BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

I. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN I Surabaya Kec. Kedaton

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Arikunto (2006: 58) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Menurut Arikunto (2006: 73) prosedur yang digunakan berbentuk siklus. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapainya tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran matematika. Berikui ini penjelasan mengenai siklus dari penelitian tindakan kelas: Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Permasalahan Siklus I Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan Tindakan I Refleksi I Perencanaan tindakan II Pelaksanaan Tindakan I Pengamatan/ pengumpulan data I Pelaksanaan Tindakan II Siklus II Refleksi II Pengamatan/ pengumpulan data II (Arikunto, 2006: 74. Penelitian Tindakan Kelas)

25 Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, yaitu : siklus 1 dan siklus 2 yang dalam tiap siklusnya terdiri dari 4 langkah, yaitu: 1. Perencanaan ( planning) adalah merencanakan program tindakan pembelajaran. 2. Tindakan ( acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya peningkatan hasil pada pelajaran matematika. 3. Pengamatan ( observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi ( reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya. B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SD Karunia Imanuel, Bandar Lampung. Jumlah siswa kelas IV sendiri sebanyak 18 orang siswa, 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. 2. Lokasi Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil lokasi di kelas IV SD Karunia Imanuel yang berada di Jalan H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung. 3. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, dimulai dari pengajuan judul sampai selesai.

26 C. Teknik Pengumpulan Data Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Pengumpulan data sendiri dilakukan selama penelitian tindakan kelas. 1. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam materi yang diajarkan. Tes sendiri dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus 1 dan siklus 2 melalui tes hasil belajar/pemberian soalsoal. Soal tes tersebut dibuat berdasarkan materi yang telah dipelajari. 2. Teknik Non Tes Teknik non tes dilakukan melalui observasi dan pemberian angket pertanyaan kepada siswa. a) Lembar observasi siswa dan guru, observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dan lembar aktivitas belajar siswa. Observasi pengamatan kinerja siswa dan guru, dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran, (Fathoni, 2006: 104). Untuk lebih memudahkan dan mengefektifkan pelaksanaan observasi, peneliti mengamati keadaan siswa dan aktivitas guru dengan memberikan tanda checklist ( ) pada lembar observasi yang telah disediakan.

27 b) Angket siswa, angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum (Fathoni, 2006: 111). Pemberian angket akan dilaksanakan setelah siklus II. D. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar, lembar observasi, dan angket. 1. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa untuk materi yang telah dipelajarai menggunakan metode latihan dengan media realia. 2. Lembar observasi, instrumen ini dirancang peneliti untuk berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar siswa dan data kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Angket, instrumen ini juga dirancang oleh peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pendapat umum tentang penggunaan metode latihan dengan media realia dalam pembelajaran matematika. E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik ini berguna untuk mengungkapkan

28 kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi serta cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya. Ini adalah upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. 1. Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung nilai individu siswa dan rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus : a. Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individu: S = R N 100 Keterangan: S R N = Nilai yang diharapkan = Jumlah skor/item yang dijawab benar = Skor maksimum dari tes 100 = bilangan tetap (Sumber: adaptasi dari Purwanto, 2009: 112) b. Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa: x = Keterangan : N = nilai rata-rata kelas = total nilai yang diperoleh siswa = jumlah siswa (Herrhyanto, dkk, 2009:4.2)

29 c. menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: = 100% Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran (Aqib,dkk, 2009: 41). Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %, adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%) Tingkat keberhasilan (%) Arti >80 Sangat tinggi 60-79 Tinggi 40-59 Sedang 20-39 Rendah < 20 Sangat rendah (Sumber: Aqib, dkk, 2009: 41) 2. Kualitatif Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi. Data aktivitas siswa diperoleh dari perilaku yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Untuk menghitung nilai kinerja guru dan aktivitas siswa diperoleh dengan rumus:

30 = 100 Keterangan: NP R SM = Nilai persen yang dicari atau diharapkan = Skor mentah yang diperoleh = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap Adaptasi dari Purwanto (2009: 102) Adapun untuk mengetahui tingkat keberhasilan aktivitas siswa dan guru dalam %, digunakan lima kategori sebagai berikut: Tabel 2. Kategori Tingkat Keberhasilan Aktivitas dalam Persen (%) Tingkat keberhasilan (%) Arti >80 Sangat aktif 70-79 Aktif 60-69 Cukup aktif 50-59 Kurang aktif < 49 Sangat kurang aktif (sumber: modifikasi Aqib dkk, 2009: 41) F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode latihan dengan media realia, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

31 1) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan. Materi yang digunakan adalah Mengenal macam-macam bangun ruang. 2) Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran menggunakan metode latihan dengan media realia. 3) Menyiapkan perangkat pembelajaran (pemetaan, silabus, penyusunan RPP, bahan ajar, LKS, dan media pembelajaran). 4) Menyiapkan media sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 5) Menyiapkan instrumen tes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta skor. b. Tahap Pelaksanaan 1) Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan ini: a) Guru mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. c) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang materi Mengenal macam-macam bangun ruang dengan melakukan pre-test.

