Gambar 2.1 : a. Bentuk kumparan jerat b. Bentuk kumparan sepusat

dokumen-dokumen yang mirip
Stator dari motor tiga fasa di desain mempunyai tiga bagian besar kumparan yang

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN. 3.1 Langkah-Langkah Dalam Merancang Motor Induksi 3 Phase. memerlukan langkah-langkah sebagai berikut :

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA

Gambar 3.1 : Kondisi motor baik

BAB II GENERATOR SINKRON

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

MOTOR LISTRIK 1 FASA

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

METODE PEMBELAJARAN REWINDING MOTOR 1 FASA (POMPA AIR) PADA MATA KULIAH PRAKTEK PEMELIHARAAN MOTOR LISTRIK

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

PERFORMANSI ALTERNATOF FASE-TUNGGAL DENGAN ROTOR MAGNET PERMANEN FLUKSI RADIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

BAB IV HASIL TESTING REWINDING MOTOR A. Data Nameplate B. Data Sebelum Rewinding Test Inspection / Pengukuran Motor...

PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON. Abstrak :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

MODEL SISTEM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Mesin Arus Bolak Balik

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

BAB VII Generator Sinkron Kompetensi Dasar Menjelaskan prinsip kerja dan elemen-elemen dari generator sinkron

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Paper Teknik Tenaga Listrik RANGKAIAN TIGA FASA. Dosen Pembimbing : Chairul Hudaya. Disusun Oleh : Kelompok 4. Ahmad Fahlufi ( )

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transformator (trafo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI DENGAN KOMPENSASI TEGANGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. energi mekanis menjadi energi listrik berupa arus searah (DC). Dimana energi listrik

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : MESIN ELEKTRIK / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

PENGARUH DIAMETER KAWAT DAN JUMLAH LILITAN SPULL ALTERNATOR TERHADAP ARUS DAN TEGANGAN YANG DIHASILKAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. MESIN DC. Model konstruksi berbagai mesin DC dapat dilihat pada gambar 2.0 di bawah. (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii)

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI. Kata Kunci : Perangkat, Inverter, Frekuensi, Motor Induksi, Generator.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

GENERATOR SINKRON Gambar 1

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN AWAL GENERATOR AXIAL MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. hasil yang diperoleh semakin baik dan sesuai dengan yang diinginkan.

Mesin Arus Bolak Balik

1. Proteksi Generator

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

Transkripsi:

2.1 Bentuk Bentuk Kumparan Stator Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 2 macam, hal semacam ini adalah tergantung dari cara melilitkannya kedalam alur alur stator. Bentuk kumparan kumparan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Kumparan jerat atau lilitan bertumpuk (Lap winding juga dapat dinamakan dengan lilitan spiral b. Kumparan terpusat (concentric winding) c. Kumparan gelombang (wave winding) ambar 2.1 : a. Bentuk kumparan jerat b. Bentuk kumparan sepusat Fungsi dari kedua jenis kumparan tersebut adalah sebagai berikut : a. Kumparan jerat (spiral) benyak digunakan untuk motor motor (generator) dengan kapasitas yang relatif besar. Umumnya untuk kelas menengah keatas, walaupun secara khusus ada mesin listrik dengan kapasitas yang lebih besar, kumparan statornya menggunakan sistem kosentris. b. Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini banyak digunakan untuk motor dan generator dengan kapasitas kecil. Walaupun ada juga secara khusus motor motor dengan kapasitas kecil menggunakan kumparan dengan tipe spesial. Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 13

c. Kumparan gelombang ( wave winding ) untuk motor dengan belitan sistem ini banyak digunakan kapasitor besar. 2.2 Cara menggulung ulang kumparan stator motor induksi 1 fasa Motor motor induksi 1 fasa pada dasarnya adalah sama dengan motor induksi 2 fasa. Hal semacam ini dapat kita lihat, bahwa pada motor induksi 1 fasa terdapat 2 jenis kumparan, yaitu kumparan utama (running winding = RW = RV) dan kumparan bantu (starting winding = SW = RB) kedua kumparan tersebut mempunyai penampang kawat dan jumlah lilitan yang tidak sama. Tetapi ada kalanya hal tersebut dibuat hampir sama. Kumparan utama mempunyai luas penampang kawat yang lebih besar dan jumlah lilitan yang lebih banyak. Sedangkan untuk kumparan bantu memiliki luas penampang yang kecil dan jumlah lilitannya sedikit. Apabila motor induksi 1 fasa kita suplai dengan tegangan tertentu, maka besarnya arus pada kedua buah kumparan tersebut yaitu Iu dan Ip atau dapat kita tuliskan Ir dan Is akan mempunyai nilai yang berbeda. Dengan demikian hal tersebut akan berpengaruh pada nilai arus Iu dan Is yang mempunyai penggeseran fasa 90 o listrik (90 o el). a. Langkah Kumparan Yang dimaksud dengan langkah kumparan adalah sudut kisar yang dibentuk antara kedua sisi kumparan dan diberi dengan tanda huruf Yg. Untuk mendapatkan kopel putar yang maksimal, maka langkah kumparan harus sama dengan satu jarak kutub. Satu jarak kutub adalah kisar sudut antara kutub utara (U) dan kutub selatan (S) yang paling berdekatan. Sedangkan jarak kutub diberi tanda Tho ( ) dan satu jarak kutub adalah 180 o listrik. Apabila jumlah pasang kutub suatu motor adalah p, maka jumlah kutubnya adalah 2p dan perbandingan antara derajat lingkaran (derajat busur = o bs) dan derajat listrik ( o el) kita kaitkan dengan kutub, maka dapat kita ambil suatu contoh Untuk P = 1, maka 360 o bs = 1 x 360 o el P = 2, maka 360 o bs = 2 x 360 o el P = 3, maka 360 o bs = 3 x 360 o el Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 14

Dengan demikian perbandingan antara o bs dan o el dapat dituliskan dengan rumus : a o bs = p.a o el Apabila jumlah alur pada stator motor induksi 1 fasa ada alur, maka kisar sudut satu kali keliling stator atau alur adalah 360 o bs. Apabila sebuah motor mempunyai sebanyak alur adalah = p.360 o el. satu keliling stator = 2p jarak kutub atau alur = 2p jarak kutub. Jadi : satu jarak kutub = 1E = 180 o el = 2 p Alur, karena langkah kumparan Yg = 1E, maka langkah kumparan menjadi : Yg 2 p Alur Untuk memperoleh kopel putar yang maksimal, maka diperlukan jumlah belitan yang banyak, tidak mungkin akan ditampung pada satu alur stator. Untuk itu harus dibagi menjadi beberapa buah alur. Artinya untuk satu buah alur kumparan akan dibagi menjadi beberapa belitan (kumparan). Untuk motor induksi satu fasa yang mempunyai satu pasang kutub dengan satu buah kumparan yang terdiri dari beberapa kumparan yang terdiri dari beberapa kumparan bagian dan setiap kumparan bagian membutuhkan dua buah alur stator dengan demikian, untuk motor induksi satu fasa yang mempunyai 1 pasang kutub akan mempunyai 2 p kumparan bagian. b. Jumlah Alur per kutub per fasa Apabila jumlah fasa = m, maka masing masing fasa akan memiliki kumparan bagian sebanyak /2p.m, sehingga pada setiap kutub untuk masing masing fasa akan menempuh alur sebanyak /2p.m alur. Apabila banyaknya alur pada setiap kutub untuk masing masing fasa diberi tanda dengan huruf g, maka jumlah alur untuk setiap kutub tiap fasa menjadi g = /2p.m alur. c. Menempatkan Kumparan (Pergeseran Tempat) Untuk menempatkan kumparan pada setiap fasa, maka harus selalu ditempatkan saling bergeseran tempat. Hal semacam ini bertujuan agar kopel putar yang dihasilkanselaing bergeser fasa. Untuk motor induksi 2 fasa bergeser fasa, untuk 2 kopel putar (kekuatan putar) adalah 90 o el. Apabila pergeseran tempat tersebut Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 15

diberikan dengan tanda huruf Yf, maka Yg = 180 o el. Jadi untuk motor 2 fasa, nilai Yf = ½ Yg. Dari uraian diatas, maka dapat diperoleh beberapa rumus yang dapat digunakan untuk membelit motor motor induksi sebagai berikut : 60. f P n Sudut Pasang Kutub : g 2p.m Alur Yg 2 p Alur U 0 90 0 45 0 180 S P = 1 P = 2 P = 4 180 o Listrik 180 o listrik 180 o Listrik = 180 o radial = 90 o radial = 45 o radial ambar 2.2 : Sudut pasang kutub Rumus untuk melilit stator motor AC p 2 p 2 p. m 0 360 r KAR q KAL KAR. P K 2 p O 120 KP Untuk double layer KAL Keterangan : P = Langkah alur dari sisi kumparan 1 kesisi kumparan 2 = Jumlah alur 2p = Jumlah kutub p = Jumlah pasang kutub q = Banyaknya kumparan tiap kelompok m = Jumlah fasa KAR = Kisar alur dalam derajad radikal 2 K 2 P Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 16

