STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I Pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa Penekanan pada fasilitas museum yang Variatif dan atraktif

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

HOTEL RESORT DI KAWASAN RAWAPENING (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik)

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI A DPRD KABUPATEN BANGKALAN

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GALUH CIAMIS JAWA BARAT TANGGAL 8 MEI 2014

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali, merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional. Pulau

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

Gambar 3.1 Peta Administratif Provinsi Jawa Tengah Sumber : diunduh pada tanggal 4 September 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

Setelah Bali dan Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah tujuan

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA FENOMENA ALAM BLEDUG KUWU DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

Waterpark di Kawasan Rawa Pening Kab. Semarang BAB I PENDAHULUAN

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL ± LEMBAR PENGESAHAN ±± LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR MOTTO ABSTRAKSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing seperti wisata budaya, wisata alam, wisata bahari, wisata

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

Transkripsi:

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2001

ABSTRAK Keberadaan Kawasan wisata Rawapening di Kabupaten Semarang yang sudah dikenal dan mempunyai potensi wisata alam dan budaya/sejarah yang dapat dikembangkan. Maka yang menjadi pertanyaan studi ini adalah bagaimanakah atraksi wisata kawasan Rawapening yang diminati oleh pasar wisata? Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atraksi wisata di Kawasan Rawapening. Pendekatan analisis yang dilakukan adalah analisis deskritif dengan membandingkan kesesuaian aspek penawaran dan permintaan atraksi wisata dari objek wisata di kawasan rawapening, sehingga didapatkan kondisi pemenuhan atraksi wisata yaang diminati pasar wisata. Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada masing-masing objek wisata di Kawasan Rawapening, atraksi yang diminati adalah wisata alam, budaya dan buatan. Wisata alam yang terdapat pada objek wisata Bukit cinta, Rawapening dan Candi Dukuh dengan motif kedatangan wisatawan berwisata alam dan budaya dengan menikmati suasana yang tenang, udara relatif bersih dan pemandangan alam telaga rawapening. Musem Kereta Api diminati wisatawan dengan motif berwisata budaya dan buatan dengan menikmati perjalanan wisata alam dengan kereta api uap (kuno) dengan rute Museum KA Stasiun Bedono (Kecamatan Jambu). Pemandian Muncul diminati oleh wisatawan tertentu dengan motif berwisata alam dan rekreatif dengan menikmati air yang berasal dari sumber mata air rawapening. Atraksi yang diminati pasar wisata di Kawasan Rawapening ialah atraksi wisata alam, budaya dan buatan. Sedangkan dari penawaran Kawasan Rawapening, atraksi wisata saat ini yang diandalkan pada daya tarik wisata alam, maka dapat disimpulkan bahwa atraksi yang ditawarkan dan yang diminati dapat dipenuhi. Dari analisis yang telah dilakukan objek wisata di Kawasan Wisata Rawapening merupakan Danau Rawapening yang mempunyai pemandangan alam ditandai dengan adanya pemandangan alam berupa kawasan perairan (rawa) dengan keanekaragaman sumber hayati, terutama enceng gondok dan daya tarik misteri cerita rakyat asal mula munculnya Rawapening. Pemandangan yang ada di objek adanya pemandangan alam berupa kawasan perairan (rawa) dengan keanekaragaman sumber hayati, terutama enceng gondok, asal mula terjadinya danau Rawapening merupakan cerita yang menarik dan sumber air. Pemandangan yang ada di objek Rawapening ini dapat dilihat baik dari tepi danau Rawapening sendiri maupun pemandangan Rawapening dilihat dari objek wisata yang ada di sepanjang koridor wisata Rawapening (Bukit Cinta dan Candi Dukuh), tetapi semua itu belum dikelola dengan baik dan belum mengintegrasikan aspek-aspek pendukung kegiatan pariwisata (kemudahan transportasi, infra-struktur, sarana dan prasarana, pelayanan dan jasa, serta atraksi wisata itu sendiri), sehingga kurang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Namun tidak kalah pentingnya bahwa perkembangan kawasan wisata akan mempengaruhi pengembangan wilayah bahkan dapat menjadikan pusat pertumbuhan (Growth Pole) yang dapat menyebabkan daerah sekitarnya berkembang. Prospek pengembangan objek wisata yang dapat dilakukan terhadap Kawasan Wisata Rawapening yaitu aspek pengelolaan (manajemen) kelembagaan dan pengelolaan sesuatu yang khas (unik) pada masing-masing situs yang ada di Kawasan Rawapening, potensi yang ada di Danau Rawapening perlu ditingkatkan dengan keanekaragaman atraksi yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, disamping penambahan fasilitas dan sarana prasaran pendukung pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pariwisata merupakan perangsang/penggerak ekonomi daerah sekitar maupun nasional serta dapat menjadi suatu andalan daerah. Pertumbuhan pariwisata dipengaruhi oleh faktor lain yaitu faktor luar yang tidak berkaitan langsung dengan pariwisata tetapi mampu mempengaruhi bentuk permintaan, penawaran dan distribusi produk serta pelayanan wisata, namun ada suatu hal yang penting diingat bahwa prediksi pertumbuhan harus merupakan proses berkelanjutan dan terus diperbaharui. Pengembangan kepariwisatan di Propinsi Jawa Tengah terus dilakukan, sebagai upaya untuk mewujudkan tekat pemerintah menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan. Demikian pula yang dilakukan di Kabupaten Semarang sebagai upaya daerah untuk menunjukan potensi daerah, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain dengan melakukan peningkatan daya tarik pada setiap objek wisata, baik yang telah dikembangkan dengan baik maupun yang belum. Pada prinsipnya pengembangan pariwisata merupakan gejala yang baik yang diharapkan dapat melibatkan masyarakat sekitar, karena dapat mengurangi arus urbanisasi dan tingkat pengangguran selain sebagai jalan untuk meningkatkan taraf hidup, pengembangan pariwisata juga mengundang para pendatang untuk memanfaatkan daya tarik alam. Para pemilik modal yang kemudian menjadi pemilik tanah dan perusahaan wisata skala besar. Pengembangan pariwisata tanpa didukung oleh pembangunan fasilitas dan infrastruktur tidak akan membuahkan hasil, yang ideal tentunya harus merupakan hasil kesepakatan dan saling pengertian antara pemerintah, pemilik modal dan penduduk setempat dan sesuai dengan kecenderungan pasar. Dapat dikatakan bahwa perkembangan wilayah dengan potensi wisata tidak akan terjadi apabila kegiatan pariwisata

