BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

2015 PENGARUH FAKTOR FUND AMENTAL TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A EMITEN SEKTOR PROPERTI D AN REAL ESTATE D I BURSA EFEK IND ONESIA

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penentuan kebijakan investasi, pemilik, manajer dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

ANALISIS PENGARUH INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.

BAB I PEDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. antara perusahaan perusahaan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai tujuan yaitu memperoleh laba atau profit yang diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT TEMPO SCAN PASIFIC, TBK DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan investasi di bidang properti dan atau real estate semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. umumnya berupa deviden dan laba dari luar perusahaan. bentuk yaitu : (1) non sistematic risk, yaitu resiko yang timbul karena

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa mendatang. Para investor dapat membeli saham, obligasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri asuransi tidak terlepas dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kelapa sawit, kelapa, pinang, kopi, sagu, kakao diantara produk-produk tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. mencari tambahan dana (berupa fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan oleh pemegang saham adalah pendapatan berupa deviden (divident

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I UKDW. saham. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam kegiatan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar baik ditinjau dari sudut supply maupun demand. Potensi dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan penggerak ekonomi bangsa. Sejarah menyebutkan, adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Daratan yang luas, serta letak strategis yang dilalui garis khatulistiwa, sangat mendukung kesuburan tanah untuk mengembangkan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam menopang kebutuhan pangan rakyat. Pada era orde baru, pernah berjaya dengan swasembada beras yang mendapat apresiasi luar biasa dari negara luar. Negara ini mampu keluar dari krisis pangan saat itu. Sayangnya kondisi itu tidak berlanjut, pasca reformasi tidak mampu mempertahankan kebanggaan dan prestasi tersebut. Perkembangan sektor pertanian tidak menunjukkan fakta menggembirakan. Sebagian besar penduduk miskin yang tinggal di wilayah pedesaan umumnya sebagai petani. Kebijakan impor beras premium terus dilakukan, padahal mempunyai produk beras yang kualitasnya tidak kalah. Selain itu, produktivitas pekerja pertanian masih lebih rendah daripada pekerja industri turut serta mempengaruhi kemunduran pertanian. Sebenarnya sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Setidaknya ada empat hal yang dapat dijadikan alasan, yaitu: (1) ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan output di bidang pertanian, baik dari sisi permintaan maupun

2 penawaran sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dan perdagangan; (2) pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk dari sektor-sektor lainnya; (3) sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektorsektor ekonomi lainnya; dan (4) sebagai sumber penting bagi surplus perdagangan (sumber devisa). (Sumber: http://evaruth.wordpress.com/2011/03/31/sektorpertanian/) Mengingat pentingnya peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional tersebut sudah seharusnya kebijakan-kebijakan negara berupa kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta kebijakan perdagangan tidak mengabaikan potensi sektor pertanian. Salah satu tantangan utama dalam menggerakan kinerja dan memanfaatkan sektor pertanian ini adalah modal atau investasi. Pengembangan investasi di sektor pertanian diperlukan untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani, serta pengembangan wilayah khususnya wilayah perdesaan. Untuk meningkatkan modal atau investasi, pasar modal dapat dijadikan sebuah solusi. Perusahaan yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai suatu alat untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor perbankan, selain lebih mudah diperolehnya, juga biaya untuk memperoleh modal tersebut lebih murah. Dalam dunia pasar modal dikenal istilah portofolio keuangan. Menurut Samsul (2006:285) bahwa, portofolio keuangan dapat diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrumen keuangan yang dapat diperdagangkan di Bursa Efek

3 dan Pasar Uang dengan tujuan menyebarkan sumber perolehan return dan kemungkinan resiko. Di Bursa Efek, portofolio keuangan yang paling populer adalah saham. Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan. Kinerja saham sektor pertanian dapat dilihat dari data perkembangan return Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS) yang diperoleh para investor sektor pertanian dari tahun 2008 2011 yang disajikan dalam Gambar 1.1. 100.00% 80.00% 90.81% 60.00% 40.00% 30.30% 20.00% 0.00% 2007-20.00% 2008 2009 2010-6.05% 2011 2012 Return IHSS Pertanian -40.00% -60.00% -80.00% -66.65% (Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012) Gambar 1.1 Perkembangan Return IHSS Pertanian Memasuki tahun 2008, seluruh return IHSS mengalami penurunan sangat drastis yang disebabkan oleh krisis finansial secara global pada saat itu sehingga mengakibatkan kerugian pada hampir seluruh investasi pasar modal. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan IHSG, dari Rp 2.745,83 pada tahun 2007 menjadi Rp 1.355,41 pada tahun 2008. Begitu pula yang terjadi terhadap return IHSS pertanian. Saham pertanian menjadi saham dengan kerugian paling tinggi diantara sektor lainnya dengan nilai return IHSS yang negatif sebesar -66,65%. Pada tahun

4 2009, dunia pasar modal kembali memperlihatkan kinerja yang membaik. Hal ini terlihat pada peningkatan IHSG, dari Rp 1.355,41 pada tahun 2008 menjadi Rp 2.534,36 pada tahun 2009. Sehingga return saham yang didapatkan investor pun kembali meningkat. Begitu pula dengan return IHSS pertanian yang mengalami peningkatan menjadi 90,81% pada tahun 2009. Sayangnya, pada tahun 2010 saham sektor pertanian tidak menunjukkan kinerja yang meningkat. Sebaliknya pada tahun ini, return IHSS pertanian hampir menjadi yang paling rendah diantara sektor lainnya, yaitu sebesar 30,30%. Penurunan kinerja tersebut terus berlangsung hingga tahun 2011. Pada tahun tersebut, saham sektor mengalami kerugian dengan mencatatkan angka return IHSS negatif sebesar -6,05%. (Sumber: Statistik Pasar Modal Bapepam-LK Tahun 2008-2011) Melihat perkembangan return IHSS pertanian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang bagaimana gambaran return saham pada sektor pertanian. Karena jika return saham pertanian semakin menurun tentunya hal ini akan menurunkan minat para investor untuk menanamkan modalnya pada saham tersebut. Jika suatu saham sudah dianggap tidak lagi memberikan keuntungan, para investor akan melepas saham tersebut. Hal ini akan berdampak pula pada emiten atau perusahaan itu sendiri. Sebab jika minat investor terhadap saham pertanian menurun, artinya sumber pendanaan atau permodalan pun akan berkurang sehingga berimbas pada aktivitas perusahaan pertanian menjadi terhambat.

5 Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham. Return saham dapat berupa capital gain, yaitu selisih dari harga jual dengan harga beli. Selain itu, return saham juga dapat berupa deviden, yaitu proporsi dari laba atas kontribusi modal yang disertakan yang dibagikan secara periodik. Fluktuasi return saham akan sejalan dengan perubahan harga saham. Arifin (2004:116-125) mengemukakan bahwa Faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan dan rumor. Perubahan harga saham merupakan cerminan dari respon pasar terhadap saham tersebut. Hal ini sejalan dengan signalling theory yang menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan, khususnya bagi investor saham. Menurut Jogiyanto (2003:392), bahwa: Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

6 Informasi yang dianggap sangat penting bagi investor untuk berinvestasi adalah informasi tentang kondisi fundamental emiten. Kondisi fundamental emiten tersebut tertuang dalam laporan keuangan. Di dalam laporan keuangan akan tercermin kinerja perusahaan tersebut sehingga para investor dapat melihat bagaimana prospek saham tersebut. Laporan keuangan yang mencerminkan kinerja baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan telah beroperasi dengan baik. Sinyal baik akan direspon dengan baik pula oleh pihak luar, karena respon pasar sangat tergantung pada sinyal fundamental yang dikeluarkan perusahaan. Investor hanya akan menginvestasikan modalnya jika menilai perusahaan mampu memberikan nilai tambah atas modal yang diinvestasikan lebih besar dibandingkan jika menginvestasikan di tempat lain. Untuk mengetahui bagaimana suatu perusahaan sudah dapat memberikan nilai tambah atas modal yang telah diinvestasikan secara menyeluruh maka perlu dikembangkan suatu alat analisis berkenaan dengan kesehatan kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan analisis Economic Value Added yang selanjutnya disingkat menjadi EVA. EVA merupakan metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. Oleh karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital). Pendekatan ini dianggap relatif baru dan belum banyak digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang go publik di.

7 Sebagian besar perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek masih menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaannya, seperti: rasio likuiditas, rasio profitabilitas serta rasio solvabilitas. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Natasya May Baadilah (2010) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan automotif yang listing di BEI. Hasilnya adalah bahwa Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada perusahaan automotif di Bursa Efek. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membuktikan apakah benar bahwa kinerja keuangan yang dianalisis dengan metode EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan peneliti berpendapat bahwa komponen-komponen EVA dipertimbangkan oleh para investor dalam mengambil keputusan berinvestasi, karena pada umumnya investor akan memilih perusahaan yang mampu memberikan tingkat return yang lebih besar dibandingkan biaya modalnya. Selain itu, adanya hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Primal Aditya Rizki (2008) menjadi salah satu pertimbangan mengapa peneliti memilih metode EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan. Hasil penelitian yang membandingkan antara kinerja keuangan dengan menggunakan metode analisis rasio keuangan dan EVA membuktikan bahwa metode EVA dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan lebih akurat dibandingkan dengan analisis rasio keuangan.

8 Hal tersebut diperkuat oleh adanya beberapa kelemahan dari metode analisis rasio keuangan, seperti yang dijelaskan oleh Iramani dan Febrian (2005:2) bahwa: Kelemahan dari financial ratio adalah karena perhitungannya berdasarkan data akuntansi. Salah satu kelemahan dari pengukur akuntansi adalah rasiorasio tersebut dihasilkan dari nilai buku. Dengan demikian, nilainya tidak mencerminkan nilai yang ada di pasar. Kelemahan tersebut misalnya, jika terdapat dua perusahaan yang identik, baik dari assets yang dimiliki maupun struktur modalnya, namun berbeda waktu pendiriannya, maka perusahaan yang lebih dulu berdiri memiliki laba bersih yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berdiri kemudian. Adapun kelebihan dari metode EVA dibandingkan dengan analisis rasio keuangan menurut Maříková and Mařík (dalam Konečný, 2011:71-72), diantaranya: 1. indicator EVA has a big linkage on share prices; 2. in the indicator EVA there is considered the risk, that is beared by the investors; 3. the indicator EVA is usable for the corporate evaluation and also as the top performance indicator; 4. in the indicator EVA there are considered many informations, that are got from financial reports, this implies lower work difficulty during its quantification. Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan pendekatan EVA memiliki keunggulan dibandingkan dengan analisis rasio, yaitu:1) komponen EVA memiliki keterkaitan yang cukup besar dengan harga saham; 2) komponen EVA dapat menjadi pertimbangan bagi para investor dalam memperhitungkan resiko atas dana yang ditanamkannya, yang diantaranya dicerminkan oleh biaya modal, 3) komponen EVA dapat digunakan

9 sebagai alat untuk mengevaluasi perusahaan dan kinerja top management, dan 4) dengan perhitungan EVA dapat diperoleh banyak informasi mengenai keuangan perusahaan dan kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian, berdasarkan signalling theory dan adanya kelebihan EVA dibandingkan dengan analisis rasio keuangan peneliti bermaksud untuk mengkaji tentang pengaruh kinerja keuangan yang dianalisis dengan menggunakan metode EVA terhadap return saham yang diperoleh investor pada emiten sektor pertanian. Sehingga judul yang diangkat untuk penelitian ini adalah: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA EMITEN SEKTOR PERTANIAN BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2011. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran kinerja keuangan emiten sektor pertanian Bursa Efek tahun 2007-2010. 2. Bagaimana gambaran return saham yang diperoleh investor emiten sektor pertanian Bursa Efek tahun 2008-2011. 3. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham pada emiten sektor pertanian Bursa Efek tahun 2008-2011.

10 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu : pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada emiten sektor pertanian Bursa Efek. Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui gambaran kinerja keuangan emiten sektor pertanian Bursa Efek tahun 2007-2010. 2. Untuk mengetahui gambaran return saham yang diperoleh investor emiten sektor pertanian Bursa Efek tahun 2008-2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham pada emiten sektor pertanian Bursa Efek tahun 2008-2011. 1.4. Manfaat Penelitian Peneliti membagi manfaat penelitian ini kedalam dua jenis, yaitu : 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan bahan ajar khususnya dalam bidang Manajemen Keuangan dan Pasar Modal. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan emiten sektor pertanian yang diukur dengan EVA sebagai dasar

11 pengambilan keputusan berinvestasi pada saham sektor pertanian sehingga mendapatkan return yang diharapkan. 2. Bagi Perusahaan/Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi perusahaan khususnya sektor pertanian tentang kondisi kinerja keuangan yang telah dicapainya, sehingga tujuan untuk memakmurkan pemegang saham atau investor dapat lebih dimaksimalkan. 3. Bagi Pengelola BEI Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola BEI bahwa terdapat alternatif metode lain dalam menilai kinerja keuangan emiten yang dapat dipertimbangkan, yaitu metode EVA yang selama ini hanya diukur melalui analisis rasio.