PROTOTYPE GENERATOR MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN KUMPARAN STATOR GANDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

Mesin Arus Bolak Balik

Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PROTOTIPE GENERATOR MAGNET PERMANEN AXIAL AC 1 FASA PUTARAN RENDAH SEBAGAI KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO

GENERATOR LISTRIK MAGNET PERMANEN TIPE AKSIAL FLUKS PUTARAN RENDAH DAN UJI PERFORMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN AWAL GENERATOR AXIAL MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUMBU VERTIKAL SAVONIUS PORTABEL MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN ABSTRAK

Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial pada Putaran Rendah

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

PEMBUATAN DAN UJI KELISTRIKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

MAKALAH INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

MAKALAH ACUK FEBRI NURYANTO D

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

RANCANG BANGUN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TIGA FASE BERDAYA KECIL

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SATU FASA TIPE AXIAL. Hasyim Asy ari 1, Jatmiko 1, Acuk Febrianto 2

DESAIN PROTOTIPE MOTOR INDUKSI 3 FASA ABSTRAKSI

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN PADA DAERAH KECEPATAN ANGIN RENDAH TUGAS AKHIR

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC. Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Induksi Elektromagnet

Induksi Elektromagnetik

Mesin Arus Bolak Balik

B A B 1 PENDAHULUAN. sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat mengubah

PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN PROTOTIPE SKEA MENGGUNAKAN ROTOR SAVONIUS DAN WINDSIDE UNTUK PENERANGAN JALAN TOL

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN UNTUK SEPEDA STATIS TUGAS AKHIR. Diajukan oleh: MUHAMMAD D

Pembuatan Alternator Axial Flux Coreless Dengan Menggunakan Magnet Permanen

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

DESAIN JARAK STATOR DENGAN ROTOR YANG PALING OPTIMAL PADA GENERATOR MAGNET PERMANEN

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC

Induksi Elektromagnetik

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

Speed Bumb sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dan Terbarukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MINI POWER STATION : NANOHIDRO BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK SKALA KECIL MENGGUNAKAN KINCIR ANGIN SUMBU VERTIKAL LENZ2 PORTABEL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PEMANFAATAN TENAGA PUTARAN KIPAS AIR CONDISIONER ( AC ) UNTUK MENDAPATKAN ENERGI LISTRIK.

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

Induksi Elektromagnetik

STUDI EKSPERIMENTAL PEMBANGKITAN GAYA MAGNETIK PADA KUMPARAN BERARUS DALAM MEDAN MAGNET NEODYMIUM

Mesin Arus Bolak Balik

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

PERANCANGAN KINCIR ANGIN TIPE AXIAL SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISRIK

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

GGL Induksi Michael Faraday ( ), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

RANCANG BANGUN MINI PLANT REGENERATIVE BRAKING SEBAGAI SUMBER DAYA LISTRIK DESIGN OF MINI PLANT REGENERATIVE BRAKING AS A SOURCE OF POWER

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

HUKUM INDUKSI FARADAY

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Perancangan Generator Magnet Permanen dengan Arah Fluks Aksial untuk Aplikasi Pembangkit Listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

BAB II LANDASAN TEORI

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN ATAU BAYU (PLTB)

1. BAB I PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN PROTOTIPE MOTOR INDUKSI 3 FASA

3/4/2010. Kelompok 2

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

Transkripsi:

Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol. 17, No. 4, Oktober 214, hal 115-12 PROTOTYPE GENERATOR MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN KUMPARAN STATOR GANDA Hartono *, Sugito dan Wihantoro Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Jln. Dr. Soeparno 61 Karangwangkal, Purwokerto * Korespondensi penulis, Email: hartono@unsoed.ac.id Abstract A permanent magnet generator has had been built using double stator coil. Such coil was used to increase the electrical energy produced. This is apparently a type of single phase generator equipped by four permanent magnets of 2.5 cm in diameter and length each. Each of the four magnets has 4 Gauss magnetic strength. The coil itself made from email wire of.12 mm in diameter and has 12 turns. The performance of generator was tested on a rotor that turn by 3, 6, 9 and 12 rpms each. The testing was performed on a condition with and without any load resistance. Testing result without load resistance showed the increase average output voltage about 83.95%, where the generator with load resistance has increase average output voltage about 62.65%. Keywords: generator, permanent magnet, double stator, increase the electrical energy Abstrak Sebuah generator magnet permanen telah dibuat dengan menggunakan kumparan stator ganda. Penggunaan kumparan stator ganda dimaksudkan untuk meningkatkan energi listrik yang dihasilkan. Generator yang dibuat merupakan generator satu fasa dengan memanfaatkan empat buah magnet permanen. Magnet permanen yang digunakan adalah magnet silinder yang masingmasing memiliki diameter dan panjang 2,5 cm. Kekuatan medan magnet dari setiap magnet permanen sebesar 4 Gauss. Kumparan dibuat menggunakan kawat email berdiameter,12 mm sebanyak 12 lilitan. Generator diuji pada variasi putaran rotor 3, 6, 9 dan 12 rpm. Pengujian generator dilakukan pada dua keadaan, yaitu keadaan tanpa beban dan keadaan terbebani menggunakan variabel resistor. Hasil pengujian pada keadaan tanpa beban menunjukkan adanya peningkatan tegangan keluaran generator pada kondisi stator ganda ratarata sebesar 83,95 %. Pengujian dengan pembebanan juga menunjukkan adanya peningkatan daya keluaran generator untuk kondisi stator ganda rata-rata sebesar 62,65 %. Kata Kunci: Generator, Magnet permanen, stator ganda, peningkatan energi. Pendahuluan Energi listrik dari sumber terbarukan merupakan energi alternatif yang harus dikembangkan. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah agar penggunaan energi listrik mulai bergeser kepada sumber yang terbarukan, seperti energi angin, energi air, energi matahari ataupun energi ombak. Selain energi yang bersumber dari matahari, untuk mengkonversi energi alam menjadi energi listrik dibutuhkan generator. Kebanyakan generator yang beredar di pasaran menggunakan kecepatan putar yang tinggi, diatas 1 rpm. Kebutuhan generator pada skala mikro adalah generator dengan kecepatan putar rendah. Usaha pemanfaatan energi angin menjadi energi listrik telah dilakukan menggunakan Rotor Savonius dan Windside yang mampu memberikan penerangan jalan tol [1]. Hal serupa juga pernah dilakukan melalui pembuatan turbin angin dan generator yang diimplementasikan di daerah Kampung Laut, Cilacap [2]. Mengingat putaran 115