32 2) Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini: a) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang hendak dilaksanakan, Mengenal macam-macam bangun ruang menggunakan metode latihan dengan media realia. b) Guru menjelaskan materi tentang macam-macam bangun ruang (kubus, balok, limas, kerucut, tabung, dan bola) menggunakan media yang telah tersedia seperti kotak kapur, kotak nasi, botol minum, penghapus papan tulis, rubrik dan bola. c) Siswa mengamati media yang telah disediakan seperti kotak kapur, kotak nasi, botol minum, penghapus papan tulis, rubrik, bola dan benda-benda lainnya yang ada di kelas mereka untuk lebih memahami tentang materi macam-macam bangun ruang yang sedang dipelajari. d) Siswa dengan bantuan guru berlatih menggambar macammacam bentuk bangun ruang. e) Guru memberikan soal-soal latihan sesuai materi yang sedang dipelajari untuk membantu pemahaman siswa. f) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawaban. g) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya jika masih ada materi yang belum dimengerti.

33 h) Guru memberikan post test untuk mendapatkan nilai akhir dan mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. i) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk lebih baik lagi. 3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan ini: a) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. b) Memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa. c) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. c. Tahap Observasi Peneliti mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa serta kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan cara memberikan tanda checklist ( ) pada lembar observasi. d. Tahap Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa serta kinerja guru selama proses pembelajaran untuk dijadikan acuan dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

34 disiklus selanjutnya. Tahap refleksi ini digunakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1. 2. Siklus II Siklus II ini dilakukan setelah melakukan refleksi pada siklus I. Siklus II juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus I, yaitu sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran matematika menggunakan metode latihan dengan media realia, dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan, adapun materi yang akan diajarkan adalah Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana (kubus dan balok). 2) Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran menggunakan metode latihan dengan media realia. 3) Menyiapkan perangkat pembelajaran (pemetaan, silabus, penyusunan RPP, bahan ajar, LKS, dan media pembelajaran). 4) Menyiapkan media sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 5) Menyiapkan instrumen tes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta skor.

35 b. Tahap Pelaksanaan 1) Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan ini: a) Guru mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. c) Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Tujuan kegiatan apersepsi ini adalah untuk mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari. d) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang materi Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana (kubus dan balok) dengan menggunakan pre-test. 2) Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini: a) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang hendak dilaksanakan, yaitu Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana (kubus dan balok) menggunakan metode latihan dengan media realia. b) Guru menjelaskan secara singkat materi Menentukan sifatsifat bangun ruang sederhana (kubus dan balok) menggunakan media yang telah disediakan (bangun ruang kubus dan balok yang terbuat dari kertas karton, kotak pensil, rubrik, penghapus, kotak kapur).

36 c) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. d) Guru membagikan LKS berupa soal-soal latihan dan media kepada setiap kelompok. e) Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS yang sudah dibagikan dengan mengamati media yang telah diberikan. f) Guru meminta perwakilan dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. g) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin memberikan masukan atau pendapat mengenai hasil pekerjaan dari kelompok yang maju membacakan di depan kelas. h) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya jika masih ada materi yang belum dimengerti. i) Guru memberikan post test untuk mendapatkan nilai akhir dan mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. j) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk lebih baik lagi. 3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan ini: a) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. b) Memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa. c) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

37 c. Tahap Observasi Observer mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktivan dan keantusiasan siswa serta kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan cara memberikan tanda checklist ( ) pada lembar observasi. d. Tahap Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa serta kinerja guru selama proses pembelajaran untuk dijadikan acuan dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran disiklus selanjutnya. Tahap refleksi ini digunakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dan siklus II. G. Indikator Keberhasilan Tindakan Penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode latihan dengan media realia berhasil jika: 1. Persentase aktivitas siswa mencapai kualifikasi aktif dengan nilai aktivitas mencapai 70%. 2. Nilai rata-rata kelas yang dicapai 75% 3. Ketuntasan siswa berdasarkan KKM 70% dari jumlah siswa.