1.1. Latar Belakang. RPJMD Kabupaten Ponorogo Bab I _ Halaman 1

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bottom-up learning.

Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA KEDIRI TAHUN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Ngawi Tahun BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan otonomi daerah telah berlangsung. dasawarsa sejak pemberlakuan otonomi daerah di tahun 1999.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 1 TAHUN 2014 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 9 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

BUPATI BANGLI, PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia sejak memasuki era reformasi tahun 1998 mengalami pergeseran dari sistem pemerintahan sentralistik bergeser ke sistem desentralistik, dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proposional Perubahan sistem penyelenggaraan pemerintahan ini diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diubah kembali dengan Undangundang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pemerintah daerah sebagai daerah otonom memiliki hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan Otonomi daerah merupakan pengejawantahan dari makna desentralisasi secara utuh Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintahan yang implementasinya diiringi tanggung jawab dan sumber-sumber daya yang diperlukan Penerapan otonomi daerah diperlukan adanya political will (kemauan politik) dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pemerintah daerah Kemauan politik ini sangat penting, karena diyakini dapat mempersatukan berbagai kepentingan yang berbeda ke dalam suatu wadah pemahaman yang berorientasi pada suatu tujuan, yakni membangun pemberdayaan daerah secara optimal demi terwujudnya masyarakat adil dan sejahtera Dengan kemauan politik ini diharapkan mampu menumbuhkan prakarsa daerah dan pemikiran-pemikiran menjadi suatu kekuatan yang penting bagi proses pembangunan Otonomi daerah diperlukan adanya komitmen bersama untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan aturan yang berlaku, guna RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 1

mencapai suatu tujuan yang diharapkan Dukungan berupa komitmen yang tinggi dari berbagai pihak yang berkepentingan sangat penting bagi terwujudnya proses pembangunan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan daerah secara optimal Pemberdayaan daerah itu dapat terwujud dalam bentuk proses pertumbuhan dan perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana, terpadu dan sistematis Dalam pemberdayaan daerah dilakukan melalui pembangunan daerah sebagai upaya terencana untuk meningkatkan kemampuan pemerintahan daerah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta kemampuan mengelola potensi daerah guna mencapai kemajuan daerah dan masyarakat Pembangunan daerah, sebagai bagian integral pembangunan nasional, selain berkepentingan terhadap penyelenggaraan pembangunan sektoral nasional di daerah, juga berkepentingan terhadap pembangunan dalam dimensi kewilayahan Dua kepentingan tersebut menjadikan aktivitas pembangunan daerah berkenaan sekaligus dengan tujuan pencapaian sasaran-sasaran sektoral nasional di daerah, dan tujuan pengintegrasian pembangunan antar-sektor di dalam satu wilayah Perubahan paradigma sistem pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik (otonomi daerah) membawa konsekuensi terjadinya perubahan paradigma perencanaan pembangunan dari pendekatan pembangunan sektoral ke pendekatan regional (kewilayahan), bersamaan itu terjadi pula perubahan sistem proses perencanaan yang sebelumnya topdown blueprint menjadi bottom-up learning Secara filosofis, terdapat dua tujuan utama yang ingin dicapai dari penerapan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, yakni demokrasi dan kesejahteraan Tujuan demokrasi memposisikan pemerintah daerah sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal yang secara agregat akan menyumbang terhadap pendidikan politik secara nasional sebagai elemen dasar menciptakan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara, serta mempercepat terwujudnya masyarakat madani Sedangkan tujuan kesejahteraan mengisyaratkan pemerintah daerah meningkatkan RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 2