Hartono dkk Prototype Generator Magnet yang dihasilkan oleh turbin angin mempunyai frekuensi putaran yang rendah, maka perlu dibuat suatu generator yang mampu menghasilkan energi listrik pada putaran rendah. Penelitian terkait dengan rancang bangun generator putaran rendah telah dilakukan menggunakan magnet permanen. Pada penelitian tersebut menggunakan magnet permanen pada bagian rotor dan sebuah stator yang terpasang kumparan untuk menghasilkan arus induksi [3]. Magnet permanen juga dapat difungsikan sebagai penguat medan magnet dari sebuah generator [4]. Generator listrik juga dapat dibuat dengan memanfaatkan sebuah motor induksi [5]. Rancangan generator pada penelitian ini menggunakan magnet permanen sebagai rotor yang diapit oleh dua buah stator pada bagian depan dan belakang. Pada setiap bagian stator ditanamkan kumparan dengan jumlah yang sama dengan jumlah magnet permanen, sehingga dengan adanya dua bagian stator akan dihasilkan arus listrik yang yang lebih besar dari pada menggunakan stator tunggal. Dengan demikian daya keluaran dari generator yang dihasilkan juga akan lebih besar. Peristiwa munculnya ggl pada suatu kumparan akibat adanya perubahan medan magnet yang terjadi dalam suatu kumparan disebut induksi elektromagnetik [6]. Magnet selalu memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Hal ini dikarenakan adanya spin magnetik yang teratur dan mengarah pada satu arah tertentu. Apabila seutas kawat dialirkan arus listrik searah, maka akan muncul medan magnet di sekitar kawat tersebut. Apabila kawat tersebut dibuat melingkar, maka pada bagian dalam lingkaran akan muncul medan magnet pada arah tertentu. Kumparan kawat yang membentuk silinder yang jarak antar lilitannya sangat rapat disebut dengan solenoida. Berdasarkan pada peristiwa tersebut maka apabila ada medan magnet yang selalu berubah mengenai solenoida tersebut akan memunculkan arus listrik. Peristiwa semacam ini dikenal dengan induksi elektromagnetik. Menurut percobaan yang dilakukan oleh Faraday, jika fluks magnetik yang melalui suatu rangkaian diubah dengan cara apapun, maka akan muncul ggl induksi yang sama besarnya dengan laju perubahan fluks yang diinduksikan dalam rangkaian [7]. Hukum Faraday menyatakan bahwa tegangan elektrik imbas ε di dalam sebuah rangkaian adalah sama (kecuali tanda negatifnya) dengan kecepatan fluks yang melalui rangkaian tersebut. Jika kecepatan perubahan fluks dinyatakan di dalam weber/detik, maka tegangan gerak elektrik ε akan dinyatakan dalam volt. Besarnya ggl induksi (electromagnetic force) merupakan perubahan fluks magnetik dalam selang waktu (t) sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut: - (1) Tanda negatif pada persamaan (1) merupakan pernyataan dari Hukum Lenz yang menjelaskan bahwa tegangan gerak elektrik akan selalu berlawanan terhadap perubahan medan magnet yang diterima kumparan atau solenoida. Jika persamaan (1) diberlakukan pada sebuah solenoida yang terdiri dari N lilitan, maka sebuah tegangan gerak elektrik akan muncul dalam setiap lilitan sehingga tegangan gerak elektrik totalnya merupakan penjumlahan dari setiap lilitan, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut: - - (2) Dengan menyatakan nilai tautan fluks (fluks linkages) di dalam solenoida, N menyatakan jumlah lilitan dan menyatakan fluks magnetik. Medan magnet induksi akan selalu melawan arah gerakan magnet. Ketika magnet digerakkan menjauhi 116

Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol. 17, No. 4, Oktober 214, hal 115-12 kumparan, maka arus akan berubah arah dan dengan demikian pula arah medan magnet juga akan berubah [8]. Hal ini mengakibatkan adanya gaya yang berupaya untuk mencegah magnet bergerak menjauhi kumparan. Ke arah manapun magnet digerakkan, maka akan selalu terdapat gaya yang melawan pergerakan tersebut yang dibentuk dari medan magnet kumparan. Hasil dari gaya tersebut dikonversikan menjadi beda potensial yang dapat diukur dari ujung-ujung kumparan. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen di Laboratorium Elektronika Instrumentasi dan Geofisika Program Studi Fisika MIPA Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: perancangan dan perhitungan terkait dengan generator magnet permanen, realisasi atau pembuatan generator dan pengujian generator terhadap variasi kecepatan putaran. Pengujian dilakukan terhadap generator dalam dua keadaan, yaitu keadaan tanpa beban dan keadaan pembebanan. Rancangan generator yang dibuat adalah menggunakan magnet permanen pada bagian rotor. Magnet permanen disusun melingkar pada suatu piringan dengan posisi kutub magnet berselang seling antara kutub Utara dan kutub Selatan. Penyusunan generator adalah bagian rotor diapit oleh dua buah stator, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian stator dibuat dari piringan yang ditanamkan kumparan. Jumlah kumparan pada setiap piringan dibuat sama dengan jumlah magnet permanen yang dipasang pada bagian rotor. Ketiga piringan yang terdiri dari sebuah piringan yang berisi magnet permanen dan dua buah piringan berisi kumparan disusun dengan urutan stator-rotorstator. Susunan dari stator-rotor-stator dibuat seporos. Kekuatan medan magnet dari setiap magnet yang digunakan adalah sebesar 4 Gauss. Sementara pada bagian stator menggunakan kumparan masing-masing sebanyak 12 lilitan untuk setiap untai kumparan. Magnet permanen yang digunakan adalah magnet bentuk silinder dengan diameter 2,5 cm dan tinggi 2,5 cm. Kumparan pada bagian stator dibuat dari bahan kawat email dengan ukuran diameter,12 mm. Hasil dan Pembahasan Pengujian Laju Korosi Karakterisasi yang dilakukan pada generator ini meliputi respon arus dan tegangan keluaran generator pada berbagai kecepatan putaran baik pada kondisi tanpa beban maupun pada kondisi pembebanan. Kondisi pembebanan dilakukan dengan memberikan beban pada generator berupa variabel resistor 5 K. Pengujian dilakukan pada empat variasi kecepatan, yaitu pada putaran rata-rata 3 rpm, 6 rpm, 9 rpm dan 12 rpm. Data hasil pengujian untuk variasi kecepatan tanpa beban seperti ditunjukkan pada Tabel 1. dan Gambar 1. Tabel 1 Data tegangan generator pada berbagai kecepatan putar rotor kondisi tanpa beban No Kecepatan Putar (rpm) Tegangan Stator Tunggal (V) Tegangan Stator Ganda (V) 1 3 9.3 17.7 2 6 13.4 25.1 3 9 23.7 38.7 4 12 27.2 53 117

Hartono dkk Prototype Generator Magnet 6 4 2 3 6 9 12 Kecepatan Putar (rpm) Tegangan Stator Tunggal (V) Tegangan Stator Ganda (V) Gambar 1. Tegangan keluaran generator kondisi tanpa beban. Berdasarkan pengujian diperoleh hasil bahwa generator dapat menghasilkan tegangan dalam keadaan terbuka pada putaran rendah, yaitu 3 rpm. Tegangan keluaran pada stator ganda mengalami peningkatan rata-rata sebesar 83,95 % dari tegangan stator tunggal. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya stator ganda dapat meningkatkan energi yang cukup berarti. Generator juga memberikan peningkatan tegangan keluaran seiring dengan meningkatnya putaran rotor. Pengujian juga dilakukan pada kondisi pembebanan. Pembebanan dilakukan secara variatif pada setiap kecepatan putaran. Variasi pembebanan dilakukan dengan mengubah nilai hambatan beban yang terpasang. Hasil pengujian pembebanan setiap variasi kecepatan pada stator tunggal maupun ganda dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4 dan Gambar 5. 2 15 1 5 5 1 15 Arus (ma) STATOR TUNGGAL V (Volt) Gambar 2 Respon Arus dan Tegangan Generator pada putaran rata-rata 3 rpm 3 25 2 15 1 5 5 1 15 Arus (ma) STATOR TUNGGAL V (Volt) Gambar 3 Respon Arus dan Tegangan Generator pada putaran rata-rata 6 rpm 5 4 3 2 1 1 2 3 STATOR Arus TUNGGAL (ma) V (Volt) Gambar 4 Respon Arus dan Tegangan Generator pada putaran rata-rata 9 rpm 6 4 2 1 2 3 STATOR Arus TUNGGAL (ma) V (Volt) Gambar 5 Respon Arus dan Tegangan pada putaran rata-rata 12 rpm Berdasarkan pada hasil pengujian terhadap generator dengan pembebanan diperoleh bahwa generator juga mampu memberikan energi yang lebih besar pada stator ganda. Daya keluaran generator pada putaran 3 rpm yang optimal adalah,41 Watt pada stator tunggal dan,88 Watt pada stator ganda. Keadaan ini dicapai pada 118

