HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PSTW KHUSNUL KHOTIMAH PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

PENELITIAN TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT YANG MENGALAMI PROSES PENUAAN. Di Dusun Besar Desa Prayungan Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

E-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2)

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

GAMBARAN DEPRESI PERIMENOPAUSE KARYAWATI DI PT PELABUHAN INDONESIA 1(PERSERO) MEDAN

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA DI PANTI WERDHA GRIYA ASIH LAWANG DAN DI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI

Hubungan Kapasitas Fungsional Fisik Dengan Tingkat Insomnia Pada Lansia Di Desa Ngombakan Polokarto Sukoharjo (Dyah Novita Panutya Putri)

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN INSOMNIA

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri.

Perbedaan Kualitas Tidur Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga dengan Lansia di PSTW

Hubungan tingkat kecemasan terhadap aktivitas sehari-hari pada lansia di Panti Werdha Wana Seraya, Denpasar - Bali

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

GAMBARAN KARAKTERISTIK LANSIA DENGAN GANGGUAN TIDUR (INSOMNIA) DI RW 1 KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANSIA DI DESA BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN STRES LANSIA DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN PURWOSARI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK LANSIA DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS DASAR PADA LANSIA DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN YOGYAKARTA 2010 NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

KETERKAITAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN KUALITAS HIDUP ODHA DI YAYASAN LANTERA MINANGKABAU SUPPORT PADANG TAHUN 2016

Tingkat Depresi dengan Kejadian Insomnia pada Lanjut Usia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PSTW KHUSNUL KHOTIMAH PEKANBARU Yulia Febrianita STAFF PENGAJAR D III KEPERAWATAN UNIVERSITAS ABDURRAB ABSTRAK Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang memiliki usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Usia tua, berarti fase dari siklus kehidupan yang dimulai pada usia 65 tahun. Ahli gerontologi membagi usia tua menjadi dua kelompok : Usia lansia pertengahan berusia 65 74 tahun, Usia tua yang tua (old-old) berusia 75 tahun dan lebih. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Sampel di ambil dengan menggunakan teknik total sampling yaitu sampel berjumlah 25 orang. Alat ukur yang di gunakan adalah kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariate dan bivariate, uji yang di gunakan yaitu dengan uji kolmogorov-smirnov. Dari hasil penelitian yang di lakukan pada tahun 2015 ini di dapatkan hasil dari variabel bebas tingkat kecemasannya adalah : tingkat kecemasan ringan sebanyak 6 orang (24,0 % ), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 19 orang (76,0 %). Dari variabel terikat di dapatkan hasil tingkat insomnianya adalah : tingkat insomnia jangka pendek 6 orang (24%), sementara 12 orang (48%), dan kronis 7 or ang (28%). Dari uji statistik dengan menggunakan kolmogorov-smirnov di dapatkan ( P>0,05) Ini artinya hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di sarankan bagi perawat dapat memberikan penyuluhan atau informasi kepada para lansia sehingga dapat meminimalkan terjadinya kejadian insomnia pada lansia. Kata kunci : Kecemasan, Insomnia ABSTRACT Old age is an event that will surely be experienced by everyone who has a long age, the occurrence can not be avoided by anyone. In old age will occur in various organs setback. Old age, the mean phase of the life cycle that begins at age 65. Gerontology experts divide the elderly into two groups: older middle age aged 65-74 years, old age is old (old-old) age 75 years and older. This study aims to look at the relationship between anxiety levels with the incidence of insomnia in the elderly in the UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru. This research is correlation. Samples taken using the technique of sampling the total sample amounted to 25 people. The meter used is a questionnaire. The analysis used was univariate and bivariate analysis, the test used is the Kolmogorov-Smirnov test. anxiety level is mild as many as 6 people (24.0%), and severe anxiety levels were 19 men (76.0%). Of the dependent variable in getting the results the level of insomnia: the level of short-term insomnia 6 people (24%), while 12 people (48%), and chronic 7 people (28%). From the statistical tests using the Kolmogorov-Smirnov in get (P> 0.05) This means that the results showed no relationship between anxiety levels with the incidence of insomnia in the elderly. Based on the results of these studies are suggested for nurses to provide counseling or information to the elderly so as to minimize the occurrence of insomnia in the elderly.

