UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
Penulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Tapa kelas VIII 7 dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SMA Tridharma, pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL. Nurkhikmatun

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat

2015 PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA KELAS III SD

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA MANIPULATIF DI SDN ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ENI SOFYATI NIM F

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa

ABSTRAK PENDAHULUAN. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 RATNASARI. Guru SD Negeri 6 Cakranegara

BAB I PENDAHULUAN. logis, konsisten, dan dapat bekerjasama serta tidak mudah putus asa.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

Imam Hanafi, Muh. Hasbi, dan Akina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu ilmu yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB I PENDAHULUAN. rasional yang harus dibina sejak pendidikan dasar. (Hasratuddin, 2010 : 19).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. April sampai bulan Juni tahun pelajaran 2011/2012. SDN 5 Suwawa Tengah

Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 1 No. 1 Maret 2018 ISSN (p) (e)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

BAB III METODE PENELITIAN

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan melalui metode demonstrasi kemampuan siswa menentukan sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada siswa

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Momalia

BAB III METODE PENELITIAN. dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

Transkripsi:

JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS III SDN NO. 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO. Oleh YANTI ISHAK NIM. 151 409 218 Mahasiswa Program Studi S1-PGSD UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Pembimbing I : Iismail Pioke, S.Pd, M.Pd Pembimbing II : Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd M.Si ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah melalui metode karya wisata kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SDN No. 72 Kota Timur dapat ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang melalui metode karya wisata pada siswa kelas III SDN No. 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Latar penelitian ini berlokasi di SDN No. 72 Kota Timur Kota Gorontalo dan subjeknya siswa kelas III yang berjumlah 29 orang dengan komposisi 17 lakilaki dan 12 perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes dan dokumentasi dan analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan 4 tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Capaian kemampuan pada siklus I menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang dikenai tindakan 18 siswa atau 62 % yang dikenai tindakan memperoleh nilai 67 keatas sehingga belum mencapai indikator dan

dilanjutkan kesiklus II. Sedangkan pada siklus II Meningkat menjadi 24 Siswa atau 83 % yang memperoleh nilai 67 ke atas, dengan demikian indikator telah tercapai dan tindakan pembelajaran dianggap tuntas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui metode karya wisata, kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SDN No. 72 Kota Timur Kota Gorontalo meningkat. Kata kunci : Kemampuan, keliling, persegi, persegi panjang dan Karya Wisata. PENDAHULUAN Matematika yang di ajarkan di sekolah-sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran lain. Matematika sebagai ilmu yang terstruktur dan terorganisasikan dengan baik, didalamnya terdapat prinsip keteraturan, keterurutan, dan keterkaitan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Karena itu dalam pembelajaran matematika di sekolah sangat menuntut kemampuan siswa dalam bernalar dengan penuh ketelitian serta kosentrasi yang kuat dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan matematika. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Hal ini sebagaimana tercakup dalam tujuan pembelajaran matematika dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasioal RI Nomor. 23 Tahun 2006 sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika khususnya kemampuan pemecahan masalah. Akan tetapi usaha tersebut belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih dapat dikatakan rendah. Dari data yang diperoleh peneliti, ditemukan bahwa kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SDN No. 72 Kota Timur masih tergolong rendah. Hal tersebut nampak pada rendahnya nilai yang diperoleh siswa dengan jumlah siswa 29 orang hanya 9 orang atau 31% yang mampu dan 20 orang atau 69% yang tidak mampu. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yakni siswa kurang mampu memahami cara penyelesaian masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang, Disamping itu faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa menyelesaikan masalah adalah metode pembelajaran yang diterapkan di kelas belum dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis, logis dalam menyelesaikan masalah khususnya yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang. Untuk dapat mengarahkan siswa sehingga aktif dalam pembelajaran dan dapat berpikir kritis dan logis dalam menyelesaikan masalah matematika, maka alternatif solusi yang kami tawarkan adalah dengan menggunakan metode karyawisata untuk materi keliling persegi dan persegi panjang. Alasan peneliti menggunakan metode karyawisata sebagai alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi di kelas III SDN No. 72 Kota Timur karena pembelajaran dengan metode ini membuat siswa memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya dengan demikian diharapkan mereka mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. KAJIAN TEORI Mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta lebih. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Depdikbud, 1999: 623). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau

sanggup melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan juga adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Menurut Sahvitri (2009: 5) bahwa kemampuan (ability) adalah atibut-atribut yang mempengaruhi kinerja seseorang. Dalam konteks siswa, kemampuan atau ability siswa dalam proses pembelajaran adalah sejauh mana siswa tersebut dapat mengerti dan memahami materi ajar yang disampaikan oleh guru. Sehubungan dengan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu. Kemampuan adalah sebagai keterampilan (skill) yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu soal matematika. Hal ini berarti bila seorang sudah terampil dengan benar menyelesaikan suatu soal matematika maka orang itu memiliki kemampuan dalam menyelesaikan soal. Dalam penelitian ini kemampuan siswa didefinisikan sebagai kesanggupan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang. Polya (dalam http://blacksweetchocolate.blogspot.com) mengartikan pemecahan masalah sebagai satu usaha mencari jalan keluar dari satu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah segera untuk dicapai, sedangkan menurut Utari (dalam http://blacksweetchocolate.blogspot.com) mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk baru. Selanjutnya Polya (dalam http://blacksweetchocolate.blogspot.com) mengajukan empat langkah fase penyelesaian masalah yaitu memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana pemecahan dan melakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah dikerjakan. Langkah-langkah menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah Polya sebagian besar dalam praktek belum dipergunakan secara utuh. Adapun menurut Musser (dalam http:jurnal.unimus.ac.id) langkahlangkah tersebut adalah 1. Memahami Masalah

Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan meliputi : apakah dapat memahami semua kalimatnya?, apakah dapat mengubah masalah dengan kalimatnya sendiri? 2. Membuat Rencana Penyelesaian Pada langkah kedua ini menentukan pemisahan data yang belum diketahui dengan perubahan sesuai dengan kebutuhan atau perubahan lain. Selanjutnya mencari hubungan data yang diketahui dengan data yang belum diketahui. Dalam langkah kedua ini merupakan langkah membuat masalah riil ke dalam model matematika. Hal ini dapat dilakukan jika langkah pertama dilakukan dengan benar. 3. Melaksanakan Rencana Pemecahan Rencana pemecahan masalah dilakukan untuk menyelesaikan model matematika yang sudah dibuat pada langkah kedua. Pada langkah ini diperlukan suatu pemilihan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan. Selain itu dibutuhkan suatu perhitungan yang teliti dan benar. 4. Memeriksa Kembali Kegiatan yang dilakukan pada langkah terakhir ini yang perlu dijawab antara lain: Apakah sudah diperiksa hasilnya?, Apakah dapat mengemukakan alasannya?, Dapatkah menemukan hasil yang lain?, dan dapatkah memahami hasilnya atau metodenya untuk permasalahan yang berbeda. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Dalam menyelesaikan masalah harus memperhatikan empat langkah fase penyelesaian masalah yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah dan melakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah dikerjakan. Dari pengertian metode karya wisata menurut pakar tersebut, disimpulkan bahwa metode karya wisata adalah kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di luar kelas dalam rangka mempelajari sesuatu, dimana siswa dapat mengamati objek secara langsung. Selama karya wisata selain siswa mempelajari suatu objek mereka juga sekaligus rekreasi. Sudjana (2005: 87) mengemukakan langkah-langkah metode karya wisata sebagai berikut: 1. Perencanaan karya wisata

a. Merumuskan tujuan karya wisata b. Menetapkan objek karya wisata sesuai denga tujuan karya wisata c. Menetapkan lamanya karya wisata d. Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karya wisata e. Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan 2. Langkah-langkah pelaksanaan karya wisata Dalam fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karya wisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yag telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas. 3. Tindak lanjut. Pada akhir karya wisata, siswa harus diminta laporannya baik lisan maupun tertulis yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karya wisata. Menurut Roestiyah (2001: 87) kelebihan metode karya wisata adalah: 1. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada objek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung pekerjaan mereka, hal mana tidak mungkin diperoleh di sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka. 2. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung, yang mereka akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka. 3. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber imformasi yang pertama untuk memecahkan segala yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya kedalam praktek. 4. Dengan objek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacammacam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu. Sedangkan kekurangan metode karya wisata menurut Suhardjono (2004: 85) adalah:

1. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan. 2. Kadang- kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi 3. Biaya transportasi dan akomodasi mahal. METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDNNO. 72 Kota Timur Kota Gorontalo yang berjumlah 29 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 12 orang perempuan yang memiliki karakter yang berbeda-beda ada yang suka mengganggu temannya, pandai, pendiam, suka bolos sekolah. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan kurangnya perhatian dari orang tua. Ditinjau dari segi ekonomi sebagaian besar berasal dari keluarga menengah kebawah dengan mata pencaharian sebagai buruh, pandai besi, petani, pedagang kecil, abang bentor dan karyawan/pegawai. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi variabel input adalah siswa kelas III yang berjumlah 29 orang, guru yang akan menerapkan metode pembelajaran karya wisata, media pembelajaran, Rencana Proses Pembelajaran, dan buku pelajaran matematika. Dalam hal ini penggunaan metode karyawisata yang digunakan mengukur kemampuan siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang dengan variabel output dalam penelitian ini adalah: 1. Memahami masalah 2. Membuat rencana penyelesaian 3. Melaksanakan rencana pemecahan 4. Memeriksa kembali langkah-lagkah yang telah dilakukan Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini melibatkan peneliti sebagai pengajar dan observer dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun prosedur penelitian yang akan dilaksanaka adalah Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pemantauan dan Evaluasi, Tahap Analisis dan Refleksi. Dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi,wawancara,tes dan dokumentasi. Analisis data dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data

yang dianalisis meliputi data hasil pengamatan guru dan data kegiatan peserta didik. Data dianalisis secara kualitatif dalam bentuk cek list. Data yang diperoleh melalui instrument tes yang diberikan diakhir pembelajaran selanjutnya dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Kemampuan siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling Persegi dan Persegi Panjang dapat diketahui melalui nilai yang diperoleh siswa dalam menjawab tes yang diberikan. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa, tes yang diberikan selanjutnya diberikan dalam skala 0-100. Dengan demikian rumus yang digunakan menurut Aunurrahman,dkk (2009:9-10) Nilai Siswa = Skor x 100 Total skor Nilai yang menjadi tolak ukur kemampuan siswa adalah 67. Dengan demikian untuk mengetahui kemampuan siswa seperti pada tabel berikut: 3.6 Tabel Indikator Keberhasilan. No Nilai Keterangan 1 N 67 Mampu 2 N <67 Tidak Mampu HASIL PNELITIAN DAN PEMBAHASAN Pencapaian hasil penelitian ini didasarkan pada indikator yang telah ditetapkan, yakni minimal 75 % siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 67 keatas. Indikator tersebut dapat tercapai melalui dua siklus yakni siklus I dan siklus II terhadap kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SDN NO. 72 Kota Timur hasil diuraikan pada bahasan berikut. Untuk mengukur tingkat kemampuan siswa pada materi maka akhir pembelajaran siklus I dilakukan penilaian tertulis menggunakan 2 butir soal meyelesaikan masalah yang yang berkaitan dengan keliling Persegi dan memperoleh hasil. Dari hasil evaluasi diperoleh siswa yang dinyatakan mampu sebanyak 18 orang atau 62% dan siswa kurang mampu 11orang atau 38 %. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 : Data Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa menyelesaikan masalah pada Siklus I Jumlah Siswa Rentang nilai Kriteria ketuntasan Mampu Tidak Mampu - 90 100 - - 2 80-89 Mampu 16 65 79 Mampu - 55 64 - - 11 0 54 Tidak mampu Dari hasil tersebut maka dikategorikan bahwa kemampuan siswa pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan mampu apabila minimal 75 % dari 29 siswa telah memperoleh nilai 67 ke atas. Uraian hasil evaluasi siklus I dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 73 Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh guru mitra dengan memperhatikan tabel 4.4 tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan kelas belum maksimal, hal ini terlihat dari 29 siswa yang dikenai tindakan pada memahami masalah 29 Siswa atau 100% mampu, dan yang tidak mampu 0 %, kategori Membuat rencana penyelesaian 29siswa atau 100 % mampu, dan 0 %siswa tidak mampu, Kategori Melaksanakan rencana pemecahan 18 Siswa atau 62 % siswa mampu, 11 siswa atau 38 % tidak mampu, sedangkan kategori memeriksa kembali yang mampu 2 Siswa atau 7 % dan 27 Siswa atau 93 % tidak mampu. Dari hasil yang diperoleh karena belum menunjukkan hasil yang optimal yaitu masih kurang dari 75 % ketuntasan belajar, untuk itu ada hal-hal yang perlu direvisi yaitu kegiatan guru dalam penggunaan metode Karya Wisata yang diperoleh dari hasil observasi yaitu dari aspek pengelolaan kelas, menjelaskan materi, mempersiapkan masa pelaksanaan karya wisata, membimbing siswa dalam kegiatan karya wisata, memberikan latihan soal. sedangkan untuk kegiatan siswa yaitu Siswa belum terlalu lancar membaca dan siswa kurang menghafal perkalian. Kekurangan ini akan diperbaiki pada siklus selanjutnya. Selanjutnya hasil yang diperoleh pada siklus II diketahui bahwa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi panjang melalui metode karya wisata pada siswa kelas III SDN No. 72

Kota Timur kota Gorontalo lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7. Data hasil evaluasi siswa pada siklus II Jumlah Rentang Kriteria kemampuan siswa Nilai Mampu Tidak mampu 2 90 100 Mampu - 14 80 89 Mampu - 8 65 79 Mampu - 5 0 54 - Tidak mampu Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 29 orang, 24 orang atau 83 % mendapat nilai minimal 67 keatas sedangkan 5 orang atau 17 % belum mencapai nilai standar ketuntasan. dari hasil tersebut dikategorikan kemampuan siswa pada siklus II telah mencapai indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan mampu apabila minimal 75 % dari jumlah siswa memperoleh nilai 67 keatas. Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui metode Karya Wisata memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan II) yaitu masing-masing 62 % dan 83 %. Pada siklus II secara Klasikal telah tercapai. Hasil analisis tes pada siklus I, dari jumlah siswa 29 orang yang telah memperoleh nilai 67 ke atas berjumlah 18 orang atau 62 % sedangkan siswa yang memperoleh nilai dibawah 67yakni 11 orang atau 38 %. Target yang harus dicapai berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan minimal 75 % dari seluruh siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Mencermati hasil yang dicapai siswa dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka antara guru mitra dan peneliti memutuskan untuk melanjutkan tindakan pada siklus II dengan mengupayakan untuk mengoreksi hal-hal yang masih kurang pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis tes siswa pada siklus II, menunjukkan adanya peningkatan dari 18 orang siswa yang memperoleh nilai 67 ke atas atau memenuhi kriteria ketuntasan meningkat menjadi 24 orang atau 83 %. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dibawah 67, dari 11 orang turun menjadi 5 orang atau 17 %.

sehingga dengan tercapainya indikator keberhasilan penelitian ini, dalam hal ini minimal 75 % siswa telah mencapai nilai 67 keatas, maka penelitian hanya sampai pada siklus II. Ini berarti bahwa hipotesis tindakan yang berbunyi Jika melalui metode karya wisata maka kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling Persegi dan Persegi Panjang pada siswa kelas III SDN NO. 72 Kota Timur Kota Gorontalo meningkat dapat diterima dan terbukti. Dan untuk 5 siswa yang belum mencapai indikator yakni 67, ditindak lanjuti dengan memberikan tugas sebagai latihan mengerjakan soal-soal menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling Persegi dan Persegi Panjang. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama dua siklus hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan disimpulkan bahwa melalui metode karhasil belajar yawisata kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SDN NO. 72 Kota Timur Kota Gorontalo meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh hasil belajar siswa pada siklus I dari 29 siswa 18 orang atau 62 % siswa yang mampu dan 11 orang atau 38 % yang belum mampu dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 24 siswa atau 83 % yang mampu sedangkan yang belum mampu diturun menjadi 5 siswa atau 17 %. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1999. Peningkatan Kemampuan. Jakarta: Dirjendikti, Depdikbud Musser pemecahan masalah dalam http:jurnal.unimus.ac.id Polya 1985 Pemecahan masalah dari http://blacksweetchocolate.blogspot.com Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sahvitri Yulianti. 2009. Pengertian Kemampuan. Diakses dari http://www.goggle.pengertian_kemampuan.co.id download tanggal 22 April 2013