ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG Emridwansyah 1*, Elwina 2, Munawar 2 1* DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe Email: emridwansyah@yahoo.com ABSTRAK Air minum adalah air yang diperoleh melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penelitian ini untuk menganalisis air hasil olahan dari 5 Depot AMIU di Kota Lhokseumawe. Jumlah bakteri Escherichia coli yang terdeteksi dalam produk air isi ulang dari depot A berkisar < 1,8. 10 1 sel/100ml, produk air reverse osmosis dari depot D berkisar 1,8. 10 7 - <1,8. 10 8, depot E berkisar 1,8. 10 5 - <1,8.10 6, konsentrasi ph dari beberapa depo adalah dibawah 6,5 dan konsentrasi TDS pada produk reverse osmosis dari depo D adalah 529 mg/l. Dari hasil Analisis yang diperoleh sebagian Depot belum memenuhi Baku mutu yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No. 492/Men.Kes/Per/IV/2010. Unit reverse osmosis dapat menurunkan beberapa parameter kualitas air, terutama zat padat terlarut. Unit ultraviolet dapat menghilangkan bakteri dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah bakteri Escherichia coli dalam produk air olahan menggunakan unit UV yaitu 0 sel/100 ml. Kata kunci: Air minum, kualitas air, unit pengolahan, bakteri Escherichia coli ABSTRACT Drinking water is water which is obtained through processing or no processing qualified health and can be drunk directly. In this study is to analyze the processed water from 5 Refill Depots in Lhokseumawe. Number of Escherichia coli bacteria were detected in water refill products from depot A range < 1,8. 10 1 sel/100ml, reverse osmosis product water from depot D range 1.8. 10 7 - <1.8. 10 8, from depot E ranges 1.8. 10 5 - <1,8.10 6, ph concentration of some depot is under 6.5 and TDS concentrations in the reverse osmosis products from depot D is 529 mg / l. Analysis of the results obtained in part Depot do not meet the quality standards set out in Decree No. Kepmenkes. 492/Men.Kes/Per/IV/2010. Reverse osmosis units can degrade water quality parameters, especially dissolved solids. Ultraviolet unit can remove bacteria properly, it can be seen from the number of Escherichia coli bacteria in the water products processed using UV unit is 0 sel/100 ml. Keywords: drinking water, water quality, processing unit, Escherichia coli 35
PENDAHULUAN Kebutuhan sehari-hari terhadap air berbeda-beda untuk tiap tempat dan tingkatan kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah kebutuhan akan air. Air minum merupakan kebutuhan manusia paling penting. Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Dalam hal ini kualitas air bersih di Indonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam Kepmenkes RI No. 492/Men.Kes/Per/IV/2010 di mana setiap komponen yang berada di dalamnya harus sesuai. Masalah yang muncul akibat rendahnya mutu pengawasan adalah banyaknya depot air minum isi ulang (AMIU) yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Ada beberapa penyebab terkontaminasi air produk diantaranya bersumber dari air baku, wadah tempat distribusi tidak memenuhi standar higiene dan sanitasi depot, juga proses filtrasi dengan teknologi yang rendah. Persyaratan Air Minum Persyaratan kualitas air minum (air yang aman untuk dikonsumsi langsung), termasuk air minum isi ulang dan reverse osmosis, sebagaimana yang ditetapkan melalui Kepmenkes tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik. Bakteri Escherichia Coli Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare pada anak, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus. Jenis Escherichia coli terdiri dari 2 species yaitu: Escherichia coli