BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Tradisi Mempelajari Kitab Tabyin al-islah Sebelum menikah Pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

Munakahat ZULKIFLI, MA

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kompilasi Hukum Islam dijelaskan pada Bagian ke-empat

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. pertama hijriyah yang dibawah langsung para pedagang dari Timur Tengah.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SENGKETA AHLI WARIS DALAM PENGGUNAAN TANAH YAYASAN AL-HIKMAH

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mahluk manusia baik itu aqidah, ibadah dan muamalah, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

BAB IV ANALISIS TERHADAP SEBAB-SEBAB JANDA TIDAK MENDAPAT WARIS

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ANALISIS DATA. kepustakaan baik yang diperoleh langsung dari kitab-kitab aslinya atau kitabkitab

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT MAZHAB HANAFI DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG WALI NIKAH. A. Analisa Terhadap Mazhab Hanafi Tentang Wali Nikah

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Menikah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

Apakah Kawin Kontrak Itu?

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

WAWANCARA KEPADA PELAKU TALAK DI LUAR PENGADILAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. poligami dalam bentuknya yang beragam telah ada dalam tahap-tahap awal dari

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB IV ANALISIS DATA. A Pelaksanaan Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

BAB III PANDANGAN DAN METODE IJTIHAD HUKUM JILTERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA. A. Pandangan JIL terhadap Perkawinan Beda Agama

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB V PENUTUP A. Ikhtisar

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BUYUT POTROH SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH DI DESA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

Mushaf al-azhar, Al-Qur an dan Terjemahan, Bandung: Penebit Hilal, 2010, hal. 354

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

I. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PERJANJIAN PRANIKAH PASCA PERKAWINAN (Studi Kasus di Desa Mojopilang Kabupaten Mojokerto)

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki harapan untuk membentuk sebuah keluarga dan untuk

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS A. Analisis Terhadap Tradisi Mempelajari Kitab Tabyin al-islah Sebelum menikah Pada Jam iyah Rifa iyah. Dalam hukum Islam syarat sahnya pernikahan adalah syarat yang apa bila dipenuhi, maka ditetapkanya padanya seluruh hukum akad (pernikahan). Syarat pertama adalah halalnya seorang wanita bagi calon suami yang akan menjadi pendampingnya. Artinya, tidak diperbolehkan wanita yang hendak dinikahi itu bersetatus sebagai muhrimnya, dengan sebab apapun, yang mengharamkan pernikahan diantaara mereka berdua, baik itu bersifat sementara maupun selamanya. Syarat kedua adalah saksi yang mencakup hukum kesaksian dalam pernikahan, syarat-syarat kesaksian dan kesaksisan dari wanita bersangkutan. 1 Islam adalah agama yang Rahmatan lil Alamin untuk semua umat didunia ini, Islam tidak memepersulit umatnya, termasuk dalam hal pernikahan. Di dalam buku maupun kitabkitab fiqih. Perkawinan sering diterangkan baik secara ekspelisit maupun non eksplisit, sebab perkawinan adalah suatu hal yang sangat relevan dalam kehidupan setiap manusia. Tidak hanya makhluk hidup manusia saja. Semua mahluk hidup di dunia ini semua saling berpasangan. Islam tidak mempersulit umatnya dalam perkawinan misalnya, banyak yang mengatakan syarat-syaratnya yang menurut mereka memberatkan mereka terutama bagi mereka kaum Adam yang nota benenya adalah kepala keluarga yang bertangung jawab atas segala kebutuhan keluarganya terutama dalam hal materi. 1 Muhammad Uwaidah Syaikh Kamil, Op, Cit, hlm: 405

