BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antara pihak principal atau kontraktor dan pihak obligee atau pemilik

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Umat Islam terbayak menurut data The Pew Forum on Religion & dari total muslim dunia. Pada tahun 2010, penganut Islam di Indonesia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya persoalan itu bagi kehidupan manusia. Cita-cita di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mencari pekerjaan dengan penghasilan sesuai harapan

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang datanya ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan tersebut, manusia dalam kehidupan sehari-hari dapat. perjanjian sewa-menyewa dan bentuk hubungan hukum yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan hendaknya memberikan dampak positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan kegiatan ekonomi di Surakarta semakin

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga-lembaga ekonomi harus melaksanakan pola tersebut agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari peranan bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu fakta yang tidak mungkin dihindari. Perdagangan internasional sangat

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. namanya bank. Baik negara maju maupun negara berkembang membutuhkan. melakukan berbagai macam aktivitas keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat komprehensif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. jalan penggantian berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT agar

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam dunia perbankan mengakibatkan banyaknya perubahan untuk masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

MUD{A<RABAH DAN DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Firdaus, Akad-Akad Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2007), h.43

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia lahir ke dunia sudah memerlukan materi (harta) sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang. kegiatannya memberikan jasa terhadap lalu lintas pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURĀBAḤAH DALAM BENTUK PERJANJIAN PIUTANG MURĀBAḤAH

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan atau pengaruh antara variabel program tahfidz al-quran

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan satu sama lainnya. Begitupun kegiatan manusia sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan tarif. yaitu riba. Riba tidak sama dengan jual beli dan hukumnya haram sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi (bermuamalah), yaitu suatu aktivitas yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. Berdirilah sebuah yayasan pendidikan yang didirikan oleh Almarhum H. Machfudz dan Almarhum Abd. Harist Beliau merupakan tokoh masyarakat di desa tersebut. Yayasan tersebut berdiri di atas tanah wakaf dengan luas + 7.500 m 2, yang di dalamnya terdiri dari tiga madrasah yaitu: 1. Madrasah Ibdtida iyah 2. Madrasah Tsanawiyah dan 3. Madrasah Aliyah Ketiga Madrasah tersebut berada dalam satu yayasan yang diberi nama Yayasan Imam Syafi i yang sampai saat ini bertambah maju dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal pendidikan, yayasan ini sangat memfokuskan dibidang agama, akan tetapi pendidikan umum juga diterapkan di dalamnya. Dari ketiga Madrasah tersebut, Madrasah Ibtida iyah yang sangat menonjol di dalam Yayasan Imam Syafi i. Dikarenakan siswanya paling banyak di antara ketiga lembaga madrasah tersebut. Selain siswanya banyak MI. Imam 1

2 Syafi i juga banyak berbagai kegiatan yang kemudian mengundang perhatian para orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MI. Imam Syafi i. Kegiatan di sekolah meliputi kegiatan umum dan kegiatan agama, yang tujuannya membimbing siswa menjadi siswa yang baik budi pekertinya. Selain kegiatan, di Madrasah Ibtida iyah juga diadakan tabungan siswa yang dikelolah oleh pihak sekolah. Sekarang ini banyak orang yang memilih untuk menabung melalui tabungan siswa, karena dengan adanya tabungan siswa yang diadakan di sekolah dapat membantu meringankan keuangan, dalam artian uang tabungan itu bisa untuk kebutuhan siswa-siswi tersebut. Tabungan siswa ini berdasarkan prinsip Wadi> ah (titipan) dalam hal ini pihak sekolah bertindak sebagai pengelola tabungan, sementara nasabah adalah siswa-siswi sebagai penyandang dana (shokhibul ma>l). Di antara keduanya diadakan akad Wadi> ah yang mengikat bagi kedua belah pihak yang melakukan akad. 1 Tabungan Wadi> ah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad Wadi> ah, yaitu titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya, dan masalah biaya pemeliharaan barang, merupakan tanggung jawab pemilik barang atau uang, karena pihak yang 1 Haroen Nasrun, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaja Mrdia Pratama, 2000), h. 247.

3 dititipi hanya bertugas memelihara, sedangkan biaya pemeliharaan dibebankan kepada pemilik barang. 2 Dalam hal ini siswa-siswi MI. Imam Syafi i bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada pengelolah dana tabungan untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan pihak pengelolah dana tabungan bertindak sebagai yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut. Sebagai konsekuensinya, pengelolah dana tabungan bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki. Pengelolah dana tabungan juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan dana atau barang tersebut. 3 Akan tetapi, dalam tabungan siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya ini ada sedikit permasalahan yang menyangkut biaya adminitrasi yang pada akhir tahun ajaran sekolah akan di bagika kepada semua guru (baik guru yang mengelolah tabungan maupun guru yang tidak mengelolah tabungan) yang diambil dari pomotongan dana tabungan siswa sebesar 2,5%. Tabungan siswa tersebut berdasarkan prinsip Wadi> ah (titipan). Yang di dalamnya tidak menerangkan tentang adanya biaya adminitrasi atau biaya atas pemeliharaan barang 2 Ibid, h. 251. 3 Karim Adiwarman, Bank Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 297-298.