Daya (Watt) Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol. 17, No. 4, Oktober 214, hal 115-12 tegangan 7,7 volt untuk stator tunggal dan 14,2 volt untuk stator ganda. Hal ini menunjukkan peningkatan daya keluaran yang sangat berarti, mencapai lebih dari 1 %. Daya keluaran generator pada putaran 6 rpm yang optimal adalah,73 Watt pada stator tunggal dan,123 Watt pada stator ganda. Keadaan ini dicapai pada tegangan 9,8 volt untuk stator tunggal dan 15, volt untuk stator ganda. Daya keluaran generator juga mengalami peningkatan yang cukup berarti, yaitu mencapai 69,61 %. Daya keluaran generator pada putaran 9 rpm yang optimal adalah,248 Watt pada stator tunggal dan,316 Watt pada stator ganda. Keadaan ini dicapai pada tegangan 12,4 volt untuk stator tunggal dan 24,5 volt untuk stator ganda. Peningkatan daya untuk stator ganda juga terjadi sebesar 28,43 %. Daya keluaran generator pada putaran 12 rpm yang optimal adalah,375 Watt pada stator tunggal dan,513 Watt pada stator ganda. Keadaan ini dicapai pada tegangan 18,3 volt untuk stator tunggal dan 34, volt untuk stator ganda. Daya pada stator ganda mengalami pengingkatan sebesar 36,85 %. Secara keseluruhan perbandingan daya optimum keluaran generator untuk berbagai kecepatan putar dapat dilihat pada Gambar 6.,6,5,4,3,2,1 3 6 9 12 Daya Stator tunggal (W) Kecepatan putar (rpm) Daya Stator Ganda (W) Gambar 6 Daya keluaran optimal pada berbagai kecepatan putar rotor. Kesimpulan 1. Prototype generator magnet permanen dibuat menggunakan 4 bauh magnet permanen dan dua stator yang masing-masing terdiri dari 4 kumparan. Kekuatan medan setiap magnet sebesar 4 Gauss dan jumlah lilitan setiap kumparan sebanyak 12 lilitan dari kawat email berdiameter,12 mm. 2. Generator mampu menghasilkan arus listrik pada putaran rendah yaitu mulai dari 3 rpm. Keberadaan stator ganda mampu meningkatkan daya listrik yang dihasilkan. Pada putaran 3 rpm meningkat sampai 115,73 % dari stator tunggal. Pada putaran 6 rpm meningkat sebesar 69,61 %, pada putaran 9 rpm meningkat sebesar 28,43 % dan pada putaran 12 rpm daya stator ganda meningkat sebesar 36,85 % dari stator tunggal. Referensi [1] Soelaiman, P.N. Tandian, dan Rosi in, Perancangan, pembuatan dan pengujan Prototipe SKEA menggunakan Rotor Savonius dan Windside Untuk Penerangan Jalan Tol, Laporan Penelitian ITB Bandung, 2. [2] Bilalodin, Sugito, 211, Rancang Bangun Turbin Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin Mikro Guna Memenuhi Pasokan Listrik di Kampung Laut Kabupaten Cilacap, Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat, Unsoed. [3] H.Asy ari, A.Budiman, W.Setiyawan, 212, Desain Prototype Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Turbin Horizontal dan Generator Magnet Permanan Tipe Axial Kecepatan Rendah, Prosiding Seminar aplikasi sains dan teknologi periode III, ISSN 1979-911X, B42-B47 119

Hartono dkk Prototype Generator Magnet [4] Teguh Harijono Mulud, Pengaruh Magnet Permanen sebagai Penguat Medan Magnet pada Pembangkit Tenaga Listrik, Prosiding SNST ke- 4 Tahun 213. Pp 69-74 [5] Machmud Effendy, 29, Rancang Bangun Motor Induksi sebagai Generator (MISG) pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, TRANSMISI, Jurnal Teknik Elektro, Volume 11, Nomor 2, Juni 29, hlm. 71-76 Variasi Sudut Bending. Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan. Institut Sepuluh Nopember, Surabaya. [6] Tippler, Paul A.1991. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Erlangga, Jakarta. [7] Young dan Freedman, 23, Fisika Universitas, Jilid 2, Erlangga, Jakarta [8] Liang Chi Shen, Jin Au Kong, 21, Aplikasi Elektromagnetik, Erlangga, Jakarta. 12