D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

dokumen-dokumen yang mirip
pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOHOR: 5 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BAB II PENGATURAN TENTANG BERAS BERSUBSIDI. A. Pengertian dan Dasar Hukum Beras Bersubsidi

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

G U B E R N U R J A M B I

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN

BUPATI BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR A I BPMPDPPKB/ TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 26 TAHUN No. 26, 2016 NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR 54 TAHUN 2014

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPALA DESA KABUARAN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp

BUPATI SUKOHARJO TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7.A TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI MALUKU TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

PEDOMAN UMUM RASKIN 2014

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASTRA TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 5.K TAHUN 2013 TENTANG

2016, No d. bahwa agar pelaksanaan subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah terlaksana dengan teratur, perlu menetapkan Pedoman Umum

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah,

WALIKOTA BANJARMASIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.02/2010 TENTANG SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

G U B E R N U R L A M P U N G

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 308 /KPTS/013/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN RASKIN TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 14 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 269 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN DIREKTUR UTAMA PERUM BULOG NOMOR : 25 TAHUN 2003 NOMOR : PKK-12/07/2.003

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

penurunan, jumlah tersebut cukup besar dan masih rentan terhadap gejolak

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PMK.02/2015 TENTANG

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYALURAN BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

PEDOMAN UMUM SUBSIDI RASTRA

Transkripsi:

B U P A T I B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R f T A H U N T E N T A N G P E T U N J U K T E K N I S P R O G R A M S U B S I D I B E R A S B A G I M A S Y A R A K A T B E R P E N D A P A T A N R E N D A H D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A B U P A T I BATANG, M e n i m b a n g : a. b a h w a u n t u k mengurangi beban pengeluaran bagi masyarakat berpendapatan rendah agar k e b u t u h a n pangan pokok berbentuk beras dapat terpenuhi, Pemerintah menyelenggarakan program subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah; b. b a h w a agar pelaksanaan penyelenggaraan program subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah tepat realisasi yang m e n c a k u p 6 (enam) tepat y a i t u tepat sasaran, tepat j u m l a h, tepat harga, tepat w a k t u, tepat administrasi dan tepat m u t u, perlu m e n e t a p k a n p e t u n j u k teknisnya; c. b a h w a berdasarkan pertimbangan sebagaimana d i m a k s u d d a l a m h u r u f a d a n h u r u f b, perlu m e n e t a p k a n Peraturan B u p a t i tentang Petunjuk Teknis Program Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Negara Republik Indonesia T a h u n 1945; 2. U n d a n g - U n d a n g Nomor 9 T a h u n 1965 tentang P e m b e n t u k a n D a e r a h Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 1965 Nomor 52, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757); 3. Undang-Undang Nomor 8 T a h u n 1985 tentang Organisasi K e m a s y a r a k a t a n (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 1985 N o m o r 8, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 3298); 4. U n d a n g - U n d a n g Nomor 19 T a h u n 2 0 0 3 tentang B a d a n Usaha Milik Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2003 N o m o r 70, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 4297); 1

5. U n d a n g - U n d a n g Nomor 18 T a h u n 2 0 1 2 tentang pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 2 Nomor 227, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 6. Undang-Undang Nomor 23 T a h u n 2 0 1 4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2014 N o m o r 244, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 5587) sebagaimana telah d i u b a h beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang N o m o r 9 T a h u n 2 0 1 5 tentang P e r u b a h a n Kedua Atas Undang-Undang N o m o r 23 T a h u n 2 0 1 4 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 5 N o m o r 58, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 5679); 7. Peraturan Pemerintah N o m o r 2 1 T a h u n 1988 tentang P e r u b a h a n Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 1988 N o m o r 42, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 3381); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 t a h u n 2002 tentang K e t a h a n a n Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 0 2 N o m o r 142, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 4254); 9. Peraturan Presiden Nomor 13 T a h u n 2 0 0 9 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan; 10. Peraturan Presiden N o m o r 15 T a h u n 2 0 1 0 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 11. Peraturan Menteri D a l a m Negeri N o m o r 13 t a h u n 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan D a e r a h sebagaimana telah d i u b a h beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri D a l a m Negeri N o m o r 2 1 T a h u n 2 0 1 1 tentang P e r u b a h a n Kedua Atas Peraturan Menteri D a l a m Negeri N o m o r 13 T a h u n 2 0 0 6 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Menteri D a l a m Negeri N o m o r 42 t a h u n 2010 tentang T i m Koordinasi Penanggulangan K e m i s k i n a n Provinsi/ Kabupaten/ Kota; 13. Peraturan Menteri Keuangan N o m o r 2 3 7 / PMK.02/2012 tentang Tata cara Penyediaan, Penghitungan, Pembayaran D a n Pertanggungjawaban Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah; 17. Peraturan Menteri Sosial N o m o r 24 T a h u n 2 0 1 3 tentang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Batang N o m o r 1 T a h u n 2008 tentang U r u s a n Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang T a h u n 2 0 0 8 N o m o r 11 Seri E N o m o r 1); 2

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS P R O G R A M S U B S I D I B E R A S B A G I M A S Y A R A K A T B E R P E N D A P A T A N R E N D A H. B A B I K E T E N T U A N U M U M Pasal 1 1. Daerah adalah Kabupaten Batang. 2. Pemerintah Daerah adalah B u p a t i sebagai u n s u r penyelenggara pemerintahan daerah yang m e m i m p i n pelaksanaan u r u s a n Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom. 3. Bupati adalah B u p a t i Batang. 4. W a k i l B u p a t i adalah W a k i l B u p a t i Batang. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Batang. 6. Anggaran Pendapatan d a n Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat A P B D adalah rencana k e u a n g a n t a h u n a n daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 7. S a t u a n Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat S K P D adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang. 8. Unit Kerja adalah Bagian dari S K P D yang m e l a k s a n a k a n 1 (satu) a t a u beberapa program. 9. Program Subsidi Beras M i s k i n yang selanjutnya disebut Program Raskin adalah program subsidi b a h a n pangan pokok berbentuk beras dari Pemerintah bagi masyarakat berpendapatan rendah. 10. Beras m i s k i n yang selanjutnya disebut R a s k i n adalah b a n t u a n beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat m i s k i n. B A B II M A K S U D D A N T U J U A N Pasal 2 M a k s u d Peraturan B u p a t i ini adalah u n t u k m e w u j u d k a n k e s a t u a n p e m a h a m a n dan pelaksanaan atas k e t e n t u a n peraturan perundang- u n d a n g a n yang berlaku, sehingga penyelenggaraan Program R a s k i n berjalan tertib d a n lancar. 3