tidak mengalami perkembangan dan perkembangan suatu kegiatan pariwisata sangat tergantung pada segmentasi pasar perkembangan penyediaan fasilitas dan sarana prasarana pendukung. Oleh karena itu sangat rawan sekali usaha pengembangan pariwisata apabila tidak dipertimbangkan dengan tepat tata ruang maupun penggunaan lahan serta jalur transportasinya, sehingga dapat dijadikan suatu pertimbangan didalam menentukan pembangunan kawasan wisata pada tahap berikutnya Beberapa tempat yang mulai maju seperti Jakarta, Bali, Yogyakarta dan beberapa tempat lain di Jawa, Sumatera Utara, dan Sulawesi selatan pariwisata sudah berkembang. Tetapi masih banyak propinsi lain yang belum memanfaatkan potensi ini. Sedangkan perencanaan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan pada intinya berkaitan dengan usaha menjamin agar sumber daya alam, sosial dan budaya yang kita manfaatkan untuk pembangunan pariwisata dalam generasi ini dilestarikan untuk generasi mendatang. Pengembangan kepariwisatan di Propinsi Jawa Tengah terus dilakukan, sebagai upaya untuk mewujudkan tekad pemerintah propinsi Jawa Tengah menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan. Di Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah, terdapat sebuah telaga yang luas sekali, dikenal dengan nama Rawapening. Daerah ini terletak kira-kira 10 Km dari kota Ambarwa dimana dari beberapa titik sepanjang jalur Magelang- Semarang dapat terlihat keindahan Rawapening. Berdasarkan cerita rakyat nama Rawapening sering dikatakan sebagai telaga tempat orang menyimpan hening, kesunyian. Mungkin Rawapening dibuat untuk tempat orang mengheningkan cipta, tafakur, berkhalwat. Menurut legenda Danau Rawapening tercipta oleh semburan dari bawah tanah akibat dari sayembara yang dilakukan oleh seorang pemuda yang bernama klinting karena merasa dianiaya oleh penduduk desa maka tidak seorangpun yang dapat memenangkan sayembara tersebut dan pada akhirnya mengalir dengan deras air dari dalam tanah dan menenggelamkan seluruh penduduk desa tersebut.

Salah satu hal yang cukup menarik adalah munculnya nama atau istilah pada desa dan tempat lainnya di sekitar rawapening yang cenderung mengikuti nama dari cerita rakyat. Ditinjau dari segi geografinya munculnya Rawapeninng karena letusan gunung berapi yang mengakibatkan tertutupnya aliran air di daerah tersebut. Karena tertutupnya aliran air di daerah tersebut, terjadilah genangan air yang pada akhirnya membentuk sebuah rawa. Sisa-sisa pepohonan hutan ini mengalami proses alami yang lama, pada akhirnya membentuk tanah gambut yang tebal, sehingga rawa itu makin dalam karena tanah gambut itu berada dibawah permukaan air. Potensi wisata di Rawapening yang dapat dikembangkan perlu menjadi perhatian khusus dengan potensi wisata yang dimiliki meliputi : Wisata Alam, yaitu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan keindahan alam yang sangat mempesona dalam menghayati kehidupan di alam. Wisata Budaya, yaitu pendukung kegiatan wisata alam dalam menampilkan berbagai jenis atraksi dan obyek yang menarik. Aspek lain yang mendukung tercapai sasaran tersebut adalah kawasan Rawapening sudah lama dikenal dengan berbagai atraksi wisata alam maupun buatan manusia, seperti wisata alam dengan iklim yang sejuk dan pemandangan yang indah, potensi pengembangan wisata sejarah dan budaya maupun wisata yang kesehatan (olah raga) sebenarnya cukup tersedia. Keberadaan wisata Rawapening yang memiliki sumber-sumber air dan letak kawasan Rawapening pada jalur Semarang-Yogyakarta dan Semarang Solo serta mudah dijangkau dari jalan. Potensi wisata Kawasan Rawapening yang belum banyak dimanfaatkan dengan optimal inilah yang mendasari perlunya studi identifikasi mengenai atraksi wisata Rawapening yang diminati pasar wisata. Dari identifikasi diharapkan menghasilkan keluaran atraksi wisata yang diminati pasar wisata.