kesejahteraan masyarakat lokal melalui penyediaan pelayanan publik secara efektif, efisien, dan ekonomis, serta akuntabel Otonomi daerah bukan diartikan sebatas proses administrasi politik, berupa pelimpahan wewenang pembangunan dan pemerintahan kepada pemerintah daerah, melainkan lebih merupakan suatu proses pembangunan daerah sendiri dengan segala rangkaian komitmen dan tanggung jawab yang mengiringinya, yang menuntut kemampuan seluruh aparatur pemerintah daerah dalam penguasaan substansi dan manajemen pembangunan Desentralisasi dan otonomi daerah dibutuhkan untuk menumbuhkan prakarsa daerah sekaligus memfasilitasi aspirasi daerah sesuai keanekaragaman kondisinya masing-masing Sebab, kebijakan one-size fits all (uniform) tidak lagi aplikatif, dan telah terbukti gagal mencapai sasaran pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat lokal Melalui kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah diharapkan pengambilan keputusan penyelenggaraan pemerintaan dan penyediaan pelayanan publik menjadi lebih sederhana, cepat, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal Desentralisasi mendekatkan rentang kendali antara pembuat rencana/kebijakan dengan penerima manfaat/masyarakat Otonomi daerah memberikan wewenang yang diserahkan untuk melaksanakan pengaturan atau kebijakan pada tingkat daerah Interaksi antara pembuat kebijakan dan masyarakat sebagai penerima manfaat akan meningkatkan kualitas perumusan kebijakan dan pelaksanaannya Dalam perspektif ini, fungsi dan peran pemerintah daerah menjadi sangat penting Kunci keberhasilan pembangunan daerah adalah koordinasi dan keterpaduan antara pemerintah pusat dan daerah, antarsektor, antara sektor dan daerah, antar-provinsi, antar-kabupaten/kota, serta antara Provinsi dan kabupaten/kota Keterlibatan pemerintah daerah dalam perumusan kebijakan sektoral di tingkat Pusat juga akan menghindarkan lahirnya kebijakan yang one-size fits all (uniform) Keterlibatan pemerintah daerah ini menjadi penting, karena pembangunan daerah pada hakikatnya merupakan bagian integral dan penjabaran pembangunan nasional dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan, RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 3

yang disesuaikan potensi, aspirasi, dan permasalahan pembangunan di daerah Pembangunan daerah pada hakekatnya adalah upaya terencana meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah sehingga tercipta suatu kemampuan andal dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta kemampuan mengelola sumber daya ekonomi daerah secara berdaya guna dan berhasil guna untuk kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat lokal Pembangunan daerah dilaksanakan melalui pengembangan otonomi daerah dan pengaturan sumber daya yang memberikan kesempatan bagi terwujudnya tata pemerintahan yang baik Pembangunan daerah juga merupakan upaya memberdayakan masyarakat di seluruh wilayah daerah yang bersangkutan, sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat menikmati kualitas kehidupan lebih baik, adil, sejahtera, tenteram, dan sekaligus memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan harkat, martabat, dan harga diri Upaya mencapai keberhasilan pembangunan daerah tersebut membutuhkan perencanaan strategis yang dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah terpilih yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang memuat strategi pembangunan, arah kebijakan umum, program dan kegiatan, kerangka ekonomi makro daerah dan rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan ketrangka pendanaan yang bersifat indikatif Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo 2010-2015 merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2010 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo 2010-2015 merupakan rencana strategis bagi daerah yang digunakan sebagai pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 4

(SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis SKPD Dalam pelaksanaan lebih lanjut RPJMD akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 12 Maksud dan Tujuan Dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 ini pada dasarnya merupakan perencanaan strategis yang erat kaitannya dengan proses menetapkan ke mana daerah Kabupaen Ponorogo akan diarahkan perkembangannya, dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang, bagaimana mencapainya, dan langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai sesuai dengan visi, misi, dan program Bupati Ponorogo Dengan perencanaan strategis diharapkan dapat dirumuskan tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Ponorogo yang lebih specific, measurable, acceptable, realistic, time bound (SMART) yang konsisten dengan visi, misi program Bupati Ponorogo, dan dalam kerangka waktu sesuai kemampuan daerah untuk mengimplementasikannya, sehingga dapat dikembangkan kesepakatan dengan seluruh pemangku kepentingan secara partisipatif untuk memadukan semua sumber daya dan dana (termasuk dari kalangan usahawan swasta) dalam mencapai tujuan, demi menghasilkan pembangunan Kabupaten Ponorogo yang lebih produktif, efisien dan efektif, berkeadilan, serta berkelanjutan Perencanaan strategis memastikan bahwa sumber daya dan dana daerah diarahkan untuk menangani isu-isu strategis dan permasalahan prioritas, sekaligus menyediakan basis untuk mengukur sejauh mana perkembangan kemajuan dalam mencapai tujuan, serta memberikan mekanisme untuk menginformasikan perubahan apabila diperlukan Kecuali itu, melalui perencanaan strategis yang tertuang dalam RPJMD, arah pembangunan daerah dapat lebih dipahami masyarakat dan kalangan usahawan swasta, sehingga melahirkan rasa ikut memiliki dan bertanggung jawab atas rencana strategis yang disepakati bersama RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 5

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan, disertai rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif Visi, misi, dan program kepala daerah terpilih dijabarkan menjadi strategi pokok dan prioritas pembangunan, sasaran dan arah kebijakan, serta program-program dan kegiatan pokok yang akan dijalankan selama lima tahun mendatang Penyusunan RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 ini secara lebih spesifik bertujuan untuk menjamin terciptanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas pembangunan, baik antar-daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintahan maupun antara pusat dan daerah Kecuali itu, juga untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan pembangunan, serta untuk menjaga kesinambungan arah pembangunan daerah Kabupaten Ponorogo sekaligus untuk meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan kebijakan dan perencanaan program pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ini pada tahap berikutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang berlaku untuk satu tahun anggaran, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencanarencana kerja dan pendanaannya 13 Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 adalah: 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Provinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan Tentang mengadakan perubahan dalam Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal pembentukan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32); RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 6

2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 2286); 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421); 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 9 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 7

10 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 12 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 13 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 14 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 16 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 17 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 8

18 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 19 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 20 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11); 21 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 22 Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan 23 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebgaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 24 Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 tahun 2010, 0199/M PPN/04/2010, dan PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 25 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517) RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 9

26 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 27 Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 28 Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 10 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2005-2010 29 Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2005-2025 30 Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 24 Tahun 2007 tentang Dokumen Pelengkap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2005-2010 14 Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ponorogo 2010-2015 memiliki hubungan dengan berbagai dokumen perencanaan lainnya, yakni disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ponorogo sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2010, serta memperhatikan RPJM Nasional 2010-2014 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 dan memperhatikan RPJMD Propinsi Jawa Timur 2010-2014 sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 sebagai bentuk penyelarasan prioritas, sasaran dan rencana program pembangunan dalam mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkeadilan (sustainable growt with equity) dengan RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 10

strategi pembangunan nasional yang pro rakyat, pro keadilan dan tujuan pembangunan millenium ( MDGs) Disamping itu, juga mempertimbangkan asas kesinambungan dengan program-program pembangunan yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Ponorogo 2005-2010 (Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2005) Dokumen lain yang menjadi rujukan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang mendorong terciptanya keserasian, keterpaduan dan harmonisasi program-program pembangunan berdimensi kewilayahan di kabupaten baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat Penataan ruang wilayah Kabupaten Ponorogo sebagai pusat agropolitan dan agrobisnis serta unggulan budaya Jawa Timur akan mendorong program prioritas dalam RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 yang menempatkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan yang harus didorong perkembangan dan pertumbuhannya sehingga mampu memberikan sumbangan yang significant terhadap upaya menjadikan Propinsi Jawa Timur sebagai pusat agrobisnis terkemuka di Asia Tenggara sebagaimana tercantum dalam RPJMD Jawa Timur 2010-1014 RPJMD dan RTRW Kabupaten/ Kota lain disekitar wilayah Kabupaten Ponorogo yang meliputi Kabupaten Trenggalek, Tulungangung, Nganjuk, Pacitan, Madiun, Magetan, Kota Madiun dan Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah digunakan sebagai rujukan yang sangat penting dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015 yang dituangkan dalam bentuk kerja sama antar daerah seperti GOLEKPAWON (Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, dan Wonogiri ), KARISMAPAWIROGO (Karanganyar, Sragen, Madiun, Pacitan, Wonogiri dan Ponorogo), dan NGADIPONO (Nganjuk, Madiun dan Ponorogo) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ponorogo 2010-2015 yang berisi sasaran, arah kebijakan, program, dan kegiatan pokok, menjadi rujukan sekaligus landasan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dan penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) kepala daerah, sekaligus menjadi tolok ukur kinerja kepala daerah RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 11

