BAB I PENDAHULUAN. karakteristik serta ciri khas masyarakatnya berdasarkan etnografisnya. Perbedaanperbedaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. ruang aktivitas manusia dan budayanya tidak bisa lepas dari atmosfir, biosfir,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, termasuk di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. Keseimbangan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaannya diserahkan hukum adat (Pasal 1 UU No.41 tahun 1999). Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan jalan-jalan. Penggunaan tanah yang luas adalah untuk sektor pertanian yang

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

PENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

BAB I. PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

ABSTRAK. Kata kunci : masyarakat adat, Suku Dayak Limbai, Goa Kelasi, aturan adat, perlindungan sumberdaya hutan

BAB I PENDAHULUAN. petani ikan dan sebagainya. Menurut Loekman (1993:3) Besarnya fungsi sektor pertanian bagi masyarakat Indonesia tentu saja harus

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

PENDAHULUAN. kadang-kadang tidak mencukupi (Ekstensia, 2003). Peran sektor pertanian di Indonesia terlebih di Sumatera Utara

PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN???

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang. Dalam sejarah kehidupan, tumbuhan telah memiliki peranan yang

TINJAUAN PUSTAKA. tinggi yang tersebar di ekosistem hutan dataran rendah Dipterocarpaceae sampai hutan

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan kebutuhan dasar masyarakat seperti pangan, obat-obatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

PELESTARIAN HUTAN DAN KONSERFASI ALAM

VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)

BAB I PENDAHULUAN spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Suginingsih (2008), hutan adalah asosiasi tumbuhan dimana pohonpohon

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Persentase responden berdasarkan kelompok umur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hutan di Indonesia memiliki peran terhadap aspek ekonomi, sosial maupun. (Reksohadiprodjo dan Brodjonegoro 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan lautan. Hutan tersebut mempunyai karakteristik unik dibandingkan dengan

PENDAHULUAN. dengan yang lainnya tidak terpisahkan (Awang, 2002). kehutanan Indonesia adalah membagi lahan hutan kedalam pengelolaan yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan hidupnya. Manfaat hutan bagi manusia diantaranya menghasilkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia mendapat julukan sebagai Macan Asia dan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Baik keberagaman hayati

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

FUNGSI KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM SECARA BIJAK* Oleh : IMRAN SL TOBING**

BAB I PENDAHULUAN. Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA,

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya. Pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR KECAMATAN CIDAUN DESA NEGLASARI Jl. Negla No. Neglasari Cidaun 43275

PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari pulau, daratan seluas 1,9 juta km 2, panjang garis pantai

I. PENDAHULUAN. jenis salak yang terdapat di Indonesia, yakni : salak Jawa Salacca zalacca

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

30% Pertanian 0% TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar masyarakat seperti pangan, papan, obat-obatan dan pendapatan

I. PENDAHULUAN. lainnya. Keunikan tersebut terlihat dari keanekaragaman flora yaitu: (Avicennia,

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

BAB I. PENDAHULUAN. hutan harus dilakukan dengan tetap memelihara kelestarian, keharmonisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. maka penduduk setempat dapat menggagalkan upaya pelestarian. Sebaliknya bila

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan paling tinggi di dunia. Keanekaragaman tumbuhan merupakan

NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas masyarakat yang hidup di desa khususnya yang berada di pinggiran hutan atau yang berbatasan langsung dengan alam lingkungan sangat bergantung sekali dengan potensi sumberdaya alam yang ada di sekitarnya. Bentuk ketergantungan masyarakat tersebut antara lain dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seperti pangan, sandang dan papan. Pemanfaatan sumberdaya alam oleh masyarakat di daerah yang satu dengan yang lainya sangat berbeda sesuai dengan karakteristik serta ciri khas masyarakatnya berdasarkan etnografisnya. Perbedaanperbedaan cara masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan suatu bentuk kearifan lokal atau pengetahuan lokal yang terbentuk dengan sendirinya. Pengetahuan lokal yang dimaksud terkait mengenai pengolahan sumber daya hayati dan lingkungan yang berkaitan dengan aspek-aspek ekologi, lingkungan yang pemanfaatannya berdasarkan kearifan sehingga sumberdaya alam tersebut dapat dimanfaatkan secara terus menerus (Achmad, dkk 2014). Dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang ada, biasanya masyarakat mempunyai kearifan atau cara sendiri yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Pada sisi lain, masyarakat terkadang masih mempunyai catatan buruk masa lalu, bahkan hingga sekarang, terhadap lingkungannya seperti penjarahan hutan negara, perburuan fauna dan penebangan pohon sebelumnya waktunya yang jelas akan 1

mengganggu ekosistem. Berdasarkan yang dikutip dalam Hilmanto (2009), bahwa Pengelolaan ataupun pemanfaatan sumberdaya alam yang dilakukan oleh masyarakat memang selayaknya diakui ada nilai positif maupun negatifnya. Nilai positif yang dapat diambil dari sumberdaya alam untuk masyarakat lokal tentu saja adalah terpenuhinya beberapa kebutuhan minimal adalah terpenuhinya kebutuhan sehari-hari baik dari hasil pertanian, perkebunan, atau dari hasil hutan. Sedangkan dampak negatif yang terjadi bila pengelolahan atau pemanfaatan sumber daya alam kurang bijaksana yakni dapat merusak alam atau ekosistem seperti punahnya fauna, tanah gundul, tanah longsor, dan juga pada alang-alang. Cara-cara pengelolahan sumberdaya alam yang dilakukan oleh masyarakat seyongyannya memang perlu dikaji dengan harapan dapat memaksimalkan pengelolahan sumberdaya alam itu dan sekaligus menghindari perusakan sumberdaya alam yang ada. Perlu diakui, masyarakat lokal dalam mengelola sumberdaya alam mempunyai kearifan sendiri dan yang diperlukan adalah mengawasi atau mengarahkan, serta membina supaya jangan sampai merusak. Masyarakat desa Sambori merupakan masyarakat yang hidup dibukit dan lereng Gunung Lambitu Kabupaten Bima Nusa tenggara Barat memanfaatkan sumberdaya alam yang disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan mengambil hasil hutan, bercocok tanam dilahan pertanian, beternak serta berladang dipegunungan. Masyarakat Sambori juga merupakan masyarakat yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan masyarakat Bima pada umumnya karena masyarakat Sambori yang hidup di atas pegunungan memiliki bahasa dan budaya yang sebagian berbeda. Dalam hal bercocok tanam masyarakat sambori masih menggunakan cara- 2

cara yang sangat tradisional dan cenderung belum tersentuh oleh teknologi. Keunikan-keunikan budaya dalam interaksinya dengan ekologi atau sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhannya merupakan suatu bentuk kearifan lokal yang sudah turun temurun yang menjadi ciri khas masyarakat Sambori (Alan, 2013). Untuk memenuhi kebutuhan pangan, masyarakat Sambori bercocok tanam dilereng-lereng gunung dengan menanam tanaman padi, sayur serta kacangkacangan, dipekarangan rumahnya masyarakat Sambori juga dimanfaatkan untuk menanam tanaman obat keluarga seperti kunyit, jahe, bawang putih sehingga masyarakat Sambori dikenal sebagai masyarakat penghasil bawang putih terbesar di Bima. Pemenuhan kebutuhan sehari-harinya masyarakat Sambori juga berinterkasi dengan hutan. Hutan dalam kehidupan memegang peran penting bagi masyarakat karena pohon yang tumbuh di hutan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan hasil pertanian. Sebagai besar kawasan desa Sambori adalah bertetangga dengan hutan negara. Oleh karena itu penduduk desa Sambori dapat dikatakan bagian dari hutan. Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan dan menjadi satu dengan hutan sudah selayaknya memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar/nya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat desa itu sudah puluhan tahun hidup dengan hutan, baik hutan rakyat maupun hutan negara. Keadaan ini menyebabkan mereka mempunyai pengetahuan, cara dan pengalaman yang berkaitan dengan hutan serta lingkungannya sebagai sumberdaya alam yang dapat. Dengan demikian pengetahuan lokal yang mereka miliki dikembangkan untuk mempertahankan kehidupan terkait dengan perubahanperubahan kondisi sosial dan ekologi yang senantiasa terjadi. 3

Pengetahuan lokal dalam pengelolaan lingkungan oleh suatu kelompok masyarakat tidak selalu memiliki nilai ekologis bagi pengelolaan sumber daya hayati. Begitu juga dengan masyarakat Sambori sebagai salah satu masyarakat lokal di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang dapat mengungkap sistem pengetahuan tersebut, dengan melakukan penelitian yang dapat mengungkap sistem pengetahuan masyarakat Sambori dan penilaian ekologis dari penerapan pengetahuan tersebut, dengan melakukan penelitian etnoekologi. Melalui studi etnoekologi para peneliti dapat mengetahui dan mempelajari keberhasilan maupun kekeliruan masyarakat lokal (tradisional) dalam memahami lingkungan (Waluyo, 2009). Penelitian etnoekologi dapat diartikan sebagai suatu penelitian yang bertujuan melukiskan lingkungan sebagaimana lingkungan tersebut dilihat oleh masyarakat yang diteliti, termasuk di dalamnya deskripsi system pengetahuan masyarakat lokal dan proses pengambilan keputusan untuk menghadapi suatu lingkungan atau keadaan tertentu (Hilmanto, 2010). Studi etnoekologi diharapkan mampu membuktikan secara ilmiah pengetahuan masyarakat lokal dalam mengelola sumber daya hayati dan lingkungan. Dengan demikian, informasi dan analisis hasil dari studi etnoekologi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten dalam menetapkan kebijaksanaan dana perencanaan pembangunan pedesaan di kawasan lokasi studi, di Kabupaten Bima. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 4

Bagaimanakah pengetahuan lokal masyarakat Sambori dalam pemanfaatan satuan lingkungan? 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan lokal masyarakat sambori dalam pemanfaatan satuan lingkungan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan antara lain ; 1. Sebagai masukan kepada daerah tentang bagaimana satuan lingkungan oleh masyarakat Sambori. 2. Untuk memperbanyak pengetahuan lokal tentang pemanfaatan hutan dan satuan lingkungan. 5