Pasal 3 T u j u a n Peraturan B u p a t i ini adalah sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan Program Raskin. R U A N G B A B III L I N G K U P Pasal 4 R u a n g lingkup Peraturan B u p a t i ini meliputi : a. Sasaran; b. Pengorganisasian; c. Mekanisme; d. Penganggaran; e. Pengendalian d a n pelaporan; d a n f. Sosialisasi. B A B IV S A S A R A N Pasal 5 Sasaran Program R a s k i n adalah R u m a h Tangga berpendapatan rendah yang ditetapkan berdasarkan data Program Perlindungan Sosial T a h u n 2 0 1 1 Badan Pusat Statistik sebagai R u m a h Tangga Sasaran di Desa/ Kelurahan. B A B V MEPCANISME Bagian Kesatu Pengorganisasian Pasal 6 (1) Bupati m e m b e n t u k T i m Koordinasi Program Raskin. (2) T i m Koordinasi sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Bagian Kedua M e k a n i s m e Program R a s k i n Paragraf 1 Perencanaan Pasal 7 Mekanisme Perencanaan Program Raskin, meliputi: a. Pemerintah Daerah m e l a k u k a n kerja s a m a dengan S u b Divre Regional Wilayah V I Pekalongan mengenai titik distribusi; 4

b. Bupati m e n e t a p k a n Pagu Alokasi subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah; c. Pemerintah Daerah m e m b u a t S u r a t Permintaan Alokasi R a s k i n ke S u b Divisi Regional Wilayah V I Pekalongan; d. Kepala S u b Devisi Regional Wilayah V I Pekalongan m e m b u a t S u r a t Perintah kepada Kepala G u d a n g Bulog u n t u k mendistribusikan beras. e. Lurah/Kepala desa menandatangani Berita Acara Serah T e r i m a ( BAST) setelah beras didistribusikan oleh Bulog. f. Penjualan Beras dilaksanakan berdasarkan jadwal d a l a m S u r a t Permintaan Alokasi (SPA). g. Pelaksana R a s k i n desa/ k e l u r a h a n m e n y e t o r k a n hasil penjualan beras kepada Satker B u l o g / B a n k yang ditunjuk. Paragraf 2 Pelaksanaan Mekanisme Pelaksanaan Program Raskin, meliputi: a. T i m Koordinasi R a s k i n Tingkat Kabupaten mengecek kualitas beras ke gudang Bulog; b. Bulog m e l a k u k a n distribusi beras ke desa d a n k e l u r a h a n ; c. T i m Koordinasi R a s k i n Tingkat Kecamatan sebagaimana d i m a k s u d dalam Pasal 6 m e l a k s a n a k a n monitoring pelaksanaan program Raskin; d. Kepala Desa/ L u r a h mendistribusikan Raskin dari titik distribusi ke R u m a h Tangga Sasaran Penerima Manfaat. B A B V I P E N G A N G G A R A N Pasal 8 Anggaran yang d i g u n a k a n d a l a m pelaksanaan Program Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan R e n d a h disediakan d a l a m Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja D a e r a h d a n dari B a d a n Usaha Logistik. B A B VII P E N G E N D A L I A N D A N P E L A P O R A N Bagian Kesatu Pengendalian Pasal 9 (1) Pemerintah Daerah m e l a k s a n a k a n pengendalian program R a s k i n dengan m e l a k u k a n monitoring pelaksanaan Program Raskin. (2) Pengendalian Program R a s k i n sebagaimana d i m a k s u d d a l a m ayat (1) dilaksanakan oleh T i m Koordinasi Raskin. 5

Bagian Kedua Pelaporan Pasal 10 T i m Koordinasi R a s k i n melaporkan pelaksanaan Program R a s k i n secara berjenjang dari tingkat Desa/ K e l u r a h a n sampai dengan tingkat Pusat yakni: a. Tingkat desa m e l a p o r k a n ke Tingkat Kecamatan; b. Tingkat Kecamatan m e l a p o r k a n ke Tingkat Kabupaten; c Tingkat Kabupaten m e l a p o r k a n ke Tingkat Provinsi; dan d. Tingkat Provinsi m e l a p o r k a n ke Tingkat Pusat. B A B VIII SOSIALISASI Pasal 10 Perherintah D a e r a h m e l a k u k a n sosialisasi Program R a s k i n m e n i n g k a t k a n efektifitas pelaksanaan program R a s k i n sehingga tercapai target e n a m Tepat (6T) y a i t u tepat sasaran, tepat harga, tepat j u m l a h, tepat w a k t u, tepat administrasi, tepat kualitas. B A B P E T U N J U K I X T E K N I S Pasal 11 P e t u n j u k Teknis pelaksanaan Program R a s k i n t e r c a n t u m d a l a m L a m p i r a n yang m e r u p a k a n bagian t a k terpisahkan dari Peraturan B u p a t i ini. B A B X K E T E N T U A N P E N U T U P Pasal 12 Peraturan B u p a t i i n i m u l a i berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang m e n g e t a h u i n y a m e m e r i n t a h k a n pengundangan Peraturan B u p a t i i n i dengan p e n e m p a t a n n y a d a l a m Berita D a e r a h K a b u p a t e n Batang. Ditetapkan di Batang pada tanggal5" P6K^UAf2-«Z Q l h B U P A T I B A T A N G, O Y O K RIYO S U D I B Y O D i u n d a n g k a n di Batang pada tanggal ^T^fefeSiiA/^i 2.0^6 S E K R E T A R I S y i ^ A E R A H k A B U P A T E N BATANG, NASIKHIN B E R I T A D A E R A H K A B U P A T E N B A T A N G T A H U N 2 0 1 6 N O M O R J

L A M P I R A N P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G ' N O M O R 7 T A H U N 2 0 1 6 T E N T A N G P E T U N J U K T E K N I S R O G R A M S U B S I D I B E R A S B A G I M A S Y A R A K A T B E R P E N D A P A T A N R E N D A H. P E T U N J U K T E K N I S P R O G R A M S U B S I D I B E R A S B A G I M A S Y A R A K A T B E R P E N D A P A T A N R E N D A H B A B I P E N D A H U L U A N A. LATAR B E L A K A N G Sejak krisis pangan t a h u n 1998, Pemerintah Konsisten m e m b e r i k a n perhatian yang besar terhadap p e m e n u h a n h a k pangan masyarakat melalui Operasi Pasar K h u s u s (OPK). Berbeda dengan pemberian subsidi pangan sebelumnya. O P K m e m b e r i k a n subsidi beras secara targetted kepada r u m a h tangga m i s k i n d a n r a w a n pangan. Pada t a h u n 2 0 0 2 n a m a O P K diubah menjadi Program Beras u n t u k Keluarga M i s k i n (Program RASKIN) yang bertujuan u n t u k lebih m e m b e r t a j a m sasaran penerima manfaat. Program ini sangat strategis d a n m e r u p a k a n program nasional lintas sektoral baik vertikal m a u p u n horizontal. S e l u r u h Kementerian/Lembaga (K/L) terkait baik dipusat m a u p u n di daerah mengambil bagian tugas d a n tanggungjawabnya dalam m e l a k s a n a k a n program ini, sesuai dengan tugas, p o k o k d a n fungsinya masing-masing. Pemerintah Pusat berperan d a l a m m e m b u a t kebijakan program, sedangkan pelaksanaannya sangat tergantung kepada Pemerintah Daerah. Oleh karena i t u, peran Pemerintah D a e r a h sangat penting dalam peningkatan efektifitas Program RASKIN. R T S - P M R A S K I N yang ditetapkan berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosisal t a h u n 2 0 1 1 (PPLS-11) B P S u m u m n y a m a s i h m e n g u n d a n g perdebatan di daerah. Hal ini disadari k a r e n a k e m i s k i n a n bersifat dinamis d a n relatif. Selain i t u juga tergantung indikator yang digunakan d a l a m m e n g u k u r k e m i s k i n a n, baik jenis m a u p u n j u m l a h n y a. Dengan kearifan Pemerintah Daerah setempat yang mengetahui permasalahan di daerahnya. 1

