonomi dan faktor bencana. 2.2.2 Upaya Pemerintah Kota Denpasar dalam mengatasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kota Denpasar. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar dalam mengatasi lingkungan Perumahan dan Permukiman kumuh di Kota Denpasar adalah mengeluarkan Surat Keputusan Walikota No. 188.45/509/HK/2012 tentang Lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kora Denpasar. Dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 2011 disebutkan dengan membuat pengaturan alokasi lahan dengan mempertimbangkan aspek kegiatan masyarakat seperti, intensitas, produktivitas, pertumbuhan dan aspek ketersediaan lahan (sifat, fisik, lokasi, luas). Rencana tata ruang merupakan bentuk rencana yang telah mempertimbangkan berbagai sektor kegiatan masyarakat dalam mengalokasikan lahan atau ruang beserta sumber daya yang terkandung didalamnya. Terkait dengan pertimbangan diatas Pemerintah Kota Denpasar membuat program pengendalian yakni : 4 a. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sebagai dokumen operasionalisasi rencana tata ruang wilayah yang langsung bisa diterapkan sehingga rencana dan skala petanya bisa memadai. b. Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) Peraturan zonasi merupakan dokumen yang berisi ketentuan yang harus diterapkan pada setiap zona yang diperuntukan sebagai permukiman. c. Mekanisme Insentif-Disinsentif 3 Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar, 2007, Perencanaan Program Penanganan Lingkungan Kumuh, Denpasar, hal. 13. 4 Ibid, hal. 14. 4

Mekanisme Insentif merupakan pendorong pemanfaatan ruang agar sesuai dengan rencana tata ruang, mekanisme disinsentif merupakan untuk mencegah pemanfaatan ruang yang menyimpang dari ketentuan rencana tata ruang. III. KESIMPULAN Dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1. Dasar pertimbangan menetapkan lokasi perumahan dan permukiman kumuh berdasarkan tingkat kekumuhannya, tingkat jumlah permukiman kumuh, masalah kesehatan masyarakat dan berdasarkan UU. No. 1 Tahun 2011, UU. No. 4 Tahun 1992, Perda No. 27 Tahun 2011. 2. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar dalam mengatasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh adalah membuat pengendalian rencana detail tata ruang, peraturan zonasi, mekanisme insentif-disinsentif. DAFTAR PUSTAKA 1. Literatur Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar, 2007, Perencanaan Program Penanganan Lingkungan Kumuh, Denpasar. Pemerintah kota Denpasar, 2007, Lingkungan Kumuh Kota Denpasar dan Profil Kota Denpasar, Studi kasus : Administrasi Kependudukan Lingkungan, Denpasar. Soetriano Hadi, 2000, Metodologi Research, UGM. 2. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang kawasan perumahan dan permukiman. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman kumuh. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar. 5