PENENTUAN FAKTOR TRANSFER 134 Cs DARI TANAH KE TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.)

dokumen-dokumen yang mirip
PENYERAPAN 134 Cs PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa, L.)

PENYERAPAN RADIONUKLIDA Cs DARI TANAH BERAIR KE TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea sp)

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

KAJIAN AWAL PENYERAPAN CESIUM-134 OLEH RUMPUT UNTUK INDIKATOR BIOLOGIS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR P3TkN-BATAN BANDUNG

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama dipenuhi dengan mengembangkan suplai batu bara, minyak dan gas alam.

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PENYERAPAN 134 Cs DARI TANAH OLEH TANAMAN PANGAN UBI JALAR (Ipomoea batatas)

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PENYERAPAN 134 Cs DARI TANAH OLEH TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus anuus, Less)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

Cara Menanam Cabe di Polybag

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs

UJI INTEGRITAS KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE UJI CICIP PANAS

EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

FISIKA ATOM & RADIASI

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

III. MATERI DAN METODE

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PENENTUAN DOSIS RADIASI GAMMA TERESTRIAL DENGAN TEKNIK SPEKTROSKOPI GAMMA DAN MONTE CARLO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Perkembangbiakan Tanaman

JUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

III. TATA CARA PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENERAPAN BIONUTRIEN KPD PADA TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa var. crispa)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

Transkripsi:

PENENTUAN FAKTOR TRANSFER 134 Cs DARI TANAH KE TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.) Eem Rukmini dan Juni Chussetijowati Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN, Jl. Tamansari No. 71, Bandung, 40132 ABSTRAK. PENENTUAN FAKTOR TRANSFER 134 Cs DARI TANAH KE TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.). Telah dilakukan penentuan faktor transfer 134 Cs dari tanah ke tanaman jenis cabe rawit putih. Tujuannya untuk menyediakan data faktor transfer (FT) 134 Cs pada buah cabe rawit. Data ini berguna dalam prakiraan kontaminasi interna dan dosis radiasi interna dalam tubuh manusia setelah mengkonsumsi cabe rawit terkontaminasi. Penentuan FT dilakukan pada buah cabe rawit, karena buah ini banyak dikonsumsi manusia. Jenis tanaman cabe rawit yang diteliti adalah tanaman cabe rawit putih. Buah cabe rawit yang terkontaminasi 134 Cs secara interna diperoleh dengan menanam biji buah cabe rawit pada tanah yang dikontaminasi 134 Cs. Biji buah cabe rawit diperoleh dari buah cabe rawit yang diperdagangkan di pasaran kota Bandung. Tanaman cabe rawit ditumbuhkan di dalam green house, yang beratap dan berdinding kaca. Tanaman ini dipelihara dari kelembapan tanah media, kelembapan dan suhu udara dalam ruangan, serta hembusan angin untuk proses perkawinan pada bunga. Pemanenan buah dilakukan pada buah merah setiap 7 hari. Pada waktu buah dipanen, dilakukan pula pengambilan cuplikan tanah media. Dalam cuplikan tersebut 134 Cs dianalisis dengan detector HPGe yang terhubung ke multichannel analyzer 8000 channel. Nilai FT 134 Cs dari tanah ke buah cabe rawit ditentukan dengan membandingkan konsentrasi 134 Cs dalam buah per berat kering terhadap konsentrasi 134 Cs dalam media tanam per berat kering. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa tanaman cabe rawit menyerap 134 Cs dari tanah media tumbuhnya. Akibatnya seluruh organ tanaman cabe rawit menjadi terkontaminasi 134 Cs secara interna dan menjadi sumber radiasi 134 Cs. Nilai FT 134 Cs dari media tanam ke buah cabe rawit yang diperoleh dari penelitian ini berkisar 0,2-0,6. Buah cabe rawit ini masih aman, jika dikonsumsi dengan jumlah yang relatif sangat kecil. Kata kunci : faktor transfer, 134 Cs, cabe rawit, tanah ABSTRACT. DETERMINATION OF TRANSFER FACTOR FOR 134 Cs FROM SOIL TO PLANT OF A SMALL WHITE PEPPER (Capsicum frutescens L.). The determination of transfer factor (TF) for 134 Cs from soil to the plant of small red pepper has been carried out. The purpose of the experiment was to prepare data of TF for 134 Cs on small red pepper fruits. This data is useful in estimating internal contamination and internal radiation dose in human body after consumed the contaminated small red pepper. This fruit is usually consumed for Indonesian diet. The kinds of fruit is called white small red pepper. The contaminated small red pepper was obtained by planting seed of small red pepper in 134 Cs contaminated soil. The seeds were purchased from traditional market in Bandung. The experiment was conducted in a green house. The plants were kept from moisture, temperature, and wind blow. The fruits were harvested every 7 days. Soil sampling was also conducted. Analysis of 134 Cs in samples was carried out using detector of HPGe and multichannel analyzer 8000 channel. The definition of TF is 134 Cs concentration in organ of plant divided by 134 Cs concentration in soil at the time of harvesting of the organ. These concentration is in dry materials. It was found that 134 Cs absorbed by all organ of small red pepper plant. These plants have been internal contaminated and also became a sources of 134 Cs. The TF of 134 Cs for small fruit was 0.2-0.6. These fruits are safe to be consumed with very small quantity. Key words : transfer factor, 134 Cs, small red pepper, soil 452

1. PENDAHULUAN Pada pengetesan senjata nuklir dan kecelakaan reaktor nuklir yang melibatkan emisi radionuklida hasil fisi dan aktivasi ke lingkungan dan terdeposisi di permukaan tanah dapat menimbulkan kontaminasi radionuklida secara interna pada tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut. Radionuklida yang perlu diperhatikan di lingkungan di antaranya adalah 134 Cs, karena umur paronya yang panjang, sehingga dapat berada di lingkungan sebagai sumber radiasi dalam waktu lama pula. Cesium (Cs) radioaktif dan Cs tidak radioaktif apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan terdistribusi ke jaringan lunak. Cara Cs memasuki tubuh manusia antara lain melalui rantai makanan yang berada di dalam organ tanaman. Penyiapan Cs dalam organ tanaman secara tidak langsung dengan cara penyerapan Cs radioaktif dari tanah terkontaminasi Cs radioaktif pada masa tanaman hidup. Karena sifat kimia Cs sama dengan K, maka Cs relatif mudah diserap oleh tanaman hidup. Kesamaan sifat ini disebabkan Cs dan K adalah anggota unsur logam alkali [1]. Radionuklida yang terserap oleh tanaman akan mengkontaminasi organ tanaman secara internal, kemudian secara radiologis akan berpengaruh, baik secara internal maupun eksternal. Tanaman yang terkontaminasi dapat menjadi sumber radiasi. Oleh karena itu, Cs dari tanah dapat mengkontaminasi bahan makanan yang berasal dari tanaman yang tumbuh pada tanah yang terkontaminasi Cs. Penyerapan radionuklida oleh tanaman dapat dinyatakan dengan faktor transfer (FT). Makalah ini melaporkan penelitian penentuan faktor transfer 134 Cs dari tanah ke tanaman cabe rawit. Cabe rawit yang dipilih adalah jenis buah cabe rawit putih, karena buah ini banyak dikonsumsi yang biasa disajikan dalam bentuk sambal dan bumbu masak. Buah cabe rawit putih ini akan berwarna putih ketika masih muda, kemudian menjadi merah setelah tua. Nilai FT 134 Cs pada buah cabe rawit ditentukan dengan membandingkan nilai konsentrasi 134 Cs dalam buah cabe rawit dan nilai konsentrasi 134 Cs dalam tanah pada saat buah dipanen. Nilai konsentrasi 134 Cs ditentukan setelah cuplikan buah dan tanah dikeringkan. Pengukuran 134 Cs dalam cuplikan menggunakan detector HPGe yang dihubungkan dengan multichannel analyzer. 2. TATA KERJA 2.1. Bahan dan alat. Biji buah cabe rawit diperoleh dari buah cabe rawit yang diperdagangkan di pasaran Kota Bandung. Tanah untuk media tanam diambil dari tanah tapak PTNBR tempat berdiri reaktor TRIGA 2000 Bandung. Tempat melakukan penanaman cabe rawit adalah di dalam green house dengan dinding dan atap dari kaca putih bening, agar tanaman terlindung dari hama, sehingga tidak terjadi perpindahan 134 Cs ke luar ruangan. Radionuklida 134 Cs diperoleh dengan mengaktivasi satu gram 133 Cs (cesium nitrat) oleh netron sehingga memperoleh 134 Cs sebanyak 400 mci. Radionuklida 133 Cs diaktivasi dengan cara irradiasi selama tiga hari di dalam reaktor TRIGA 2000 Bandung. Radionuklida 134 Cs hasil irradiasi dilarutkan dengan HCl encer dalam labu ukur 1000 ml. Radionuklida 134 Cs mempunyai umur paro 2,05 tahun, memancarkan partikel beta dan radiasi gamma diantaranya berenergi 795,87 kev (85,3 %) dan 604,71 kev (97,5 %). Energi gamma yang digunakan untuk menganalisis 134 Cs adalah 795,87 kev (85,3 %) karena transisi gamma lebih spesifik [2]. 2.1.1. Alat Spektrometri Gamma Alat penganalisis radiasi gamma terdiri dari detektor kemurnian tinggi kristal germanium (HPGe) dan multichannel analyzer (MCA) 8000 channel. Detektor HPGe berdiameter 59 mm dan panjang 48 mm didinginkan dengan nitrogen cair. Untuk mengurangi gangguan alam, maka detektor ditempatkan dalam ruangan bertutup terbuat dari logam yang berbentuk silinder. Dinding bagian luar terbuat dari besi (Fe) setebal 12,9 mm, lapisan tengah terbuat dari timah hitam (Pb) setebal 101,4 mm, dan lapisan sebelah dalam terbuat dari tembaga (Cu) tipis. Lapisan Cu berfungsi untuk mengurangi gangguan radiasi sinar-x terhadap cuplikan bahan yang sedang diukur. Resolusi detektor HPGe sebesar 2 kev diukur dengan transisi gamma dari 60 Co. Energi MCA dikalibrasi memakai sumber standar 60 Co, 137 Cs, dan 241 Am, yang seluruhnya berbentuk titik. 453