Periodesasi RPJMD Kabupaten Ponorogo ini disesuaikan masa jabatan Bupati/ Wakil Bupati Ponorogo, yakni 2010-2015, di mana masa jabatan tersebut dihitung sejak tanggal pelantikan Bupati/ Wakil Bupati pada tanggal 12 Agustus 2010, merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo yang merupakan penjabaran dari arah kebijakan, program, evaluasi hasil kinerja pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah Tahun berkenaan, serta rencana kerja dan pendanaannya-- menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD tahun berjalan 15 Struktur Kinerja Dalam Dokumen RPJMD Sebagai sebuah dokumen Rencana Strategis, RPJMD Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2010-2015 dimaksudkan sebagai dasar penyusunan kebijakan, program, kegiatan, dan tolok ukur kinerja Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan RPJMD Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2010-2015 pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen bersama, mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya, agar tercapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas dalam pelaksanaan pemerintahan Dokumen ini memuat penetapan visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran) yang dijabarkan ke dalam kebijakan dan program, serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya Selanjutnya, rencana kinerja kegiatan akan ditetapkan kemudian dalam dokumen tersendiri melalui perencanaan kinerja tahunan dalam kurun waktu 5 (lima tahun) pada 2010-2015 yang menjabarkan kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Penyusunan rencana kinerja tahunan (Dokumen RKT) dilakukan setiap tahun seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 12

Untuk memberikan gambaran secara utuh atas rencana capaian kinerja lima tahun ke depan, maka struktur kinerja dalam Dokumen RPJMD Pemerintah Kanupaten Ponorogo 2010-2015 adalah, sebagaimana diagram berikut ini: Masyarakat Ponorogo Yang Sejahtera, Aman, Berbudaya, Berkeadilan Berlandaskan Nilai-nilai Ketuhanan Dalam Rangka Mewujudkan RAHAYUNING BUMI REYOG Misi 1 Misi 2 Misi 3 Misi 4 Misi 5 Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar masyarakat secara optimal baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat; Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel, serta profesional yang berlandaskan normanorma dengan mengedepankan supremasi hukum; Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan perempuan serta kelembagaan masyarakat, melalui keterlibatan seluruh komponen dalam setiap tahapan pembangunan di segala bidang; dan Membangun dan memelihara stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat, dengan menjunjung tinggi budaya dan karakter masyarakat yang agamis, bermoral dan berbudi luhur Tujuan 1 Tujuan 2 Tujuan 3 Tujuan 4 Tujuan 5 Meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi daerah Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib, dan damai, 11 Sasaran 11 Sasaran 5 Sasaran 2 Sasaran 5 Sasaran Pendidikan; Kesehatan; Pekerjaan Umum; Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; Lingkungan Hidup; Penataan Ruang dan Perhubungan Tenaga Kerja; Koperasi Usaha Kecil Menengah; Penanaman Modal; Ketahanan Pangan; Pertanian; Kehutanan; Energi dan Sumber Daya Mineral; Kelautan dan Perikanan; Perdagangan; Industri; dan Transmigrasi Perencanaan Pembangunan; Otonomi Daerah; Pemerintahan Umum; Administrasi Keuangan Daerah; Perangkat Daerah; Kepegawaian dan Persandian; Statistik; Kearsipan; Komunikasi dan Informasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri; Sosial; Kebudayaan; Pemuda dan Olah Raga dan Pariwisata 16 Sistematika Penulisan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo 2010-2015 ini disusun dalam 8 (delapan) bagian pokok, Bagian 1 menguraikan gambaran umum kondisi daerah; Bagian 2 menguraikan pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendaan masa lalu (2006-2010) dan proyeksi tahun 2011-2015; Bagian 3 menguraikan permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis; Bagian 4 membahas Visi dan Misi Bupati/ Wakil Bupati Kabupaten Ponorogo 2010-2015; Bagian 5 menguraikan strategi dan arah pembangunan daerah, Bagian 6 membahas arah kebijakan umum dan program pembangunan daerah; RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 13

Bagian 7 berisi proyeksi pendanaan untuk masing-masing urusan dan Bagian 8 berisi penetapan indikator kinerja pemerintah Secara lebih rinci sistematika penyusunan RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015, sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, landasan penyusunan RPJM Daerah, hubungan RPJM Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya seperti RTRW, RPJMN, RPJMD Propinsi Jawa Timur, RPJMD Kabupaten/ Kota perbatasan, RPJMD Kabupaten Ponorogo 2005-2010, struktur kinerja dalam dokumen RPJMD serta sistematika penulisan BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Berisi tentang uraian kondisi geografi dan karakteristik wilayah, potensi Kabupaten Ponorogo, kondisi perekonomian daerah meliputi: PDRB, Sektor dominan, lembaga keuangan; Aspek Demografi; Aspek Pelayanan Umum; Aspek Daya Saing Daerah; Kondisi sosial budaya daerah meliputi: jumlah penduduk, tenaga kerja, IPM, jumlah sekolah, jumlah guru, jumlah murid diberbagai jenjang pendidikan, angka kelulusan sekolah, angka partisipasi kasar, gender, kemiskinan jumlah organisasi kesenian, agama, kondisi sarana, potensi energi, geotermal, sarana prasarana energi, ketenagalistrikan dan prasanana daerah serta kondisi politik, hukum dan pemerintahan BAB III: GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Berisi Kinerja Keuangan Masa Lalu (2006-2010), Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu (2006-2010), Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Ponorogo 2011-2015, yang berisi arah kebijakan umum anggaran, arah pengelolaan pendapatan daerah, arah pengelolaan belanja daerah dan arah pembiayaan daerah RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 14

BAB IV: ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Berisi permasalahan pembangunan, analisis lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal, dan isu-isu strategis yang diprdiksi akan muncul dalam kurun waktu lima tahun mendatang tahun 2011-2015 BAB V: VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berisi tentang visi Bupati dan Wakil Bupati terpilih masa jabatan 2010-2015, yang merupakan manivestasi janji politik Disamping itu juga berisi upaya dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut yang terangkum dalam misi Dalam bab ini juga berisi tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu lima tahun kedepan BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Mencakup Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2011-2015 berisi pendekatan pembangunan sesuai dengan karakter sosial budaya masyarakat Ponorogo, strategi pembangunan yang akan digunakan dalam melaksanakan pembangunan yang berphak pada kepentingan masyarakat dan arah kebijakan pembangunan Ponorogo tahun 2011-2015 yang akan datang BAB VII: KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Berisi Kebijakan Umum Pembangunan Kabupaten Ponorogo 2011-2015, Program pembangunan daerah yang menjadi prioritas dalam waktu 5 (lima) tahun mendatang yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi angka pengangguran, pengurangan angka RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 15

kemiskinan, kesetaraan gender dan juga pelestarian lingkungan yang mendukung pencapaian MDGs tahun 2015 BAB VIII: INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN Berisi proyeksi pendanaan untuk masing masing urusan pemerintah daerah meliputi 26 (dua puluh enam) urusan wajib dan 7 (tujuh) urusan pilihan untuk setiap tahunnya selama 5 (lima ) tahun mulai tahun 2011-2015 BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Berisi penetapan indikator kinerja Rencana Capaian Kinerja Jangka Menengah yang memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai untuk setiap tahunnya selama kurun waktu 2011-2015, Rencana Capaian Indikator Kinerja Daerah yang mencakup aspek, fokus dan indikator kinerja menurut bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan, Berisi daftar/ ruang lingkup program dan kegiatan indikasi menurut urusan Pemerintah Daerah yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan memuat formula indikator kinerja sasaran sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 BAB X : PENUTUP Berisi kaidah pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2015 RPJMD Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Bab I _ Halaman 16