BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

BAB II. Kajian Pustaka

BAB II MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA DAN HASIL BELAJAR. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tebak Kata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Hasil Belajar. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku siswa

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. seorang karakter di suatu cerita fiksi. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perubahan kemampuan diri. Menurut Gagne (dalam Udin S.Winataputra

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Kata Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatie kemudian dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

materi tidak terpusat. Selain itu siswa cenderung ramai dan tidak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi. Dalam proses belajar mengajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar - mengajar. pendidikan beserta staf pengajarnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN TEORI. memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurnal EduScience (JES), Vol. 2, No. 2 ISSN : X Juli 2014, Hal

METODE PEMBIASAAN BERMAIN PERAN DALAM MENGENALKAN KONSEP MEMBILANG PADA ANAK USIA DINI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) Pendidikan ini harus ditanamkan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Transkripsi:

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5 Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. 6 Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas peneliti menyimpulkan bahwa aspek aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperolah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran PKn untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan diperlukan aktivitas siswa yaitu dengan melakukan aktivitas langsung. Melalui aktivitas tersebut pembelajar akan lebih mengena pada siswa. Selain itu siswa juga perlu berinteraksi dengan siswa yang lain untuk membuat simpulan dengan benar. 5 Aswani,Zainul,(Tes dan Asesmen di SD, 2004):72 6 Mulyani Sumantri,dkk,(Perkembangan Peserta didik,2007) : 213

10 Dalam penelitian ini hasil belajar pada pelajaran PKn yang diukur melalui tes formatif dengan KKM 75. Bagi siswa yang nilainya kurang dari 75 diberi soal perbaikan dan bagi siswa yang nilainya 75 ke atas diberi soal pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah. 2. Macam-macam Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 7 Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. 8 Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perincianya adalah sebagai berikut : a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 7 Slamet,Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya 2003(Jakarta,Rineka cipta),275 8 Ibid,276

11 b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. c. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. 9 Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Ada tiga bagian macam hasil belajar yaitu, keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap dan cita-cita. Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada 9. Max Darsono,Belajar dan Pembelajaran,2000(IKIP Semarang Press),315

12 diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut 10 Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. 11 3.Cara untuk menentukan hasil Belajar a. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 12 b. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. 13 c. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas peneliti menyimpulkan bahwa aspek aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari tentang konsep, maka 10,Sudjana,Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisifasif,2001(Bandung,Falah),327 11 http://zaifbio.wordpress.com/2012/09/02/pengertian-hasil-belajar 12 Aswani,Zainul,2004(Tes dan Asesmen di SD):72 13 Mulyani Sumantri,dkk,2007(Perkembangan Peserta didik ), 213

13 perubahan perilaku yang diperolah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran PKn untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan diperlukan aktivitas siswa yaitu dengan melakukan aktivitas langsung dalam Belajar melalui metode bermain peran Bidang studi PKn kelas V MI Al-Fattah IBanyuurip Ujungpangkah. Melalui aktivitas tersebut pembelajar akan lebih mengena pada siswa. Selain itu siswa juga perlu berinteraksi dengan siswa yang lain untuk membuat simpulan dengan benar. d. Dalam penelitian ini hasil belajar pada pelajaran PKn yang diukur melalui tes formatif dengan KKM 75. Bagi siswa yang nilainya kurang dari 75 diberi soal perbaikan dan bagi siswa yang nilainya 75 ke atas diberi soal pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didi dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar.

14 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain : 1. Faktor Internal Faktor internal ini meliputi antara lain : 1. Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 2. Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik. a. Faktor Eksternal Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat

15 berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega. Faktor Eksternal ini meliputi sebagai berikut: 1. Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru 14 2. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Diantara faktor-faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang antara lain: a. Kecerdasan/intelegensi 1. Bakat 2. Minat 3. Motivasi b. Faktor Ekstern 14.Usman,M.Uzer,Menjadi Guru Profesional2006(PT.Remaja Rosda,Bandung).134

16 Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor ekstern antara lain: a. Keadaan lingkungan keluarga b. Keadaan lingkungan sekolah c. Keadaan lingkungan masyarakat 15 5.Cara Meningkatkan Hasil Belajar PKn Motivasi belajaradalah proses yang memberi semangat belajar, arah,dan kegigihan perilaku. Motivasi belajar memiliki fungsi: 1) Mendorong peserta didik untuk berbuat. 2) Menentukan arah dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. 16 B. Metode Bermain Peran 1) Pengertian Metode Bermain Peran Metode bermain peran adalah berperan ataumamainkan peranan dalam dramatisir masalah social atau psikologis. Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku, dan nilai, dengan 15 http://dedi26.blogspot.com/2013/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html 16 Melvin L,Siberman,active LEARNING,2014(Ujungberung-Bandung,Nuansa Cendekia)61

17 tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain. Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok social yang anggotanya teman temannya sendiri. Dengan kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial. Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah masalah hubungan antara manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam kelas. Proses belajar dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang dikehendaki, keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang. 17 2).Kelebihan dan kekurangan Metode Bermain Peran Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran a) Kelebihan Metode bermain peran: 1) Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama 17 Suciati, dkk,belajar dan Pembelajaran 2 (Jakarta,1996), 266

18 untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama. 2) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia. 3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak. 4) Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya 5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya. 6) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain. Sedangkan Metode bermain peran antara lain: 1) Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih keberanian serta kemampuannya melakukan suatu agenda di muka orang banyak.

19 2) Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik melihat adegan seperti keadaan yang sesungguhnya. 3) Para murid dapat menghayati seseuatu peristiwa, sehingga mudah memahami, membanding-banding, menganalisa serta mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri. 4) Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis. b) Kekurangan Dari 2 metode di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif. 2) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. 3) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas. 4) Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya. 5) Metode ini membutuhkan ketekunan, kecermatan dan waktu cukup lama.

20 6) Guru yang kurang kreatif biasanya sulit berperan menirukan sesuatu situasi/tingkah laku sosial yang berarti pula metode ini baginya sangat tidak efektif. 7) Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa rendah diri atau malu. 8) Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai. 18 3. Langkah Langkah Metode Bermain Peran Ada sembilan langkah dalam role playing yaitu sebagai berikut: 1) Membangkitkan semangat kelompok, memperkenalkan siswa dengan masalah sehingga mereka mengenalnya sebagai suatu bidang yangt harus dipelajari. 2) Pemilihan peserta, guru dan siswa menggambarkan berbagai karakter bagaimana rupanya, bagaimana rasanya, dan apa yang mungkin mereka kemukakan. Guru dapat menentukan berbagai criteria dalam memilih siswa untuk peran tertentu. 3) Menentukan arena panggung, para pemain peran membuat garis besar scenario, tetapi tidak mempersiapkan dialog khusus. 18 http://pedulidenganmenulis.blogspot.com/2013/02/kelebihan-dan-kelemahan-metodebermain.html

21 4) Mempersiapkan pengamat, adalah sangat penting untuk melibatkan pangamat secara aktif sehingga seluruh anggota kelompok mengalami kegiatan itu dan kemudian dapat menganalisisnya. Cara guru melibatkan siswa pengamatan ilmiah dengan menugaskan mereka untuk mengevaluasi, mengomentari efektifitasnya serta urutan urutan perilaku pemain dan mendefinisikan perasaan perasaan serta cara cara berfikir individu yang sedang diamati. 5) Pelaksanaan kegiatan; para pemeran mengasumsi perannya dan menghayati situasi secara sepontan dan saling merespon secara realistik. 6) Berdiskusi dan mengevaluasi; apakah masalahnya penting dan apakah peserta dan pengamat terlibat secara intelektual dan emosional. 7) Melakukan lagi permainan peran; siswa dan guru berbagi interpretasi baru tentang peran dan menentukan apakah harus dilakukan oleh individu individu baru atau tetap oleh orang terdahulu. Dengan demikian permainan peran menjadi kegiatan konseptual yang dramatis. 8) Dilakukan lagi evaluasi dan diskusi; siswa mungkin mau menerima solusi, tetapi guru mendorong solusi yang realistik. 9) Berbagi pengalaman dan melakukan generalisasi. Tidak dapat diharapkan untuk menghasilkan generalisasi dengan segera

22 tentang aspek hubungan kemanusiaan tentang situasi tertentu. Guru harus mencoba untuk membentuk diskusi, setelah mengalami setrategi bermain peran yang cukup lama, untuk dapat menggeneralisasi mengenai pendekatan terhadap situasi masalah serta akibat dari pendekatan itu. Semakin memadai pembentukan diskusi ini, kesimpulan yang dicapai akan semakin mendekati generalisasi. 19 4. Penggunaan Metode Bermain peran dalam Mata Pelajaran PKn Bermain peran merupakan metode belajar pengalaman(eksperiensial)yang sangat bermanfaat.metode ini bias digunakan untuk menggaerahkan diskusi,menyemarakkan suasana,mempraktikkan ketrampilan,atau untuk merasakan mengalami seperti apa rasanya suatu kejadian. 20 Model ini mencoba membantu individu untuk menemukan makna pribadi dalan dunia sosial dan memecahkan dilema dilema dengan bantuan kelompok sosial. Dalam hal ini memungkinkan individu untuk bekerjasama untuk menganalisis situasi sosial terutama permasalahan interpersonal dalam mengembangkan cara cara yang demokratis untuk menghadapi situasi tersebut. Dalam model mengajar bermain peran, sebagian siswa adalah pemain peran yang lainnya mengamati. Seseorang meletakkan dirinya pada posisi orang lain yang juga bermain peran. Bila empati, simpati, kemarahan, dan 19 Melvin L,Siberman,2014(active LEARNING,Bandung,Nuansa Cendekia)56 20 Ibid,54

23 kasih sayang serta apeksi dilakukan dalam berinteraksi, berarti bermain peran dapat dilaksanakan dengan baik / berhasil. Hal penting dalam model mengajar bermain peran adalah keterlibatan siswa untuk berpartisipasi dalam situasi atau masalah nyata serta adanya keinginan untuk mengatasi suatu masalah bersama. Pemahaman siswa dalam model belajar bermain peran dapat memberikan contoh pada siswa dalam kehidupan sehari hari untuk berperilaku sebagai berikut : 1) Menjaga perasaan. 2) Menambah pengetahuan tentang sikap, nilai nilai dan persepsinya. 3) Mengembangkan keterampilan dan sikapnya dalam memecahkan masalah. 4) Mengkaji pelajaran dengan berbagai cara.