KAL Kp K = Kisar alur dalam derajad listrik = Kisar fasa = Jumlah sisi kumparan dalam tiap kutub. Contoh Motor AC 2 fasa dengan jumlah alur 24, berkutub 2 pasang tahap ganda Perhitungan : 24 p 6 --------> Langkah 1-7 2p 4 24 q 3 --------> 3 Kumparan tiap kelompok 2p.m 4.2 2. 2.24 K 12 --------> 6 sisi kumparan tiap kutub 2p 4 360. r 360 KAR. 15 24 o r KAL = KAR.P = 15.2 = 30 O Listrik 30. l 90 Kp = 3 KAL 30 --------> 30 o Listrik --------> Kisar fasa Daftar lilitan 1-7 15-9 13-19 3-21 2-8 14-8 14-20 2-20 3-9 13-7 15-21 1-19 4-10 18-12 16-22 6-24 5-11 17-11 17-23 5-23 6-12 18-10 18-24 4-22 Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 17

ambar 5 : ambar Bentangan Jerat Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 18

ambar 6 : ambar Bentangan Konsentris Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 19

Motor 2 Fasa dapat dipakai untuk motor 1 fasa dengan membuat kumparan satu lebih besar kawat emailnya dan jumlah lebih banyak sebagai kutub utama (KU) dan yang sebaliknya sebagai kutub bantu (KB) Hal itu dimaksud supaya terjadi beda fasa, sehingga terjadi moment putar. Karena demikian maka motor satu fasa dapat dililit dengan KU secara konsentris dan KB secara jerat (cara campuran). Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 20

ambar 7 : ambar Bentangan Campuran Pernah dicoba dengan belitan jerat KU = 50 lilit, dan KB : 40 lilit, = 4 mm, bekerja pada tegangan 50 watt Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 21

2.3 Motor Motor Induksi 3 fasa dengan sistem satu jalan (single layer) Untuk motor 3 fase, seluruh alur alur stator dibagi tiga sama banyak sehingga masing masing fasa memiliki kumparan bagian sebanyak 2 p.3 kumparan. Apabila jumlah fasa = m fasa, maka masing fasa akan mempunyai kumparan sebanyak 2 p. m Cara memasang sisi kumparan yaitu apabila salah satu berada didepan kutub U, maka sisi yang lain harus berada didepan kutub S. Hal tersebut dikarenakan masing masing fasa mempunyai kumparan bagian sebanyak 2 p. m, maka pada tiap kutub masing masing fasa akan menempati alur sebanyak alur. Apabila banyaknya 2 p. m alur pada tiap kutub untuk masing masing fasa diberikan tanda g, maka jumlah alur perkutub perfasa yaitu : g 2 p. m alur. Sedangkan cara menggulung kumparan stator motor 3 fasa pada prinsipnya sama dengan motor 1 fasa, dua fasa, perbedaannya ialah pada jumlah belitannya (kumparannya). Untuk motor 3 fasa masing masing belitan ditempatkan saling bergeseran tempat sejauh 120 o el jadi 2 / 3 jarak kutub atau = 2 / 3 langkah belitan (Yg) Untuk motor dengan ukuran 500 watt keatas akan lebih ekonomis apabila dilaksanakan (dibuat) 3 fasa. Sebab apabila dilaksanakan dengan 2 atau 1 fasa, maka motor tersebut harus menggunakan kondensator ( capasitor ) dengan kapasitas relatif besar. Jadi hal tersebut akan sangat merugikan, akibat dari sifat sifat kondensator. Untuk memperjelaskan keterangan tersebut diatas, berikut ini ada beberapa contoh motor motor 3 fasa yang akan dilakukan penggulungan kembali. Rumus untuk melilit stator motor AC p 2p O 360 r KAR q KAL KAR. P 2p.m K 2p O 120 Kp KAL Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 22

2. Untuk doubel layer K 2. p p = Langkah alur dari sisi kumparan 1 ke sisi kumparan 2 2p q m KAR KAL Kp K = Jumlah alur = Jumlah kutub p = pasang kutub = Banyak kumparan tiap kelompok = Jumlah fasa = Kisar alur dalam derajat radial = Kisar alur dalam derajat listrik = Kisar fasa = Jumlah sisi kumparan tiap kutub Contoh 1. Motor AC dengan stator beralur 24, terdapat 2 pasang kutub, tiga fasa, frekuensi 50 Hz. Dililit tahap tunggal Perhitungan : 24 p 6 --------> Langkah 1-7 2 p 4 24 q 2 --------> 2 Kumparan tiap kelompok 2 p. m 4.3 24 K 6 --------> 6 sisi kumparan tiap kutub 2 p 4 o o 360 r 360 r o KAR 15 r 6 24 KAL = KAR.p = 15 x 2 = 30 o Listrik o 120 L 120 Kp 4 --------> kisar fasa 1-5 KAL 30 Daftar Lilitan U V W 1 7 13 19 2 8 14 20 5 11 17 23 6 12 18 24 9 15 21 3 10 16 22 4 X Y Z Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 23

ambar 8.a : Bentangan Motor Ac tiga-fasa 24 alur, Fasa R ambar 8.b : Bentangan Motor Ac tiga-fasa 24 alur, Fasa - S Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 24

ambar 8.c : Bentangan Motor Ac tiga-fasa 24 alur, Fasa - T ambar 8 : Bentangan Motor Ac tiga-fasa 24 alur Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 25

Bila kumparan double layer, maka : Daftar Lilitan U 1 7 13 19 2-20 14-8 2 8 14 20 1-19 13-7 X V W 5 11 17 23 6-24 18-12 6 12 18 24 5-23 17-11 9 15 21 3 22-16 10-4 10 16 22 4 21-15 9-3 Y Z Dapat juga : U 1 7 14-8 13-19 2-20 2 8 13-7 14-20 1-19 X V 5 11 18-12 17-23 6-24 6 12 17-11 18-24 5-23 Y W 9 15 22-16 21-3 10-4 10 16 21-15 22-4 9-3 Z Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 26

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 ambar 9 : Bentangan Motor Ac tiga-fasa 24 alur, Double Layer Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 27

Dapat juga : ambar 10 : Bentangan Motor Ac tiga-fasa 24 alur, Double Layer Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 28

2. Motor AC beralur 36, dibuat 3 pasang kutub, 3 fasa frekuensi 50 Hz, dililit tahap tunggal (single layer) Perhitungan : 36 p 6 --------> Langkah 1-7 2 p 6 36 q 2 --------> 2 Kumparan tiap kelompok 2 p. m 6.3 36 K 6 --------> 6 sisi kumparan tiap kutub 2 p 6 o o 360 r 360 r o KAR 10 r 36 KAL = KAR.p = 10 x 3 = 30 o Listrik o 120 L 120 Kp 4 --------> kisar fasa 1-5 KAL 30 Daftar Lilitan U V W 1 7 13 19 25-31 2 8 14 20 26-32 5 11 17 23 29-35 6 12 18 24 30-36 9 15 21-27 33-3 10 16 22-28 34-4 X Y Z Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 29

ambar 11 : Bentangan Motor Ac tiga-fasa 36 alur Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 30

ambar Skema Langkah Belitan pada Alur Motor Induksi 3 Phasa 36 Alur Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 31

Bila dibuat tahap ganda (doubel layer) Daftar lilitan U V W 1 7 14-8 13-19 26-20 25-31 2-32 2 8 13-7 14-20 25-19 26-32 1-31 5 11 18-12 17-23 30-24 29-35 6-36 6 12 17-11 18-24 29-23 30-36 5-35 9 15 22-16 21-27 34-28 33-3 10-4 10 16 21-15 22-28 33-27 34-4 9-3 X Y Z Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 32

36 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 U Z V W V W ambar 12 : Bentangan Motor Ac tiga-fasa 36 alur, Double Layer Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 33

Contoh : 1. Sebuah motor 3 fasa mempunyai 24 jalur stator, akan digulung kembali dengan bentuk kumparan consentric (sepusat) dan kumparan spiral, agar dapat menghasilkan putaran rotor sebesar 3000 rpm pada frekuensi 50 Hz. Buatlah skema belitan dan diagram bentangan dari kedua bentuk kumparan tersebut? Penyelesaian 60. f 60.60 P 1 Jumlah pasang kutub = 1 n 3000 24 g 4 Jumlah alur/kutub/fasa = 4 2. m. p 2.3.1 24 Yg 12 Langkah Belitan = 12 2. p 2.1 2 2 Y f Yg x12 8(1 9 17) Pergeseran tempat = 8 (1-9-17) 3 3 ambar 13 adalah skema belitan yang diperoleh dari hasil perhitungan diatas. ambar 13a adalah skema belitan untuk kumparan bentuk concentric, sedangkan gambar 13b adalah skema belitan untuk kumparan bentuk jerat (spiral). Sedangkan gambar 14a dan gambar 14b adalah diagram bentangan dari skema belitan gambar 6a dan gambar 6b. br. 13 a. Skema belitan dari kumparan concentric 1 jalan 13 b. Skema belitan dari kumparan jerat (spiral) 1 jalan Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 34

Keterangan : Ujung Ujung U X = Fasa Pertama Ujung ujung V Y = Fasa kedua Ujung Ujung W Z = Fasa ketiga Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 35

Untuk memperjelas skema belitan dari gambar 13a dan gambar 13b, berikut ini gambar 14a dan gambar 14b merupakan bentangannya. ambar 14a : Bentangan Motor Ac tiga-fasa 24 alur, 3000rpm Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 36

Diagram bentangan kumparan sepusat (concentric) 1 jalan ambar 14b. Diagram bentangan kumparan jerat (spiral) 1 jalan, 36 alur Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 37

2. Sebuah motor 3 fasa mempunyai 36 alur stator, akan digulung kembali dengan bentuk kumparan sepusat 9concentric) dan kumparan spiral agar dapat menghasilkan putaran rotor sebesar 1500 rpm pada frekuensi 50 Hz. Buatlah skema belitan dan diagram bertangan dari kedua bentuk kumparan tersebut, untuk kumparan 1 (satu) jalan! Penyelesaian 80. f 80.50 P 2 Pasang kutub Jumlah pasang kutub = 2 n 1500 36 g 3 Jumlah alur/kutub/fasa = 3 2. m. p 2.3.2 36 Yg 9 Langkah Belitan = 9 2. p 2.2 2 2 Y f Yg 9 6(1 7 13) Pergeseran tempat = 6 3 3 ambar 15 berikut ini adalah skema belitan yang diperoleh dari perhitungan diatas. ambar 15a adalah skema belitan untuk kumparan bentuk concentric, sedangkan gambar 15b adalah skema belitan untuk kumparan bentuk jerat (spiral) ambar 15 a. Skema belitan untuk bentuk concentric 1 jalan (single layer) b. Skema belitan untuk bentuk spiral 1 jalan (single layer) Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 38

Untuk mempermudah proses perbaikan dari motor 3 fasa tersebut, maka skema belitan pada gambar 15a kita buat diagram bentangannya seperti yang diperlihatkan pada gambar 16a. Sedangkan skema belitan dari gambar 15b, diagram bentangannya seperti diperlihatkan pada gambar 16b. Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 39

U Z V W X Y ambar 16.a Diagram Bentangan Kumparan Stator Bentuk Sepusat (concentric) Untuk p = 2 ; g = 3 ; Yg = 9 dan Yf = 6 dan 36 alur Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 ambar 16.b Diagram Bentangan Kumparan Stator Bentuk Jerat (Spiral) Untuk p = 2 ; g = 3 ; Yg = 9 dan Yf = 6 dan 36 alur Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 41

Dalam kenyataannya bahwa kumparan bentuk sepusat (concentric) pada kepala kumparannya agak sulit dirapihkan, terutama untuk motor motor dengan kapasitas daya relatif besar, dimana akan menggunakan penampang kawat yang relatif besar pula. Untuk sebaiknya kumparan statornya dibuat dalam bentuk jerat (spiral). Motor motor induksi 3 fasa dengan sistem dua jalan (double layer) Bentuk kumparan dengan sistem dua jalan (double layer) mempunyai kelebihan bila dibanding dengan kumparan sistem satu jalan (single layer). Salah satu kelebihannya adalah kepala kumparan stator menjadi tidak terlalu tebal dan mempunyai bentuk yang rapi, terutama untuk motor yang berdaya relatif besar, hal tersebut dikarenakan selain jumlah belitannya banyak, juga ukuran disekitar kawatnya relatif besar. Menggulung Kembali Kumparan Stator Motor Induksi by Bambang S SMKN 7 Surabaya 42