BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 072 TAHUN 2018 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Faktor-faktor penyebab..., Dave Akbarshah Fikarno, FE UI, 2009

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

2 Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tenta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Leader Konsultan Pelaksana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG

-9- keliru. Personel AOC melakukan landing yang menyimpang dari prosedur

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

kegiatan angkutan udara bukan niaga dan lampirannya beserta bukti

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG

Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011

TENTANG PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139 (CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS PART 139) TENTANG BANDAR UDARA (AERODROME)

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Physical Characteristics of Aerodromes

2015, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarikdan

SKEP /40/ III / 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I terdiri dari empat sub bab, sub bab pertama menguraikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Perkembangan PT Indonesia Air Transport Tbk.

Advisory Circular 92-01

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOM OR : KP 038 TAHUN 2017 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Terminal penumpang bandar udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

2017, No Safety Regulations Part 65) Sertifikasi Ahli Perawatan Pesawat Udara (Licensing of Aircraft Maintenance Engineer) Edisi 1 Amandemen

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 707 TAHUN 2012

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) NOMOR : KP. 365 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ICAO (International Civil Aviation Organization)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

NOMOR: PM 17 TAHUN 2014

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 42 / III / 2010 TENTANG

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Lembaga non struktural di lingkungan Departemen Perhubungan.Melakukan

MAS 370 (Kuala Lumpur to Beijing) PILOT-ATC RADIOTELEPHONY TRANSCRIPT Departure from KLIA: 8 March 2014

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pesawat terbang merupakan sebuah alat transportasi udara yang berteknologi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peningkatan permintaan jumlah penumpang Sumber : Cetak Biru Transportasi Udara. Universitas Sumatera Utara

KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASKAPAI PENERBANGAN, TERTUNDANYA PENERBANGAN DAN PENUMPANG

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Lembaga Penyelenggaraan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara

PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT PENDAFTARAN DAN SERTIFIKAT KELAIKAN UDARA PERTAMA DI INDONESIA

Petunjuk Teknis (Staff Instruction)

KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH II KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA YOGYAKARTA, 21 S.D 22 APRIL 2016

6.4. Runway End Safety Area (RESA)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 077 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI (MANUAL OF STANDARD CASR PART

BAB I PENGANTAR. peraturan yang tegas dan ketat serta mementingkan sertifikasi kelayakan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5%

BAB 1 PENDAHULUAN. itu keselamatan menjadi prioritas utama dalam operasi penerbangan.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL

Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia

KESIMPULAN DAN SARAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. A.! Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN

AD Page 1 of 5

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Indikator yang dihasilkan adalah 19 variabel seperti yang dapat dilihat pada tabel

Seseorang dapat mengajukan Perancangan Prosedur Penerbangan

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 4

Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP / 50 / III / 2007 TENTANG

MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGOPERASIAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 216 TAHUN 2017 TENTANG

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pesawat udara hubungan antar Negara-negara di dunia semakin mudah. Saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga aspek yaitu keselamatan penerbangan (safety), keselamatan gedung (security), dan total quality management systems. Perwujudan keselamatan diimplementasikan melalui pembentukan safety action group di semua unit kegiatan. Implementasi safety dilakukan untuk melengkapi sistem keamanan dan prosedur serta standar keselamatan perusahaan termasuk keselamatan penerbangan. Implementasi security dilakukan untuk menyokong pelaksanaan standar sistem keamanan yang berlaku, selain itu pihak perusahaan juga bekerja sama dengan sistem keamanan pemerintahan setempat dalam melengkapi sistem keamanan perusahaan. Sedangkan melalui implementasi quality management system, semua divisi bekerjasama dengan pimpinan, memberikan total quality management system, dan melengkapi standar spesifikasi/kualitas perusahaan. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan tersebut ialah kegiatan terselenggara secara selamat, aman dan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik terhadap pelanggan. 2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis persepsi pegawai terhadap sistem manajemen K3 dengan studi kasus aspek keselamatan penerbangan pada PT. Merpati Nusantara Airlines, didapatkan bahwa persepsi pegawai divisi Aircraft Maintenance dan divisi Flight Crew tergolong kedalam 157

kategori tinggi. Sebanyak 26 responden atau sebesar 81% pegawai divisi Aircraft Maintenance memiliki persepsi dengan kategori tinggi dan hanya sebanyak 6 responden atau sebesar 19% memiliki persepsi dengan kategori sedang. Sedangkan pada divisi Flight Crew, sebanyak 38 responden atau sebesar 58% memiliki persepsi dengan kategori tinggi dan pegawai divisi Flight Crew yang memiliki persepsi dengan kategori sedang sebanyak 28 orang atau sebesar 42%. Terbentuknya persepsi yang tergolong tinggi dari para pegawai kedua divisi, sangat dipengaruhi oleh adanya komitmen yang kuat dari pimpinan, serta adanya pelatihan dan sosialisasi K3 aspek keselamatan penerbangan yang dilakukan secara berkala. B. Saran Berdasarkan hasil analisis jawaban responden, meskipun sistem yang telah diterapkan oleh pihak perusahaan sudah baik, namun masih terdapat jawabanjawaban responden yang cenderung negatif, hal tersebut membuktikan bahwa masih ada beberapa orang pegawai yang belum dapat merasakan keefektifan penerapan Sistem Manajemen K3 di PT. Merpati Nusantara Airlines. Sehingga PT. Merpati masih harus terus meningkatkan sistem manajemen K3 aspek keselamatan penerbangan, baik melalui pelatihan maupun sosialisasi yang lebih intensif lagi, agar semua pegawai dapat merasakan manfaat yang signifikan dari penerapan program atau sistem K3 tersebut, dengan demikian kategori Aman akan terus dapat dipertahankan dan kepercayaan para penumpang terhadap keselamatan penerbangan PT. Merpati Nusantara Airlines dapat meningkat. 158

