TEKNIK PEMBUATAN DAN SIFAT BRIKET ARANG DARI TEMPURUNG DAN KAYU TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

dokumen-dokumen yang mirip
BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU, BAMBU, SABUT KELAPA DAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

ABSTRAK. J. Penelt. Has. Hut , Vol...No. Halm.. ABSTRACT

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

III. METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK BRIKET ARANG DARI SLUDGE DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA

PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG SAWIT DENGAN PERLAKUAN WAKTU PENGARANGAN DAN KONSENTRASI PEREKAT

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNTUK BAHAN BAKU BRIKET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT

KUALITAS ARANG BRIKET BERDASARKAN PERSENTASE ARANG BATANG KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) DAN ARANG KAYU LABAN (VITEX PUBESCENS VAHL)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Yenni Ruslinda, Fitratul Husna, Arum Nabila

PENGARUH PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

PENGARUH PERBANDINGAN MASSA ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET SKRIPSI

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

UJI VARIASI KOMPOSISI BAHAN PEMBUAT BRIKET KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PERTANIAN

ISSN : KUALITAS BRIKET ARANG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF BERBAHAN BAKU LIMBAH TONGKOL JAGUNG DAN BAMBU ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI CAMPURAN BATANG POHON JAGUNG DAN PEREKAT TETES TEBU DALAM PEMBUATAN BRIKET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

Berapa Total Produksi Sampah di ITS..??

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

Oleh/By: Djeni Hendra ABSTRACT. This topic pertains to the experiment results of activated charcoal manufacture

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)

(Maryati Doloksaribu)

Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif

BAB III METODE PENELITIAN A.

LAMPIRAN I DATA ANALISIS. Tabel 7. Data Hasil Cangkang Biji Karet Setelah Dikarbonisasi

PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG DAN LIMBAH TEH SEBAGAI BAHAN BRIKET

PEMANFAATAN LIMBAH GERGAJIAN BATANG KELAPA (Cocos nucifera L.) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ARANG

ANALISA PROKSIMAT DAN NILAI KALOR PADA BRIKET BIOARANG LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU ABSTRAK ABSTRACT

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

KARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN GETAH RUMBIA SEBAGAI PEREKAT PADA PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA

PEMBUATAN BRIKET DARI SEKAM PADI DENGAN KOMBINASI BATUBARA

PENGARUH VARIASI BAHAN PEREKAT TERHADAP LAJU PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA VARIASI KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET SKRIPSI

Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Oleh Emilia Usman

KUALITAS BIOPELET DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT PADA BERBAGAI UKURAN SERBUK DAN JENIS PEREKAT

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH KEBUN ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN JANGGEL JAGUNG DAN LIMBAH BAMBU DENGAN PEREKAT TETES TEBU

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

LAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN BAHAN BAKU DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA

The effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes

METODOLOGI PENELITIAN

VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA PADA PEMBUATAN BIOBRIKET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

SIFAT FISIK DAN KIMIA WOOD PELLET DARI LIMBAH INDUSTRI PERKAYUAN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

PENENTUAN KADAR AIR HILANG DAN VOLATILE MATTER PADA BIO-BRIKET DARI CAMPURAN ARANG SEKAM PADI DAN BATOK KELAPA

SIFAT-SIFAT PENYALAAN BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJIAN KAYU DENGAN COCO DUST SEBAGAI PEMANTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS

EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA

PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH KELAPA SAWIT (SLUDGE) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOBRIKET ARANG SKRIPSI

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

Daun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif

BAB III. HIPOTESIS DAN RANCANGAN PENELITIAN A. Hipotesis B. Rancangan Penelitian... 28

PENGARUH VARIASI JUMLAH CAMPURAN PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

UJI POTENSI PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI LADEK SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENELITIAN BERBAGAI JENIS KAYU LIMBAH PENGOLAHAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN BAKU BRIKET ARANG

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN ENCENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA DENGAN PEREKAT TETES TEBU

Transkripsi:

TEKNIK PEMBUATAN DAN SIFAT BRIKET ARANG DARI TEMPURUNG DAN KAYU TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) (Technical Process and Characteristics of Charcoal Briquette from Jatropha Curcas (Jatropha curcas L) Shell and Wood) Oleh/By: R. Sudradjat, D. Setiawan dan H. Roliadi ABSTRACT The aim of this research is to study the use of Jatropha curcas plant wastes in the form of seed shell and wood for making charcoal briquette, to increase economic feasibility of biodiesel manufacturing from jatropha curcas oil. Treatments used were 00, 400, and 00 kg/cm of compression, composition of raw materials were mixture with coconut shell of 0%, 5%, 50%,75% and 00%. The results showed that char-briquette that was made from jatro-shell (00%) showed higher value in density and compression strength, but lower in moisture, fixed carbon, calorific value from those of char-briquette from jatro-wood (00%). On the other hand, char-briquette from jatro-wood was higher in moisture, fixed carbon and calorific value, but lower in density and compression strength. Mixture of those materials with coco-shell could increasing of fixed carbon and calorific value char-briquette from jatro-shell, and also increase density and compression strength of char-briquette from jatro-wood. Some physico-chemical properties has been met the Japan Standard i.e: compression strengtrh, moisture, volatile matter, fixed carbon (except char-briquette from jatro-shell of B 00/0). Density, ash content and calorific values were beyond the Japan Standard. Keywords : Jatropha shell, jatropha wood, charcoal briquette,calorific value.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemanfaatan limbah dari tanaman jarak pagar berupa tempurung biji dan kayu untuk briket arang, yaitu dalam rangka meningkatkan kelayakan ekonomi pengusahaan minyak jarak pagar untuk biodisel. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian tekanan 00, 400 dan 00 kg/cm, serta komposisi campuran bahan baku (tempurung biji dan kayu jarak pagar) dengan tempurung kelapa 0%, 5%, 50%, 75% dan 00%. Hasil penelitian menunjukkan, briket yang dibuat dari tempurung biji jarak pagar (00%) lebih tinggi di dalam kerapatan dan keteguhan tekan, tetapi lebih rendah di dalam kadar air, karbon terikat dan nilai kalor dari briket dari kayu jarak (00%). Briket kayu jarak pagar (00%) sebaliknya lebih tinggi dalam kadar air, karbon terikat dan nilai kalor, tetapi lebih rendah dalam kerapatan dan keteguhan tekan dari briket tempurung biji jarak pagar. Pencampuran dengan tempurung kelapa dapat meningkatkan karbon terikat dan nilai kalor briket dari tempurung biji jarak, serta meningkatkan kerapatan dan keteguhan tekan briket dari kayu jarak pagar. Beberapa sifat fisiko-kimia briket arang telah memenuhi Standar Jepang yaitu: keteguhan tekan, kadar air, zat terbang, karbon terikat (kecuali briket arang dari tempurung biji jarak B 00/0). Sifat yang tidak memenuhi standar adalah: kerapatan, kadar abu dan nilai kalor (kecuali briket arang dari kayu jarak B 50/50). Kata kunci : Tempurung biji jarak, kayu jarak pagar, briket arang, nilai kalor.

I. PENDAHULUAN Cadangan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara yang selama ini merupakan sumber utama energi jumlahnya semakin menipis (Indarti, 00). Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kelangkaan bahan bakar dimasa yang akan datang. Menurut Abdullah (00), Indonesia dalam waktu 0 0 tahun ke depan akan menjadi menjadi negara pengimpor minyak bersih (Net Oil Importing Country) jika kondisi ini tetap dibiarkan dan belum ada upaya-upaya yang signifikan. Demikian pula harga minyak bumi pada tahun 005 tercatat memiliki rekor tertinggi dalam sejarah harga minyak dunia yaitu US$ 70. Situasi ini memacu para peneliti untuk mencari sumber energi alternatif lain yang dapat dipulihkan dan secara potensial dapat dikembangkan di Indonesia, di antaranya adalah minyak dari biji tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L). Lubis dan Sugiyono (99), menyatakan bahwa sektor energi memeiliki peran yang sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan proses pembangunan nasional. Sudradjat et al. (004), telah berhasil mengetahui cara proses dan karakteristik minyak (curcas oil) dan biodisel dari minyak jarak pagar. Dalam rangka mengantisipasi kemungkinan pengembangan tanaman ini secara luas di Indonesia sebagai bahan energi alternatif, maka perlu diketahui pemanfaatan bagian lain dari tanaman ini yang potensial sebagai bahan energi berupa briket arang. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa tempurung biji jarak pagar memiliki porsi sekitar 5% dari berat biji tersebut. Artinya dari produksi sekitar 3 ton biji kering/ha akan dihasilkan sekitar ton tempurung, sedang kayu jarak dapat diperoleh dari pangkasan secara periodik setahun sekali. Sudradjat et al. (004) menemukan bahwa tempurung jarak pagar sangat baik dan memenuhi standar kualitas internasional untuk dibuat arang aktif, sedang arang aktif kayunya cukup baik hanya untuk daya serap terhadap larutan (daya serap iod). Pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan cara penambahan perekat tapioka, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk, dicampur perekat dan dicetak (kempa dingin) dengan sistim hidrolik manual dan selanjutnya dikeringkan (Pari, 00). Perekat pati dalam bentuk cair sebagai bahan perekat menghasilkan briket arang bernilai rendah dalam hal kerapatan, keteguhan tekan, kadar abu dan zat mudah menguap, tetapi akan lebih tinggi dalam hal kadar air, karbon terikat dan nilai kalornya

apabila dibandingkan dengan briket arang yang menggunakan perekat molase atau tetes tebu (Sudradjat, 983). Menurut Sa id (99), apabila dibandingkan dengan arang, briket arang memiliki beberapa keunggulan antara lain dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan, tidak kotor, mudah diangkut dan praktis sebagai bahan bakar. II. METODOLOGI A. Pembuatan Arang Pembuatan arang dilakukan dalam kiln berbentuk silinder berkapasitas 00 liter yang terbuat dari besi bekas drum. Pembuatan arang dari tempurung dilakukan secara terpisah dari pada kayunya. Selain tempurung dan kayu jarak pagar, sebagai pencampur dan penguat briket digunakan juga bahan baku lain yaitu tempurung kelapa. Sebelum bahan baku dimasukkan ke dalam kiln, terlebih dahulu batang kayu/bambu berdiameter 0 cm dan panjang 00 cm ditempatkan tegak lurus pada titik tengah landasan kiln. Kemudian bahan baku dimasukkan sampai memenuhi dan memadati rongga kiln, selanjutnya kayu dicabut sehingga terbentuk lubang di bagian tengah kiln. Lubang ini adalah sebagai tempat bahan bakar umpan agar bahan baku terbakar dan menyala. Bahan bakar umpan dinyalakan, dan setelah api menyala dengan stabil, kiln ditutup lalu cerobong asap dipasang pada bagian tengah kiln tersebut. Selanjutnya dilakukan pengaturan buka tutup lubang udara pada dinding kiln dan pembakaran terus dilakukan sampai asap yang keluar menipis dan berwarna kebiruan. Setelah itu lubang udara ditutup seluruhnya dan proses pirolisa tanpa udara dibiarkan terus berlanjut sampai sekitar 4 - jam. Setelah cukup waktunya, arang dikeluarkan dan disiram dengan air. Prosedur ini dilakukan untuk setiap jenis bahan baku yaitu tempurung dan kayu jarak pagar serta tempurung kelapa. B. Pembuatan Serbuk dan Penyaringan Arang digiling dalam mesin giling kayu hingga terbentuk serbuk yang cukup, sedang yang sangat halus akan terbang dan ditangkap oleh siklun dan ditampung terpisah. Selanjutnya serbuk arang disaring dan hanya ukuran serbuk yang lolos 0 mesh dan tertampung pada 40 mesh yang digunakan untuk pembuatan briket arang. 3

C. Pencampuran Perekat Perekat yang digunakan adalah tepung tapioka yang terlebih dahulu dibuat menjadi kanji yaitu dengan jalan mencampur dengan air secukupnya dan memanaskan di atas api sampai tepung berubah menjadi kanji. Banyaknya tepung tapioka adalah 5% dari berat kering briket arang yaitu untuk berat briket sekitar 50 gram per buah. Selanjutnya kanji dicampur dengan serbuk arang sampai menjadi adonan yang merata. D. Pengempaan Briket Adonan dimasukkan ke dalam alat cetakan, kemudian dikempa menggunakan alat kempa hidraulik manual dengan variasi tekanan 00, 400 dan 00 kg/cm. Selanjutnya briket arang yang masih basah dikeringkan dalam oven pada suhu 0 o C selama 4 jam. E. Pengujian Kualitas Kualitas briket yang diuji meliputi sifat kimia dan fisik terdiri dari kadar air, kadar abu, kadar zat menguap, kadar karbon terikat, kerapatan, keteguhan tekan (ASTM, 959) dan nilai kalor (ASTM, 984). F. Rancangan Penelitian Jenis bahan baku yang digunakan adalah tempurung biji jarak pagar dan kayu jarak pagar. Untuk setiap jenis bahan baku diberikan perlakuan yaitu komposisi (A) persentase antara tempurung biji jarak pagar dengan tempurung kelapa serta persentase antara kayu jarak pagar dengan tempurung kelapa sebagai berikut : A = BBJ : TK = 0% : 00% A4 = BBJ : TK = 75% : 5% A = BBJ : TK = 00% : 0% A5 = BBJ : TK = 5% : 75% A3 = BBJ : TK = 50% : 50% di mana : BBJ = Bahan baku jarak (Tempurung atau kayu) dan TK = Tempurung kelapa. Untuk setiap taraf perlakuan diberikan variable perlakuan yaitu tekanan pengempaan (B) : B = 00 kg/cm, B = 400 kg/cm dan B3 = 00 kg/cm. Jumlah ulangan 3 kali. Jumlah total kombinasi perlakuan adalah 90. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Berblok dengan Percobaan Faktorial, khususnya untuk parameter sifat fisis-mekanis briket yaitu kerapatan dan keteguhan tekan. Untuk parameter pengamatan sifat fisiko-kimia briket yaitu kadar air, abu, zat terbang, karbon terikat dan nilai kalor dilakukan analisis cara evaluasi tabulasi dan uji beda jarak Tukey 4

atau uji beda nyata jujur (BNJ) dilanjutkan dengan nilai skoring (Steel & Torrie, 995). III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tempurung Biji Jarak Pagar. Kerapatan Hasil analisa sidik ragam menunjukan nilai kerapatan berkisar antara 0,9 0, g/cm (Tabel ). Hasil uji sidik ragam menunjukkan perlakuan persentase campuran tempurung kelapa dan perlakuan pengempaan berpengaruh nyata pada kerapatan (taraf kepercayaan 5%). Hasil uji beda nyata jujur menunjukkan kerapatan tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung biji jarak 00% dengan tekanan kempa 00 kg/cm, tempurung kelapa 00% dengan tekanan kempa 00 kg/cm dan campuran tempurung kelapa 50% dengan tekanan kempa 00 kg/cm. Komposisi bahan baku dengan berbagai variasi tekanan kempa yang menghasilkan kerapatan rata-rata tertinggi adalah tempurung kelapa 00%, serta sedikit lebih rendah kerapatan dihasilkan oleh tempurung biji jarak 00% dan campuran tempurung kelapa 50%. Tabel. Nilai rata-rata dan hasil uji BNJ kerapatan briket tempurung biji jarak pagar Table. Average values and HSD- tests of density of jatropha shell briquette Komposisi (Composition) A Tekanan (Compression, kg/cm ), B Kode perlakuan (Treatment codes), T Nilai kerapatan (Density,g/cm ) Skor (Score) A B T T T 3 0,9 c 0,0 bc 0, a,5 4 A B T 4 T 5 T 0,0 abc 0, ab 0, a 3,5 4 A 3 B T 7 T 8 T 9 0,9 c 0,0 bc 0, a,5 4 A 4 B T 0 T T 0,9 c 0,0 abc 0,0 abc 3 3 A 5 B T 3 T 4 T 5 0,9 c 0,0 c 0,0 ab,5 3,5 5

Keterangan (Remarks) : Nilai skor total dihasilkan dari perhitungan menurut asumsi nilai skor a = 4 ; b = 3 ; c = dan d =. A = tempurung biji jarak pagar 00% ; A = tempurung kelapa 00% ; A3 = tempurung biji jarak 50% dan tempurung kelapa 50% ; A4 = tempurung biji jarak 75% dan tempurung kelapa 5% ; A5 = tempurung biji jarak 5% dan tempurung kelapa 75%. B = tekanan 00 kg/cm ; B = 400 kg/cm dan B3 = 00 kg/cm (Total score achieved based on calculation with assumptions that a score = 4 ; b = 3 ; c = and d =. A = Jatropha seed shell 00% ; A = Coconut shell 00% ; A3 = Jatropha seed shell : coco-shell = 50% : 50% ; A4 = Jatropha seed shell : coco-shell= 75% : 5% ; A5 = Jatropha seed shell : coco-shell = 5% : 75%. B = compression of 00 kg/cm, B = 400 kg/cm, and B3 = 00 kg/cm, respectively).. Keteguhan tekan Hasil analisa sidik ragam menunjukkan nilai keteguhan tekan berkisar antara 78,00 90,0 kg/cm (Tabel ). Hasil uji sidik ragam menunjukkan perlakuan persentase campuran tempurung kelapa dan perlakuan pengempaan berpengaruh nyata pada keteguhan tekan (taraf kepercayaan 5%). Hasil uji beda nyata jujur menunjukkan keteguhan tekan tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung biji jarak 00% dengan tekanan kempa 00 kg/cm, campuran dengan tempurung kelapa 50% pada tekanan kempa 400 dan 00 kg/cm, dan campuran dengan tempurung kelapa 75% pada tekanan kempa 00 kg/cm. Komposisi bahan baku dengan berbagai variasi tekanan kempa yang menghasilkan keteguhan tekan rata-rata tertinggi adalah tempurung biji jarak 50% dengan tempurung kelapa 50%, serta sedikit lebih rendah adalah komposisi tempurung biji jarak 00% dan campuran dengan tempurung kelapa 75%. 3. Sifat fisiko-kimia briket arang tempurung biji jarak pagar Hasil analisis sifat fisiko-kimia briket arang yang dibuat dari campuran tempurung biji jarak pagar dan tempurung kelapa terlihat pada Tabel 3.

Tabel. Nilai rata-rata dan hasil uji BNJ keteguhan tekan briket tempurung biji jarak pagar Table. Average values and HSD-tests of compression strength of jatropha shell briquette Komposisi (Composition) A Tekanan (Compression, kg/cm ), B Kode perlakuan (Treatment codes), T Keteguhan tekan(compression strength, kg/cm ) Skor (Score) A B T 553,30 c 4 T 74,7 ab 5,5 T 3 80,00 a A B T 4 78,00 f T 5 854,0 f T 9,70 f A 3 B T 7 570,0 bc 4,5 T 8 789,30 a T 9 90,0 a A 4 B T 0 048,00 e T 097,30 e T 354,0 d 3 A 5 B T 3 508,00 cd 3,5 T 4 745,30 ab 5,5 T 5 089,30 a Keterangan (Remarks) : Nilai skor total dihasilkan dari perhitungan menurut asumsi nilai skor a = ; b = 5 ; c = 4 ; d = 3 ; e = dan f =. A = tempurung biji jarak pagar 00% ; A = tempurung kelapa 00% ; A3 ; tempurung biji jarak 50% dan tempurung kelapa 50% ; A4 = tempurung biji jarak 75% dan tempurung kelapa 5% ; A5 = tempurung biji jarak 5% dan tempurung kelapa 75%. B = tekanan 00 kg/cm ; B = 400 kg/cm dan B3 = 00 kg/cm (Total score achieved based on calculation with assumptions that a score = ; b = 5 ; c = 4 ; d = 3 ; e = and f =. A = Jatropha seed shell 00% ; ; A = Coconut shell 00% ; A3= Jatropha seed shell : coco-shell = 50% : 50% ; A4 = Jatropha seed shell : coco-shell = 75% : 5% ; A5 = Jatropha seed shell : coco-shell = 5% : 75%. B = compression of 00 kg/cm, B = 400 kg/cm, and B3 = 00 kg/cm, respectively). 7

Tabel 3. Nilai rata-rata dan hasil uji BNJ sifat fisiko-kimia briket arang dari tempurung jarak pagar Table 3. Average values and HSD-tests of physico-chemical properties of jatropha shell briquette Komposisi (Composition) A Tekanan (Compression, kg/cm ),B A B Kadar air (Moisture, %),0 bc,9 b,74 def Zat terbang (Volatile, %) 5,40 ab,74 a,5 a Kadar abu (Ash, %) 7,7 a,4 ab 7,9 a Karbon terikat (F. carbon, %) 57,43 gh 5,85 h 55,43 h Nilai kalor (Calorific val.,cal/g) 4855 j 4835 j 4758 k Rata-rata:,4 a, a 7,7 a 5,57 e 48 e A B,74 def, cd 3,5 b 9,7 e 9,09 e 0,0 de,97 f, f 3,05 f 77,7 ab 79,80 a 7,89 b 84 a 74 b 0 c Rata-rata:,37 a 9,30 d,7 d 77,99 a 73 a A 3 B,0 f,5 ef,04 cde 4,44 b 3,7 bc,8 cd 3,0 d 3,78 cd,84 d,54 f 3,4 f 8,35 ed 577 f 557 g 55 g Rata-rata:,58 b 3,34 c 3, b 4,78 c 53 c A 4 B,88 de, f 4,3 a 5,00 ab 5,33 ab 5,33 ab 5,9 bc 8,0 e 7,8 a 59,8 g,07 e 57,39 gh 5095 h 507 hi 4975 i Rata-rata :,4 a 5, b 3,7 b,09 d 503 d A 5 B,7 f,48 ef,55 ef,07 d 0,8 de 0,89 de 7,95 e 8,0 e 8,55 e 70,98 c 7,7 c 70,5 cd 43 d 09 d 0 e Rata-rata :,40 b 0,93 d 8,7 c 70,90 b 08 b Keterangan (Remarks) : Nilai skor total dihasilkan dari perhitungan menurut asumsi nilai skor a = 9 ; b = 8 ; c = 7 ; d = ; e = 5 ; f = 4 ; g = 3 ; h = dan i =. A = tempurung biji jarak pagar 00% ; A = tempurung kelapa 00% ; A3 = tempurung biji jarak pagar 50% dan tempurung kelapa 50% ; A4 = tempurung biji jarak pagar 75% dan tempurung kelapa 5% ; A5 = tempurung biji jarak pagar 5% dan tempurung kelapa 75%. B = tekanan 00 kg/cm ; B = 400 kg/cm dan B3 = 00 kg/cm (Total score achieved based on calculation with assumptions that a score = 9 ; b =8 ; c =7 ; d = ; e =5 ; f = 4 ; g = 3 ; h = and i =. A = Jatropha seed shell 00% ; A 8

= Coconut shell 00% ; A3 = Jatropha seed shell : coco-shell = 50% : 50% ; A4 = Jatropha seed shell : coco-shell = 75% : 5% ; A5 = Jatropha seed shell : coco-shell = 5% : 75%. B = compression of 00 kg/cm, B = 400 kg/cm, and B3= 00 kg/cm, respectively). Hasil tabulasi menunjukkan kadar air berkisar antara, 4,0%. Hasil uji beda t-test menunjukkan kadar air terendah diperoleh dari campuran tempurung kelapa 75%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan kadar air terendah diperoleh dari campuran tempurung kelapa 5% pada tekanan 400 kg/cm. Kadar zat terbang berkisar antara 9,09,74%. Hasil uji beda t-test menunjukkan kadar zat terbang terendah diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan kadar zat terbang terendah diperoleh dari tempurung kelapa 00% pada tekanan 400 kg/cm. Kadar abu berkisar antara, 7,90%. Hasil uji beda t-test menunjukkan kadar abu terendah diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan kadar abu terendah diperoleh dari tempurung kelapa 00% pada tekanan 400 kg/cm. Kadar karbon terikat berkisar antara 55,43 79,80%. Hasil uji beda t-test menunjukkan kadar karbon terikat tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan kadar karbon terikat tertinggi diperoleh dari tempurung kelapa 00% pada tekanan 400 kg/cm. Nilai kalor berkisar antara 4758 84 kal/g. Hasil uji beda t- test menunjukkan nilai kalor tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan nilai kalor tertinggi diperoleh dari tempurung kelapa 00% pada tekanan 00 kg/cm. B. Kayu Jarak Pagar. Kerapatan Hasil analisa sidik ragam menunjukan nilai kerapatan berkisar antara 0,4 0, g/cm. Hasil uji sidik ragam menunjukkan perlakuan persentase campuran tempurung kelapa dan perlakuan pengempaan berpengaruh nyata pada kerapatan (taraf kepercayaan 5%). Hasil uji beda nyata jujur menunjukkan kerapatan tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00% dengan tekanan kempa 00 kg/cm. Jenis bahan baku dengan berbagai variasi tekanan kempa yang memberikan nilai rata-rata kerapatan tertinggi adalah bahan baku tempurung kelapa 00%. 9

Tabel 4. Nilai rata-rata dan hasil uji BNJ kerapatan briket kayu jarak pagar Table 4. Average values and HSD-tetst of density of Jatropha wood briquette Komposisi (Composition) A Tekanan (Compression, kg/cm ), B Kode perlakuan (Treatment codes), T Nilai kerapatan (Density) g/cm Skor (Score) A B 0,4 g 0,5 bc 5,5 3 0, ef,5 A B 4 0,0 ab,5 5 0, a 7 0, a 7 A 3 B 7 0,7 de 3,5 8 0,8 cd 4,5 9 0,8 cd 4,5 A 4 B 0 0,4 g 0,5 fg,5 0, f A 5 B 3 0,7 de 3,5 4 0,8 cd 4,5 5 0,9 bc 5,5 Keterangan (Remarks) : Nilai skor total dihasilkan dari perhitungan menurut asumsi nilai skor a = 7 ; b = ; c = 5 ; d = 4 ; e = 3 ; f = dan g =. A = tempurung biji jarak pagar 00% ; A = tempurung kelapa 00% ; A3 = tempurung biji jarak 50% dan tempurung kelapa 50% ; A4 = tempurung biji jarak 75% dan tempurung kelapa 5% ; A5 = tempurung biji jarak 5% dan tempurung kelapa 75%. B = tekanan 00 kg/cm ; B = 400 kg/cm dan B3 = 00 kg/cm (Total score achieved based on calculation with assumptions that a score = 7 ; b = ; c = 5 ; d = 4 ; e = 3 ; f = and g =. A = Jatropha seed shell 00% ; A = Coconut shell 00% ; A3= Jatropha seed shell : coco-shell = 50% : 50% ; A4 = Jatropha seed shel l : cocoshell = 75% : 5% ; A5= Jatropha seed shell : coco-shell = 5% : 75%. B = compression of 00 kg/cm, B = 400 kg/cm, and B3 = 00 kg/cm, respectively).. Keteguhan tekan Hasil analisa sidik ragam menunjukan nilai keteguhan tekan berkisar antara 57,00 9,70 kg/cm (Tabel 5). Hasil uji sidik ragam menunjukkan perlakuan persentase campuran tempurung kelapa dan perlakuan pengempaan berpengaruh nyata pada keteguhan tekan (taraf kepercayaan 5%). Hasil uji beda nyata jujur menunjukkan keteguhan tekan tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung biji jarak 00% dengan 0

tekanan kempa 00 kg/cm, komposisi dengan campuran tempurungh kelapa 50% pada tekanan 400 dan 00 kg/cm, dan komposisi dengan campuran tempurung kelapa 75% pada tekanan 00 kg/cm. Komposisi bahan baku dengan berbagai variasi tekanan kempa yang menghasilkan keteguhan tekan tertinggi adalah komposisi dengan campuran tempurung kelapa 50% dan 70%. Tabel 5. Nilai rata-rata dan hasil uji BNJ keteguhan tekan briket kayu jarak pagar Table 5. Average values and HSD tests of compression strength of Jatropha wood briquette Komposisi (Composition) A Tekanan (Comprssion, kg/cm ), B Kode perlakuan (Treatments codes), T Keteguhan tekan (Compression strength), kg/cm Skor (Score) A B 57,00 c 84,70 de 5,5 3 070,70 ab A B 4 78,00 e 5 854,0 de 9,70 a A 3 B 7 33,30 f 4,5 8 75,00 e 9 8,70 ab A 4 B 0 08,00 f 75,00 e 04,70 bc 3 A 5 B 3 0,70 f 3,5 4 937,30 cd 5,5 5 4,70 ab Keterangan (Remarks) : Nilai skor total dihasilkan dari perhitungan menurut asumsi nilai skor a = ; b = 5 ; c = 4 ; d = 3 ; e = dan f =. A = tempurung biji jarak pagar 00% ; A = tempurung kelapa 00% ; A3 = tempurung biji jarak 50% dan tempurung kelapa 50% ; A4 = tempurung biji jarak 75% dan tempurung kelapa 5% ; A5 = tempurung biji jarak 5% dan tempurung kelapa 75%. B = tekanan 00 kg/cm ; B = 400 kg/cm dan B3 = 00 kg/cm (Total score achieved based on calculation with assumptions that a score = ; b = 5 ; c = 4 ; d = 3 ; e = and f =. A = Jatropha seed shell 00% ;A = Coconut shell 00% ; A3 = Jatropha seed shell : coco-shell = 50% : 50% ; A4 = Jatropha seed shell : coco-shell = 75% : 5% ; A5= Jatropha seed shell : coco-shell = 5% : 75%. B = compression of 00 kg/cm, B = 400 kg/cm, and B3 = 00 kg/cm, respectively).

3. Sifat fisiko-kimia briket kayu jarak pagar Hasil analisis sifat fisiko-kimia briket arang yang dibuat dari campuran kayu jarak pagar dan tempurung kelapa terlihat pada Tabel. Hasil tabulasi menunjukkan kadar air berkisar antara,74 9,77%. Hasil uji beda t-test yang memberikan kadar air terendah diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan kadar air terendah diperoleh dari tempurung kelapa 00% pada tekanan 00 kg/cm. Kadar zat terbang berkisar antara,3 5,00%. Hasil uji beda t-test yang memberikan kadar zat terbang terendah diperoleh dari campuran tempurung kelapa 5%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan kadar zat terbang terendah diperoleh dari campuran tempurung kelapa 5% pada tekanan 00 kg/cm. Kadar abu berkisar antara,,83%. Hasil uji beda t-test yang memberikan kadar abu terendah diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan kadar abu terendah diperoleh dari tempurung kelapa 00% pada tekanan 400 kg/cm. Kadar karbon terikat berkisar antara,7 79,80%. Hasil uji beda t-test yang memberikan kadar karbon terikat tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan kadar karbon terikat tertinggi diperoleh dari tempurung kelapa 00% pada tekanan 400 kg/cm. Nilai kalor berkisar antara 504 84 kal/g. Hasil uji beda t-test yang memberikan nilai kalor tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00%. Kombinasi bahan baku dan tekanan yang memberikan nilai kalor tertinggi diperoleh dari tempurung kelapa 00% pada tekanan 00 kg/cm. C. Kualitas Briket Arang Menurut Standar Untuk dapat menilai kualitas briket arang dari tempurung biji jarak dan kayu jarak secara objektif, maka kualitas briket yang dihasilkan penelitian ini dibandingkan dengan standar. Briket arang yang dibandingkan dengan standar hanya briket arang yang menggunakan bahan baku tempurung biji atau kayu jarak 00% (B 00/0) dan bahan tersebut dicampur dengan 50% tempurung kelapa (B 50/50). Tabel 7 menunjukkan, bahwa beberapa sifat telah memenuhi standar Jepang yaitu: keteguhan tekan, kadar air, zat terbang, karbon terikat (kecuali tempurung biji

jarak B 00/0). Sifat yang tidak memenuhi standar adalah : kerapatan, kadar abu dan nilai kalor (kecuali kayu jarak B 50/50). Tabel. Nilai rata-rata sifat fisiko-kimia briket arang dari kayu jarak pagar Table. Average values of physico chemical of Jatropha wood-charcoal briquette Komposisi (Composition) A Tekanan (Compression, kg/cm ),B Kadar air (Moisture, %) Zat terbang (Volatile, %) Kadar abu (Ash, %) Karbon terikat (F. car bon, %) Nilai kalor (Calorific val. cal/g) A B 5,87 5,00,83,7 550,07 0,97,4 5,89 59 8,,9,80,0 504 Rata-rata:,07,39,5,9 55 A B,74, 3,5 9,7 9,09 0,0,97, 3,05 77,7 79,80 7,89 84 7 0 Rata-rata:,3 9,0,7 77,98 73 A 3 B 7,00 8,5 5,5,08 8,54 0,45,4 0,84 0,74,4 70, 8,8 308 7 5 Rata-rata: 7,07 0,35,0 8,3 78 A 4 B 5,9 5,99,09 0,35 8,9,3,00 0,09 9,7 8,5 7, 73,74 5 3 Rata-rata : 5,99 8,4 0,5 7,33 34 A 5 B 8,74 9,77 5,4 0,37,7 8,05 7,09,89 5,3 7,54 7,35 7,3 73 7 55 Rata-rata : 7,97 8,39,53 75,07 3 Keterangan (Remarks) : A = kayu jarak pagar 00% ; A = tempurung kelapa 00% ; A3 = kayu jarak pagar 50% dan tempurung kelapa 50% ; A4 = kayu jarak pagar 75% dan tempurung kelapa 5% ; A5 = kayu jarak pagar 5% dan tempurung kelapa 75%. B = tekanan 00 kg/cm ; B = 400 kg/cm dan B3 = 00 kg/cm (A = Jatropha seed shell 00% ; A = Coconut shell 00% ; A3 = Jatropha seed shell : coco-shel 3

l= 50% : 50% ; A 4= Jatropha seed shell : coco-shell = 75% : 5% ; A5 = Jatropha seed shell : coco-shell = 5% : 75%. B = compression of 00 kg/cm ; B = 400 kg/cm ; and B3= 00 kg/cm, respectively). Apabila dibandingkan antara briket yang dibuat dari tempurung biji dan kayu jarak pagar murni tanpa dicampur dengan tempurung kelapa, maka briket dari tempurung biji lebih tinggi di dalam kerapatan (0, g/cm ) dan keteguhan tekan (80 kg/cm ), tetapi lebih rendah dalam kadar air (,7%), karbon terikat (5,85%) dan nilai kalor (4855 kal/g). Briket dari kayu jarak pagar lebih tinggi di dalam kadar air (5,87%), karbon terikat (,0%) dan nilai kalor (5750 kal/g), tetapi lebih rendah dalam kerapatan (0, g/cm ) dan keteguhan tekan (070,7 kg/cm ). Tabel 7. Kualitas briket arang dari tempurung biji dan kayu jarak pagar dibanding standar Table 7. Quality of charcoal briquette from Jatropha s seed shell and wood compared to the standard Parameter (Parametric) Tempurung biji jarak (Jatropha seed shell) Kayu jarak (Jatropha wood) Standar (Standard) B 00/0 B 50/50 B 00/0 B 50/50 Jepang Kerapatan 0, 0, 0, 0,8 0,90,00 (Density), g/cm Keteguhan tekan, (Compression strength), kg/cm Kadar.air (Moisture), % Kadar abu, (Ash), % Zat terbang, (Vol. matter), % Karbon terikat (F. carbon), % Nilai kalor (Calorific value), kal/g 80 90 070 8 0-5,74,55 5,87 5,5-8,40,80,80 0,70 3-9,09 3,70 0,90 8,50 5 30 57,40 5,40,0 70,0 0-80 4855 577 550 7 000-7000 4

IV. KESIMPULAN DAN SARAN. Briket yang dibuat dari tempurung biji jarak pagar (00%) lebih tinggi di dalam kerapatan dan keteguhan tekan, tetapi lebih rendah di dalam kadar air, karbon terikat dan nilai kalor briket kayu jarak (00%). Briket kayu jarak pagar (00%) sebaliknya lebih tinggi dalam kadar air, karbon terikat dan nilai kalor, tetapi lebih rendah dalam kerapatan dan keteguhan tekan dari briket tempurung biji jarak pagar.. Pencampuran dengan tempurung kelapa dapat meningkatkan karbon terikat dan nilai kalor briket dari tempurung biji jarak, serta meningkatkan kerapatan dan keteguhan tekan briket dari kayu jarak pagar. 3. Untuk briket dari tempurung biji jarak, kerapatan tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung biji jarak 00% dengan tekanan kempa 00 kg/cm, tempurung kelapa 00% dengan tekanan kempa 00 kg/cm dan campuran tempurung kelapa 50% dengan tekanan kempa 00 kg/cm. Untuk briket dari kayu jarak pagar, kerapatan tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung kelapa 00% dengan tekanan kempa 00 kg/cm. 4. Untuk briket dari tempurung biji jarak, keteguhan tekan tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung biji jarak 00% dengan tekanan kempa 00 kg/cm, campuran dengan tempurung kelapa 50% pada tekanan kempa 400 dan 00 kg/cm, serta campuran dengan tempurung kelapa 75% pada tekanan kempa 00 kg/cm. Untuk briket dari kayu jarak pagar, keteguhan tekan tertinggi diperoleh dari bahan baku tempurung biji jarak 00% dengan tekanan kempa 00 kg/cm, komposisi dengan campuran tempurung kelapa 50% pada tekanan 400 dan 00 kg/cm, serta komposisi dengan campuran tempurung kelapa 75% pada tekanan 00 kg/cm. 5. Beberapa sifat fisiko-kimia telah memenuhi Standar Jepang yaitu : keteguhan tekan, kadar air, zat terbang dan karbon terikat (kecuali tempurung biji jarak B 00/0). Sifat fisiko-kimia yang tidak memenuhi standar : kerapatan, kadar abu dan nilai kalor (kecuali kayu jarak B 50/50).. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan kualitas briket arang dari tempurung dan kayu jarak pagar dengan menitikberatkan pada aspek kadar perekat yang digunakan. 5

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, K. 00. Biomass Energy Potential and Utilization in Indonesia. Institut Pertanian Bogor. ASTM. 959. ASTM Standard. Coal and Coke D-5. American Society for Testing and Materials. Philadephia. --------. 984. ASTM Standard. Laboratory Sampling and Analysis Coal and Coke. American Society for Testing and Materials. Philadephia. Indarti. 00. Country Paper : Indonesia. Regional Seminar on Commercialization of Biomass Technology, 4 8 June, Guangzhou. China. Lubis, A. dan A. Sugiyono. 99. Overview of energy planning in Indonesia. Technical Comittee Meeting to Asses and Compare the Potential Rule of Nuclear Power and Other Options in Alleviating Health and Environental Impacts from Electricity Generation, 4 October, Vienna, Austria. Pari, G. 00. Teknologi alternatif pemanfaatan limbah industri pengolahan kayu. Makalah Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Sa id, E.G. 99. Penanganan dan pemanfaatan limbah kelapa sawit. Trubus Agriwidya. Bogor. Steel, D.L and J.H. Torrie. 995. Prinsip dan Prosedur Statistik. Terjemahan, Gramedia. Jakarta. Sudradjat, R. 983. Pengaruh bahan baku, jenis perekat dan tekanan kempa terhadap kualitas briket arang. Laporan Penelitian Hasil Hutan No. 5. Pusat Penelitian Hasil Hutan. Bogor. --------------, Anggorowati dan D. Setiawan. 004. Pembuatan arang aktif dari kayu jarak pagar (Jatopha curcas L.). Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 3 (4) : 99 35. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.