PENDAHULUAN Proses menua ( aging) merupakan proses dalam kehidupan yang tidak dapat dihindari dan pasti akan dialami oleh setiap individu. Proses menua tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah baik fisik, biologi, psikologi maupun social yang berlangsung secara bertahap dan pasti (Rafknowledge, 2010). Masalah-masalah tersebut bisa menyebabkan lansia menjadi rapuh dan banyak yang mengalami masalah-masalah kesehatan, kebanyakan lansia yang perlu bantuan orang lain ini adalah lansia yang mengalami gangguan fisik yang cukup parah sehingga mempengaruhi Activitiy of Daily Living (ADL) pada lansia tersebut (Gallo et all, 2000). Peningkatan jumlah lansia ini memerlukan perhatian yang besar baik dari keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Jumlah lanjut usia (lansia) di seluruh dunia pada tahun 2005 diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan bertambah. Indonesia adalah termasuk Negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia ( aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%), dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Menkokesra, 2008). Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), Jumlah penduduk indonesia 147,3 juta, dari angka tersebut terdapat 16,3 juta orang (11%) orang berusia 50 tahun ke atas, dan kurang lebih 6,3 juta orang (4,3%) berusia 60 tahun ke atas. Dari 6,3 juta orang tersebut terdapat 822.831,(13,06%) orang tergolong jompo, yaitu para lansia yang memerlukan bantuan khusus sesuai undang-undang bahkan mereka harus dipelihara oleh negara. Pada tahun 2010 jumlah lansia diprediksi naik menjadi 9,58 % dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Pada tahun 2020 angka itu meningkat menjadi 11,20 % dengan harapan hidup 70,1 tahun (Chamzah, 2005). Dari data penyakit lansia di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru dapat kita simpulkan kejadian insomnia merupakan peringkat yang tertinggi yaitu sebanyak 25 orang, terbanyak kedua yaitu penyakit ISPA dan rematik sebanyak 23 orang dan terbanyak ketiga yaitu demensia sebanyak 22 orang. Sebagian besar lanjut usia yang menderita stres mengalami gangguan tidur. Stres yang dialami oleh lansia dapat mempengaruhi kebutuhan waktu untuk tidur. Semakin tinggi tingkat stres pada lansia maka kebutuhan waktu untuk tidur juga akan berkurang (Rafknowledge, 2004). Salah satu perubahan pada lansia adalah perubahan pola tidur. Gangguan tidur disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu psikologis dan biologis, penggunaan obatobatan dan alkohol, lingkungan yang mengganggu serta kebiasaan buruk, juga dapat menyebabkan gangguan tidur (Kominfo-Newsroom, 2009). Perkembangan IPTEK memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu: AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun, tahun 1999:67,5 tahun. Populasi lansia akan meningkat juga yaitu: ± 10 juta jiwa/5,5 Pada tahun 1990 jumlah penduduk 60 tahun % dari total populasi penduduk. Pada tahun 2020 diperkirakan meningka 3X menjadi ± 29 juta jiwa/11,4 % dari total populasi penduduk (Lembaga Demografi FE-UI-1993). Menurut DEPKES RI 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri, 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepala keluarga, 53 % lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga, hanya 27,5 % lansia

mendapat penghasilan dari anak/menantu. Proses menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik dengan terlihat adanya penurunan fungsi organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan kemunduran kognitif seperti suka lupa, dan hal-hal yang mendukung lainnya seperti kecemasan yang berlebihan, kepercayaan diri menurun, insomnia, juga kondisi biologis yang kesemuanya saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia (Kadir, 2007). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat di observasi secara langsung. Diperkirakan 121 juta manusia di muka bumi ini menderita cemas. Dari jumlah itu 5,8 persen laki-laki dan 9,5 persen perempuan, dan hanya sekitar 30 persen penderita cemas yang benar-benar mendapatkan pengobatan yang cukup, sekalipun telah tersedia teknologi pengobatan kecemasan yang efektif. Ironisnya, mereka yang menderita kecemasan berada dalam usia produktif, yakni cenderung terjadi pada usia kurang dari 45 tahun. Tidak mengherankan, bila diperkirakan 60 persen dari seluruh kejadian bunuh diri terkait dengan kecemasan (Anonim, 2009). Dari wawancara pendahuluan yang peneliti lakukan kepada 7 orang lansia, terdapat 4 dari 7 orang tersebut mengalami insomnia. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui keterkaitan antara dua variavel yaitu tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia yang akan di rangkum dalam judul : hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia di UPT PSTW khusnul khotimah pekanbaru. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif korelatif pada lansia di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru. Populasi adalah keseluruhan dari suatu subjek atau variabel menyangkut masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami Insomnia di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru sebanyak 25 orang. Sampel adalah sebagian wakil populasi yang akan di teliti (Arikunto, 2002). Sampel penelitian ini menggunakan total sampling di mana semua populasi di gunakan sebagai sampel yaitu berjumlah 25 orang.kriteria inklusi: Lansia usia 60 tahun keatas laki-laki dan perempuan. Lansia yang bersedia menjadi responden. Lansia yang sehat jiwa dan tidak mengalami gangguan pendengaran. Lansia yang mengalami insomnia. Kriteria eksklusi: Lansia usia < 60 tahun laki-laki dan perempuan. Lansia yang tidak bersedia menjadi responden. Lansia yang gangguan jiwa dan mengalami gangguan pendengaran. Dalam hal ini, instrument yang digunakan adalah kuisoner yang diberikan kepada responden yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti (Arikunto, 2002). Pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh melalui kuisoner yang diberikan kepada lansia di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru yang akan menjadi responden dalam penelitian ini. Pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam pengolahan data-data yang telah

