Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

Desain Hunian Terapung di Jakarta Utara

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-179

Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya

Ruang Rehumanisasi: Proses Pembauran Manusia Melalui Perjalanan Ruang

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

Penerapan Tema Terhubung (kembali) dengan Alam sebagai Penyelesaian Desain pada Perancangan Islamic Center Pakem

KARAKTERISTIK SOSIAL-EKONOMI NELAYAN PADA KAWASAN WISATA PANTAI SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Meningkatkan Eksistensi Kampung melalui Arsitektur sebagai Tantangan Modernisasi Kota Surabaya

Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

Redesain Kawasan Akuatik Kebun Binatang Surabaya Berbasis Isu Sirkulasi

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Kenjeran Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

Resor Ekologis di Titik Nol Indonesia

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

Tabel 1.1 Data Jenis Kawasan di Bantul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Arahan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Singosari Malang sebagai Heritage Tourism

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENDESAIAN MALL PADA SUB KAWASAN CIBADUYUT SEBAGAI SENTRA PERDAGANGAN SEPATU

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Bab ini membahas dengan cara mengumpulkan dan menguraikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PESISIR SEKITARNYA

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Destination Spa Mandalika sebagai Objek Wisata yang Paling Diminati

Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya

Redesain Pelabuhan Balohan Sebagai Landmark Baru Kota Wisata Pulau Weh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Terpadu

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) 293 Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah Fadhila.A. Hardiyanti dan Muhammad Faqih Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: faqih@arch.its.ac.id Abstrak Pantai Kenjeran, merupakan salah satu wilayah pesisir yang membatasi kota Surabaya dan juga merupakan salah satu daya tarik wisata bagi kota Surabaya. Pantai yang terletak di kecamatan Bulak ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan yang berasal dari dalam kota Surabaya maupun wisatawan yang datang dari luar kota Surabaya. Oleh sebab itu, pengembangan dan pembangunan oleh pemerintah di wilayah Kenjeran ini dilakukan secara intensif demi meningkatkan kualitas sektor wisata di kota Surabaya.Berdasarkan RDTRK, wilayah kenjeran memiliki pembagian area yang terdiri dari area wisata pantai Kenjeran (Kenpark) dan area kampung nelayan Kenjeran. Pada pengembangan dan pembangunan oleh pemerintah yang dilakukan saat ini lebih terfokus pada area wisata Kenjeran. Padahal di sepanjang wilayah pesisir pantai Kenjeran memiliki banyak sekali potensi sumber daya alam. Pengembangan yang dilakukan pada area wisata pantai Kenjeran menyebabkan terjadinya ketimpangan atau ketidakseimbangan antara area wisata dengan area kampung nelayan sekitarnya. Padahal area kampung nelayan Kenjeran selain memiliki potensi sumber daya alam juga memiliki potensi sumber daya manusia yang siap untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik potensi tersebut, untuk menghasilkan suatu ikon baru di wilayah tersebut. Perancangan kawasan permukiman dan wisata ini menghasilkan kawasan terpadu yang berkelanjutan. Rancangan ini menggabungkan potensi permukiman untuk mendukung kawasan wisata yang menjadi ikon Surabaya. Kata Kunci--- Kenjeran, Nelayan, Potensi, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia I I. PENDAHULUAN NDONESIA merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di benua Asia. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya, yaitu kaya akan budaya, bahasa, seni, suku, hasil tambang, dan potensi wilayah. Secara administratif, Indonesia terbagi menjadi ribuan wilayah dan setiap wilayah di Indonesia pasti memiliki potensi, baik potensi dari sumber daya alam (SDA) maupun potensi dari sumber daya manusia (SDM). Seperti halnya wilayah Kenjeran yang terletak di kota Surabaya. Kenjeran merupakan salah satu pesisir pantai yang membatasi wilayah kota Surabaya yang merupakan salah satu ikon wisata yang Gambar 1. Pesisir Pantai Kenjeran Kampung nelayan kenjeran yang kondisi ekonominya menengah ke bawah. Kondisi yang masih sama pada kampung nelayan Kenjeran. Kampung nelayan Kenjeran kurang mendapatkan perhatian pemerintah meskipun memiliki potensi SDM yang dapat dikembangkan. Pantai Kenjeran merupakan salah satu tempat wisata di kota Surabaya Jumlah pengunjung pantai Kenjeran yang semakin hari semakin meningkat. Pemerintah secara intensif membenahi pantai Kenjeran sehingga terjadi ketimpangan antara area pantai dan area kampung nelayan. Faktanya, kampung nelayan yang mampu menyumbang potensi SDM dan wilayah pesisir pantai Kenjeran yang memiliki potensi SDA. Dengan integrasi antara keduanya maka dapat meningkatkan kemajuan di sektor ekonomi dan pariwisata. Gambar 2. Bagan Penyusunan Konsep