2.2. Tata kerja : 2.2.1. Penyiapan media tanam Dua buah kotak kayu berukuran 1x1x0,5m 3 sebagai wadah media tanam dilapisi plastik, agar tidak tembus air sehingga tidak terjadi penyebaran kontaminasi ke bagian luar dari kotak. Setiap kotak diisi 100 kg tanah sebagai media tanam yang telah dicampur 1,25 kg kompos dan larutan 134 Cs, kemudian diaduk dengan cangkul dan diratakan permukaannya. Untuk menghomogenkan 134 Cs dalam tanah media tanam, maka tanah dibasahi dengan air kran dan dibiarkan selama tujuh hari. Sifat tanah media tanam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sifat tanah media tanam NO. PARAMETER NILAI 1 Sifat kimia: ph 6,71 Kandungan K 3,024 % Kandungan Cs < 0,1 ppm 2 Sifat fisika: Porositas 0,714 Berat volum kering 0,760 gram/cm 3 Kerapatan jenis butir 2,205 gram/cm 3 Berat jenis 2,390 Kadar air 15,914 % 3 Tekstur tanah Tanah liat berlempung 2.2.2. Pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman cabe rawit Biji buah cabe rawit dipisahkan dari bagian lain buah cabe rawit, kemudian direndam dalam air. Biji buah cabe rawit yang mengapung dipisahkan untuk dibuang, sedangkan yang tenggelam tetap direndam dalam air selama 24 jam. Percobaan dimulai dengan pembibitan tanaman cabe rawit di tanah penyemaian, akan tetapi pada waktu penanaman bibit tanaman pada media tanam, kehidupan tanaman tidak baik sehingga mati. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka biji untuk pembibitan tanaman cabe rawit dilakukan secara langsung pada tanah media tanam. Oleh karena itu, biji bibit tanaman cabe rawit langsung tertanam pada tanah media tanam dari sejak berbentuk biji. Selanjutnya bibit tanaman cabe rawit dipelihara kehidupannya sampai dengan pemanenan buah cabe rawit. Pemeliharaan tanaman cabe rawit dilakukan dengan cara menyirami tanah medianya satu hari sekali dari air kran. Di samping itu, kondisi ruang tempat penanaman cabe rawit perlu diperhatikan. Untuk memelihara suhu ruangan pada siang hari jendela ruangan green house harus dibuka, agar udara tersirkulasi dengan baik. Pergerakan udara yang masuk ruangan akan menimbulkan angin, yang sangat dibutuhkan untuk proses perkawinan pada waktu tanaman buah cabe rawit sedang berbunga. Hembusan angin sangat dibutuhkan oleh bunga cabe rawit, walaupun kelamin jantan dan betina sudah lengkap berada dalam setiap bunga cabe rawit. Untuk menjaga kelembapan tanah media tanam dan ruangan, maka tanaman cabe rawit diberi tenda dari bahan plastik putih bening, yang masih dapat meneruskan cahaya matahari dengan intensitas yang cukup untuk kesempurnaan kehidupan tanaman. Jika intensitas cahaya matahari tidak mencukupi, maka proses fotosintesis di daun tanaman akan terganggu. 2.2.3. Pemanenan dan pengamatan Cabe rawit dipanen setelah menjadi tua, yakni ditandai dengan warna merah. Kondisi ini dipilih untuk buah, karena ukuran buah tidak akan bertambah besar ketika sudah tua. Buah cabe rawit berwarna adalah buah yang tingkat kematangannya telah mencapai maksimum [3]. Perlakuan pemanenan buah cabe rawit bergantung kepada kebutuhan [3,4]. Pemanenan buah dengan cara dipetik setiap 7 hari. Pada waktu pemanenan buah sebagai cuplikan dilakukan pula pengambilan cuplikan tanah media tanam. Geometri cuplikan tanah besarnya diusahakan cukup mendekati ukuran butir buah, agar memudahkan pada waktu analisis. Bagian buah cabe rawit dilepaskan dari tangkainya. Setiap butir buah dicacah untuk dianalisis kandungan radionuklida 134 Cs dengan menggunakan detektor HPGe yang terhubung ke MCA. Cuplikan batang, daun dan tangkai buah tanaman cabe rawit juga diambil, untuk tujuan mengetahui distribusi 134 Cs dalam tubuh tanaman cabe rawit. Radionuklida 134 Cs dalam cuplikan batang, daun dan tangkai buah tanaman cabe rawit dianalisis dengan detektor HPGe yang terhubung ke MCA. Setiap cuplikan yang telah dianalisis dikeringkan di bawah lampu infra red. Cuplikan kering ditimbang untuk diketahui beratnya. Untuk setiap cuplikan tanaman cabe rawit dihitung konsentrasi 134 Cs. Nilai konsentrasi setiap cuplikan dihitung dengan membagi nilai 454

cacah 134 Cs terhadap berat kering (cps/gram) dari masing-masing cuplikan yang dianalisis. 2.2.4. Penentuan faktor transfer (FT) Secara biologis, buah cabe rawit kemungkinan tidak memiliki sifat yang seragam. Karena sifat masing-masing buah tidak diketahui, maka penentuan FT ditentukan untuk setiap butir buah. Pada pencacahan cuplikan tanah dan buah telah diusahakan geometri ukuran buah dan tanah relatif tidak berbeda. Ukuran cuplikan yang kecil dalam orde beberapa gram tidak akan mengurangi intensitas radiasi gamma yang sampai ke detektor pada waktu pencacahan. Oleh karena itu, efisiensi alat cacah akan sama pada pencacahan butir buah cabe rawit dan pencacahan tanah media. Selanjutnya penentuan FT dapat dihitung dengan membandingkan konsentrasi 134 Cs per berat kering butir buah (cps/gram) terhadap konsentrasi 134 Cs per berat kering tanah (cps/gram). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penanaman cabe rawit telah dilakukan pada dua wadah tanah media yang diisi dengan tanah yang sama dengan yang dikontaminasi larutan 134 Cs. Untuk membedakan tanah media, maka diberi nama media 1 dan media 2. Data konsentrasi 134 Cs dalam tanah media 1 dan media 2 setiap pemanenan buah cabe rawit dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai konsentrasi 134 Cs dalam tanah terlihat tidak menunjukkan penurunan konsentrasi pada waktu panen satu dan lainnya. Nilai konsentrasi 134 Cs cenderung menunjukkan fluktuasi saja. Penurunan konsentrasi 134 Cs dapat disebabkan oleh umur paro radionuklida, dan akibat terserap oleh tanaman. Umur paro radionuklida 134 Cs tidak berpengaruh, karena umur paronya yang panjang, 2,05 tahun. Cs radioaktif yang terkandung dalam tanah hanya terserap sebagian kecil saja oleh tanaman. Cs lebih suka menetap dengan mineral tanah liat (lempung) dalam tanah, maka Cs yang larut ke dalam air relatif kecil, yang menyebabkan Cs relatif kecil diserap oleh akar tanaman [5]. Sifat kimia Cs stabil dan Cs radioaktif adalah sama, maka Cs stabil yang alamiah serta Cs buatan yang radioaktif pada penyebaran di lingkungan dan pada proses metabolisma tidak berbeda. Dengan demikian berdasarkan dua hal di atas, maka penurunan nilai konsentrasi 134 Cs dalam tanah relatif sangat kecil antara waktu panen pertama dan berikutnya. Data berat kering buah cabe rawit yang dikeringkan setelah dipanen dari media 1 dan media 2, dapat dilihat pada Tabel 3. Karena buah cabe rawit relatif banyak, maka berat buah tersebut dikelompokkan berdasarkan interval dengan satuan (gram). Berat buah cabe rawit kering relatif kecil maksimum 0,5 gram. Tabel 2. Konsentrasi 134 Cs dalam media 1 dan 2 Tanggal media 1 media 2 panen (cps/gram) (cps/gram) 27 06-2006 9,95 04-07-2006 9,89 15,56 11-07-2006 8,86 9,86 18-07-2006 10,08 9,91 25-07-2006 8,25 8,32 01-08-2006 20,43 16,81 08-08-2006 9,02 8,81 15-08-2006 7,55 22-08-2006 8,73 Tabel 3. Berat kering buah cabe rawit (gram) dari media 1 dan 2 Interval Frekuensi di Kelompok (gram) media 1 media 2 0,15-0,24 1 3 22 0,25 0,34 2 45 59 0,35 0,44 3 34 34 0,45 0,55 4-14 Data hasil analisis 134 Cs dalam setiap butir buah dari tanaman cabe rawit di media 1 dan 2 pada waktu dipanen dinyatakan dalam konsentrasi (cps/gr kering), nilainya berkisar dari 1,5 sampai 6,4 (cps/gram) (Tabel 4). Tabel 4. Frekuensi konsentrasi 134 Cs buah cabe rawit (cps/gram kering) dari media 1 dan 2 Interval Frekuensi di Kelompok (cps/gram) Media 1 Media 2 1,5 2,4 1 6 3 2,5 3,4 2 36 27 3,5 4,4 3 34 65 5,5 6,4 4 6 34 Data hasil penentuan nilai FT 134 Cs untuk buah dari tanaman cabe rawit di media 1 dan 2, dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6. Karena buah cabe rawit relatif banyak, maka nilai FT 134 Cs dari tanah ke buah cabe rawit dikelompokkan berdasarkan interval. Banyaknya buah cabe rawit yang nilai FT-nya berada dalam suatu 455

interval dari suatu kelompok ditunjukkan oleh frekuensi. Urutan frekuensi FT 134 Cs pada buah cabe rawit dari tanaman yang tumbuh pada media 1, yang terbesar pada kelompok 3, kemudian kelompok 2, 4, 1, dan 5. Nilai FT 134 Cs minimum 0,17 dan maksimum 0,56 pada buah tanaman di media 1. Jadi nilai FT 134 Cs pada buah cabe rawit dari tanaman di media 1 adalah berkisar 0,17-0,56. Urutan nilai frekuensi FT Cs-134 pada buah cabe rawit dari tanaman yang tumbuh pada media 2, yang terbesar pada kelompok 3, selanjutnya kelompok 4, 2, 1 dan 5. Nilai FT 134 Cs minimum 0,16 dan maksimum 0,63 pada buah tanaman di media 2. Jadi nilai FT 134 Cs pada buah cabe rawit dari tanaman di media 2 adalah berkisar 0,16-0,63. Apabila nilai FT 134 Cs pada buah cabe rawit dibuat dalam satu desimal, maka nilai FT yang diperoleh pada buah cabe rawit dari tanah media 1 dan 2 berkisar 0,2-0,6. Analisis 134 Cs dilakukan pula pada batang, daun dan tangkai buah tanaman cabe rawit. Data hasil penentuan nilai FT 134 Cs untuk daun, batang, dan tangkai buah dari tanaman cabe rawit di media 1 dan 2, dapat dilihat pada Tabel 7. FT 134 Cs ini menunjukkan bahwa pada batang, daun dan tangkai buah tanaman cabe rawit telah menyerap 134 Cs pada bagian interna tanaman. Nilai FT 134 Cs pada batang berkisar 0,44-0,79; pada daun berkisar 0,72-1,21; dan pada tangkai buah berkisar 0,71-1,05. Tabel 5. Frekuensi FT 134 Cs untuk buah pada tanaman cabe rawit di media 1 Tanggal Kelompok I Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 panen 0,15-0,24 0,25-0,34 0,35-0,44 0,45-0,54 0,55-0,64 27-06-2006 1 12 2 04-07-2006 2 2 11-07-2006 2 4 1 18-07-2006 1 7 4 1 25-07-2006 9 4 8 01-08-2006 15 08-08-2006 2 4 4 Jumlah 16 21 26 20 2 Tabel 6. Frekuensi FT 134 Cs untuk buah pada tanaman cabe rawit di media 2 Tanggal Kelompok I Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 panen 0,15-0,24 0,25-0,34 0,35-0,44 0,45-0,54 0,55-0,64 04-07-2006 1 12 11-07-2006 2 9 7 18-07-2006 1 17 6 1 25-07-2006 2 3 8 8 01-08-2006 14 3 08-08-2006 4 8 15-08-2006 2 9 4 22-08-2006 3 3 2 Jumlah 15 25 45 35 9 Tabel 7. Nilai FT 134 Cs untuk daun, batang dan tangkai buah dari tanaman cabe rawit di media 1 dan 2. Tanggal Panen Daun di media 1 Batang di media 1 Tangkai buah di media 1 Daun di media 2 Batang di media 2 Tangkai buah di media 2 27-06-2006 0.86 0,45 1,01 04-07-2006 1.21 0,79 0,88 0,72 0,45 0,72 11-07-2006 0.91 0,70 1,09 0,97 0,55 1,02 18-07-2006 1.01 0,61 0,71 1,03 0,57 0,74 25-07-2006 1.11 0,36 0,95 1,06 0,44 1,05 456

Nilai FT 134 Cs dari tanah ke tanaman cabe rawit relatif kecil disebabkan metabolisme Cs radioaktif dan Cs stabil tidak berbeda, serta kedua Cs tersebut berkompetisi dengan K pada proses penyerapannya oleh akar tanaman. Tingginya kandungan K dalam tanah menyebabkan penurunan penyerapan Cs oleh tanaman, karena tanaman lebih memilih K dari pada Cs untuk kebutuhan hidupnya. Di samping itu tanah berlempung dapat mengikat kuat Cs, sehingga Cs yang larut menjadi ion Cs relatif kecil yang berakibat pada rendahnya Cs yang terserap oleh akar tanaman [6]. Menurut laporan IAEA, nilai FT untuk tanaman sayur yang tumbuh pada tanah berlempung adalah berkisar 0,019-1,7 [6]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FT untuk buah berkisar 0,2-0,6. Oleh karena itu, nilai FT 134 Cs untuk buah cabe rawit yang diperoleh berada pada interval nilai FT yang telah dilaporkan IAEA untuk sayur yang tumbuh pada tanah berlempung. Nilai FT ini berguna dalam mengevaluasi kontaminasi. Nilai FT yang kecil berarti bahwa kontaminasi relatif kecil. Nilai FT tidak dapat dihubungkan dengan dengan daily intake. Jumlah Cs yang akan berada dalam tubuh manusia bergantung kepada pola makan, karena kandungan Cs dalam bahan makanan adalah tidak sama. Contoh konsentrasi Cs dalam tanaman jauh lebih kecil dari pada konsentrasi Cs dalam tubuh sapi. Karena sapi selalu mengkonsumsi rumput dengan jumlah relatif banyak, maka Cs yang berada dalam tubuh sapi dan dalam susu sapi akan relatif besar. Contoh yang lain daily intake Cs untuk pola makan di Negara Jepang adalah 23 mikro gram, sedangkan untuk pola makan di Negara Amerika yakni 80 mikro gram. 4. KESIMPULAN. radionuklida 134 Cs dari tanah media tempat tumbuhnya. Akibatnya seluruh organ tanaman cabe rawit menjadi terkontaminasi 134 Cs secara interna, dan menjadi sumber radiasi 134 Cs. Nilai FT 134 Cs dari tanah ke buah tanaman cabe rawit relatif kecil adalah berkisar 0,2-0,6. Buah cabe rawit ini masih aman, jika dikonsumsi dengan jumlah yang relatif sangat kecil. 5. DAFTAR PUSTAKA 1. DUHAMEL, A. M. F., Health Physics, Series XII, Volume 2, Part 1, 1 th ed, Pergamon Press, Oxford (1969). 2. DUTTON, J. W. R., HARVEY, B.R., MITCHELL, N.T., Methods of nuclear power station effluent analysis for application to environmental monitoring and research, Proc. of the Inrternational Symposium on The Monitoring of Radioactive Airborne and Liquid Releases from Nuclear Facilities, 1978, IAEA, Vienna (1978). 3. SARPIAN T.,Bertanam Cabe Rawit dalam Polybag, cetakan ke VII, Penebar Swadaya, Jakarta (2003). 4. ANDRIANTO T. T., INDARTO N., Budi Daya dan Analisis Usaha Tani Cabe Rawit Cabe Merah Cabe Jawa, cetakan pertama, Absolut, Yogyakarta (2004). 5. BRUCE R. S., Russel R. S., Agricultural aspects of acute and chronic contamination situation Proc. of a Seminar on Environmental Contamination by Radioactive Materials, 1979, IAEA, Vienna (1979). 6. TJAHAJA P. I. dkk., Studi transfer 134 Cs dari tanah ke tanaman sawi (Brassica juncea), Bandung (2002), tidak terbit. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa tanaman cabe rawit menyerap 6. DISKUSI Rochestri Sofyan PTNBR BATAN Cabe rawit merupakan makanan/sayuran yang dikonsumsi relatif sangat sedikit bahkan orang-orang tertentu tidak mengkonsumsi cabe rawit. Mohon dijelaskan atas dasar pertimbangan apa dipilih cabe rawit sebagai bahan penelitian? Eem Rukmini Cabe rawit dipilih, karena cabe rawit termasuk komponen rantai makanan. Walaupun cabe rawit jumlahnya yang dikonsumsi sedikit, tetapi apabila cabe rawit terkontaminasi 134 Cs dikonsumsi, maka 134 Cs tetap akan memberikan dosis radiasi interna. 457