TATA SALURAN TIK : Mahasiswa akan dapat memahami Sistem Tata Saluran dgn Kolam Pasang, dan dapat mendimensi saluran Novitasari, ST.,MT. PENGATURAN TATA AIR LAHAN PASUT REKLAMASI LAHAN PASUT UNTUK BUDIDAYA PERTANIAN BERTUJUAN AGAR TANAH MEMPUNYAI KESUBURAN YG SESUAI DG JENIS TANAMAN YANG DIRENCANAKAN SERTA BAGAIMANA SISTEM TATA AIRNYA. PENGATURAN TATA AIR PADA LAHAN PASUT BERTUJUAN UNTUK MENDUKUNG UPAYA REKLAMASI LAHAN DAN MEMENUHI KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAMPAK REKLAMASI LAHAN RAWA PASUT PERUBAHAN LINGK. YG SERINGKALI BERSIFAT TDK MAMPU BALIK (IRREVERSIBLE), MAKA : PEMBANGUNAN SISTEM TATA AIR HRS DILAKUKAN DG CERMAT & BERTAHAP 1
ASPEK- ASPEK DALAM PENGATURAN TATA AIR DI LAHAN RAWA PASUT 1. KONDISI BATAS HIDRAULIK 2. HIDROTOPOGRAFI DAN PENGELOLAAN AIR 3. PENGELOLAAN TANAMAN DAN AIR DI LAHAN SAWAH (TATA AIR MIKRO) 4. PENGELOLAAN AIR DISISTEM UTAMA (TATA AIR MAKRO) Masalah Utama Reklamasi Rawa : Genangan air Solusi Awal : - Tanggul keliling (mencegah air dr luar masuk ke areal reklamasi) - Sistem drainasi (cara gravitasi dgn Pintu Air). Maksud drainasi : - Membuang kelebihan air - Menawarkan tanah dr air asin - Meningkatkan struktur tanah Solusi lanjutan : Pengelolaan Air 2
Pengelolaan Air Fungsi Pengelolaan Air adalah u/ : Memanfaatkan air pasang untuk pengairan Menahan & menyimpan air sbg pasokan air segar (terutama MK) Memperlancar proses pencucian racun dr tanah Membuang kelebihan air Mengatur tinggi genangan sawah Mengalirkan air permukaan & mengatur tinggi m.a.t. (mencegah oksidasi) LANJUTAN FUNGSI.. Mencegah racun pd tanah & air Menghilangkan racun pd tanah & mengeluarkannya dr saluran Menyediakan air bg kebutuhan RT Mencegah intrusi salinitas & akumulasi garam di daerah perakaran Mempertahankan kedalaman navigasi Mencegah penurunan tanah yg terlalu cepat 3
Kendala / Kerugian Reklamasi Rawa Pasut : Dari segi alamnya lahan ini tdk cocok/bagus utk pertanian dibandingkan dataran tinggi shg perlu investasi besar Sebagian besar lahan rawa belum direklamasi krn sulitnya akses & faktor lingkungan yg kurang menguntungkan Perlindungan alami pantai terhadap gelombang laut berkurang Perubahan kondisi lingkungan/ekologi dataran rawa & hutan bakau Timbulnya problem tanah (gambut, pirit) Reklamasi (pertanian) memerlukan : Pengaturan air sesuai dgn jenis & pola tanam Perbaikan & pematangan tanah (pembersihan, pencucian, pengapuran) Permukiman Transmigran (pra-sarana & sarana) Budi daya pertanian (bibit, pupuk, obat, kredit, penyuluhan, dll) 4
Tingkat Pengelolaan Air Pengelolaan air di lahan pasut terbagi atas 3 level/tingkatan, yaitu: 1. Tata Air Makro (sungai/saluran utama), Syarat batas hidrologi, tata air pd tingkat kawasan reklamasi, transportasi & kebutuhan air baku rumah tangga 1. Tata Air Meso (prasarana hidraulik), Sistem saluran, penghubung tata air mikro & makro, jg sbg sarana tranpotasi & pemasok air domestik 2. Tata Air Mikro (tingkat petak tersier), Tata air pd lahan usaha pertanian PRA-SARANA HIDRAULIK - Saluran, waduk/empang - Bangunan Pengatur (pintu air & pompa) - Bangunan penunjang (tanggul, gorong2, dll.) TIPIKAL RANCANG BANGUN TATA SALURAN DI INDONESIA SISTEM TRADISIONAL SISTEM SISIR - ITB (SUMATERA) SISTEM GARPU - UGM (KALIMANTAN) KOMBINASI (SUMATERA) 5
S. MURUNG SAKAGULUN TALARAN BALAWANG BARAMBAI MARABAHAN KUALA KAPUAS S. SALUANG S. MUHUR BARAMBAI JEJANGKIT 2 SEI KUATIK ANJIR SERAPAT ANJIR PASAR BELAWANG DANDA BESAR TERANTANG JEJANGKIT 1 SEREPAT HANDIL BAKTI GALAMRABAH ANJIR MUARA MANDASTANA BAHANDANG ANJIR TAMBAN JELAPAT S. ALALAK ANTASAN TANPAH LAUT JAWA ANJIR TAMBAN BANJARMASIN PURWASARI TABUNGANEN P. KAGET P. TEMPURUNG SUNGAI BARITO TAMPAH S. MARTAPURA SEL LULUT SEL TABUK KERTAK HANYAR KETERANGAN: ALUN-ALUN BESAR SALURAN PRIMER SALURAN SEKUNDER SALURAN TERSIER SUNGAI U KALIMANTAN SELATAN SUMBER: P2DR KALIMANTAN SELATAN 6
SUMATERA SELATAN SISTEM TRADISIONAL 400 m Sistem Tradisonal Saluran tersier langsung ke sungai Pekarangan dekat ke sungai Lahan pertanian 2 4 km A 7
SISTEM SISIR - ITB (SUMATERA) Sungai 4 km Sumatera Saluran utama untuk berbagai kebutuhan Saluran sekunder/tersier terpisah 400 m Pekarangan di sepanjang saluran utama Saluran utama berjarak 4 15 km Pekarangan Lahan pertanian B1 SISTEM SISIR - ITB (SUMATERA) Sungai 2,3 km 8 (4) km Sumatera : Telang, Saleh, Sugihan - Saluran utama untuk berbagai kebutuhan - Saluran sekunder terpisah 1150 m - Pekarangan di sepanjang saluran sekunder - Saluran tersier terpisah 460 m - Saluran utama berjarak 4 20 km Pekarangan Lahan pertanian B2 8
SISTEM SISIR - ITB (SUMATERA) Sungai 4 km Kalimantan - Saluran utama untuk berbagai kebutuhan - Saluran sekunder/tersier terpisah 400 m - Pekarangan di sepanjang saluran utama - Saluran utama berjarak 4 15 km Pekarangan Lahan pertanian C1 4 km SISTEM GARPU - UGM (KALIMANTAN) 3-10 km Kalimantan - Saluran sekunder terpisah 4 km - Saluran tersier terpisah 200 400 m - Pekarangan terkonsentrasi pada saluran sekunder - Kolam u/ menampung air drainase berkualitas rendah - Saluran utama berjarak 4 12 km Pekarangan Lahan pertanian Sungai Kolam C2 9
SISTEM KOMBINASI ITB - UGM Sungai 4 km Kalimantan - Saluran utama untuk berbagai kebutuhan - Saluran sekunder/tersier terpisah 400 m - Pekarangan di sepanjang saluran utama - Saluran utama berjarak 4 15 km Pekarangan Lahan pertanian Kolam C3 PRINCIPLE IDEA OF THE KOLAM SYSTEM RIVER MAIN CANAL KOLAM SISTEM KOLAM PASANG DI KALIMANTAN L.T. H.T. AT EBB, POOR QUALITY WATER REMAINS IN CANAL. BOTTOM-LEVELS TERTIARY CANALS ABOVE WATER LEVEL H.T. WHEN FLOOD ENTERS, POOR QUALITY WATER IS PUSHED BACK. ONLY FRESH WATER ENTERS TERTIARY CANALS H.T. ACID WATER FRESH WATER BOTTOM LEVEL TERTIARY CANALS 10
Kolam Pasang sungai APA PERLU KOLAM PASANG??? BOD COD KMnO 4 Maka dititik-titik perlu diketahui didalam air < sungai, permukaan, tanah: Unsur-unsur: BOD/COD dan KMnO 4 O 2 Fe ph/dhl Sebelum dan sesudah ada unit Kolam Pasang dalam Teori dan Praktek Teori : Kolam pasang diciptakan dengan tujuan a. mengintensifkan gerakan air dan dengan demikian, b. mengurangi endapan lumpur diselokan I dan selokan II, dan c. terutama ditempat yang banyak piritnya yaitu untuk melindinya (daerah tanah lempung). Praktek : Biaya pembuatan dan pemeliharaan banyak, mahal, sulit pelaksanaannya antara lain dalam hal pembuangan lumpur dan kapal keruk. 11
Maka Diambil kebijaksanaan: I. Pada tingkat reklamasi dan II. Setelah kondisi membaik (meningkatkan Ameriorisasi) I. Tingkat Reklamasi 1.a. Tidak ada pirit: Tanpa Kolam Pasang (KP) sungai 1.b. Ada pirit banyak: Harus ada Kolam Pasang V 1KP = V 2S1 + V 2S2 sungai KP KP 12
1.c. Sedikit Pirit Bisa tanpa kolam pasang V 1 /V 2 Q/q sungai II. Setelah Kondisi Baik (dulu banyak pirit) Dicek : V 1 /V 2 Q/q II.a. Tahap pertama Kolam pasang dapat diperkecil sungai KP KP 13
II.b. Tahap Kedua Kolam Pasang dapat dihilangkan sungai Catatan : V 1KP = volume kolam pasang dibuat sama dengan V 2S1 + V 2s2 V 2S1 + V 2S2 selokan II = jumlah volume air surut di selokan I dan dengan harapan agar (V 2 ) air berkualitas jelek tersebut tidak ikut meluap ke lahan melainkan semua terdorong masuk ke kolam pasang. 14
Pada unit yang tanpa kolam pasang V 2 tersebut bersama-sama dengan V s (segar) sebagai V p masuk ke S m dan meluapi lahan, dianggap secara merata. Q dari sungai sebagai air pasang akan mengisi V 1 V 2 V 1 = V 1 prim + V 1 sec + V s3 + V luapan V p = V 1 (V 1 prim + V 1 sec ) V p = V s + V 2 Tingkat Pengenceran : V 1 /V 2 15