dan Escherichia hermanis. Escherichia coli sebagai salah satu contoh terkenal mempunyai beberapa spesies hidup di dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas (Shofyan Zuhri, 2009). Hasil penelitian kualitas air minum dari Depot Air Minum Isi Ulang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi, Hasil yang diproleh untuk parameter bakteriologi (total coli dan fecal coli), 12 sampel (31,6%) dari seluruh sampel air baku yang diperiksa tidak memenuhi persyaratan kandungan total coli dan 11 sampel (28,9 %) tidak memenuhi persyaratan kandungan fecal coli. Untuk air minum, dari 38 sampel yang diperiksa terdapat 11 sampel (28,9%) tidak memenuhi persyaratan kandungan total coli dan 7 sampel (18,4%) tidak memenuhi persyaratan kandungan fecal coli. menurut Kepmenkes 907 Tahun 2002 (Athena dkk, 2004). Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis air hasil olahan yang akan dibandingkan dengan standar baku mutu air minum. METODE PENELITIAN Bahan yang diuji merupakan produk beberapa depot air minum isi ulang yaitu depot A sebagai Banda Sakti, depot B sebagai Banda Masen, depot C sebagai Muara Satu, depot D sebagai Muara Dua, dan depot E sebagai Blang Mangat. Pengujian terhadap sampel air minum tersebut meliputi analisa bakteri 36
Escherichia coli, kadar ph, kadar Fe, kekeruhan, TDS dan DHL. Alat yang digunakan untuk analisa sampel yaitu Mikrobe-Test Kit, Seven Easy Conductivity Mettler Toledo (analisa TDS dan DHL), Turbidimeter (HACH 2100P), phmeter (HANNA HI8424), spectrophotometeruv/vis (JENWAY 6405). HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian analisa keberadaan bakteri Escherichia coli dalam produk Air Minum Isi Ulang di Kota Lhokseumawe dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Konversi perubahan warna media terhadap jumlah bakteri dalam air minum isi ulang dan air RO Depot AMIU Waktu untuk perubahan warna media Jumlah E.coli (Sel/100ml) (jam) Air Isi Ulang Air RO Air Isi Ulang Air RO A > 34 < 1,8. 10 1 0 B 0 0 C 0 0 D E > 14 18 0 1,8. 10 7 - <1,8. 10 8 > 21 25 0 1,8. 10 5 - <1,8.10 6 Tabel 2. Hasil analisa parameter uji fisika dan kimia Jenis Parameter Uji Depot AMIU Sampel ph meter Fe (mg/l) Kekeruhan (NTU) TDS (mg/l) DHL (A) (B) (C) (D) (E) RO 5.9 0.012 0.43-23.9 Isi Ulang 7.5 0.014 0.76 252 524 RO 6 0.012 0.47 48.1 100.2 Isi Ulang 5.9 0.012 0.55 42.7 89.1 RO 6.2 0.012 0.45 35.1 73.7 Isi Ulang 7.2 0.012 0.68 123.9 258 RO 7.9 0.019 1.07 529 - Isi Ulang 6.7 0.012 0.56 139.5 290 RO 6.5 0.011 0.48 100.6 210 Isi Ulang 6.7 0.014 0.51 195.6 408 37
Hasil Uji Keberadaan Mikroba dalam sampel air minum isi ulang Kadar maksimum bakteri Escherichia coli yang memenuhi baku mutu adalah 0 per 100 ml sampel. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada pengujian terhadap sampel produk air reverse osmosis dari 5 depot AMIU terdapat 2 sampel yang terkontaminasi oleh bakteri E. coli, yaitu sampel air reverse osmosis dari depot Kecamatan Muara Dua berkisar 1,8. 10 7 -<1,8. 10 8 sel/100ml dan Kecamatan Blang Mangat berkisar 1,8. 10 5 -<1,8. 10 6 sel/100ml, bila dibandingkan dengan kadar maksimal yang diperbolehkan jumlah tersebut belum memenuhi baku mutu. Untuk produk air isi ulang, kandungan bakteri E. coli terdeteksi pada sampel air dari depot Kecamatan Banda Sakti yaitu berkisar <1,8. 10 1, dimana jika dibandingkan dengan kadar maksimal yang diperbolehkan jumlah tersebut juga belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan dalam Kepmenkes Indonesia. Adanya perbedaan dalam hasil penelitian ini terutama disebabkan karena lokasi pengambilan sampel dan proses pengolahan di setiap depot yang berbeda. Analisa parameter tambahan yaitu parameter kimiawi yang meliputi ph, Fe dan parameter fisik yang meliputi kekeruhan, TDS (total dissolved solid) dan DHL dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil analisa parameter Kimiawi terhadap sampel AMIU Parameter kimiawi untuk nilai ph dalam air minum yang diperbolehkan oleh Menteri Kesehatan berkisar antara 6.5 8.5, untuk nilai Fe berkisar antara 0.3 mg/l. Derajat keasamaan atau ph merupakan nilai yang menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam air. Nilai ph dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain aktivitas biologi, suhu, kandungan oksigen dan ion-ion. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa kadar ph dalam produk air Reverse Osmosis dari Depot Kecamatan Banda Sakti, Banda Masen dan Muara Satu masih belum memenuhi kadar maksimum yang diperbolehkan, sedangkan Kecamatan Muara Dua dan Blang Mangat sudah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Kadar ph dalam produk air isi ulang yang belum memenuhi syarat yaitu sampel dari Kecamatan Banda Masen. Pada Gambar 2 dapat dilihat perbandingan parameter Fe sampel dengan kadar yang diperbolehkan dimana nilai Fe dalam sampel air Reverse Osmosis dari 5 Depot air minum isi ulang masih memenuhi baku mutu sebesar 0.3 mg/l, begitu juga dengan produk air isi ulang telah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Munculnya kandungan Fe dapat disebabkan oleh terkikisnya peralatan (pipa besi) yang digunakan dalam produksi serta kondisi air baku yang digunakan. Hasil analisa parameter fisika terhadap sampel air minum isi ulang Parameter fisika untuk nilai TDS (total dissolved solid) dalam air minum yang diperbolehkan oleh Menteri Kesehatan yaitu kadar maksimalnya 500 mg/l, untuk nilai kekeruhan kadar maksimalnya yaitu 5 NTU. TDS (total dissolved solid) adalah ukuran jumlah zat padat yang terlarut dalam air. 38
Kadar Besi ph Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Konsentrasi TDS yang tinggi dalam air dapat mempengaruhi kejernihan, warna dan rasa. TDS biasanya terdiri atas zat organik, garam organik dan gas terlarut. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai TDS yang tinggi terdapat dalam produk air Reverse Osmosis dari Kecamatan Muara Dua yaitu 529 mg/l, nilai tersebut melebihi kadar maksimal yang diperbolehkan. Sedangkan produk RO dari 4 kecamatan lainnya telah memenuhi standar. Untuk produk air isi ulang dari 5 kecamatan tersebut telah memenuhi baku mutu nilai TDS yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 A B C D E Depot air minum isi ulang Gambar 1. Grafik perbandingan parameter ph sampel air minum isi ulang dengan kadar maksimal ph yang diperbolehkan. Standar mutu air minum ( ), air reverse osmosis ( ), air minum isi ulang ( ). 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 A B C D E Depot air minum isi ulang Gambar 2. Grafik perbandingan parameter Fe sampel air minum isi ulang dengan kadar Fe yang diperbolehkan. Standar mutu air minum ( ), air reverse osmosis ( ), air minum isi ulang ( ). 39
Kekeruhan (NTU) Jumlah Padatan Terlarut (TDS mg/l) Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) 600 500 400 300 200 100 0 A B C D E Depot air minum isi ulang Gambar 3. Grafik perbandingan parameter TDS (total dissolved solid) sampel air minum isi ulang dengan kadar maksimum TDS yang diperbolehkan. Standar mutu air minum ( ), air reverse osmosis ( ), air minum isi ulang ( ), 6 5 4 3 2 1 0 A B C D E Depot air minum isi ulang Gambar 4. Grafik perbandingan parameter Kekeruhan Sampel AMIU dengan nilai kadar maksimum yang diperbolehkan. Standar mutu air minum ( ), air reverse osmosis ( ), air minum isi ulang ( ), Pada Gambar 4 dilihat perbandingan parameter kekeruhan dalam sampel air minum isi ulang yaitu nilai kekeruhan dipengaruhi oleh adanya koloid dari partikel yang kecil atau adanya pertumbuhan mikroorganisme. Semakin banyak partikel dalam air, maka semakin besar pula nilai kekeruhannya. Pada Gambar 4 dan 5 sampel air RO dari Depot Kecamatan Muara dua memiliki nilai kekeruhan paling tinggi dibandingkan dengan produk dari Depot kecamatan lainnya, ini bisa disebabkan karena tingginya pertumbuhan mikroorganisme. Namun nilai kekeruhan dari semua sampel tersebut telah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. DHL (daya hantar listrik) berkaitan dengan banyaknya kandungan garam terlarut dimana semakin tinggi ion-ion garam yang ada akan semakin efektif sebagai konduktor dalam menghantar 40
arus listrik. Air yang layak konsumsi bagi manusia adalah air dengan sifat konduktifitas pada taraf wajar, karena sifat konduktifitas ini diperlukan bagi metabolism tubuh kita. Ditinjau dari proses pengolahannya, masih adanya produk AMIU yang belum memenuhi persyaratan karena pada proses penyaringan awal yang bertujuan untuk menyaring lumpur, tanah dan partikel lainnya, menghilangkan klorin bebas dan senyawa organik yang menyebabkan bau, rasa dan warna dalam air, hanya menggunakan satu jenis filter media sehingga belum mampu melakukan penyaringan secara maksimal. Pada penyaringan tahap kedua yang bertujuan untuk penyaringan partikel dalam ukuran mikro yang tidak nampak secara kasat mata baik itu zat terlarut maupun mikroorganisme, hanya menggunakan beberapa unit cartridge filter sehingga masih ada partikel yang lolos. Pada tahap ketiga yang bertujuan untuk pembunuhan bakteri, tidak menggunakan unit ultraviolet ataupun unit reverse osmosis dimana kedua unit tersebut berguna untuk menyaring partikel terlarut dan membunuh mikroorganisme. Penyebab lain kontaminasi produk air yaitu cara pembilasan gallon/wadah produk yang tidak steril dan operator yang tidak memperhatikan kebersihan perorangan. SIMPULAN Berdasarkan pengujian parameter mikrobiologis (Escherichia coli), kadar ph, Fe, Kekeruhan, TDS dan DHL terhadap sampel air minum isi ulang yang diambil dari 5 depot dapat di klasifikasi bahwa 2 depot telah memenuhi syarat berdasarkan baku mutu sedangkan 3 depot lainnya belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan, karena dalam produk air minum isi ulang masih terkandung sejumlah mikroba dan tingginya nilai TDS. Berdasarkan proses pengolahannya, produk air minum isi ulang yang memenuhi baku mutu terdapat pada Depot air minum yang menggunakan saringan membran, unit Ultraviolet dan unit Reverse osmosis. DAFTAR PUSTAKA Athena, D Anwar M., Hendro M., Muhasim., 2004. Kandungan Pb, Cd, Hg Dalam Air Minum Dari Depot Air Minum Isi Ulang di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 3. Edi Suriaman, Juwita, 2008. Penelitian Mikrobiologi Pangan Uji Kualitas Air. Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang. Menteri Kesehatan RI., 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Men.Kes/Per/IV/2010 tentang Syarat-Syarat dan pengawasan Kualitas Air Minum. Departemen Kesehatan RI. Suprihatin, 2003. Hasil Studi Kualitas Air Minum Depot Isi Ulang. Makalah pada Seminar Sehari Permasalahan Depot Air Minum dan Upaya Pemecahannya. Susanti Pudji Hastuti., Lusiawati Dewi., 2010. Uji Kualitas Air 41
Minum Isi Ulang (AMIU) yang di pasarkan di Daerah Salatiga dan Sekitarnya. Skripsi. Zuhri, Sofyan. 2009. Pemeriksaan Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Grebes Kota Surakarta. Universitas muhammadiyah Surakarta. Skripsi. 42