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) 294 ada di kota Surabaya. Sesuai dengan letak dan kondisi geografis pantai Kenjeran yang berupa pesisir pantai maka sangat mempengaruhi terhadap sumber mata pencaharian pokok bagi kehidupan masyarakat di sekitar wilayah pantai Kenjeran tersebut yaitu sebagai nelayan.kawasan perbatasan pantai yang terletak di wilayah tambak wedi, kecamatan bulak Surabaya ini merupakan satu kesatuan wilayah yang terdiri dari area wisata pantai Ria Kenjeran dan juga area permukiman kampung nelayan. Kondisi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir antara 2 area tersebut berjalan tidak seimbang. Faktanya Pantai Ria Kenjeran semakin berbenah seiring bergulirnya waktu mengingat area tersebut merupakan salah satu daya tarik kota Surabaya. Jumlah pengunjung pantai kenjeran yang semakin hari semakin bertambah membuat pemerintah semakin fokus melakukan berbagai macam perbaikan, pembenahan dan pengembangan area wisata pantai kenjeran. Namun hal tersebut tidak terjadi pada area permukiman kampung nelayan yang masih berada satu kawasan dengan area wisata pantai. Hal tersebut menjadi salah satu pemicu ketimpangan antara area wisata pantai dan area permukiman. Kesenjangan antara kondisi wisata pantai Kenjeran dan area permukiman kampung nelayan yang sangat mencolok meskipun berada di satu kawasan dapat menyebabkan berbagai macam dampak jangka panjang. Padahal apabila area pantai kenjeran dan area permukiman kampung nelayan dapat saling berintegrasi dalam pengembangan kedepannya mampu menghasilkan hubungan simbiosis mutualistis atau saling menguntungkan. Pantai kenjeran yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) dan kampung nelayan yang memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) apabila dipadukan akan menghasilkan suatu ikon baru di wilayah Kenjeran yang saling terintegrasi. Gambar 3. Aktivitas Nelayan Gambar 4. Potensi dan Hasil Tangkapan Nelayan II. METODE PERANCANGAN Pendekatan yang digunakan dalam proses merancang ini yaitu menggunakan pendekatan partisipatif. Pendekatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan hasil rancangan yang sesuai dengan kebutuhan target yaitu masyarakat kampung nelayan Kenjeran, Surabaya. Perencanaan dan perancangan arsitektur telah tumbuh dan berkembang biak tidak semata hanya menggunakan teknis rasional, akan tetapi juga memiliki unsur moral dan politik berkeadilan sosial dan juga memberi kekuasaan pengambilan keputusan pada masyarakat (Christoper dan Rossi,2003). Comunity Architecture dalam sebuah proses perancangan lingkungan atau kawasan kota menjadi dasar dalam menggerakkan dan mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Karena pada dasarnya masyarakat merupakan anggota sosial yang sebaiknya tidak diabaikan. Sehingga sebaiknya dalam pendekatan partisipatif dilakukan bermacam macam metode untuk melibatkan pula masyarakat sebagai referensi Gambar 5. Kondisi Eksisting Kampung Nelayan Gambar 6. Kenpark Wisata Kenjeran

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) 295 ide dan ketentuan dalam proses merancang baik melalui media wawancara atau angket. Metode perancangan yang diterapkan yaitu metode inquiry by design oleh John Zeisel. Kemudian diaplikasikan dan dirumuskan menjadi sebuah tahapan perancangan., sebagai berikut : 1. Perumusan Gagasan Isu 2. Pendalaman Masalah Isu 3. Pengumpulan Data 4. Analisa 5. Sintesa Permasalah 6. Eksplorasi Gagasan Ide Desain 7. Evaluasi Hasil Desain 8. Re- Desain III. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG Gambar 7. Metode John Zeisel Berdasarkan isu yang diangkat dan berdasarkan pendekatan yang digunakan maka dirumuskan konsep untuk menggabungkan antara potensi sumber daya alam (SDA) yang ada di pantai Kenjeran dan sumber daya manusia (SDM) yang ada di kawasan kampung nelayan Kenjeran, Surabaya. Konsep ini diangkat sebagai solusi dari permasalahan akan ketimpangan dan potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang belum dikembangkan secara maksimal. Kampung baru nelayan Kenjeran Surabaya merupakan suatu konsep desain dalam menjembatani antara penggabungan sumber daya alam (SDA) yang ada di pantai Kenjeran dan sumber daya manusia (SDM) yang ada pada masyarakat kampung nelayan Kenjeran. Sehingga diharapkan dengan adanya konsep desain ini mampu menjadi sebuah solusi dalam memanfaatkan semaksimal dan sebagaimana mestinya sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). A. Konsep Rancang Penataan Ruang Luar Konsep pada penataan massa dan ruang luar pada konsep desain dibagi berdasarkan 3 area berdasarkan fungsi wadah kegiatan yaitu area hunian warga kampung nelayan, area pengolahan ikan dan hasil laut, area wisata kampung nelayan. Pada area hunian bagi warga kampung nelayan merupakan area yang terdiri dari 138 unit rumah yang terbagi atas 3 tipe rumah. Pada area objek desain ini dikonsepkan sebagai tempat privasi bagi warga kampung nelayan dan sebagai tempat beristirahat dan melakukan aktivitas sehari hari yang berhubungan dengan kebiasaan yang dilakukan oleh warga kampung nelayan. Sedangkan pada area pengolahan ikan dan hasil laut merupakan area yang dirancang sebagai wadah untuk kegiatan yang berhubungan dengan mata pencaharian mayoritas di wilayah kampung nelayan yaitu sebagai nelayan. Pada area ini terbagi lagi menjadi sub sub area aktivitas yaitu meliputi dermaga yang berfungsi sebagai area sandar perahu dan sirkulasi para nelayan. penerimaan dan pembersihan ikan yang berfungsi sebagai tempat pertama kali dituju bagi para nelayan setelah mendapatkan hasil tangkapan ikan maupun hasil laut lainnya dan di Gambar 8. Siteplan Desain Rancang Gambar 9. Program Ruang Desain Rancang

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) 296 wilayah ini pula ikan dan hasil laut lainnya dibersihkan dan diolah dasar. penjemuran ikan yang berfungsi sebagai tempat untuk menjemur ikan sebelum kemudian diolah lebih dan diproduksi. produksi yang berfungsi sebagai tempat untuk mengolah ikan dan hasil laut lainnya menjadi makanan atau kerajinan yang siap untuk diproduksi dan dipasarkan. berikutnya yaitu area wisata yang merupakan area yang difungsikan sebagai fasilitas umum sebagai area wisata. ini terbagi pula menjadi beberapa sub area antara lain, tenant, sentra kuliner dan kerajinan, playground, dan restoran apung kampung nelayan. B. Konsep Rancang Massa Bangunan Konsep rancang desain bangunan terfokus pada 2 massa desain yaitu hunian nelayan dan sentra kuliner dan kerajinan. Pada massa hunian nelayan, massa bangunan didesain dengan konsep dinamis baik dari segi sirkulasi penghuni maupun segi sirkulasi angin. Fasad bangunan yang terbagi menjadi 2 tingkat pada tingkat atas massa hunian didesain dengan desain yang masif, sedangkan pada tingkat bawah massa hunian di desain dengan konsep tertutup namun transparan sehingga menambah kesan dinamis pada massa hunian serta memberi kesan tidak kaku pada massa hunian. Massa sentra kuliner dan kerajinan hasil laut yang memiliki bentuk balok terasa kaku, namun untuk mengatasi hal tersebut pada bidang fasad utara, barat, selatan, dan timur bangunan diberi permainan nada maju mundur dari pasangan berbagai macam batu alam. IV. KESIMPULAN Dengan penerapan pendekatan partisipatif dalam gagasan ide rancang kampung baru nelayan Kenjeran dapat membantu dalam menemukan solusimelalui sudut pandangan subjektif masyarakat kampung nelayan maupun sudut pandang objektif. Sehingga dapat mewadahi kebutuhan masyarakat kampung nelayan dan dapat menjadi wadah arsitektur yang mampu menjembatani antara potensi sumber daya alam (SDA) pesisir kenjeran dan sumber daya manusia (SDM) di kampung nelayan kenjeran. A. Siteplan Dengan mengusung tema kampung baru nelayan Kenjeran berbasis potensi wilayah, kampung ini dirancang dengan konsep produksi dan wisata. Sehingga dalam proses operasionalnya, warga kampung nelayan memiliki aktivitas penuh dalam mencari, mengolah, dan memproduksi aneka olahan ikan dan hasil laut untuk kemudian produk tersebut dipasarkan pada pengunjung area wisata kampung nelayan kenjeran tersebut. Sehingga masyarakat kampung nelayan kenjeran mampu merintis dan mengembangkan usaha mandiri dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang ada di wilayah tersebut. Selain wisata keluarga, kampung baru nelayan kenjeran ini juga dikonsepkan sebagai wisata edukasi, sehingga pengunjung wisata kampung nelayan juga dapat melihat langsung dan mempelajari proses proses produksi aneka hasil olahan ikan dan hasil laut dari usaha mandiri masyarakat kampung nelayan Kenjeran Surabaya. Dengan ini gagasan ide rancang kampung baru nelayan kenjeran dapat menjadi fasilitas yang tepat dalam menjembatani antara potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang ada di wilayah Hunian Kampung Nelayan Hunian Kampung Nelayan Wisata Kampung Nelayan Pengolahan Ikan dan Hasil Laut Hunian type A Hunian type B Hunian type C Tenant Sentra Kuliner dan Kerajinan Playground pesisir pantai Kenjeran. Restoran Apung Gambar 10. Program Ruang Desain Gambar 11. Fasad Hunian Gambar 12. Fasad Sentra Kuliner dan Kerajinan Wisata Kampung Nelayan Pengolahan Ikan dan Hasil Laut Dermaga Pengolahan Penjemuran Produksi