dikumpulkan diolah secara manual dimana untuk tanda cheklis ( ) kotor dan strip ( -) bersih. Menurut Notoatmodjo (2005), pengolahan data yang dilakukan adalah : Editing, Coding, Processing dan cleaning. Analisa data yang digunakan penulis menggunakan analisa univariate dan bivariate. HASIL PENELITIAN Dari Penenelitian yang Telah Dilakukan Pada Tanggal 21 Februari 25 Februari 2011 Diperoleh Hasil Sebagai Berikut: 1. Analisa univariat Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru No Kriteria Kecemasan Frekuensi Persentase (%) 1 Ringan 6 24 (%) 2 Sedang 13 52 (%) 3 Berat 6 24 (%) Total 25 100 (%) Dari table diatas dapat dilihat bahwa masing-masing responden dari 25 lansia yang di teliti memiliki kategori tingkat kecemasan adalah : tingkat kecemasan ringan sebanyak 6 orang (24% ), tingkat kecemasan sedang 13 orang (52%) sedangkan tingkat kecemasan berat 6 orang (24%). Distribusi frekuensi tingkat insomnia Pada Lansia Di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru No Kriteria Insomnia Frekuensi Persentase (%) 1 Jangka 6 24 (%) pendek 2 Sementara 12 48 (%) 3 Kronis 7 28 (%) Total 25 100 (%) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masing-masing responden dari 25 lansia yang di teliti memiliki tingkat insomnia adalah : tingkat insomnia jangka pendek 6 orang (24%), sementara 12 orang (48%), dan kronis 7 orang (28%) 2. Analisa Bivariat Analis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (tingkat kecemasan) dengan variabel terikat (kejadian insomnia pada lansia) menggunakan uji statisktik kolmogorovsmirnov yang merupakan alternatif dari uji chi-square setelah di lakukan penggabungan sel (tabel 2x3), kecemasan kategori berat di gabungkan ke kategori sedang. Hasil analisa uji bivariat disajikan pada table berikut : Hubungan Antara Tingkat Kecemasan 28 Dengan Kejadian Insomnia Pada Lansia Di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru Dari table di atas terlihat bahwa ada sebanyak 3 (12,0 %) dari 6 responden mengalami tingkat kecemasan ringan memiliki kejadian insomnia jangka pendek dan 11 (44,0%) dari 19 responden mengalami tingkat kecemasan sedang memiliki kejadian insomnia sementara. Hasil uji statistik dengan kolmogorovsmirnov diperoleh P=0,491 (P>0,05) berarti Ho gagal ditolak. Artinya hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia. Kejadian insomnia Jumlah N Tingkat Jangka N % Sementara Kronis o kecemasan pendek N % N % N % 1 Ringan 3 12 1 4 2 8 6 24 2 Sedang 3 12 11 44 5 20 1 76 9 Total 6 24 12 48 7 28 2 100 5

PEMBAHASAN Kecemasan pada lansia di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecemasan ringan sebanyak 6 (24,0% ), sedang sebanyak 13 (52%) orang, sedangkan tingkat kecemasan berat sebanyak 6 (24,0%) orang. Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kecemasan yang tersering pada lansia adalah tentang kematiannya. Orang mungkin menghadapi pikiran kematian dengan rasa putus asa dan kecemasan, bukan dengan ketenangan hati dan rasa integritas. Pada orang lanjut usia biasanya memiliki kecenderungan penyakit kronis (menahun/berlangsung beberapa tahun) dan progresif (makin berat) sampai penderitanya mengalami kematian. Kondisi ini dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup tetapi tingkat kecemasan yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart & Sundeen, 2000). Insomnia pada lansia di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat insomnia jangka pendek 6 orang (24%), sementara 12 orang (48%), dan kronis 7 orang. Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Kejadiannya makin meningkat seiring bertambahnya usia. Kurang lebih 40% lansia mengeluh mengalami insomnia. Menurut Puspitosari (2008) sebagian besar lansia berisiko tinggi mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan pola tidur. Gangguan tidur tersebut disebabkan oleh beban pikiran yaitu adanya kekhawatiran yang dirasakan oleh lansia terhadap keluarganya, Lansia yang mengalami keluhan beban pikiran disebabkan memikirkan keluarga yang ditinggalkan karena keadaan ekonomi keluarga yang masih kurang mencukupi. Insomnia itu sendiri berkaitan dengan kesulitan memasuki tidur, melanjutkan tidur dan sering terbangun di tangah malam. Penyebab insomnia ada 2 faktor yaitu gangguan fisik dan gangguan psikis, faktor fisik misalnya terserang flu yang menyebabkan kesulitan tidur sedangkan faktor psikis adalah stress, cemas dan depresi (Galih, 2006). Hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia di UPT PSTW Khusnul Khotimah Berdasarkan Hasil analisa kolmogorovsmirnov menunjukkan hasil uji statistik di peroleh P=0,491 jika di bandingkan dengan nilai a (0,05) di dapatkan bahwa P (0,491) > a (0,05) berarti Ho gagal ditolak, artinya hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia. Menurut The American Journal of Medicine (2006) kecemasan bukanlah faktor dominan dalam terjadinya kejadian insomnia. Karena Setiap individu mempunyai tingkat kecemasan berbeda. Fisik dan psikis stres dan kecemasan merupakan bagian kehidupan manusia sehari-hari. Bagi orang yang penyesuaiannya baik maka stres dan kecemasan dapat cepat diatasi dan ditanggulangi. Semakin tinggi tingkat kecemasan individu maka akan mempengaruhi kondisi penyesuaian dirinya kurang baik, maka stres dan kecemasan merupakan bagian terbesar di dalam kehidupannya, sehingga stres dan

kecemasan menghambat kegiatannya seharihari. Insomnia bisa terjadi karna beberapa faktor lain seperti Perubahan fisiologis atas penuaan, kondisi lingkungan, dan penyakit kronis menyebabkan insomnia pada usia lanjut. KESIMPULAN Dari hasil penelitian hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia di UPT PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru yang telah di lakukan, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Menunjukkan bahwa responden dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 6 responden (24,0%), sedang 13 (52%) orang, sedangkan responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 6 responden (24,0%). 2. Menunjukkan bahwa responden yang mengalami insomnia jangka pendek sebanyak 6 responden (24,0%), dan yang mengalami insomnia sementara sebanyak 12 reponden (48,0%), dan sedangkan yang mengalami insomnia kronis sebanyak 7 responden (28,0%). 3. Berdasarkan hasil uji kolmogorovsmirnov di dapat tidak adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia dimana 35 P=0,491 (P>0,05). SARAN 1. Bagi tempat penelitian Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan kepada pihak UPT PSTW Khusnul Khotimah supaya lebih memantau upaya-upaya untuk mengurangi kejadian insomnia, seperti memberikan informasi kepada klien dan memberikan informasi kepada lansia tentang cara mengurangi kecemasan dan cara mencegah terjadinya insomnia. 2. Bagi keluarga Di harapkan keluarga memberi dukungan kepada lansia agar mengurangi kecemasan dan kejadian insomnia. 3. Bagi peneliti selanjutnya Di harapkan peneliti selanjutnya agar meneliti variabel-variabel yang lain seperti gangguan fisik (seperti penyakit yang di deritanya) dan gangguan psikis (seperti stress, cemas, dan depresi) yang mempengaruhi terjadinya insomnia. DAFTAR PUSTAKA Alimul Aziz (2006). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa data. Jakarta : Salemba Medika. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :EGC Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.jakarta : Rineka Cipta Ayu (2008). Buku Saku Keperawatan Geriatrik. Jakarta : EGC Copel (2007). Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta : EGC Eva dkk (2010). Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta : TIM Kompas (2009). Mengatasi kecemasan. Diperoleh pada tanggal 9 maret 2010 dari http://kesehatan.kompas.com (2009). Teori Kecemasan. Diperoleh pada tanggal 3 maret 2010 dari http:// kesehatan.kompas.com Kusmanto, dkk (2006). Depresi. Jakarta : EGC Notoatmodjo (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta : EGC

Psikologizone (2003). Definisi Kecemasan. Diperoleh pada tanggal 23 februari 2000 dari http://psikologizone.com. Smeltzer (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedah. Jakarta : EGC Stanley, Mickey (2007). Buku ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC Stanley, Mickey (2006). Buku ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC Stuard & suddent (2000). Mengatasi Kecemasan. Jakarta : EGC Suliswati (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC