EFFECT OF ADDITION OF Lactobacillus Plus PROBIOTIC POWDER AS FEED ADDITIVE ON QUAIL PRODUCTION PERFORMANCE ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
EFFECT OF ADDITION PROBIOTICS Lactobacillus sp. POWDER IN FEED ON THE LAYING HENS PERFORMANCES.

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

EFFECT OF ADDITION OF DURIAN SEED MEAL IN FEED TO THE FEED CON- SUMPTION, HEN DAY PRODUCTION AND FEED CONVERSION ON QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN TEPUNG IKAN RUCAH NILA (Oreochromis niloticus) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BURAS

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS AWAL PENELURAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

THE EFFECT OF ADDITION DURIAN SEED FLOUR IN FEED ON FEED CONSUMPTION, BODY WEIGHT GAIN, AND CARCASS PERSENTAGES OF QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI ASAM SITRAT DAN ASAM LAKTAT CAIR DAN TERENKAPSULASI SEBAGAI ADITIF PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang Indonesia ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

D. Natalia, E. Suprijatna dan R. Muryani

PENGARUH SUPLEMENTASI BETAIN DALAM RANSUM RENDAH METIONIN TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) Jurusan/Program Studi Peternakan

PENGARUH JENIS BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI PERIODE BERTELUR

PENGARUH PENAMBAHAN FITASE DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2008, Hal Vol. 3, No. 2 ISSN :

KANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu

Performan Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum (Performances of Broilers That Given Probiotics and Prebiotics in the Ration)

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

T. Widjastuti dan R. Kartasudjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung ABSTRAK. ); 85% ad libitum (R 4

THE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN FEED SUPPLEMENT VITERNA PADA AIR MINUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM PEDAGING

Pengaruh pemberian aditif cair buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap performa burung puyuh betina umur hari

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG PURSLANE (Portulaca oleracea) DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PETELUR

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI INOVASI DAN KREATIVITAS KAMPUS JUDUL. Tahun I dari rencana 3 tahun

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PENGARUH PENAMBAHAN JENIS PROBIOTIK TERENKAPSULASI TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI TELUR DAN EFISIENSI PAKAN BURUNG PUYUH

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

EFFECT OF ADDITION OF CHOLINE CHLORIDE IN FEED ON QUAIL (Coturnix coturnix japonica) PRODUCTION PERFORMANCE ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PENGARUH KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PRODUKSI AYAM PETELUR FASE AWAL GROWER

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH LABU KUNING/WALUH (Cucurbita moschata) DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP BERAT TELUR, TEBAL KERABANG, DAN EGG MASS

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler Yang Mengonsumsi Air Kunyit

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

EFFECT OF ADDITION OF Lactobacillus Plus PROBIOTIC POWDER AS FEED ADDITIVE ON QUAIL EGG QUALITY (Coturnix coturnix japonica)

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

Kususiyah, Urip Santoso, dan Rian Etrias

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

EFEK PENAMBAHAN TEPUNG KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM PAKAN TERHADAP JUMLAH TELUR DAN KUALITAS TELUR ITIK

Performans produksi burung puyuh (Coturnixcoturnix japonica) dengan perlakuan tepung limbah penetasan telur puyuh

Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang Indonesia ABSTRAK

PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA

R. T. Hertamawati Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember, Jember ABSTRAK. Kata kunci : pembatasan pakan, produksi telur, fase grower, puyuh

PEMANFAATAN TEPUNG CANGKANG TELUR AYAM RAS DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) SKRIPSI OLEH:

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO METIONIN DAN LISIN DALAM RANSUM TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS DAN MORTALITAS TELUR BURUNG PUYUH

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler yang Mengonsumsi Air Kunyit

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PENGARUH PENAMBAHAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PETELUR

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

Johan Wahyu Utomo, Edhy Sudjarwo dan Adelina Ari Hamiyanti. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang Jawa Timur

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG JANGKRIK (Gryllus mitratus burm) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING RINGKASAN

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

Sudjatinah, H.T. Astuti dan S. S. Maryuni Fakultas Peternakan Universitas Semarang, Semarang ABSTRAK

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

PERFORMA AYAM SKRIPSI

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG KULIT PISANG SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG JAGUNG TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica) ABSTRAK

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

I. PENDAHULUAN. Bakteri biasanya dikategorikan ke dalam dua kelompok. Bakteri yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu ABSTRAK

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

Transkripsi:

EFFECT OF ADDITION OF Lactobacillus Plus PROBIOTIC POWDER AS FEED ADDITIVE ON QUAIL PRODUCTION PERFORMANCE Aprilia Firmani Suherman 1), M. Halim Natsir 2) and Osfar Sjofjan 2) 1 Student at Animal Nutrition and feed Department, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang. 2 Lecturer at Animal Nutrition and feed Department, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang. Email : apriliafsuherman@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research was to find out the effect of Lactobacillus Plus probiotic powder as feed additive on quail production performance. Quails were used for research layer (7 weeks old), as many as 120 birds with each unit consisted of 5 birds. The method used in this research was field experimental within 4 treatments and 6 replications. Feed were used commercial concentrate and Lactobacillus Plus probiotic powder. The feeds treatment consisted of P0 = base feed no Probiotic, P1= base feed + 0.2% Probiotic, P2 = base feed + 0.4% Probiotic, P3 = base feed + 0.6% Probiotic. The variables were measured feed intake, Hen Day Production (HDP), egg mass, feed conversion, and Income Over Feed Cost (IOFC). Data collected to MS Excel, and analyzed using ANOVA of Completely Randomized Design (CRD), if there were a significant effect between the treatments then tested by Duncan s Multiple Range Test (DMRT). The result showed that the addition of Lactobacillus Plus probiotic powder as feed additive did not significant effect (p>0.05) on feed intake, HDP, egg mass, feed convertion, and IOFC. The conclusion of this research are the addition of Lactobacillus Plus probiotic powder as feed additive didn t improve production performance including feed intake, HDP, egg mass, feed convertion, and IOFC. The addition Lactobacillus Plus probiotic powder at level 0.6% in feed gave preference the best on quail production performance, particularly on feed intake (24.43±0.42 g/bird/day), HDP (61.90±5.22 %), egg mass (6.24±0.43 g/bird/day), feed conversion (4.22±0.31), and IOFC (IDR 15.60±7.29 /bird/day). Keywords: Probiotic powder, feed additive, performance production, quail PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK Lactobacillus Plus BENTUK TEPUNG SEBAGAI ADITIF PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI BURUNG PUYUH Aprilia Firmani Suherman 1), M. Halim Natsir 2) dan Osfar Sjofjan 2) 1 Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang 2 Staff pengajar Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya,Malang Email : apriliafsuherman@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung dalam pakan terhadap penampilan produsi burung puyuh. Penelitian ini menggunakan 120 ekor burung puyuh betina Coturnix-coturnix japonica fase layer umur 7 minggu yang terbagi menjadi 5 ekor setiap kandang. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan lapang dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Pakan yang digunakan yaitu pakan komersial dan Lactobacillus Plus bentuk tepung. Pakan perlakuan yang diberikan yaitu perlakuan P0 = pakan basal tanpa probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung, P1 = pakan basal + 0,2% probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung, P2 = pakan basal + 0,4% probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung, P3 = pakan basal + 0,6% probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung. Variabel yang diukur adalah konsumsi pakan, HDP (Hen Day Production), egg mass, konversi pakan dan IOFC (Income Over Feed Cost). Data ditabulasi dengan program Microsoft excel, selanjutnya dianalisis menggunakan ragam (ANOVA) dari rancangan 1

acak lengkap, apabila terdapat perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji jarak berganda Duncan s. Hasil penelitian menunjukkan bentuk tepung sebagai aditif pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, HDP, egg mass, konversi pakan dan IOFC. Penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk sebagai aditif pakan burung puyuh tidak dapat memperbaiki penampilan produksi yang meliputi konsumsi pakan, HDP, egg mass, konversi pakan dan IOFC. Penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung sebesar 0,6 % dalam pakan memberikan kecenderungan penampilan produksi terbaik pada burung puyuh, meliputi konsumsi pakan (24.43±0.42 g/ekor/hari), HDP (61.90±5.22 %), egg mass (6.24±0.43 g/ekor/hari), konversi pakan (4.22±0.31), dan IOFC (Rp 15.60±7.29 /ekor/hari). Kata kunci: Probiotik bentuk tepung, aditif pakan, penampilan produksi, burung puyuh. PENDAHULUAN Populasi burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya, berdasarkan data Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013) populasi burung puyuh di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 7.357.000 ekor, tahun 2012 sebanyak 12.234.000 ekor dan pada tahun 2013 sebanyak 12.594.000 ekor. Burung puyuh merupakan salah satu aneka ternak yang mulai digemari saat ini karena mampu memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Kandungan gizi telur burung puyuh tidak kalah dengan telur ayam ras dimana telur burung puyuh mengandung protein sebanyak 13,1% dan kadar lemak sebesar 11,1% sedangkan telur ayam ras memiliki kandungan protein sebesar 12,7% dan kadar lemak sebesar 11,3%. Faktor terpenting dalam pemeliharaan burung puyuh yaitu faktor pakan. Biaya pakan dalam usaha peternakan burung puyuh dapat mencapai 60-70% dari biaya produksi. Masalah lain yang dihadapi yaitu masih tingginya angka mortalitas dan banyaknya ketergantungan penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebihan akan berdampak buruk karena terjadi resistensi burung puyuh terhadap mikroorganisme patogen serta dapat menimbulkan residu pada daging maupun telur yang dapat membahayakan konsumen. Munculnya kesadaran konsumen akhirakhir ini serta larangan penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan dalam industri perunggasan maka probiotik telah disarankan sebagai salah satu alternatif pengganti antibiotik (Kannan, Karunakaran, Balakrishnan and Prabhakar, 2005). Salah satu contoh probiotik yang dapat digunakan sebagai aditif pakan yaitu probiotik Lactobacillus sp. Lactobacillus merupakan kelompok bakteri asam laktat, yang memiliki karakteristik membentuk asam laktat sebagai produk akhir dari metabolisme karbohidrat. Pemberian probiotik Lactobacillus sp. dapat membantu dalam mencerna penyerapan gizi serta menekan mikroba yang tidak menguntungkan (patogen), oleh karena itu cara terbaik untuk mengganti antibiotik pada burung puyuh adalah dengan menambahkan probiotik Lactobacillus sp. yang dalam penelitian ini digunakan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung. Lactobacillus Plus merupakan campuran dari dua jenis bakteri gram positif yaitu Lactobacillus dan Bacillus. Lactobacillus Plus kemudian diproses dan dicampur dengan susu skim sehingga menjadi Lactobacillus Plus bentuk tepung. Probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung diharapkan dapat meningkatkan konsumsi pakan, meningkatkan HDP (Hen Day Production), meningkatkan egg mass, menurunkan nilai konversi pakan, serta meningkatkan IOFC (Income Over Feed Cost). MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan burung puyuh milik Bapak Iskandar 2

di Desa Ampeldento Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang selama 5 minggu yaitu dari tanggal 17 Januari sampai dengan 20 Februari 2015. Materi Penelitian Penelitian ini menggunakan 120 ekor burung puyuh betina Coturnix coturnix japonica umur 7 minggu dengan rataan egg mass 4,45±0,43 dan koefisien keragaman sebesar 9,59%. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 petak yang terbuat dari bambu yang berukuran panjang x lebar x tinggi, 25 x 40 x 20 cm. Masing-masing petak terdiri dari 5 ekor burung puyuh. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital dengan ketelitian 1 g dan 0,01 g, thermometer, hygrometer dan alat kebersihan kandang. Probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung dibuat di Laboratorium Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu skim milk. Skim milk dipilih karena memiliki protein yang tinggi, dan asam amino yang lengkap sehingga cocok untuk media hidup probiotik. Tujuan dibuat dalam bentuk tepung yaitu agar daya simpan lebih lama, efisien dalam pencampuran dengan pakan, tidak mudah rusak (berjamur), dan mudah dibawa. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan puyuh komersial produksi PT. Japfa Comfeed yang dibeli dari poultry shop di Karangploso dengan harga Rp 5.600,00/kg. Pakan diberikan secara restricted feeding (pembatasan pakan) sebanyak 26 g/ekor/hari. Air minum diberikan secara ad libitum. Kandungan zat makanan yang tertera pada label pakan dan hasil analisis proksimat di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan zat makanan pada pakan basal Zat Kandungan* Kandungan** Makanan Kadar air Max 13,00 % 11,11 % Protein 20,00 22,00 % 22,16 % Lemak Min 3,50 % 5,29 % Serat Max 5,00 % 4,71 % Abu Min 12,00 % 11,31 % Gross - 4048,69 Kal/kg Energy Kalsium Min 3,00 % - Phospor Min 0,60 % - Sumber :* Label pakan puyuh petelur PT. Japfa Comfeed **Hasil analisis proksimat di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah: P0 : Pakan basal tanpa probiotik P1 : Pakan basal + 0,2% probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung P2 : Pakan basal + 0,4% probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung P3 : Pakan basal + 0,6% probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung Variabel Variabel yang diamati selama penelitian adalah : a. Konsumsi pakan (g) merupakan selisih dari jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah sisa pakan. Rumus konsumsi pakan (g/ekor) sebagai berikut : = pakan pemberian (g) pakan sisa (g) b. HDP/ Hen Day Production (%) dihitung dari perbandingan jumlah telur (butir) yang dihasilkan dengan jumlah puyuh betina 3

(ekor) yang ada dikalikan 100 %. Rumus HDP (%) sebagai berikut : = x 100 c. Egg mass adalah perkalian antara presentase produksi telur harian (HDP) dengan rata-rata berat telur. Rumus egg mass (g/ekor/hari) sebagai berikut: Egg mass = HDP x rata-rata berat telur d. Konversi pakan merupakan rasio pakan yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan egg mass yang dihasilkan dalam waktu tertentu. Rumus konversi pakan adalah: = e. IOFC (Income Over Feed Cost) merupakan pendapatan yang diperoleh dari selisih penjualan telur dikurangi dengan biaya pakan dalam kurun waktu tertentu. Rumus IOFC sebagai berikut : = (g berat telur x harga telur/g) (g konsumsi pakan x biaya pakan/g) Analisis Data Data yang diperoleh ditabulasi dengan program Microsoft Excel, selanjutnya dianalisis menggunakan ragam (ANOVA) dari rancangan acak lengkap, apabila terdapat perbedaan antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan s (UJBD). HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil analisis perlakuan terhadap konsumsi pakan, HDP, egg mass, konversi pakan, dan IOFC selama penelitian Variabel Perlakuan Pengamatan P0 P1 P2 P3 Konsumsi pakan (g/ekor/hari) 23,89±0,55 24,10±0,30 24,12±0,36 24,43±0,42 HDP (%) 55,83±4,30 57,92±2,71 58,04±4,52 61,90±5,22 Egg mass (g/ekor/hari) 5,69±0.33 5,86±0.21 6,00±0,30 6,24±0,43 Konversi pakan 4,41±0,26 4,35±0,19 4,27±0,22 4,22±0,31 IOFC(Rp/ekor/hari) 13,47±6,03 13,76±4,58 15,23±5,35 15,60±7,29 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Pakan terhadap konsumsi pakan. Rataan konsumsi pakan pada Tabel 2 berturut-turut yaitu perlakuan P0 23,89±0,55 g/ekor/hari; P1 24,10±0,30 g/ekor/hari; P2 24,12±0,36 g/ekor/hari dan P3 24,43±0,42 g/ekor/hari, dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa konsumsi pakan relatif sama. Hal tersebut dapat disebabkan karena pemberian pakan setiap perlakuan sama yaitu 26 g/ekor/hari dan juga menggunakan jenis pakan yang sama sehingga kandungan yang terdapat dalam pakan juga sama. Kandungan energi dan protein pakan yang berada dalam keadaan sama pada setiap pakan perlakuan akan menghasilkan konsumsi pakan yang tidak berbeda. Seperti diketahui bahwa imbangan protein energi sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumsi pakan 4

dengan demikian imbangan protein-energi yang sama di dalam pakan perlakuan akan menghasilkan konsumsi pakan yang sama pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Hammond (1994) yang menyatakan bahwa jumlah pakan yang dikonsumsi oleh seekor ternak diantaranya dipengaruhi oleh palatabilitas, kecernaan dan komposisi zat makanan dalam pakan. Ditambahkan Sagala (2009), konsumsi pakan juga dapat dipengaruhi oleh kualitas pakan (komposisi nutrisi dalam pakan, kualitas pellet, dan formulasi pakan) dan manajemen (manajemen lingkungan, kepadatan kandang, ketersediaan pakan dan air minum, dan kontrol terhadap penyakit). Penambahan probiotik dalam pakan dapat menyebabkan peningkatan aktivitas mikroba, aktivitas enzim dan daya cerna protein serta energi metabolis pakan dalam saluran pencernaan burung puyuh. Akibatnya akan mempercepat laju pergerakan makanan sehingga penyerapan zat-zat makanan menjadi lebih besar, lebih lanjut akan berdampak terjadi peningkatan efisiensi penggunaan pakan dan laju produksi burung puyuh. Ditambahkan Candinegara (2006), penggunaan probiotik difokuskan pada peningkatan status ekologi sistem pencernaan, sehingga menguntungkan yaitu meningkatkan produktivitas, kesehatan dan perkembangan sistem pencernaan. Ini sejalan dengan pernyataan Budiansyah (2004) yang menyatakan bahwa salah satu mekanisme kerja probiotik yaitu berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat antimikroba. Mikroba probiotik menghambat organisme patogen untuk berkompetisi. Pengaruh Perlakuan terhadap HDP (Hen Day Production) terhadap HDP. Rataan HDP pada Tabel 2 yang tertinggi hingga terendah yaitu perlakuan P3 61,90±5,22 %; P2 58,04±4,52 %; P1 57,92±2,71 % dan P0 55,83±4,30 %. Data secara statistik memang tidak berpengaruh nyata namun secara numerik penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung dapat meningkatkan HDP. Perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata secara statistik diduga disebabkan oleh kecukupan kandungan nutrisi antar perlakuan yang menyebabkan puyuh sehat sehingga tidak mempengaruhi proses pembentukan telur dan produksi telur dapat berjalan dengan normal. Penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung terbaik pada perlakuan P3 yaitu dengan penambahan sebesar 0,6 %. Produksi telur mengalami peningkatan secara numerik pada setiap perlakuan yang diberi penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung diduga karena adanya penambahan probiotik di dalam pakan akan meningkatkan penyerapan makanan ke dalam tubuh ternak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sjofjan (2001) dan Kompiang (2000) bahwa dengan penambahan kultur probiotik akan meningkatkan produksi telur harian. North and Bell (1992) menambahkan bahwa jumlah pakan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap produksi ternak, dimana konsumsi pakan yang rendah akan menghasilkan produksi yang rendah, dan konsumsi pakan yang tinggi akan menghasilkan produksi yang tinggi pula. Pengaruh Perlakuan terhadap Egg Mass terhadap egg mass. Rataan egg mass pada Tabel 2 yang tertinggi hingga terendah yaitu perlakuan P3 6,24±0,43 g/ekor/hari; P2 6,00±0,30 g/ekor/hari; P1 5,86±0,1 g/ekor/hari, dan P0 5,69±0,33 g/ekor/hari. Rataan nilai egg mass pada P0, P1 dan P2 menunjukkan hasil rataan 5

yang lebih rendah daripada P3. Perlakuan P3 secara numerik memiliki nilai yang lebih baik dibanding perlakuan yang lain. Penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung tidak berpengaruh karena pemberian probiotik dalam pakan tidak memberikan perbedaan terhadap produksi telur harian, sehingga egg mass juga tidak berbeda nyata. Egg mass dipengaruhi oleh produksi telur harian dan berat telur, jika salah satu atau kedua faktor semakin tinggi maka egg mass juga semakin meningkat atau sebaliknya. Sesuai dengan pendapat Cath, Bozkurt, Kucukyilmaz, Cinar, Bintas, Coven and Atik (2012) yang menyatakan bahwa sesuai dengan tingkat tingginya produksi telur dan berat telur, maka masa telur juga akan tinggi dan sebaliknya. Novak, Yakout and Scheideler (2006) menambahkan bahwa massa telur juga ditentukan oleh asupan protein pada masa bertelur. Hal tersebut juga berkaitan dengan massa telur dipengaruhi oleh bobot putih telur dan kuning telur, yang sebagian besar terdiri dari protein, oleh karena itu tingginya asupan protein menyebabkan tingginya massa telur. Pengaruh Perlakuan terhadap Konversi Pakan terhadap konversi pakan. Rataan konversi pakan pada Tabel 2 yang terendah hingga tertinggi yaitu perlakuan P3 4,22±0,31; P2 4,27±0,22; P1 4,35±0,19 dan P0 4,41±0,26. Hal ini memberi indikasi bahwa pakan yang ditambahkan probiotik sebesar 0,6 % (P3) merupakan perlakuan yang paling efisien untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal dan lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Dari hasil penelitian diperoleh nilai konversi pakan terendah terdapat pada perlakuan P3 dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini berarti nilai konversi pakan perlakuan P3 lebih baik dari perlakuan lainnya karena egg mass yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan perlakuan P0, P1 dan P2. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan feed additive probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung mampu memperbaiki daya cerna dan konsumsi pakan sehingga akan menghasilkan berat telur yang lebih tinggi pula. Baik buruknya konversi pakan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya mutu pakan, kesehatan ternak dan tata cara pemberian pakan (Tillman, et al., 1991). Berdasarkan hasil penelitian Hazim, Al-Daraji, Al-Mashadani, Al Wahyani, Mirza and Al- Hasani (2010), bahwa konversi pakan idealnya adalah yaitu 3,67 4,71. Ditambahkan oleh Jin, Abdullah, Ali and Jalaludin (1997), penambahan probiotik dalam pakan dapat meningkatkan aktivitas enzimatis dan meningkatkan aktivitas pencernaan. Hal itu menyebabkan zat nutrisi seperti lemak, protein, dan karbohidrat yang biasanya terbuang dalam feses akan menjadi berkurang. Pengaruh Perlakuan terhadap IOFC (Income Over Feed Cost) terhadap IOFC. Rataan IOFC pada Tabel 2 yang tertinggi hingga terendah yaitu perlakuan P3 Rp 15,60±7,29/ekor/hari; P2 Rp 15,23±5,35/ekor/ hari ; P1 Rp 13,76±4,58 /ekor/hari dan P0 Rp 13,47±6,03/ekor/hari. Hal ini diduga dipengaruhi oleh konsumsi pakan, produksi telur dan berat telur, selain itu faktor harga pakan dan harga telur juga mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima. Perlakuan P3 secara numerik memiliki nilai yang lebih baik dibanding perlakuan yang lain. Konsumsi pakan yang relatif sama menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk 6

pembelian pakan juga dalam kisaran yang sama, sedangkan produksi telur dan berat telur yang dihasilkan setiap perlakuan memiliki perbedaan sehingga apabila dihitung nilai pendapatan dari total penjualan telur dikurangi biaya pakan, perlakuan dengan produksi telur tinggi cenderung menghasilkan nilai IOFC yang tinggi pula begitu sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Widjastuti dan Kartasudjana (2006) yang menyatakan apabila dikaitkan dengan pegangan berproduksi dari segi teknis maka dapat diduga bahwa semakin tinggi efisiensi pakan mengubah zat makanan menjadi telur maka semakin baik pula IOFC yang didapatkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung sebagai aditif pakan burung puyuh tidak dapat memperbaiki penampilan produksi yang meliputi konsumsi pakan, HDP, egg mass, konversi pakan dan IOFC. Penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung sebesar 0,6 % dalam pakan memberikan kecenderungan penampilan produksi terbaik pada burung puyuh. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk tepung dengan menggunakan pakan self mixing dan dengan presentase probiotik yang lebih besar serta dalam jangka waktu yang lebih lama. DAFTAR PUSTAKA Budiansyah, A. 2004. Pemanfaatan Probiotik dalam Meningkatkan Penampilan Produksi Ternak Unggas. http://www.kompas.com/kompascetak/01 09/30iptek/efek22html. Diakses tanggal 14 Desember 2014. Candinegara, T. 2006. Pemanfaatan Feed Additive dan Feed Supplement Terkini. Disampaikan pada Pertemuan Civitas Akademika Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar. Cath, A. U., M. Bozkurt, K. Kucukyilmaz, M. Cinar, E. Bintas, F. Coven and H. Atik. 2012. performance and egg quality or aged laying hens fed diets supplemented with meat and bone meal or oyster shell meal. South African Journal of Animal Science: 42 (1). Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2013. http://ditjennak.pertanian.go.id. Diakses tanggal 3 Desember 2014. Hammond. 1994. The effect of Lactobacillus acidophilus on the production and chemical composition of hen eggs. Poultry Sci. 75: 491-494. Hazim, J., Al-Daraji., H.A. Al-Mashadani, W.K. Al Wahyani, H.A. Mirza and A.S. Al- Hasani. 2010. Effect of dietary suplementation with different oil on productive and reproductive performance of quail. International J. Poult. Sci. 9 (5): 429-435. Jin, J., N. Abdullah, M.A. Ali and S. Jalaludin. 1997. Effect of adherent Lactobacillus culture on growth, weight of organs and intestinal microflora and volatile fatty acids in broiler. Anim. Feed. Sci. Tech. 70(3): 197-209. Kannan, M., R. Karanakaran, V. Balakrishnan and T.G. Prabhakar. 2005. Influence of prebiotics supplementation on lipid profile of broilers. International Journal of Poultry Science 4(12): 994-997. Kompiang, I.P. 2000. Pengaruh suplementasi kultur Bacillus spp. melalui pakan atau air minum terhadap kinerja ayam petelur. JITV. 5(4): 205-209. 7

North, M.O. and D,D. Bell. 1992. Commercial Chicken Production Manual. 4th Ed. Van Nostrand Reinhold. New York. Novak, C.,H. M. Yakout and S. E. Scheideler. 2006. The effect of dietary protein level and total sulfur amino acid: Lysine ratio on egg production parameters and egg yield in hy-line W-98 hens. Poult. Sci. 85: 2195-2206. Sagala, N.R. 2009. Pemanfaatan Semak Bunga Putih (Chromolena odorata) terhadap Pertumbuhan dan IOFC dalam Ransum Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur 1 sampai 42 Hari. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Sjofjan, O. 2001. Isolasi dan Identifikasi Mikroflora Usus Ayam Petelur Sebagia Sumber Probiotik. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang. Tillman, A.D., H. Hartadi., S. Reksodiprojo., S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Widjastuti, T. dan R. Kartasudjana. 2006. Pengaruh pembatasan ransum dan implikasinya terhadap performa puyuh petelur pada fase produksi pertama. J. Indon. Trop. Anim. Agic. 31(3): 162-168. 8