m a k a dapat m e r e d a m terjadinya gejolak sosial d a n verifikasi data R T S - P M sangat tepat d i l a k u k a n. D i n a m i k a j u m l a h R T M d a n hasil kajian perguruan tinggi d a l a m pelaksanaan program R A S K I N menjadi b a h a n pertimbangan dalam penjnasunan P e t u n j u k Teknis Pelaksanaan Program R A S K I N Kabupaten Batang. Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok m a s y a r a k a t m i s k i n bertujuan u n t u k mengurangi beban pengeluaran R T M. Disamping i t u, program ini d i m a k s u d k a n u n t u k m e n i n g k a t k a n akses masyarakat m i s k i n d a l a m p e m e n u h a n k e b u t u h a n pangan sebagai salah satu h a k dasar masyarakat. Hal ini m e r u p a k a n salah satu program pemerintah, baik pusat m a u p u n daerah d a l a m peningkatan k e t a h a n a n pangan nasional. D a l a m rangka pencapaian efektifitas program R A S K I N diperlukan adanya sinkronisasi d a n koordinasi antar s e l u r u h instansi terkait baik di tingkat Kabupaten Batang, Kecamatan, m a u p u n di tingkat Desa/Kelurahan. Koordinasi dilaksanakan m u l a i dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan d a n pengendalian sampai implementasinya, dengan melibatkan berbagai u n s u r masyarakat, m a u p u n pihak lain yang terkait. P e t u n j u k teknis Pelaksanaan Program R A S K I N ini m e r u p a k a n acuan dalam pelaksanaan Program R A S K I N di Kabupaten Batang. P e t u n j u k teknis ini b u k a n satu-satunya j a m i n a n suksesnya pelaksaaan program RASKIN. Kepedulian Pemerintah, Pemerintah Daerah d a n pihak-pihak terkait terhadapat permasalahan masyarakat m i s k i n d a n k o m i t m e n para pihak u n t u k segera mengentaskan masyarakat dari k e m i s k i n a n j u s t r u sangat diperlukan d a n sangat m e n e n t u k a n keberhasilan program RASKIN. B. D A S A R H U K U M Peraturan Perundangan yang menjadi landasan pelaksanaan program RASKIN adalah : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Negara Republik Indonesia T a h u n 1945; 2. U n d a n g - U n d a n g N o m o r 9 T a h u n 1965 tentang P e m b e n t u k a n Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 1965 Nomor 52, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 2757); 3. Undang-Undang N o m o r 8 T a h u n 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 1985 Nomor 8, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 3298); 4. Undang-Undang N o m o r 19 T a h u n 2 0 0 3 tentang B a d a n U s a h a Milik Negara ( L e m b a r a n Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 0 3 Nomor 70, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 4297); 2

5. Undang-Undang N o m o r 18 T a h u n 2 0 1 2 tentang pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2012 N o m o r 227, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 5360); 6. Undang-Undang N o m o r 23 T a h u n 2 0 1 4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 4 N o m o r 244, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan U n d a n g - U n d a n g N o m o r 9 T a h u n 2015 tentang P e r u b a h a n Kedua Atas Undang-Undang N o m o r 23 T a h u n 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 5 Nomor 58, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 5679); 7. Peraturan Pemerintah N o m o r 2 1 T a h u n 1988 tentang P e r u b a h a n Batas Wilayah K o t a m a d y a D a e r a h Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan d a n Kabupaten D a e r a h Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 1988 N o m o r 42, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381); 8. Peraturan Pemerintah N o m o r 68 t a h u n 2 0 0 2 tentang K e t a h a n a n Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 0 2 N o m o r 142, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia N o m o r 4254); 9. Peraturan Presiden N o m o r 13 T a h u n 2 0 0 9 tentang Koordinasi Penanggulangan K e m i s k i n a n ; 10. Peraturan Presiden N o m o r 15 T a h u n 2 0 1 0 tentang Percepatan Penanggulangan K e m i s k i n a n ; 11. Peraturan Menteri D a l a m Negeri Nomor 13 t a h u n 2 0 0 6 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah d i u b a h beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri D a l a m Negeri N o m o r 2 1 T a h u n 2 0 1 1 tentang P e r u b a h a n Kedua Atas Peraturan Menteri D a l a m Negeri N o m o r 13 T a h u n 2 0 0 6 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Menteri D a l a m Negeri N o m o r 42 t a h u n 2 0 1 0 tentang T i m Koordinasi Penanggulangan K e m i s k i n a n Provinsi/ Kabupaten/ Kota; 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2 3 7 / P M K. 0 2 / 2 0 1 2 tentang Tata cara Penyediaan, Penghitungan, Pembayaran D a n Pertanggungjawaban Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah; 14. Peraturan Menteri Sosial Nomor 24 T a h u n 2 0 1 3 tentang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan; 15. Peraturan D a e r a h Kabupaten Batang N o m o r 1 T a h u n 2 0 0 8 tentang U r u s a n Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang T a h u n 2008 Nomor 11 Seri E N o m o r 1); 3

C. T U J U A N T u j u a n Program R A S K I N adalah mengurangi beban pengeluaran keluarga m i s k i n melalui pemberian b a n t u a n sebagai k e b u t u h a n pangan pokok dalam b e n t u k beras D. SASARAN Sasaran Program R A S K I N adalah berkurangnya beban pengeluaran r u m a h Tangga Sasaran (RTS) dengan b a n t u a n subsidi beras m i s k i n sebanyak 15 K g / R T S / B u l a n dengan harga Rp. 1.600 /Kg netto di tempat penyerahan yang di sepakati (Titik Distribusi). E. P E N G E R T I A N 1. Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) RASKIN adalah R u m a h Tangga di Desa/Kelurahan yang berhak m e n e r i m a R A S K I N d a n terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM-1) yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah sebagai hasil M u s y a w a r a h Desa/Kelurahan d a n disahkan oleh C a m a t sesuai hasil pendataan PPLS-11 B P S t a h u n 2 0 1 1. 2. Musyawarah Desa/Kelurahan m e r u p a k a n f o r u m p e r t e m u a n / m u s y a - w a r a h di tingkat Desa/Kelurahan sebagai sarana u n t u k memverifikasi data R T S BPS dan m e n e t a p k a n n a m a - n a m a R T S - P M yang m a s u k d a l a m D P M - 1. u n t u k efektivitasnya dapat d i l a k u k a n pendampingan oleh T i m R A S K I N d a n atau pihak lain (Perguruan Tinggi a t a u Lembaga Swadaya Masyarakat) yang ditunjuk. 3. SATKER RASKIN adalah satuan kerja pelaksana, distribusi R A S K I N yang dibentuk oleh Divisi Regional (DIVRE) / S u b Devisi Regional (SUBDIVRE) / K a n tor Seksi Logistik (KANSILOG)/Perusahaan U m u m (Perum) B U L O G terdiri dari k e t u a (yang m e r u p a k a n pegawai organik) d a n beberapa anggota (jumlah sesuai k e b u t u h a n ) yang terdiri dari pegawai organik atau. b u k a n pegawai organik Divre/Subdivre/Kansilog yang diangkat dengan Surat Perintah (SP) Kadivre/Kasub Divre/Kakansilog) 4. Pelaksana Distribusi adalah Kelompok Kerja (POKJA) distribusi R A S K I N di Titik Distribusi yang terdiri dari aparat Kecamatan, Desa/Kelurahan d a n Institusi k e m a s y a r a k a t a n setempat t e r m a s u k T i m Penggerak P K K yang d i t u n j u k oleh C a m a t a t a u Kades/Lurah d a n d i b a n t u oleh anggota masyarakat lainnya. 5. Titik Distribusi (TD) adalah tempat a t a u lokasi penyerahan beras R A S K I N dari S A T K E R R A S K I N kepada pelaksana Distribusi d a n sekaligus sebagai tempat penjualan beras pelaksana distribusi kepada R T S - P M di 4