4 titipan ( uang ) yang di ambilkan dari pemotongan dana tabungan siswa sebesar 2,5%. Dengan adanya pemotongan dana tabungan siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya, menimbulkan pro dan kontra terhadap para wali murid yang tidak menyeetujui dengan adanya pemotongan dana tabungan siswa tersebut. Maka dari itu, dengan adanya komplain dari para wali murid terhadap pemotongan dana tabungan siswa MI. Imam Syafi i Babat Pakal Surabaya, penulis akan melakukan penelitian tentang hal tersebut. Guna mengetahui benar tidaknya asumsi tersebut, maka penulis berusaha untuk membuktikannya. Agar penulis mendapat gambaran yang jelas mengenai pemotongan dana tabungan siswa dengan prinsip Wadi> ah, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul : Analisis Hukum Islam Terhadap Pemotongan Dana Operasional Wadi> ah pada Tabungan Siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. B. Identifikasi Masalah Dari paparan latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa masalah pokok yang ingin dipelajari adalah terapan tabungan Wadi> ah yang berpotensi menimbulkan spekulasi menurut hukum Islam. Untuk lebih memudahkan dalam penelitian, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang nanti akan diteliti

5 sesuai dengan batasan kemampuan peneliti. Masalah yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut: 1. Latar belakang dan sejarah MI. Imam Syafi i Babat Pakal Surabaya 2. Visi dan Misi MI. Imam Syafi i Babat Pakal Surabaya 3. Struktur Organisasi MI. Imam Syafi i Babat Pakal Surabaya 4. Prosedur pengajuan tabungan siswa 5. Status dana tabungan siswa 6. Pengelolahan dana tabungan siswa 7. Prosedur pembagian dana tabungan siswa 8. Hukum tentang pemotongan dana tabungan siswa 9. Praktek pemotongan dana tabungan siswa Untuk memfokuskan permasalahan yang sudah ada di atas, maka penulis membatasi pada masalah tentang: 1. Praktek pemotongan dana operasional wadi> ah pada tabungan siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. 2. Analisis hukum Islam terhadap pemotongan dana operasional wadi> ah pada tabungan siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya.

6 C. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu rumusan yang akan menjadi objek penelitian, yaitu: 1. Bagaimana praktek pemotongan dana operasional wadi> ah pada tabungan siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya? 2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap pemotongan dana operasional wadi> ah pada tabungan siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah diskripsi tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sedang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian. 4 Pada dasarnya masalah yang berhubungan dengan Wadi> ah telah dibahas dalam skripsi- skripsi sebelumnya, Namun terdapat perbedaan objek kajian dengan penelitian yang sedang dilakukan ini. Saudari Dewi Nur Aini telah membahas tentang tabungan wadi> ah dengan judul skripsi Tabungan Perspektif Syariah (Studi Aplikasi Tabungan di PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk Cabang Surabaya). Dalam skripsi ini di bahas tentang nasabah wanprestasi atau lalai 4 Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel, Petunjuk Penulisan Skripsi, h.7.

7 dalam menambah simpanannya pada bank, maka nasabah dikenakan denda (penalty rate) yang mana disebabkan karena kesalahan dari nasabah yang menyalahi aturan kontrak yang telah ditetapkan oleh bank. Perbedaan yang ada pada penelitian pada fokus masalah yang dikaji. Pembahasan pada skripsi ini berfokus pada praktek dan analisis hukum Islam tentang pemotongan dana tabungan siswa yang banyak menimbulkan komplain dari para orang tua murid MI. Imam Syafi i Babat Pakal Surabaya. Mengingat bahwa pengelolah tabungan dalam melekukan berbagai macam usaha tidak boleh bertentangan dengan syari ah. Terlihat jelas fokus penelitian yang dilakukan pada penelitian terdahulu berbeda dengan penelitian ini. Dengan demikian, maka penelitian ini akan memiliki data dan kesimpulan yang berbeda pula dengan penelitian terdahulu. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana praktek pemotongan dana operasional wadi> ah pada tabungan siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. 2. Untuk mengetahui bagaimana analisis hukum Islam terhadap pemotongan dana operasional wadi> ah pada tabungan siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya.