Suatu pernikahan dianggap sah apabila telah memenuhi beberapa syarat dan rukunya. Syarat merupakan suatu yang harus terpenuhi sebelum pernikahan itu dilaksanakan, sedang rukun merupakan suatu yang harus terpenuhi pada saat pernikahan itu berlangsung. Pada perkawinan Jam iyah Rifa iyah ada sebuah tradisi mempelajari kitab Tabyin al- Islah sehinnga bagi mereka yang akan menikah pasti terlebih dahulu mempelajari kitab Tabyin al-islah, menurut analisis penulis dalam tinjauan hukum Islam sendiri adalah diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan hukum Islam itu sendiri. Para ulamapun tidak ada yang mensyaratkan suatu perkawinan dikatakan Shahih harus mempelajari suatu kitab yang dijadikan pegangan ulama tersebut maupun penganutnya. Para ulama mazhab sepakat bahwa pernikahan baru dianggap sah jika dilakukan akad, yang menyangkut ijab dan qobul antara wanita yang dilamar dengan lelaki yang melamarnya atau antara pihak yang menggantikanya seperti wakil dan wali, dan dianggap tidak hanya semata-mata berdasarkan suka sama suka tanpa adanya akad. 2 Para ulama mazhab juga sepakat bahwa: berakal dan baligh merupakan syarat dalam perkawinan, kecuali jika dilakukan oleh wali memepelai. Juga diisyaratkan bahwa kedua mempelai mesti terlepas dari keadaan-keadaan yang membuat mereka dilarang kawin, baik karena hubungan keluarga maupun hubungan lainnya, baik yang bersifat permanen maupun sementara. 3 Bahwa alasan Jam iyah Rifa iyah memberlakukan syarat mempelajari kitab Tabyin al-islah adalah untuk memberi pemahaman pernikahan dan seluk beluk pernikahan kepada Jam iyah Rifa iyah yang akan beranjak kepelaminan. Dan ada anggapan dalam Jam iyah Rifa iyah bahwa beribadah tanpa ilmu amalnya akan sia-sia (ditolak). 2 Muhammad Jawad Mughniyah, Op. cit, hal: 309 3 ibid, hlm:315

B. Analisis Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Mempelajari Kitab Tabyin Al-Islah Sebelum Menikah Pada Jam iyah Rifa iyah. Agama Islam adalah agama yang penuh dengan rahmatan lil alamin. Islam adalah agama yang universal bagi kaumnya diseluruh dunia ini, islam tidak mempersulit umatnya dengan sesuatu apapun. Terutama dalam masa kehidupan dialam ini. Baik yang berhubnugan dengan sesama manusia maupun dengan Allah SWT. Dengan adanya hubungan yang vertikal ini keseimbangan hidup ini akan berjalan dengan baik. Dalam hubungan sesama manusia ada suatu hunbungan yang sangat intim, yaitu hubungann antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam hal berumah tangga dan bekeluarga yang lazim disebut dengan hubungan perkawinan atau pernikahan. Menurut penulis jika dikaji dari kaca mata ilmu Usul Fiqih adanya mempelajari kitab Tabyin al-islah oleh Jam iyah Rifa iyah sebagai sarat sahihnya pernikahan termasuk dalam katogori Urf yang sakhih yang mana kebiasaan yang dilakukan manusia tidak bertentangan dengan dalil Syara, tidak mengkhalalkan yang kharam dan tidak membatalkan kewajiban. Di dalam Jam iyah Rifa iyah mempelajari kitab Tabyin al-islah tidak bertentagan denga hukum Islam karena tujuan mempelajari kitab Tabyin al-islah adalah untuk memberi pengetahuan mengenai seluk beluk pernikahan dan dalam kehidupan berumah tangga supaya tercipta keluarga sakinah mawadah warohmah. Apa yang sudah diketahui dan dibiasakan oleh manusia adalah menjadi kebutuhan mereka, disepakati dan ada kemaslahatannya, selama adat (Urf ) tersebut tidak bertentangan dengan syara maka harus dijaga. Syar i telah menjaga adat yang benar diantara adat orangorang dalam berkhidupan bermasyarakat.

Kebiasaan secara hakiki bukanlah merupakan dalil syara yang tersendiri. Pada umumnya ia termasuk memperhatikan kemaslakhatan umum. Yakni, sebagai mana adat diperhatikan dalam penetapan hukum syara maka diperhatikan juga dalam menberikan penafsiran nash, mentakhsis yang umum, dan membatasi yang mutlak. Dan kadang-kadang kias ditinggalkan demi adat (Urf ). 4 Akan tetapi jika kita lihat dari maksud dan tujuan dari mempelajari kitab Tabyin al- Islah tersebut dapat kita pahami bahwa tujuan tersebut sangatlah wajar bahkan bisa dikatakan excelent sekali yaitu untuk menciptakan suatu hubungan rumah tangga yang sesuai dengan syariat Islam agar tercapai tujuan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, warohmah.. Dan kitab Tabyin al-islah memuat aturan-aturan yanag jelas tentang seluk beluk pernikahan dari masalah keutamaan nikah, memilih calon mempelai, khadhonah, dan masih banyak lagi yang dibahas dalam kitab Tabyin al-islah dari hal yang terbesar sampai hal terkecilpun dalam pernikahan dibahas dalam kitab Tabyin al-islah. Melihat tujuan yang sangat mulia dari disyaratkanya mempelajari kitab Tabyin al-islah bagi Jam iyah Rifa iyah, wajar jika masyarakat Jami iyah Rifaiyah menjadikan mempelajari kitab Tabyin al-islah sebagai syarat sebelum melakukan pernikahan. Namun syarat mempelajari kitab Tabyin al-islah ini tidak dijelaskan dalam undangundang atau hukum positif di Indonesia bahkan tidak pernah kita mengetahui bahwa ada ulama yang menyarankan pengikutnya atau muridnya untuk mempelajari suatu kitab apapun bagi mereka yang akan menuju jenjang pernikahan. 4 Abdul Wahab Khalaf, Op. cit, hal: 118-120

C. Analisis Impliksi Dari Pelangaran Terhadap Pelaksanaan Tradisi Mempelajari Kitab Tabyin Al-Islah Sebelum Menikah Pada Jam iyah Rifa iyah. Kitab Tabyin al-islah adalah suatu kitab menerangkan hukum-hukum nikah dan sesuatu yang dibutuhkan pada pernikahan, di dalamnya menjelaskan tentang talak dan lainlain, yang semuanya harus diketahui oleh seseorang yang akan melakukan pernikahan. Kitab Tabyin al-islah merupakan salah satu kitab karangan KH Ahmad Rifai dari 69 kitab yang pernah di karang oleh KH Ahmad Rifai, Kitab Tabyin al-islah merupakan kitab pedoman bagi Jam iyah Rifa iyah yang akan melangsungkan pernikahan. Kitab ini berisi tentang aturan rigit dalam perkawinan baik tata cara perkawinan, memilih pasangan, hak dan kewajiban suami dan istri, dan masih banyak lagi yang di bahas dalam kitab Tabyin al-islah. Kitab ini memakai tulisan Arab pegon sehingga sulit bagi orang awam yang tidak bisa membaca dengan tulisan Arab pegon. Dalam perkawinan Jam iyah Rifa iyah ada sebuah tradisi yaitu jika ada salah satu Jam iyah Rifa iyah yang akan menikah harus mempelajari terlebih dahulu kitab Tabyin al- Islah, baik melalui pengajian maupun mutolaah sendiri. Dengan adanya syarat-syarat pernikahan yang ada dalam kitab Tabyin al-islah yang tidak bertentangan dengan hukum Islam maupun hukum positif yang ada, sehingga wajar Jam iyah Rifa iyah memegang teguh ajaran dari kitab Tabyin al-islah yang selama ini dipelajari dan dipegang teguh Jam iyah Rifaiyah. Namun jika kita lihat dari kaca mata sosiologis hal tersebut akan memberatkan mereka yang akan menikah terutama bagi mereka yang sudah dikenai hukum wajib kawin. Sebab ditakutkan akan terjerumus dalam jurang perzinaan hal ini didasarkan pada pemikiran hukum Islam bahwa setiap muslim wajib menjaga diri untuk tidak berbuat yang terlarang.

Sebagai mana firman Allah surat Annur ayat 33:!" #$%& ( )*+,-. )/ 0 12 345678! 9: ;</ =>?! @ 2 6B! >2 ;*:!).? /4 ;*C9 EF!8 5G ;* 6 5>H ;*,-8.-;J K L *C9F: 1M2 NO2 P QR ;*:!SF: # L9CTJ!F ;*:!?8 V F) : 5E 5G W4 XXYZ[2 L9: ;\] ^J) _#9[` a"w # 12 @1WCTJ!)/ O5b8 c12 d @15C Jc5G W9g i 7ja(kW Artinya: Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-nya. dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka[1036], jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-nya kepadamu[1037]. dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, Karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. dan barangsiapa yang memaksa mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu[1038]. [1036] salah satu cara dalam agama Islam untuk menghilangkan perbudakan, yaitu seorang hamba boleh meminta pada tuannya untuk dimerdekakan, dengan perjanjian bahwa budak itu akan membayar jumlah uang yang ditentukan. Pemilik budak itu hendaklah menerima perjanjian itu kalau budak itu menurut penglihatannya sanggup melunasi perjanjian itu dengan harta yang halal. [1037] untuk mempercepat lunasnya perjanjian itu hendaklah budak- budak itu ditolong dengan harta yang diambilkan dari zakat atau harta lainnya. [1038] Maksudnya: Tuhan akan mengampuni budak-budak wanita yang dipaksa melakukan pelacuran oleh tuannya itu, selama mereka tidak mengulangi perbuatannya itu lagi. 5 Apa bila kita lihat dari hal tersebut maka secara tidak langsung akan menghambat jalanya suatu proses perkawinan. Karena kitab Tabyin al-islah ditulis dengan bahasa jawa dan tulisan Arab pegon jadi tidak semua orang bisa mempelajari kitab Tabyin al-islah, dan 5 Al-quran dan Terjemah Depag RI, Op. Ci, hlm: 549

para calon mempelai harus terlebih dulu mempelajari kitab Tabyin al-islah agar perkawinan mereka dianggap Shahih menurut pandangan ulama Rifaiyah maupun tokoh Jam iyah Rifa iyah. Analis penulis dari tradisi mempelajari kitab Tabyin al-islah bagi Jam iyah Rifa iyah adalah bagaimana mempertahankan Jam iyah Rifa iyah yang merupakann sebuah kelompok minoritas agar bisa bertahan, dan syaat mempelajari kitab Tabyin al-islah bagi Jam iyah Rifa iyah bisa dijadikan sebuah alat kontrol Jam iyah Rifa iyah dalam menjaga komunitasnya, dan merupakan bentuk keeksisan didalam konteks sosiologis dan hukum serta merupakan media untuk mempersatukan Jam iyah Rifa iyah bahkan mungkin sekali akan dijadikan alat kontrol kesetiaan bagi Jam iyah Rifa iyah. Analisi penulis bagi Jam iyah Rifa iyah yang melangar dari tradisi mempelajari kitab Tabyin al-islah seharusnya tidak perlu dikucilkan. Sebaab, hal ini membuat Jam iyah Rifa iyah yang melanggar tradisi membaca kitab Tabyin al-islah sebelum menikah maka akan merasa minder dan rendah diri akan ketidak tahuan dari isi dari Tabyin al-islah. Seharusnya bagi mereka yang tidak mempelajari kitab Tabyin al-islah sebelum menikah jangan dikucilkan, Jam iyah Rifa iyah seharusnya memberi arahan dan mengadakan pengajian khusus bagi mereka yang tidak mempelajari kitab Tabyin al-islah sebelum menikah, serta mengajak mereka yang tidak mempelajari kitab Tabyin al-islah sebelum menikah untuk ikut dalam pengajian tersebut.