Desa/Kelurahan a t a u lokasi lain yang disepakati secara tertulis antara Pemerintah Kabupaten Batang dengan Divre/Subdivre/-Kansilog. 6. Titik Bagi (TB) adalah tempat a t a u lokasi penyerahan beras R A S K I N dari Pelaksana Distribusi R A S K I N kepada RTS-PM. 7. Waning Desa adalah lembaga e k o n o m i ditingkat Desa/Kelurahan, baik milik masyarakat, koperasi m a u p u n Pemerintah Desa/Kelurahan yang m e m i l i k i fasilitas b a n g u n a n / t e m p a t penjualan b a h a n pangan d a n barang lainnya ditetapkan sebagai tempat penyerahan beras R A S K I N dari S A T K E R RASKIN kepada pengelola W a r u n g Desa d a n sekaligus tempat penjualan beras pengelola W a r u n g Desa kepada R T S - P M RASKIN. 8. Kelompok Masyarakat (Pokmas) adalah lembaga m a s y a r a k a t d a n / a t a u kelompok masyarakat di desa/kelurahan yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah sebagai pelaksana distribusi RASKIN. 9. Kualitas Beras BULOG adalah beras kualitas baik sesuai dengan persyaratan kualitas beras sebagaimana diatur d a l a m peraturan yang berlaku. 10. SPA adalah S u r a t P e r m i n t a a n Alokasi yang dibuat oleh B u p a t i Batang/Ketua T i m Koordinasi R a s k i n Kabupaten kepada Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog berdasarkan alokasi pagu R A S K I N d a n rincian di masing-masing Kecamatan d a n Desa/Keluaran 11. Delivery Order (DO) adalah perintah tertulis yang diterbitkan oleh Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog atau pejabat lain yang berwenang kepada Kepala G u d a n g u n t u k mengeluarkan d a n m e n y e r a h k a n barang kepada pihak lain 12. BAST adalah Berita Acara Serah T e r i m a Beras R A S K I N berdasarkan SPA dari B u p a t i Batang/Ketua T i m Koordinasi R a s k i n Kabupaten d a n ditandatangani antara P e r u m Bulog dan Pelaksana Distribusi 13. DPM-1 adalah Model Daftar Penerima Manfaat R A S K I N di Desa/kelurahan 14. DPM-2 adalah Model Daftar Penjualan R A S K I N di Desa/kelurahan 15. HPB adalah Harga Penjualan Beras secara t u n a i sebesar Rp. 1.600/Kg netto di T D 16. MBA-0 adalah Model Rekap B A S T di tingkat Kecamatan 17. M B A - i adalah Model Rekap M B A - 0 di tingkat Kabupaten Batang 18. MBA-2 adalah Model Rekap M B A - 1 di tingkat Provinsi 19. SPPB adalah S u r a t Perintah Penyerahan Barang dari Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog kepada Satker R A S K I N 5

20. TT-HP RASKIN adalah Model T a n d a T e r i m a U a n g Hasil Penjualan R A S K I N dari Pelaksana distribusi kepada Satker R A S K I N 2 1. C/PM adalah U n i t Pengaduan Masyarakat 22. PPLS-11 adalah Pendataan Program Pelindungan Sosial T a h u n 2 0 1 1 yang d i l a k u k a n oleh B a d a n Pusat statistik (BPS) 6

B A B II PRINSIP P E N G E L O L A A N Prinsip Pengelolaan R A S K I N adalah s u a t u nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan a t a u a c u a n d a l a m setiap pengambilan k e p u t u s a n m a u p u n tindakan yang a k a n diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan RASKIN. Nilai-nilai dasar tersebut diyakini m a m p u mendorong t e r w u j u d n y a t u j u a n Program RASKIN. A d a p u n prinsip nilai-nilai dasar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keberpihakan kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) RASKIN B e r m a k n a m e n g u s a h a k a n R T S - P M dapat memperoleh beras kualitas baik, c u k u p sesuai alokasi d a n terjangkau. 2. Transparansi B e r m a k n a m e m b u k a akses informasi kepada p e m a n g k u kepentingan R A S K I N t e r u t a m a R T S - P M, yang h a r u s mengetahui d a n m e m a h a m i adanya kegiatan R A S K I N serta dapat m e l a k u k a n pengawasan secara mandiri. 3. Partisipasi B e r m a k n a mendorong masyarakat t e r u t a m a R T S - P M R A S K I N berperan secara aktif dalam setiap tahapan pelaksanaan program R A S K I N m u l a i dari tahap perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan d a n pengendalian. 4. Akuntabilitas B e r m a k n a b a h w a setiap pengelolaan kegiatan R A S K I N h a r u s dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat setempat m a u p u n kepada s e m u a pihak yang berkepentingan sesuai dengan p e r a t u r a n d a n k e t e n t u a n yang berlaku a t a u yang telah disepakati.

B A B III P E N G O R G A N I S A S I A N Organisasi pelaksana Program R A S K I N di tingkat Kabupaten Batang adalah T i m F?ASKIN Kabupaten Batang, Kecamatan d a n Desa/Kelurahan, yang keanggotaannya terdiri dari instansi Pemerintahan D a e r a h yang terkait, P e r u m Bulog dan pihak lain yang diperlukan. Penanggungjawab perencanaan, pelaksanaan, sosialisasi, p e m a n t a u a n d a n evaluasi R A S K I N di tingkat Kabupaten Batang adalah B u p a t i selaku penanggungjawab program R A S K I N di wilayah Kabupaten Batang, di Kecamatan adalah Camat, di Desa/Kelurahan adalah Kepala Desa/Kelurahan. D a l a m pelaksanaanya secara fungsional dibantu oleh T i m R A S K I N Kabupaten serta berbagai pihak yang dipandang perlu seperti Perguruan Tinggi d a n institusi kemasyarakatan lainnya. Penanggungjawab penyediaan, pendistribusian beras R A S K I N dari gudang P e r u m Bulog sampai ke T D m a u p u n penyelesaian administrasi d a n pembayarannya adalah Ka. Subdivre W i l V I Pekalongan P e r u m Bulog sesuai tingkatan wilayahnya, yang dilaksanakan oleh Satker RASKIN. Penanggungjawab pendistribusian beras R A S K I N dari T D sampai kepada Penerima Manfaat m a u p u n Penyelesaian administrasi d a n pembayarannya adalah Camat, Kepala Desa/Kelurahan, yang dilaksanakan oleh Pelaksana Distribusi dan dipantau oleh T i m Kabupaten Batang d a n Kecamatan. A. T I M K O O R D I N A S I R A S K I N K A B U P A T E N B A T A N G Sekretaris D a e r a h Kabupaten Batang sebagai penanggungjawab program R A S K I N di Kabupaten Batang bertanggung jawab atas pengalokasian Pagu R A S K I N bagi s e l u r u h R T S - P M RASKIN, penyediaan d a n pendistribusian beras, penyelesaian pembayaran H P B dan administrasi distribusi R A S K I N di wilayah Kabupaten Batang. U n t u k penyelenggaraan program R A S K I N diwilayah Kabupaten Batang m e m b e n t u k T i m Koordinasi R A S K I N sbb : 1. K e d u d u k a n T i m R A S K I N Kabupaten Batang adalah pelaksana program R A S K I N di Kabupaten Batang, yang b e r k e d u d u k a n dibawah d a n bertanggungjawab kepada B u p a t i Batang. 8

2. Tugas T i m Icoordinasi R A S K I N tingkat Kabupaten Batang m e m p u n y a i tugas m e l a k u k a n koordinasi perencanaan, anggaran, pelaksanaan distribusi, monitoring d a n evaluasi d a n m e n e r i m a pengaduan dari masyarakat serta melaporkan pelaksanaan program R A S K I N di wilayah Kabupaten Batang 3. Fungsi D a l a m m e l a k s a n a k a n tugas tersebut, T i m koordinasi R A S K I N Kabupaten Batang m e m p u n y a i fungsi : a) Koordinasi perencanaan d a n penganggaran Program R A S K I N di Kabupaten Batang. b) Pelaksanaan verifikasi data RTS-PM. c) P e n y u s u n a n P e t u n j u k Teknis Pelaksanaan Program R A S K I N di Kabupaten Batang. d) Fasilitasi lintas pelaku, sosialisasi Program R A S K I N di Kabupaten Batang. e) Perencanaan distribusi Raskin. f) Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas d a n fungsi T i m Koordinasi FIASKIN Kecamatan d a n pelaksana distribusi R A S K I N di Desa/Kelurahan. g) P e m a n t a u a n d a n evaluasi pelaksanaan Program R A S K I N di Kecamatan, Desa/Kelurahan. h) Pelaporan pelaksanaan R A S K I N kepada T i m Koordinasi R a s k i n Provinsi. 4. S t r u k t u r d a n T i m R A S K I N Kabupaten Batang T i m Koordinasi R A S K I N Kabupaten Batang terdiri dari penanggungjawab, Ketua, Sekretaris, d a n beberapa bidang antara lain: Perencanaan, Pelaksanaan Distribusi, Monev d a n Pengaduan Masyarakat yang ditetapkan dengan K e p u t u s a n B u p a t i Batang. Keanggotaan T i m Koordinasi Kabupaten Batang terdiri dari : T I M K O O R D I N A S I R A S K I N 1) Penanggungjawab 2) Pengarah 3) Ketua 4) Sekretaris 5) Anggota B u p a t i Batang W a k i l B u p a t i Batang Sekretaris D a e r a h Kab. Batang Asisten II Sekda Kab. Batang Kasub Divre Wil. V I Pekalongan 9

6) Anggota : Inspektur Kab. Batang 7) Anggota : Kepala Bapermades Kab. Batang 8) Anggota : Kepala BPS Kab. Batang B. T I M K O O R D I N A S I R A S K I N K E C A M A T A N C a m a t sebagai penanggungjawab di wilayahnya bertanggung jawab atas pelaksanaan distribusi RASKIN, penyelesaian pembayaran H P B dan administrasi distribusi R A S K I N di wilayahnya. U n t u k penyelenggaraan program R A S K I N di wilayahnya C a m a t m e m b e n t u k T i m Koordinasi R A S K I N sebagai berikut : 1. K e d u d u k a n T i m koordinasi R A S K I N Kecamatan adalah pelaksana program R A S K I N di Kecamatan, yang b e r k e d u d u k a n dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat. 2. Tugas T i m koordinasi R A S K I N Kecamatan m e m p u n y a i tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring d a n evaluasi pelaksanaan program R A S K I N serta m a l a p o r k a n hasilnya kepada T i m Koordinasi Kabupaten Batang 3. Fungsi D a l a m m e l a k s a n a k a n tugas tersebut, T i m koordinasi R A S K I N Kecamatan m e m p u n y a i fungsi : a) Perencanaan distribusi R A S K I N di Kecamatan, b) Pelaksanaan verifikasi data R T S - P M. c) Fasilitasi lintas pelaku, sosialisasi R A S K I N di Kecamatan. d) Penyediaan d a n pendistribusian RASKIN. e) Penyelesaian administrasi d a n H P B RASKIN. f) Pembinaan terhadap pelaksanaan Distribusi R A S K I N di Desa/Kelurahan. g) P e m a n t a u a n d a n evaluasi pelaksanaan Program R A S K I N di Desa/Kelurahan. h) Pelaporan pelaksanaan F ^ S K I N sesuai dengan format LT-0 setiap t r i w u l a n kepada T i m Koordinasi R A S K I N Kabupaten Batang. 10

4. S t r u k t u r d a n T i m R A S K I N Kecamatan T i m Koordinasi R A S K I N Kecamatan terdiri dari : a) Penanggungjawab b) Ketua c) Sekretaris d) Anggota C a m a t Sekretaris Kecamatan Salah satu Kasi yang d i t u n j u k C a m a t - Aparat Kecamatan - Tenaga Kerja Sosial Kecamatan ( T K S K ) C. PELAKSANA D I S T R I B U S I R A S K I N D E S A / K E L U R A H A N Kepala D e s a / L u r a h sebagai penanggungjawab di tingkat desa/kelurahan bertanggungjawab atas pelaksanaan distribusi RASKIN, penyelesaian pembayaran H P B d a n administrasi distribusi R A S K I N di wilayahnya. U n t u k pelaksanaan distribusi R A S K I N di wilayahnya Kepala D e s a / L u r a h dapat m e m i l i h d a n m e n e t a p k a n salah satu dari 3 (tiga) alternatif pelaksana distribusi R A S K I N y a i t u : > Kelompok Kerja (Pokja); > W a r u n g Desa (Wardes); > Kelompok Masyarakat (Pokmas). P e m b e n t u k a n P o k m a s d a n w a r u n g Desa diatur d a l a m Pedoman Teknis tersendiri yang m e r u p a k a n bagian tidak terpisahkan dari P e t u n j u k Teknis RASKIN. 1. K e d u d u k a n Pelaksana Distribusi R A S K I N b e r k e d u d u k a n dibawah d a n bertanggungjawab kepada Kepala D e s a / L u r a h 2. Tugas Pelaksanaan Distribusi R A S K I N m e m p u n y a i tugas memeriksa, m e n e r i m a d a n m e n y e r a h k a n beras, m e n e r i m a u a n g pembayaran H P B dan m e n y e t o r k a n n y a kepada Satker paling lambat 3 X 24 j a m setelah penjualan R A S K I N serta menyelesaikan administrasi. 3. Fungsi a) Pemeriksaan d a n penerimaan/penolakan R A S K I N dari Satker di T D. b) Pendistribusian d a n penyerahan R A S K I N kepada R T S - P M di Titik Bagi (TB) 11

c) Penerimaan H P B R A S K I N dari R T S - P M secara t u n a i d a n menyetorkan ke rekening b a n k yang d i t u n j u k Divre/Sub-divre/Kasilog P e r u m B U L O G a t a u menyetor langsung secara t u n a i kepada Satker R A S K I N d) Penyelesaian administrasi distribusi R A S K I N y a i t u Berita Acara Serah T e r i m a (BAST) d a n Daftar Penjualan Beras sesuai model D P M - 2. D. S A T K E R R A S K I N a. K e d u d u k a n Satker R A S K I N b e r k e d u d u k a n dibawah d a n bertanggungjawab kepada Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog P e r u m B U L O G sesuai tingkatanya. b. Organisasi Satker R A S K I N terdiri dari : a) Ketua b) Anggota c. Tugas Satker R A S K I N m e m p u n y a i tugas memeriksa, mengantar dan m e n y e r a h k a n R A S K I N kepada pelaksana distribusi, menyelesaikan adminitrasi RASKIN, m e n e r i m a u a n g pembayaran H P B d a n menyetorkan H P B R A S K I N kepada B a n k Koresponden yang d i t u n j u k a t a u m e n e r i m a tanda b u k t i setor pembayaran H P B RASKIN. d. Fungsi a) Pengantaran d a n penyerahan R A S K I N ke pelaksana distribusi di TD. b) Penggantian R A S K I N yang ditolak oleh R T S - P M karena tidak m e m e n u h i standar kualitas. c) Penerimaan H P B R a s k i n dari Pelaksana Distribusi R A S K I N d a n m e n y e t o r k a n ke rekening H P B B U L O G a t a u m e n e r i m a tanda b u k t i setor pembayaran H P B RASKIN. d) Penyelesaian administrasi distribusi R A S K I N y a i t u Delivery Order (DO), BAST, Rekap B A S T di Kecamatan (model MBA-0) d a n pembayaran H P B (tanda terima/kuitansi d a n b u k t i setor bank) serta m e n g u m p u l k a n D P M - 2 dari T D. e) Pelaporan pelaksanaan tugas, antara lain: realisasi j u m l a h distribusi beras, setoran H P B d a n B A S T di wilayah kerjanya kepada Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog P e r u m B U L O G secara periodik setiap bulan. 12

B A B IV M E K A N I S M E P E R E N C A N A A N P R O G R A M Kegiatan perencanaan meliputi penetapan pagu R A S K I N nasional sampai dengan tingkat Desa/Kelurahan berdasarkan data R u m a h Tangga Sasaran (RTS) BPS, Penetapan R u m a h Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) berdasarkan kesepakatan hasil m u s y a w a r a h Desa/Kelurahan d a n rencana pendistribusian RASKIN. A, Pagu Raskin 1. Penetapan Pagu a. Penetapan pagu R A S K I N Nasional didasarkan pada data R T S hasil PPLS-11 B P S d a n diolah berdasarkan r u m u s a n yang telah diuji keakuratannya. Pagu RASKIN u n t u k setiap Provinsi ditetapkan oleh Deputi M e n k o Kesra Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial dan P e r u m a h a n Rakyat selaku Ketua Pelaksana T i m Koordinasi R A S K I N Pusat. b. Pagu R A S K I N disuatu wilayah baik di Desa/Kelurahan, Kabupaten Batang dan Provinsi yang tidak dapat didistribusikan, tidak dapat dialihkan ke wilayah lain. c. Apabila pagu R A S K I N di s u a t u wilayah tidak dapat didistribusikan sampai 3 1 Desember m a k a sisa pagu tersebut tidak dapat disalurkan pada t a h u n berikutnya. d. Pemerintah Kabupaten dapat m e m b u a t kebijakan u n t u k m e n a m b a h pagu R A S K I N bagi r u m a h tangga yang dianggap m i s k i n dan tidak t e r m a s u k d a l a m data R T S hasil PPLS-11 BPS. Kebijakan i n i didanai oleh A P B D sesuai dengan k e m a m p u a n n y a masing-masing. B. Penetapan r u m a h Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) 1. RTS yang berhak m e n d a p a t k a n R A S K I N adalah R T S yang terdaftar dalam PPLS-11 BPS sebagai R T S di Desa/Kelurahan. 2. D a l a m rangka mengakomodir adanya d i n a m i k a R T S di setiap desa/kelurahan, m a k a diperlukan M u d e s / M u s k e l u n t u k m e n e t a p k a n kebijakan lokal: a. M e l a k u k a n verifikasi n a m a RTS hasil pendataan B P S yang s u d a h tidak layak a t a u p i n d a h alamat keluar desa/kelurahan dapat diganti oleh R T M yang b e l u m terdaftar sebagai RTS d a n dinilai layak. Sedangkan u n t u k R T S yang meninggal d u n i a diganti oleh salah satu anggota Kepala r u m a h tangganya. Apabila R T S yang meninggal d u n i a 13

m e r u p a k a n r u m a h tangga tunggal (tidak m e m i l i k i anggota r u m a h tangga) dapat digantikan oleh R T M yang b e l u m terdaftar d a n dinilai layak. b. Hasil verifikasi M u d e s / M u s k e l d i m a s u k a n d a l a m daftar R T S - P M sesuai Model D P M - 1, yang ditetapkan oleh Kepala D e s a / L u r a h d a n disahkan oleh Camat. c. Hasil verifkasi R T S - P M dilaporkan oleh C a m a t kepada T i m Koordinasi Raskin Kabupaten Batang. d. R u m a h Tangga M i s k i n yang dinilai layak m e n e r i m a oleh Pemerintah Provinsi d a n Kabupaten Batang serta b e l u m terdaftar sebagai R T S hasil PPLS-11 BPS, m a k a dapat diberikan R A S K I N daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan d a n Belanja D a e r a h (APBD)selama A P B D Kabupaten Batang m e n c u k u p i. e. Perubahan j u m l a h R T S di setiap Desa/Kelurahan tidak diperbolehkan m e n g u b a h pagu wilayah setempat. C. Penetapan Titik Distribusi 1. Lokasi T D bertempat di Desa/Kelurahan 2. Lokasi T D dapat di tempat Iain atas kesepakatan tertulis antara Pemerintah Kabupaten Batang dan Divre/Subdivre/Kansilog P e r u m B U L O G setempat. D. Penganggaran 1. Anggaran subsidi R A S K I N disediakan d a l a m DIPA A P B N t a h u n berjalan. 2. Biaya operasional R A S K I N dari gudang B U L O G sampai dengan T D menjadi tanggung jawab P e r u m B U L O G. 3. Biaya transportasi R A S K I N dari T D sampai ke R T S - P M menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten. 4. U n t u k m e n i n g k a t k a n efektifitas penyaluran R A S K I N dari Titik Distribusi kepada RTS, m a k a Pemerintah Kabupaten berperan m e m b e r i k a n kontribusi u n t u k memperlancar pelaksanaan Program RASKIN. 5. Biaya penyelenggaraan Program R A S K I N t e r m a s u k biaya sosialiasasi, koordinasi, monitoring, evaluasi dan Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) yang dipergunakan u n t u k m e n d u k u n g T i m Koordinasi R A S K I N Pusat dibiayai dari A P B N d a n / a t a u Biaya Operasional Program P e r u m B U L O G. 6. Kegiatan T i m Koordinasi R A S K I N Kabupaten, Kecamatan, Pelaksanaan Distribusi R A S K I N d a n Satker R A S K I N dibiayai dari A P B D d a n / a t a u B O P P e r u m B U L O G. 14

7. U n t u k biaya operasional dari S u b Divre W i l a y a h V I Pekalongan sebesar Rp. 28,- per Kg dengan perincian sebagai berikut : 1. Tingkat Kabupaten : Rp. 7, - / Kg 2. Tingkat Kecamatan : Rp. 8,- / Kg 3. Tingkat Desa/Kelurahan : Rp. 13,- / Kg 15

B A B V M E K A N I S M E P E L A K S A N A A N P R O G R A M Mekanisme Distribusi d a n Administrasi Pendistribusian beras dari G u d a n g B U L O G ke titik distribusi di Desa/Kelurahan a t a u tempat lain yang telah disepakati tertulis antara Pemerintah Kabupaten Batang dengan Ka. Subdrive W i l V I Batang P e r u m B U L O G sebagai berikut: 1. Sekretaris D a e r a h Kabupaten Batang/Ketua T i m Koordinasi R a s k i n Kabupaten Batang m e n e r b i t k a n Surat P e r m i n t a a n Alokasi (SPA) kepada Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog P e r u m Bulog berdasarkan pagu R a s k i n d a n rincian di masing-masing Kecamatan d a n Desa/Kelurahan. 2. Berdasarkan SPA, Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog P e r u m B U L O G menerbitkan S P B B / D O beras u n t u k masing-masing Kecamatan d a n Desa/Kelurahan kepada Satker Raskin. 3. Berdasarkan S P P B / D O, Satker Raskin mengambil beras digudang P e r u m B U L O G d a n m e n y e r a h k a n n y a kepada Pelaksana Distribusi R A S K I N di T D. 4. T i m Koordinasi R A S K I N Kecamatan a t a u Pelaksana Distribusi m e l a k u k a n pemeriksaan kualitas d a n kuantitas R a s k i n yang diserahan oleh Satker di TD. 5. Apabila terdapat R A S K I N yang tidak sesuai dengan kualitas d a n kuantitas beras B U L O G, m a k a T i m Koordinasi FIASKIN Kecamatan a t a u Pelaksana Distribusi h a r u s m e n o l a k d a n m e n g e m b a l i k a n n y a kepada Satker R a s k i n u n t u k diganti dengan kualitas d a n k u a n t i t a s yang sesuai. 5. Pelaksana Distribusi R a s k i n m e n y e r a h k a n R A S K I N kepada R T S - P M sebanyak 15 K g / R T S / B u l a n. 7. Apabila di Titik Bagi (TB) j u m l a h R T S melebihi data R T S - P M hasil PPLS-11 BPS, m a k a Pokja F ^ S K I N tidak diperkenankan u n t u k membagi R A S K I N kepada R u m a h Tangga M i s k i n yang tidak terdaftar d a l a m D P M - 1. 8. Apabila distribusi R A S K I N kepada R T S - P M tidak dapat dilaksanakan di T D, m a k a Pemerintah Kabupaten Batang h a r u s mendistribusikan R A S K I N dari T D ke Titik Bagi (TB) sampai ke R T S - P M 9. Apabila terdapat alokasi R A S K I N yang tidak terdistribusikan kepada RTS- PM, m a k a h a r u s dikembalikan ke P e r u m B U L O G u n t u k dikoreksi administrasi penyalurannya. 16

B. Mekanisme Pembayaran d a n Administrasi 1. Pembayaran (HPB) R A S K I N dari R T S - P M kepada pelaksana Distribusi pada prinsipnya d i l a k u k a n secara t u n a i Rp. 1.600,- /Kg netto di Titik Distribusi. 2. Uang H P B R A S K I N yang diterima Pelaksana Distribusi dari R T S - P M h a r u s langsung diserahkan kepada S A T K E R R A S K I N a t a u disetor langsung ke rekening H P B B U L O G melalui B a n k setempat yang d i t u n j u k oleh Pelaksana Distribusi. 3. Atas pembayaran H P B R A S K I N tersebut, d i b u a t k a n T a n d a Terima Pembayaran (TT-HP RASKIN) rangkap 3 oleh S A T K E R RASKIN. H P B RASKIN yang disetor ke B a n k oleh Pelaksana Distribusi R A S K I N h a r u s disertai b u k t i setor asli T T - H P R A S K I N diberikan kepada pelaksana Distribusi R A S K I N setelah d i l a k u k a n konfirmasi ke B a n k yang bersangkutan. 4. Pelaksana Distribusi R a s k i n tidak dibenarkan m e n u n d a penyerahan H P B Raskin kepada S A T K E R R A S K I N a t a u Rekening H P B B U L O G di bank. 5. Apabila Pelaksana Disdtribusi R a s k i n m e l a k u k a n perbuatan m e l a w a n h u k u m, m a k a T i m Koordinasi Raskin Kabupaten a k a n mencabut p e n u n j u k a n sebagai Pelaksana Distribusi R a s k i n d a n melaporkan kepada penegak h u k u m. U n t u k kelancaran distribusi R a s k i n selanjutnya, m a k a Kepala D e s a / L u r a h m e n u n j u k pengganti Pelaksana Distribusi Raskin. 5. Apabila Aparat Desa/Kelurahan yang d i t u n j u k sebagai penanggungjawab pelaksanaan penyaluran R a s k i n d a n pembayaran H P B m e l a k u k a n perbuatan m e l a w a n h u k u m a t a u m e n y a l a h g u n a k a n u a n g Raskin, m a k a T i m Koordinasi R a s k i n Kabupaten a k a n m e n c a b u t p e n u n j u k a n sebagai pelaksana sekaligus penanggungjawab di Desa/Kelurahan d a n melaporkan kepada penegak h u k u m. U n t u k kelancaran distribuisi R a s k i n selanjutnya, m a k a C a m a t e n u n j u k pelaksana distribusi didesa sebagai penggantinya. 7. Pemerintah Kabupaten Batang/Kecamatan/Desa/Kelurahan h a r u s m e m b a n t u kelancaran pembayaran H P B R A S K I N a t a u dapat m e m b e r i k a n dana talangan dari A P B D a t a u dari sumber-sumber d a n a lainnya bagi RTS- P M yang tidak m a m p u m e m b a y a r tunai. 17

B A B V I P E N G E N D A L I A N D A N P E L A P O R A N Pengendalian 1. Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja pelaksanaan R A S K I N sesuai dengan lingkup tanggung jawab masing-masing instansi d i u k u r berdasarkan: a. Tepat Sasaran Penerima Manfaat, R A S K I N h a n y a diberikan kepada RTS- P M R A S K I N hasil M u s y a w a r a h Desa/Kelurahan yang terdaftar d a l a m Daftar Penerima Manfaat (DPM-1) dan diberi identitas (Kartu R A S K I N a t a u b e n t u k lain) b. Tepat J u m l a h, J u m l a h beras R A S K I N yang m e r u p a k a n h a k R T S - P M sesuai dengan k e t e n t u a n yang berlaku y a i t u sebanyak 15 Kg/RTS/bulan selama 12 b u l a n c. Tepat Harga, Harga tebus R A S K I N adalah sebesar Rp. 1.600,- /Kg netto di Titik Distribusi a t a u tempat lain yang ditetapkan. d. Tepat W a k t u, W a k t u pelaksanaan distribusi beras kepada R T S - P M R A S K I N sesuai dengan Rencana Distribusi e. Tepat Administrasi, Terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap d a n tepat w a k t u - f. Tepat Kualitas, T e r p e n u h i n y a persyaratan kualitas beras sesuai dengan standar kualitas beras 2. Monitoring d a n Evaluasi B U L O G a. Monitoring d a n evaluasi program R a s k i n bertujuan u n t u k mengetahui ketepatan realisasi pelaksanaan Program R A S K I N d a n permasalahannya. b. Monitoring d a n evaluasi dilaksanakan secara berjenjang oleh T i m Koordinasi Kabupaten Batang d a n Kecamatan. c. W a k t u pelaksanaan monitoring dan evaluasi program R A S K I N d i l a k u k a n secara r u t i n a t a u sesuaikan dengan k e b u t u h a n d. Hasil monitoring d a n evaluasi dibahas secara berjenjang dalam Rapat T i m Koordinasi Kabupaten Batang d a n Kecamatan sesuai dengan lingkup d a n bobot permasalahanya u n t u k ditindaklanjuti, serta sebagai b a h a n pertimbangan d a l a m p e n y e m p u r n a a n program. e. Monitoring d a n Evaluasi dilaksanakan dengan metode k u n j u n g a n lapangan, rapat koordinasi d a n pelaporan. 18

3. Pengawasan a. Pengawasan pelaksanaan Program R A S K I N d i l a k u k a n secara fungsional. b. Pengawasan m a s y a r a k a t pada prinsipnya t e r b u k a d a n d i l a k u k a n melalui m e k a n i s m e yang berlaku. 4. Pengaduan Masyarakat a. Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) m e r u p a k a n bagian dari T i m Koordinasi R A S K I N Pusat di b a w a h koordinasi Kementerian D a l a m Negeri. b. U P M di Kabupaten Batang di b a w a h koordinasi B a d a n / K a n tor/dinas (SKPD) yang membidangi pemberdayaan masyarakat. c. Pengelola U P M bertugas u n t u k menerima, menyelesaikan, mendistribusikan pengaduan masyarakat kepada instansi yang terkait u n t u k m e n i n d a k lanjuti. d. Unit pengaduan ditingkat kab/kota, provinsi, d a n pusat m e m b u a t laporan secara berkala tentang pengaduan yang diterima, tindak lanjut dan rekomendasi u n t u k perbaikan Program Raskin. Laporan tersebut menjadi bagian dari pelaporan yang diatur d a l a m bab V I. B. Pelaporan 1) T i m Koordinasi R A S K I N Kecamatan melaporkan pelaksanaan program R A S K I N kepada C a m a t sebagai penanggungjawab di Kecamatan d a n selanjutnya melaporkan kepada T i m Koordinasi R a s k i n Kabupaten Batang secara periodik setiap t r i w u l a n sesuai metode Laporan t a h u n a n - 0 (LT-0) 2) T i m Koordinasi R A S K I N Kabupaten Batang m e l a p o r k a n kepada B u p a t i Batang sebagai penanggung jawab pelaksana program R a s k i n di Kabupaten Batang d a n selanjutnya melaporkan kepada T i m Koordinasi Raskin Provinsi secara periodik setiap t r i w u l a n sesuai model L T - 1. 3) Laporan a k h i r pelaksanaan program R a s k i n t a h u n 2 0 1 6 dibuat oleh T i m Koordinasi R A S K I N Pusat, Provinsi d a n Kabupaten Batang pada A k h i r T a h u n. 4) Secara internal S u b Divre/Kansilog melaporkan realisasi pelaksanaan distribusi R a s k i n secara m i n g g u a n kepada Kadivre setiap h a r i J u m ' a t d a n akhir bulan sesuai model M L - 1. Divre melaporkan realisasi distribusi Raskin di wilayahnya secara mingguan, setiap h a r i Selasa di Kantor Pusat P e r u m B U L O G. 5) P e r u m B U L O G m e l a p o r k a n pelaksanaan pendistribusian R A S K I N kepada Ketua T i m Koordinasi R A S K I N Pusat setiap bulan. 19

B A B VII SOSIALISASI Sosialiasi Program R a s k i n adalah kegiatan u n t u k m e m b e r i k a n informasi yang lengkap d a n benar kepada s e l u r u h pihak yang berkepentingan Program RASKIN. Melalui sosialisasi Program RASKIN, d i h a r a p k a n dapat m e n i n g k a t k a n efektivitas pelaksanaan Program R A S K I N sehingga dapat mencapat target 6 Tepat. Sosialisasi Program R a s k i n dapat d i l a k u k a n secara berjenjang dari T i m Koordinasi R a s k i n Pusat sampai ke RTS-PM. 1. T i m Koordinasi R a s k i n Pusat m e l a k u k a n sosialisasi kepada T i m Koordinasi Raskin Provinsi. 2. T i m Koordinasi R a s k i n Provinsi m e l a k u k a n sosialisasi kepada T i m Koordinasi R a s k i n Kabupaten Batang. 3. T i m Koordinasi R a s k i n Kabupaten Batang m e l a k u k a n sosialisasi kepada T i m Koordinasi R a s k i n Kecamatan. 4. T i m Koordinasi R a s k i n Kecamatan m e l a k u k a n sosialisasi kepada pelaksana distribusi d a n R T S - P M. Metode sosialisasi dapat d i l a k u k a n melalui media massa, cetak, elektronik dan media lainnya, serta p e r t e m u a n secara langsung kepada s e m u a p e m a n g k u kepentingan secara berjenjang. 20

B A B VIII P E N U T U P Petunjuk Teknis R a s k i n Kabupaten Batang m e r u p a k a n dasar pelaksanaan Program R a s k i n di Kabupaten Batang yang d i s u s u n dengan mengacu pada Pedoman Pelaksanaan Program R a s k i n J a w a Tengah d a n dari Pedoman U m u m Raskin Nasional. P e t u n j u k Teknis ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan Program Raskin Kabupaten Batang. B U P A T I B A T A N G Y O Y O K RIYO S U D I B Y O 2 1