8 F. Kegunaan Hasil Penelitian Sejalan dengan tujuan tersebut di atas diharapkan dari hasil ini dapat memberikan kegunaan antara lain: 1. Kegunaan secara teoritis: sebagai upaya untuk menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan tentang tabungan Wadi> ah yang sesuai dengan hukum Islam. 2. Kegunaan secara praktis : a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan yang bersifat empiris, khususnya Sebagai masukan dan sumbangsih bagi pihak pengelolah dana tabungan siswa untuk kemajuan MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya sekarang maupun yang akan datang. b. Sebagai acuan atau bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian selanjutnya. G. Definisi Operasional Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari terjadinya perbedaan interpretasi pembaca dalam mengartikan judul skripsi ini, maka penulis memandang perlu untuk mengemukakan secara tegas dan jelas maksud judul Analisis Hukum Islam Terhadap Pemotongan Dana operasional wadi> ah pada Tabungan Siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya, yaitu:

9 Hukum Islam : Suatu aturan tentang tabungan yang dititipkan yang harus sesuai dengan syariat Islam yang berdasarkan al- Quran dan al-h{adist yang di rumuskan oleh para fuqaha dalam kitab-kitab fikih empat madzhab. Dalam skripsi ini hukum Islam digunakan sebagai landasan teori dari permasalahan yang dibahas, dan akan lebih ditujukan pada konsep Wadi> ah secara umum. Tabungan siswa : Merupakan jenis tabungan yang dapat diambil kapan saja jika dibutuhkan, guna untuk kebutuhan siswa-siswi MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. Dan tabungan siswa ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para siswa siswi dalam hal belajar. Jadi maksud penelitian ini adalah meneliti tentang status pemotongan dana tabungan siswa MI. Imam Syafi i, yang dilanjutkan untuk menganalisis proses tersebut dalam sudut pandang hukum Islam. H. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI. Imam Syafi i, Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. Penelitihan dilakukan di

10 tempat tersebut dikarenakan permasalahan diambil dari laporan para wali murid MI. Imam Syafi i. 2. Data yang dihimpun Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data yang memuat tentang pemotongan dana tabungan siswa MI. Imam Syafi i, yaitu: Data tentang status pemotongan dana operasional wadi> ah tabungan siswa MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: a. Sumber data primer, yaitu sumber data yang dibutuhkan dalam memperoleh data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian dan bersifat langsung dari responden. Adapun responden tersebut terdiri dari Pengelolah Tabungan, kepala sekolah, wali kelas dan wali murid siswa MI. Imam Syafi i Babat Pakal Surabaya yang mempunyai otoritas pada ketentuan pemotongan dana tabungan siswa MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. b. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang bersifat tidak langsung. Data yang di dapat dari data yang sudah disalin dalam bentuk catatan yang terkait dengan pengelolahan tabungan siswa MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya.

11 Buku-buku literatur yang digunakan di antaranya: 1. Bank Islam karangan Adiwarman Karim 2. Manajemen Perbankan karangan Kasmir 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Adapun teknik yang digunakan oleh peneliti untuk menggali data dari lapangan adalah wawancara / interview dengan beberapa subyek penelitian serta studi dokumentasi terkait dengan masalah yang akan diteliti. Proses pengumpulan data tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a. Wawancara (interview). Dimana teknik ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data tentang masalah yang sedang diteliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dan berdialog dengan Bapak kepala sekolah, pengelolah tabungan dan wali murid MI. Imam Syafi I Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. b. Studi Dokumen. Teknik ini digunakan penulis dengan cara memahami dan meneliti catatan tabungan setiap wali kelas, buku tabungan siswa,dan sumber tulisan lain yang dimiliki oleh pengelolah tabungan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

12 5. Teknik Analisis Data Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian terhadap pemotongan dana tabungan siswa MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. Adapun teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analitis dengan pola pakir deduktif. a. Deskriptif Analitis yaitu menjelaskan fakta uraian tentang pemotongan dana operasional wadi> ah tabungan siswa di MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. b. Pola Pikir deduktif yaitu dipergunakan untuk mengemukakan kenyataan dari hasil penelitian tentang pemotongan dana operasional wadi> ah tabungan siswa yang bersifat umum untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. I. Sistematika Pembahasan Agar penulisan skripsi ini lebih mengarah pada tujuan pembahasan, maka perlu dibagi menjadi lima bab bagian, yang masing-masing bab dibagi dalam sub-sub dengan sistematika sebagai berikut: Bab I adalah yang berisikan tentang Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

13 Bab II adalah berisi penjelasan tentang tabungan Wadi> ah dalam analisis hukum Islam. Bab ini mengemukakan landasan teori menurut hukum Islam tentang Wadi> ah meliputi pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat, jenis, sifat akad, tentang biaya dalam Wadi> ah serta ketentuan umum akad. Bab III menerangkan tentang pelaksanaan tabungan siswa MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. Meliputi latar belakang MI. Imam Syafi i, lokasi, struktur organisasi, visi dan misi serta pengelolahan dana tabungan siswa MI. Imam Syafi i. Pelaksanaan tabungan siswa di MI. Imam Syafi i MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. meliputi perjanjian, syarat dan prosedur pemotongan. Bab IV membahas tentang analisis terhadap pemotongan dana operasional wadi> ah pada tabungan siswa di MI. Imam Syafi i MI. Imam Syafi i Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. berdasarkan data yang telah dihimpun sebagaimana dikemukakan pada bab tiga. Bab V adalah berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran.