Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayananan komunikasi terapeutik merupakan pelayanan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kebutuhan pelayanan kesehatan secara maksimal dan global (Yani 2001

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu keberhasilan

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PERAWAT PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya dengan komunikasi yang baik dalam organisasi dimana komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta dapat dimanfaatkan untuk penelitian (Hartono, 2010). Menurut Farjam di institusi Rumah Sakit, tenaga paramedis perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Tenaga perawat yang merupakan The Caring Profession

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan. Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. asuhan yang bersifat humanistik, profesional, dan holistik berdasarkan ilmu

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 (Rekapan Jawaban Kuesioner dari Pasien Penderita TBC)

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari dalam upaya melakukan perawatan. Upaya peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. segi medis tetapi juga sampai masalah sosoial, ekonomi, budaya, keamanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga utama pada sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas dan tahun-tahun

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan kelangsungan hidup seseorang. Perubuhan-perubahan yang terjadi. diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan sarana tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan mensyaratkan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan penyelenggaraan layanan di rumah sakit.bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

BAB VII PENUTUP. disesuaikan dengan tujuan khusus pada penelitian. Berikut penjelasannya: 1. Karakteristik Perawat di RSUD Petala Bumi Tahun 2016

Transkripsi:

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Abstrak I. Pendahuluan Tenaga perawat yang merupakan The caring ρrofession mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya (Departemen Kesehatan RI, 2001). Tuntutan dan kebutuhan asuhan keperawatan yang berkualitas di masa depan merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar-benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh dari rumah sakit. Tanggung jawab ini memang berat mengingat bahwa keperawatan di Indonesia masih dalam tahap awal proses profesional. Kualitas pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan keperawatan yang bila diuraikan berarti kepuasan terhadap kenyamanan, kecepatan, pelayanan, keramahan dan perhatian. Sementara rasa puas sendiri mempunyai nilai yang relatif tergantung dari masing-masing individu (Wijono, 2003).

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan perawat, motivasi, fasilitas kerja, pelatihan kerja dan kepemimpinan. Hasil penelitian di ruang rawat inap RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki kinerja pada kategori cukup (64,8%) yang memberikan gambaran tentang kemampuan tenaga perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada pasien dan keluarganya. Kinerja pada kategori cukup pada penelitian ini dikategorikan dari kemampuan yang dimiliki oleh tenaga perawat dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pasien yang ditinjau dari aspek pengetahuan perawat atas pelaksanaan asuhan keperawatan, melaksanakan dan mengikuti pelatihan terutama pelatihan bidang keperawatan, memiliki semangat kerja yang tinggi karena adanya motivasi kerja baik dari dalam diri sendiri tenaga perawat maupun dari luar dalam konteks kerumahsakitan dan adanya beban kerja yang dapat dilaksanakan oleh perawat seperti pemberian tugas tambahan namun perawat masih memiliki kemampuan yang maksimal untuk tetap melaksanakan tugas tambahan tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat responden dengan (tenaga perawat) pada kategori kurang (35,2%). Angka ini dapat dikatakan kecil namun dapat menjadi penghambat terhadap penciptaan pelayanan keperawatan di rumah sakit yang syarat akan kualitas dan kepuasan pasien dan keluarganya. Kinerja kurang juga dapat disebabkan karena adanya unsur dari luar diri tenaga perawat yang mempengaruhi psikologis sehingga menurunkan semangat kerja

dalam rangka pemenuhan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Aspek yang berasal dari luar ini mencakup hubungan interpersonal dengan teman sejawat di tempat kerja, adanya konflik internal keorganisasiaan rumah sakit, kurangnya aspek motorik dari rumah sakit dalam rangka pemberian motivasi kepada tenaga perawat sehingga dapat melaksanakan tindakan asuhan keperawatan yang lebih berkualitas dan menjawab tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Secara khusus, tujuan Penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan pelatihan kerja dengan kinerja perawat di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. 2. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan kinerja perawat di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. 3. Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. 4. Untuk mengetahui hubungan disiplin kerja dengan kinerja perawat di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. 5. Untuk mengetahui hubungan fasilitas kerja dengan kinerja perawat di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.

6. Untuk mengetahui hubungan kepemimpinan dengan kinerja perawat di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. II. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. Desain Penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui dinamika hubungan antara tingkat pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti dengan kinerja perawat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango yang berjumlah 97 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango yang berjumlah 97 orang. Teknik pengambilan sampel adalah Total Samρling. III. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian terdapat 3 orang responden dengan tingkat pendidikan akhir S1 yang memiliki kinerja cukup dengan persentase 100 %, sedangkan tidak ada responden dengan tingkat pendidikan akhir S1 yang memiliki kinerja kurang. Untuk responden yang pendidikan akhirnya D3 yang memiliki kinerja cukup terdapat 65 orang dengan persentase 70.7 %, sedangkan responden yang pendidikan akhirnya D3 yang kinerjanya masih kurang terdapat 27 orang dengan persentase 29.3 %. Untuk responden yang pendidikan akhirnya SPK dengan kinerja yang cukup tidak ada namun untuk yang kinerjanya masih kurang terdapat 2 orang dengan persentase 100 %.

Secara keseluruhan terdapat 68 orang responden yang kinerjanya cukup dengan persentase 70.1 % sedangkan responden yang kinerjanya masih kurang terdapat 29 orang dengan persentase 29.9 %. Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value 0.001. Terdapat 33 orang responden yang pernah mengikuti pelatihan dan memiliki kinerja kerja yang cukup baik, dengan persentase 70.2 %. Sedangkan di sisi lain terdapat 14 responden yang pernah mengikuti pelatihan namun kinerjanya masih kurang, dengan persentase 29.8 %. Untuk responden yang belum atau tidak pernah ikut pelatihan sebelumnya namun memiliki kinerja yang cukup baik terdapat 35 orang dengan persentase 70.0 %, sedangkan untuk responden yang belum atau tidak pernah ikut pelatihan sebelumnya dan kinerjanya masih kurang terdapat 15 orang dengan persentase 30.0 %. Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.982. Terdapat 55 responden yang memiliki motivasi kerja yang cukup baik dengan kinerja yang cukup pula, dengan persentase 71.4 %. Di sisi lain terdapat 22 responden yang memiliki motivasi yang cukup baik namun kinerjanya masih kurang, dengan persentase 28.6 %. Untuk responden yang motivasinya kurang namun memiliki kinerja yang baik terdapat 13 orang, dengan persentase 65.0 %. Sedangkan untuk responden yang motivasinya kurang dan kinerjanya pun masih kurang terdapat 7 orang, dengan persentase 35.0 %. Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.576. Terdapat 65 orang responden yang cukup disiplin dengan kinerja perawat yang cukup baik pula, dengan persentase 69.9 %. Sedangkan untuk responden yang cukup disiplin namun kinerjanya masih kurang terdapat 28 orang, dengan

persentase 30.1 %. Untuk responden yang kurang disiplin namun kinerjanya cukup baik terdapat 3 orang, dengan persentase 75.0 %. Sedangkan untuk responden yang kurang disiplin dan kinerjanya pun masih kurang terdapat 1 orang, dengan persentase 25.0 %. Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.827. Terdapat 35 responden yang setuju bahwa fasilitas yang cukup memadai ada kaitannya dengan kinerja perawat yang cukup baik pula, dengan persentase 79.5 %. Sedangkan terdapat 9 orang responden yang setuju bahwa meskipun fasilitas cukup memadai namun hal tersebut tidak menjamin kinerja perawat, dengan persentase 20.5 %. Di sisi lain, terdapat 33 responden yang setuju bahwa meskipun fasilitas kurang memadai namun tidak ada hubungannya dengan kinerja yang ada, dengan persentase 62.3 %. Terdapat 20 responden yang setuju bahwa fasilitas yang kurang ada kaitannya dengan kinerja yang ada, dengan persentase 37.7 %. Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.064. Terdapat 49 responden yang setuju bahwa ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat, dengan persentase 71.0 %. Sedangkan di sisi lain terdapat 20 orang responden yang setuju bahwa kepemimpinan tidak ada hubungan dengan kinerja perawat, dengan persentase 67.9 %. Terdapat 19 responden yang setuju bahwa kepemimpinan tidak ada hubungan dengan kinerja perawat yang cukup baik, dengan persentase 67.9 %. Sedangkan di sisi lain terdapat 9 orang responden yang setuju bahwa kepemimpinan tidak ada hubungannya dengan kinerja yang kurang baik, dengan persentase 32.1 %. Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.758.

IV. Simpulan dan Saran a. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan bermakna antara pendidikan perawat dengan kinerja perawat dengan ρ Value yaitu 0.001. 2. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pelatihan kerja dengan kinerja perawat dengan ρ Value yaitu 0.982. 3. Tidak terdapat hubungan bermakna antara motivasi kerja dengan kinerja perawat dengan ρ Value yaitu 0.576. 4. Tidak terdapat hubungan bermakna antara disiplin kerja dengan kinerja perawat dengan Ρ Value yaitu 0.827. 5. Tidak terdapat hubungan bermakna antara fasilitas kerja dengan kinerja perawat dengan ρ Value yaitu 0.064. 6. Tidak terdapat hubungan bermakna antara kepemimpinan dengan kinerja perawat dengan ρ Value yaitu 0.758. b. Saran 1. Bagi Perawat Sebaiknya sebagai seorang insan yang bergelut dalam profesi yang mulia, perawat senantiasa melayani dengan setulus hati namun tetap mempertahankan profesionalitas.

2. Bagi Instansi terkait Sebaiknya pihak Rumah Sakit terkait lebih memperhatikan segala kebutuhan perawat terutama dalam menciptakan iklim kerja yang baik agar dapat tercapai kinerja yang baik dan maksimal demi kualitas pelayanan kesehatan yang prima. 3. Bagi Pemerintah setempat Sebagai pihak yang bertanggungjawab bagi kemaslahatan umat manusia, maka sebaiknya pemerintah sedikit meluangkan waktu dan kesempatan untuk lebih memperhatikan keperluan serta mengadakan solusi terbaik untuk instansi pelayanan kesehatan sebagai salah satu sarana pelayanan yang setia memberikan pelayanan terbaik bagi kebutuhan masyarakat.