GLOSSARY Accident Aeronautic : Kejadian dalam penerbangan yang menyebabkan orang meninggal atau luka parah dan atau pesawat rusak parah. : Ilmu penerbangan atau informasi tentang penerbangan. Aircraft : Pemeliharaan pesawat terbang, biasanya dilakukan oleh teknisi Maintenance pesawat Alternate AMO: AOC Approach Apron Arrival ATC Audit Aviation Baggage Belly landing Boarding Cabin Crew Cabin : Aerodrome Bandara alternatip yaitu bandara lain yang akan dipilih jika tdk bisa mendarat di bandara tujuan : Approved Maintenance Organisation Ijin yang diberikan kepada perusahaan / badan perawatan pesawat. : Air Operator Certificate Ijin yang diberikan kepada operator penerbangan. : Proses mendekati runway untuk pendaratan. : Tempat parkir pesawat : Bagian kedatangan : Air Traffic Controller Pengatur lalu lintas udara : Pemeriksaan yang dilakukan terhadap kelengkapan dokumen / manual dan kesesuaiannya dengan aturan yang ada. : Institusi atau suatu lembaga penerbangan : Bagasi yaitu barang barang bawaan : Pendaratan tanpa menggunakan roda pendaratan. : Naik ke pesawat : Pramugari atau Pramugara : Attendant Penjaga Kabin atau lebih dikenal dengan Pramugari atau Pramugara 159

CASO CASR Climbing : Company Aviation Safety Officer Pejabat di operator penerbangan (airlines) yang sudah mendapat pelatihan khusus dan bertanggung jawab mengelola keselamatan di perusahaannya. : Civil Aviation Safety Regulation Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil yang dikeluarkan dengan Keputusan Menteri Perhubungan. : Saat pesawat sedang terbang naik Connecting Flight : Pergantian pesawat lain atau menggunakan airline lain biasanya saat transit Cruising Departure Descending Destination DGCA Ditching Divert DSKU Emergency FAA Flight Force Landing Grounded : Pesawat sedang terbang datar : Bagian Keberangkatan : Pesawat sedang terbang turun : Tujuan akhir suatu penerbangan : Directorate General of Civil Aviation / Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. : Mendarat darurat di air : Mendarat di bandara yang bukan tujuan - dialihkan ke bandara lain : Direktorat Sertifikasi dan Kelaikan Udara Direktorat di bawah Dirjen Perhubungan Udara. : Pendaratan darurat karena kerusakan pesawat atau Pendaratan darurat yang dilakukan di bandara : Badan seperti DSKU di Amerika : Penerbangan (adjective) : Pendaratan dilakukan di luar Bandara : Pesawat yang dinyatakan tidak layak untuk terbang, atau ijin terbangnya di cabut untuk sementara atau permanent. 160

Holding Area Holding Bay IATA ICAO Annex ICAO Incident Inspeksi KNKT / NTSC Landing : Tempat pesawat menunggu di udara, dengan cara berputarputar biasanya menunggu antrian untuk landing : Tempat pesawat menunggu di darat biasanya menunggu antrian untuk takeoff : International Air Transportation Association Organisasi angkutan udara international. : Peraturan peraturan penerbangan yang dikeluarkan oleh ICAO yang wajib diimplementasikan oleh anggotanya dengan membuat aturan yang mengacu padanya. : International Civil Aviation Organisation Badan organisasi penerbangan sipil dunia yang bermarkas di Canada. Indonesia adalah anggota ICAO. : Kejadian dalam penerbangan yang berhubungan dengan keselamatan selain dari pada accident. : Pemeriksaan yang dilakukan implementasi dilapangan terhadap aturan yang berlaku di perusahaan. : Komite Nasional Keselamatan Transportasi / National Transport Safety Committee Badan yang berwenang menyelenggarakan penyelidikan keselamatan transportasi di Indonesia. : Proses pesawat berada 50 feet di atas landasan sampai dengan berhenti. MEL (Minimum Equipment List): daftar minimum kelengkapan pesawat yang dijinkan untuk melaksanakan penerbangan. Hal ini diperlukan jika ada komponen / instrument yang rusak. NTSB Overrun stopway. Pax (Passenger) PIC : National Transport Safety Board Badan seperti KNKT di Amerika : Kejadian pesawat keluar landasan melewati / melebihi : Penumpang pesawat udara : Pilot In Command Penanggung jawab / pimpinan suatu misi penerbangan. Harus seorang captain pilot. 161

RAMP Check : Pemeriksaan yang dilakukan di bandara baik terhadap pesawat, awak pesawat dan faktor pendukung lainnya. Rejected Landing / Go around : Pembatalan landing karena suatu sebab dan pesawat kembali mengudara. Rejected Take Off / Aborted take off : Pembatalan take off karena suatu sebab yang mana atas pertimbangan pilot penerbangan tidak aman untuk dilanjutkan. RON (Remain Over Night) : Pesawat tinggal untuk bermalam Runway Runway Stop Way Take off Taxi way darat. : Landasan Area persegi panjang yang diperuntukkan untuk pesawat take off dan landing. : Tempat pesawat mengambil ancang-ancang dalam takeoff atau juga sebagai tempat landing : Area persegi yang merupakan perpanjangan landasan yang diperuntukan dalam kondisi darurat (pembatalan take off atau pendaratan). : Tinggal landas Proses pesawat dari diam di landasan sampai dengan terbang setinggi 35 feet di atas landasan. : Area / jalan yang dipakai untuk pesawat bergerak selama di 162