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) 297 Gambar 13. Aktivitas Menuju Proses Penjemuran Ikan

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) 298 Penataan massa dilakukan sesuai dengan siteplan yang terbagi menjadi tiga area yaitu area permukiman kampung nelayan, area pengolahan ikan, area wisata. Pada area permukiman kampung nelayan massa bangunan hunian terbagi menjadi tiga type berdasarkan jumlah penghuni. Pada hunian type A merupakan hunian yang diperuntukkan bagi kepala keluarga dengan jumlah antara 5-6 orang penghuni. Hunian type B merupakan hunian yang diperuntukkan bagi kepala keluarga dengan jumlah antara 3-4 orang penghuni. Sedangkan Hunian Type C merupakan hunian yang diperuntukkan bagi kepala keluarga dengan jumlah 2 orang penghuni. Pada area pengolahan ikan terdiri dari empat massa bangunan yaitu area dermaga, area pengolahan ikan, area penjemuran, dan area produksi. Dan pada area wisata terdapat empat massa bangunan yaitu masjid, tenant, sentra kuliner dan kerajinan, serta restoran apung dermaga. Massa Bangunan Gambar 14. Aktivitas di Pengolahan Ikan UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan artikel ilmiah ini. Serta ucapan terimakasih kepada kedua orangtua penulis, dan teman teman arsitektur ITS angkatan 2012 yang telah membantu dan senantiasa memberikan dukungan moril. Dalam penulisan artikel ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada artikel ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna sempurnanya artikel ilmiah ini. Dan penulis berharap artikel ilmiah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Gambar 15. Aktivitas Sehari-hari di Hunian DAFTAR PUSTAKA [1] Zeisel, John (2006). Inquiry by Design. W.W. Norton & Company. New york [2] Kajian Pustaka. Metode Pengembangan Sumber Daya Manusia. Diakses pada 12 Maret 2016 [3] Widianingsih, Lilis. Jurnal Ilmiah. Pendekatan Partisipatif dalam Metode Penelitian Arsitektur. Diakses pada 24 Maret 2016 [4] Sakti, Zein. Potensi Sumber Daya Alam dan Pemanfaatannya. Diakses pada 25 Maret 2016 [5] Sitaresmi, Galuh. Analisis Potensi Wilayah Pesisir untuk Pengembangan Pariwisata. Diakses pada 01April 2016 [6] Komaruddin, Anang. Kehidupan Masyarakat Pesisir. Diakses pada 01 April 2016 Gambar 16. Perspektif Bagian Luar Wisata Gambar 17. Perspektif Masjid Gambar 18. Sentra Kerajinan dan Kuliner